Bab 264. MEMENUHI PANGGILAN KAKEK SUGENG BUWONO “Sebenarnya ada apa sih? Kenapa kamu seperti orang bingung setelah memandangi layar ponselmu?” kata Jaka kelud sambil menatap Intan Warsito dengan tatapan penuh selidik. “Tidak apa-apa, hanya saya merasa ada yang aneh dengan tante Melati. Bukankah semalam kita baru saja ke rumah mereka? Kenapa sekarang mereka meminta saya untuk mengajak kamu menemuinya? Apalagi tante Melati juga menambahkan, kalau yang meminta kamu datang adalah kakek Sugeng.” “Oh… hanya itu saja, kirain ada apa? Kalau kakek Sugeng meminta kita untuk datang lagi, kenapa kita harus menolaknya? Jawab pesan tante Melati, kalau kita akan datang ke rumah mereka selepas pulang kuliah.” “Baiklah, saya akan segera membalas pesan tante Melati.” Waktu berlalu dengan cepat, hari ini jam kuliah mereka sangatlah padat, mereka keluar dari kampus ketika waktu menunjukkan pukul empat sore. Karena sudah punya janji dengan Melati Sugiri, maka m
Bab 263. HASIL TES DNA YANG MENGEJUTKAN “Hasil uji Laboratorium antara DNA milik Jaka Kelud dan DNA milik Rustam Buwono adalah 99, 878% identik,” gumam Sugeng Buwono dengan suara bergetar saat membaca hasil uji laboratorium milik Rustam Buwono. Meskipun suara yang keluar dari mulut Sugeng Buwono tidak terlalu keras, akan tetapi bisa di dengar jelas oleh Rustam Buwono dan Melati Sugiri yang ada di dekatnya. “Ayah,coba saya melihat hasil labnya,” pinta Rustam Buwono sambil merebut kertas hasil laboratorium di tangan Sugeng Buwono. Tangan Sugeng Buwono seakan tanpa daya, seakan otot-ototnya menjadi lemas, bahkan dia tidak menyadari kalau hasil uji labnya diambil Rustam Buwono. Dengan ekspresi penuh dengan penasaran, Rustam Buwono segera membaca hasil tes uji laboratorium di tangannya. Demikian juga dengan Melati Sugiri, dia segera mendekat kearah Rustam Buwono dan mereka membaca bersamaan hasil tes DNA di tangan Rustam Buwono. “Ya Alloh… ternyata… Jak
Bab 262. KABAR DARI KLINIK DAN LABORATORIUM TES DNA Waktu berlalu dengan cepat, saat ini hari telah berganti, malam telah berganti siang. Di Mansion keluarga Buwono suasana cukup tegang sejak pagi hari, kakek Sugeng Buwono terlihat berjalan mondar-mandir di ruang keluarga. Sementara Rustam Buwono dan Melati Sugiri hanya duduk sambil memandangi kakek Sugeng yang sedang tegang menunggu kabar dari pihak klinik laboratorium yang sedang melakukan tes DNA rambut milik Jaka Kelud. Kring… kring… kring….Terdengar suara ponsel milik kakek Sugeng berbunyi sebagai tanda kalau ada orang yang menghubunginya. Segera saja kakek Sugeng mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja, keningnya mengernyit ketika melihat nomor telepon tanpa nama yang berarti yang meneleponnya adalah nomor baru. “Assalamu’alaikum, Hallo, ini siapa?” kata kakek Sugeng begitu menekan tombol jawab pada ponselnya. “Wa’alaikum salam, saya dokter Raharjo dari Klinik dan laboratorium Am
Bab 261. TES DNA Sesampainya di ruang keluarga, kakek Sugeng Buwono segera mengeluarkan beberapa helai rambut milik Jaka Kelud. “Kalian berdua lihat, apa yang ada di tanganku ini?” Rustam Buwono dan Melati Sugiri segera memfokuskan pandangannya ke tangan Sugeng Buwono. Mereka berdua tampak saling pandang setelah melihat apa yang di tangan Sugeng Buwono. “Ada apa dengan rambut di tangan ayah? Rambut siapa itu?” kata Rustam Buwono yang tidak bisa menahan rasa penasarannya. “Ha ha ha ha… apa kalian tidak tahu milik siapa rambut ini?” Kedua orang pria dan wanita paruh baya itu hampir secara bersamaan menggelengkan kepalanya. Pandangan mata mereka memancarkan ekspresi kebingungan, hal ini tentu saja semakin membuat Sugeng Buwono tersenyum semakin lebar. “Kalian jangan terkejut setelah saya mengatakannya, rambut ini milik Jaka Kelud.” “Apa? Bagaimana ayah bisa mengambil rambut Jaka Kelud? Apa maksud ayah?” kata Rustam Buwono
Bab 260. RENCANA KAKEK SUGENG BUWONO Sementara itu Rustam Buwono dan Melati Sugiri yang mendengar percakapan ayah mereka dengan Jaka kelud yang sedang ngobrol mengenai anak mereka yang sudah menghilang, ikut terbawa suasana dan hatinya merasa sedih karenanya. Bahkan dari sudut mata Melati Sugiri mengalir setetes air bening yang segera di hapus menggunakan punggung tangannya. Kemudian Sugeng Buwono menatap mata Jaka kelud dengan tajam, seakan tatapannya itu bisa menembus kedalam kepalanya dan sedang mengaduk-aduk isi kepalanya, untuk melihat kejujuran ataupun untuk melihat kebenaran yang mengusik hatinya. Dari keluarga Buwono yang merasakan sebuah perasaan aneh saat melihat Jaka Kelud, hanya Melati Sugiri dan Sugeng Buwono saja. Sedangkan Rustam Buwono sama sekali tidak merasakan getaran batin saat dekat dengannya. “Nak Jaka, mungkin cucu kakek jika masih hidup dia seumuran denganmu. Lihatlah anak dan menantuku itu, mereka sampai tidak punya anak laki s
Bab 259. FOTO KELUARGA RUSTAM BUWONO Bahkan Sugeng Buwono tampak kagum dengan sikap Jaka Kelud yang dengan sigap membantu Rustam Buwono untuk berjalan untuk masuk kedalam rumah. Maklumlah, tubuh Rustam Buwono masih sangat lemah untuk jalan kaki, sementara Melati Sugiri tentunya tidak terlalu kuat untuk memapah tubuhnya. Mata Jaka Kelud tampak berbinar ketika memasuki Mansion keluarga Buwono, hingga akhirnya mereka sampai di ruang keluarga yang sangat luas. Di dalam ruang keluarga ada sofa besar dan ada televisi delapan puluh inci yang menempel di dinding. Tiba-tiba saja mata Jaka Kelud seperti terhipnotis oleh deretan foto keluarga yang ada dinding ruang keluarga. Kemudian tanpa permisi terlebih dahulu kepada tuan rumah, baik kakek Sugeng Buwono maupun Rustam Buwono dan Melati Sugiri, Jaka Kelud langsung berjalan ke arah deretan foto keluarga. Tentu saja apa yang dilakukan Jaka Kelud membuat heran semua orang, mereka segera mengikuti langkah Ja