Share

Nasehat Gauri

Ben membuka pintu masuk asrama para gadis pelayan sebelum berkata, "Layla, ayo ikut denganku untuk menyiapkan tempat tidur sultan Shahzhad, pastikan semuanya rapi dan bersih, jangan lupa membawa cemilan sebelum tidur Sultan juga, Paham Layla?"

"Baik Tuan Ben," Jawab Layla semringan.

"Layla kamu sangat beruntung bisa melayani sultan malam ini," Para gadis pelayan lainnya menggoda Layla.

"Ayo Layla cepat, jangan bergosip, yang lain segera pergi ke kamar kalian masing-masing,"

Di kamar Ibu ratu Ava Alverta,

Dua orang pelayan membawa Alice kehadapan Ibu ratu, "Lepaskan saya,biarkan saya pergi, lepaskan!" Alice berteriak meronta-ronta.

Para pelayan segera membuar Alice berlutu di hadapan Ibu ratu," Diam!! Tenanglah!" Ucap Ibu ratu membuat Alice sedi tenang.

"Kasihanilah Saya ratu,, mereka telah membawa Saya dengan paksa, tolong bantu selamatkan Saya. Saya berkata seperti ini karna Saya tau anda adalah orang yang berkuasa disini, katakan pada mereka bebaskan Saya, kalau tidak Saya akan nekat untuk mengakhiri hidup Saya."

"Kamu adalah milik sutan Shahzhad, jadi Dialah yang akan memutuskan Anda hidup atau mati! Bawa Dia!!"

"Saya bukan milik seseorang, lebih baik Saya mati!"

"Lepaskan! Lepaskan Saya!! Biarrkan Saya pergi!"

"Mohon maaf ratu, Saya akan mengajari sopan santun," Kanaya datang ke hadpan sang ratu untuk meminta maaf,

"Jika Dia masih menolak dan masih berusaha untuk memberontak, hukum saja Dia!!"

Di kamar Sultan Shahzhad,

Lilin gantung mulai di nyalakan satu persatu oleh Tuan Ben yang di bantu oleh Layla, mereka mempersiapkan kamar Shahzhad.

Layla membawa napan buah-buahan, semetara Gauri sibuk membersihkan dan membersihkan tempat tidur.

Begitu para pelayan bersiap-siap membersihkan kamar Shahzhad, Aiden membuka pintu kamar, pertanda Sultan akan memasuki kamarnya, semua para pelayan tunduk Sembilan puluh derajat di hadapan Shahzhad.

Aiden segera memberi kode Gauri dan Tuan Ben untuk meninggalkan kamar itu, Saat Layla hendak mengikuti Tuan Ben dan Gauri keluar kamar, Shahzhad memegang lengan Layla sambil berkata, "Kamu tetap tinggal,"

Setelah berbicara pada Layla, Shahzhad menoleh ke arah Aiden untuk meninggalkan mereka berdua saja.

Aiden segera mengerti, undur diri dari hadapan Shahzhad.

Shahzhad menatap lekat-lekat wajah cantik Layla, dan berkata. "Siapa namamu?"

"Layla, Pangeran," Jawab Layla sembari menundukkan wajahnya.

Tangan Shahzhad meraba dagunya membuat wajahnya tegak menatap ke arahnya, saat mata mulai menelusuri lekuk tubuh Layla, matanya langsung berfokus pada bibirnya yang begitu menawan, dan indah.

"I want you," Shahzhad tanpa basa-basi langsung menindih tubuh Layla, dan menikmati kenikmatan nya.

Di asrama pelayan,

Para gadis pelayan yang baru selesai mandi, berbaris untuk diperiksa tubuhnya oleh dokter istana, satu demi persatu dari mereka mulai diperiksa mulai dari kesehatan badan hingga ke perawanan mereka.

Saat giliran Alice, tentu saja dia masih memberontak, "Lepaskan Saya, Lepaskan, Apa kami ini binatang,!!!" Teriaknya.

Mereka memegang paksa tangan Alice, dan memeriksanya dengan cepat.

Di kamar Sultan Shahzhad,

"Thanks, Kamu bisa keluar sekarang," Ucap Shahzhad pada Layla si gadis pelayan.

"Baik,pangeran,,," Jawabnya undur diri.

Saat ini Shahzhad memiliki pikiran yang tidak tenang, dia masih sangat bimbang untuk menjalankan ke Sultanannya.

"Ayah, Saya sangat takut, akankah ini menjadi tirani, Bagaimana jika kekuasaan dan semua kekayaan ini meredam hati nurani Saya, Jangan biarkan Saya tidak dapat memandangi cermin, Jagalah Saya," 

Aiden yang masih berdiri di luar kamar Shahzhad, menundukkan kepalanya, mengheningkan masa lalunya.

Bagaimana dia di pisahkan dari orang tuanya dan bagaimana dia sampai ke istana ini, semua kenangan itu membuat hatinya bersedih saat mengingatnya.

Saat hendak mengangkat kepalanya kembali, Aiden melihat Shahzhad berada tepat di depannya, "Aku kira kamu akan beristirahat Shahzhad," Ujarnya santai.

"Aku tidak bisa tidur tanpa menghirup udara menara ini terlebih dahulu, Apa yang kamu pikirkan, Apa ada yang ingin kamu minta kepadaku? Apa itu?"

"Tidak, Sultan Shahzhad yang terhormat telah mengangkat ku menjadi pengawal pribadi malam ini, lantas apa yang masih aku inginkan lagi...?"

"Aku ingin sesuatu darimu,,,,"Sela Shahzhad sebelum Aiden menyudahi perkataannya.

"Permintaanmu adalah perintah bagiku, Apa itu?" Tanya Aiden penasaran.

"Sudah saatnya kamu membangun keluarga, ini sedikit terlambat bukan?" Shahzhad tersenyum kepada Aiden.

Aiden segera menjawab, "Aku telah memiliki keluarga,"

"Bagaimana ini, Apakah kamu menikah tanpa memberi tahuku Aiden," Shahzhad cemberut kesal.

"Shahzhad, kamu pernah berkata kepadaku bahwa Aku sudah seperti adik bagimu, Apakah sekarang tidak demikian lagi?"

"Aisssh, Apakah kamu sekarang menggodaku Aiden?" Tawa mereka lepas diantara keduanya.

Di asrama pelayan,

Gauri membuka pintu asram dan menggiring semua pelayan masuk kedalam kamar, dan segera mengganti pakaian tidur mereka,

"Ayo cepat, percepat langkahmu,,,lepaskan sendal kalian diluar, silahkan berganti pakaian dan beristirahatlah," 

Karena masih sangat kesal Alice menghempaskan pakaian tidurnya ke lantai di hadapan Kanaya.

"Alice, Apa yang kamu lakukan, ambil lagi atau Aku akan mematahkan tulang tanganmu!!" Kanaya melototi Alice.

Gauri yang menyaksikan ini, langsung memarahi Alice, dan membuatnya berlutut untuk mengambil pakainya kembali.

"Kalian semua dengarkan aku!! Aku tidak akan  segan-segan akan memberimu hukuman yang berat, jika kalian memberontak saat di beri perintah, dan kalian disini dilarang menggunakan bahasa daerah! Kanya segera berbalik setelah menyampaikan aturan dasar pelayan.

Saat Kanaya keluar dari kamar itu, Gauri segera menyeret Alice dan berkata," Kalian semua disini sebagai pelayan Sultan, Jika kamu pandai bermain dengan benar, kamu tidak akan tetap menjadi budak, jaga mulutmu, ikutilah aturan disini, dan bertingkah lakulah dengan baik, Semua gadis disini dipersiapkan untuk memberi pelayanan kepada Sultan, Jika kamu terpilih, dan melahirkan seorang putra, maka kamu akan menjadi wanitanya Sultan. Dan kamu bisa menguasai dunia."  

Alice segera mencerna perkataan Gauri sembari menatap punggungnya yang menjauh dari pintu asrama.

Saat melihat Alice di seret oleh Gauri, Fraya langsung bertanya penasaran, " Apa yang dia katakan kepadamu, Alice?"

"Bukanlah hal yang penting, mari kita istirahat," Jawab Alice singkat.

Perkataan Gauri masih terngiang-ngiang oleh Alice, membuatnya risih dan tak bisa tertidur.

Kanan kirinya, yang memegang kalung yang di berikan Ibunya kepadanya, digenggamnya erat-erat berharap ini bisa membuatnya lebih tenang dan tertidur.

Saat mendengar suara Ibunya, Alice terbangun menatap ke arah tirai. Terlihat disana Ibu dan Ayahnya.

"Ibu, Ayah,,," Alice datang menghampiri mereka dan memeluk mereka secara bersamaan,

"Aku tau kalian akan datang menemuiku, untuk membawaku, bukan?" Mata Alice berkaca saat menatap kedua orang tuanya.

"Alice, kamu harus kuat, dan bertahanlah disini lebih lama, sesuatu yang baik akan kamu dapatkan," Ucap ibunya.

"Tapi Aku tidak mau disini,ini neraka bagiku, Ibu.....Ayah...." Setelah mengatakan nasehat itu, Ayah dan Ibunya lenyap, tanpa jejak.

Alice terbangun dari mimpinya, tanpa disadari tangan Alice berdarah karena kalung yang di genggamnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status