Accueil / Urban / Pewaris Tunggal Berdarah Dingin / 8. Seorang Pembuat Keributan

Share

8. Seorang Pembuat Keributan

Auteur: D'Rose
last update Dernière mise à jour: 2024-03-30 19:51:03
"Kenapa kalian belum bersiap-siap?" Zee melihat Raka tengah bermain playstation dan Genta sedang mendengarkan lagu sambil membaca buku.

"Memangnya kita mau pergi kemana?" Disela-sela permainannya Raka menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari layar televisi ukuran 163 inci.

"Apa ada yang Tuan Muda rasakan, mari kita periksa kalau begitu." Genta mulai mencabut earphone yang digunakannya.

"Jangan terlalu menundanya terlalu lama. Itu tidak baik." Sudah hampir satu bulan mereka tidak melakukan pergerakan apapun selain Raka dan Genta yang melakukan tugas masing-masing. Menyerahkan data pergerakan Tedi setiap harinya dan juga rekap medis Zee yang dilakukan pengecekan ke rumah sakit terdekat setiap minggu.

"Hm, sayangnya kami tidak bisa berada dilapangan." Jelas Genta yang tahu kearah mana pembicaraan Zee, tapi itu justru membuat dahi Zee berkerut.

"Seharusnya tugas kita sudah cukup baik, apa Kak Zee masih perlu sesuatu?" Raka sempat melirik Genta dan mereka hanya berkomunikasi lewat
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   39. Ruangan Mencurigakan

    Mereka akhirnya tertidur di gang sempit itu semalaman. Orang yang pertama bangun sepertinya Raka, sebab ketika Zee membuka mata, dia melihatnya sudah berkutat dengan laptop dan ponsel. Sementara Rafli masih tidur lelap di kursi pengemudi. Mungkin dia lelah mengemudi semalaman. Zee kebingungan tidak bisa keluar dari mobil saja, karena gang ini benar-benar pas dengan body mobil. Sangat sulit untuk membuka pintunya saja barang sedikit. Sekarang yang bisa dilakukan Zee hanya menunggu Rafli bangun. Tidak mau juga dirinya membangunkan Rafli secara paksa juga. Zee mencoba mengecek takut kalau Eva tidak mendapatkan perkembangan kabar dari misi ini. Namun ponselnya yang ternyata mati kehabisan batreai. Gerak-gerik Zee membuat fokus Raka menjadi buyar, dia bisa melihat Zee mulai tidak nyaman berada di kursi belakang lewat kaca spion tengah. “Tuan muda sudah bangun?” Suara Raka membuat Rafli jadi terbangun. Dia merenggangkan tubuhnya sejenak untuk kemudian ikut menengok kearah belakang. “Po

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   38. Pengejaran Dini Hari

    "Bisa jadi, karena kalian berdua mengintai rumah itu. Mungkin kalian juga enggak sadar sedang diperhatikan juga." "Sikap kami masih terlihat wajar dan kami rasa enggak terlalu lama berada disana." "Tetap saja, mereka bukan keluarga konglomerat biasa, sehingga pergerakan sekecil apapun bisa menjadi perhatian mereka.” Zee teridam, dalam hati membenarkan dari penjelasan dari Raka dan merenungkan sikap gegabahnya. Apa yang ditakutkan dan peringatan Rafli yang dianggap sepele oleh Zee menuai hasil yang sangat cepat. Rafli sempat melihat kearah Zee namun tidak merespon apapun. Dia cukup puas tuan mudanya akan belajar dari kesalahan. Risiko dari masalah ini masih bisa diatasi.“Itu sudah berlalu, sekarang kita harus pergi dari hotel ini. Keberadaan kita sudah ketahuan pihak luar. Tidak menutup kemungkinan keluarga Theodora juga lambat laun akan tahu.” Raka dan Zee saling menatap, menit berikutnya mereka berpencar langsung mengemasi barang bawaan masing-masing. 10 menit kemudian, mereka be

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   36. Rumah Keluarga Bagaskara

    Rekam medis milik Thea terpampang disana. Walau nama belakang Thea sudah berbeda sekarang. Itu karena Thea sudah menikah, dan bisa saja dibawa ke rumah sakit oleh suaminya. Tangan Zeyon terus saja menggulir layar laptop, Raka sengaja meninggalnya sendiri. Tidak ada yang berani mengungkit atau mengusik jika menyangkut Thea. Bahkan Eva sekaligus, kecuali jika Zeyon yang memulai pembicaraan. Itu pun mereka akan menanggapi secara netral dan profesional menurut sudut pandang mereka. Namun kesempatan itu belum pernah terjadi. Hingga hari ini, makanya dari pada Raka harus canggung bersama, Raka memtuskan untuk membeli makan malam.Mengenai suami Thea, Zeyon menemukan namanya di data wali pasien. “Arun Bagaskara.” Zeyon sedikit menarik memori beberapa belas tahun kebelakang. Anak kecil yang seumuran dengan Thea. Salah satu kolega orang tua mereka, kerap kali keduanya dipasang-pasangkan, kecocokan mereka selain dari segi fisik juga latar belakang keluarga mereka yang setara.“Anak tengil itu y

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   37. Dibalas Hal Serupa

    Rafli yang selalu terlihat kalem, ini bisa berubah juga. Apa Zeyon memang sudah keterlaluan. Tapi niatnya memang hanya untuk memastikan keterlibatan keluarga Bagaskara saja. Tidak kah sikap yang ditunjukan Rafli padanya terlalu berlebihan.Apalagi Rafli yang mengungkapkan bahwa bisa saja Zeyon membunuh dirinya. Sungguh hal konyol untuk apa menukar nyawa Rafli dengan masuk dan mengulik infomasi yang tidak seberapa dari keluarga Bagaskara. Beberapa detik kemudian, Zeyon baru berani menatap wajah Rafli yang mengeras disana dan sedikit berwarna merah. Padahal suhu didalam mobil tidak panas sama sekali, AC mobil berfungsi dengan baik. Apa Rafli berada diambang batas sabarnya. ‘Apa nyawa Rafli memang tergantung padaku. Jika terjadi apa-apa deganku. Zara mungkin akan mengambil nyawa Rafli sebagai bayaran setimpal agar keluarga ini enggak ada dendam dimasa depan.’ Untuk sementara itu kesimpulan yang bisa Zeyon ambil.Mereka kembali ke hotel dengan Rafli yang terus saja memegang tensi emosi. K

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   35. Tindakan Pencegahan Rafli

    Pintu tertutup kemudian terdengar suara pintu dikunci. Ruangan masih gelap, seperti enggan menyalakan saklar lampu. “Apa yang kamu lakukan?” Suara itu dikenali, Zeyon dengan sikap waspada langsung menyalakan lampu dan melihat sosok yang menariknya kedalam ruangan.“Rafli.” Satu tarikan napas panjang yang sedari tadi ditahannya lolos begitu saja melihat waja orang yang Zeyon kenal. “Aku hanya ingin bertemu dengannya kamu enggak usah—““Apa Anda mau semua yang kita rencanakan secara matang, berantak begitu saja karena satu tindakan bodoh dari Tuan Muda.”“Baiklah, aku hanya akan menyapa saja dan kita kembali ke rencana awal.” Zeyon sudah bergerak kearah pintu, dia takut Thea sudah pergi terlalu jauh. Sulit dikejar dan kalau mereka berada di tengah keramaian itu akan mempersulit pertemuan Zeyon dan Thea, secara diam-diam.Sebelum mencapai pintu, Rafli sudah sigap memasang badan menghalangi, Zeyon melotot melihat sikap Rafli yang seperti ini padanya. “Apa cuman itu, bagaimana kalau dengan

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   34. Hati Yang Selalu Gelisah

    Kalaupun infomasi ini muncul dan tidak yakin jika Georgio masih dalam pengawasan Tedi. Zee tetap akan muncul dan menghadapi reskio besar yang terjadi. Georgio masuk ke rumah sakit bertepatan dengan usaha Tedi melenyapkan Zee dari keluarga Theodora. Untuk memiliki harta dan kekuasaan keluarga Theodora maka jalan berikutnya yang harus Tedi tempuh yaitu menyingkirkan Georgio tentunya. Sayang, rencana Georgio selangkah lebih maju dibandingkan Tedi, Gerogio seperti sudah memprediksi semua hal ini akan terjadi di masa depan."Thea?" Dia berlari kearah Zee sambil menangis, siapa yang membuatnya menangis! Tubuh mungilnya bergetar hebat, Zee jadi memeluknya, mecoba menenangkan Thea sambil mengelus rambut panjang yang terurai berantakan dipunggunya."Zee, tolong aku. Ibu dan Ayah sangat menakutkan.""Apa?!" Zee mengendurkan pelukanya untuk melihat wajah Thea yang penuh dengan air mata."Aku mau ikut Zee kemanapun. Karena mereka berdua sudah berencana akan membunuhku.""Thea! Kemari!" Orang yang

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status