"Peluru dari shotgun sangat mematikan. 1 kali tembakan bisa saja membunuh. Tertembak di kaki, atau tangan. Itu saja sudah sangat berbahaya. Apalagi tiga buah tepat di jantung. Tapi tidak ada yang tahu semua peluru itu sudah bergerak kemana. Persentase 99% sudah mengenai organ vital. Operasi berjalan lancar, peluru dapat diambil tapi rongga yang diciptakan pelurunya tidak bisa hilang. Rasa sakitnya masih ada. Dan kemungkinan pasien mengalami kelumpuhan sementara"
"Tertembak peluru adalah perkara hidup dan mati. Satu tembakan di lengan atau kaki saja sudah bisa membuat nyawa melayang"
Aku mendengar suara berat yang sedang berbicara. Sepertinya dia dokter. Mataku masih mengantuk, nafasku berat, dan tanganku tidak bisa digerakkan. Aku tahu ini kelumpuhan. Tapi ini juga kehendak Tuhan.
Dadaku sakit. Tapi aku tidak bisa mengaduh atau mengeluarkan suara. Aku juga bisa merasakan sentuhan kulit orang. Tapi aku tetap tidak bisa bangun.
"Jantungnya lemah. Tena
Aku bersyukur karena masa koma yang kualami tidak selama seperti orang diluaran sana. Ada yang 5 bulan, 1 tahun, hingga 20 tahun pun ada. Setelah 7 hari, mataku terbuka. Yang kulihat pertama kali adalah wajah ayahku. Dia tersenyum bahagia saat melihatku. "M-m minum" Ayah dengan bergegas memberikanku segelas air putih yang ada di nakas. "Syukurlah kau sudah sadar. Kami takut kehilanganmu. Kau membuat kami khawatir. Biar ayah panggilkan dokter" Aku mengangguk. Tubuhku masih lemah, walau hanya seminggu itu rasanya seperti setahun. Tidak bergerak sama sekali, hingga punggung ku sakit. Dan kepalaku berputar-putar. Jadi seperti ini rasanya ketika bangun dari kematian. Bukan, lebih buruk dari itu. "Hai Nabilah. Kau akhirnya sadar. Tenanglah aku akan memeriksamu" Dokter Ali mencium dahiku. Aku hanya bisa mengangguk. Aku melihat keseliling ruangan. Cat berwarna putih tulang, sudah pasti aku berada di rumah sakit. "Bagaimana keadaannya dok?"
( 4 tahun sebelum koas ) Pt lll"Lo mau ke rumah sakit lagi?" Aku menganggukkan kepala. Aldo sedari tadi menanyakan hal itu. Ini yang ke-7 kalinya."Gue ikut"Aku menghentikan langkah. "Tapi kan lo ada ..""Santai"Aldo memang susah untuk dibilangin. Tampangnya saja cupu, tapi jiwanya preman. "Pake mobil gue, lo yang nyetir sekalian beliin bensin" Kulemparkan kunci mobil kearahnya. "Hap, tangkap!""Lo mau meras gue kan? Kesempatan dalam kesempitan. Dasar gila traktiran""Bodoamat"Aldo masuk, duduk di kursi sopir. Dia menancapkan kuncinya laku menekan pedal gas dan mobil pun berjalan. Jalanan cukup lenggang hingga tidak membuang-buang waktu. Hari ini aku berencana untuk mengunjungi kakakku, Noah. Dia sudah 1 tahun tinggal dirumah sakit. Keadaannya yang semakin memburuk, tidak dapat lagi rawat jalan dirumah.Dia terkena tumor otak, sudah stadium 3. Keluargaku sudah berusaha dengan sangat keras. Tapi tetap sa
ALDO'S POVAda pertanyaan besar didalam benakku saat ini. Tentang : love.Sejak 4 tahun yang lalu, aku dikenalkan dengan seorang perempuan berambut panjang bernama Nabilah. Sebenarnya saat itu aku ingin menolaknya, tapi dekan kampusku yang dulu, pak Roy namanya. Dia memaksaku, meng iming-iming dengan kata 'dia pintar' tapi aku tahu apa yang direncanakan olehnya.Dia ingin mendekatkan aku dengan Nabilah. Ayahku, adalah teman baik pak Roy saat masih SMA dulu. Ayahku sedikit menjengkelkan, dia meminta pak Roy memilihkan perempuan yang pintar dan baik untukku. What the hell is it? Right. Pak Roy akhirnya mempertemukan ku dengan Nabilah.Kesanku saat pertama kali bertemu dia terlihat sedikit.... galak, sombong. Tapi sebenarnya dia baik, setelah beberapa hari kami bersama, Nabilah mulai menunjukkan sifat aslinya. Manja, dan protektif terhadapku.Dia terlihat manis disaat marah, disaat merajuk, dan disaat serius. Semua hal yang ada didirinya
"Jadi.. Lo kesini karena dokter Alice yang suruh?" "Iya" "Kalo dokter Alice gak suruh lo gak bakal kesini gitu?" "Gak tau" Nafasku terasa berat. Fakta yang mengejutkan. Seorang sahabat yang sakit karena tertembak 3 peluru sekaligus, hampir mati dan dia dengan santainya hanya bilang 'dokter Alice yang suruh. Nyenyenye'. Sebenarnya masalahnya apa sih? Aku menyebutnya tidak dewasa sama sekali. There are many people who love him... but he doesn't appreciate it. "Keadaan ibu gue gimana?" "Tante kenapa?" Dia bahkan tidak tahu tentang itu. Sudah kuduga pesanku malam itu tidak dibaca olehnya. "Gejalanya kambuh. Gue udah telpon lo malam itu. Tapi yang angkat cewe, waktu gue kirim pesan di read doang. Alhasil ibu ditangani dokter lain" Sebenarnya ada makna dalam dari kalimatku itu. Sedikit ungkapan bahwa 'Aldo mulai hilang kepeduliannya terhadapku' dan aku beranggapan bahwa itu memang benar adanya. "I'm
Hai teman-teman yang terhormat! Panggil aja amathiaston. Author dari Pick You! Sekedar informasi, bahwa mathias bukanlah mahasiswi murni dari Fakultas Kedokteran. Jadi maklum jika banyak sekali kekurangan/terlalu berlebihan dalam membawakan cerita ini. Semua hal yang mengenai dunia medis, dan dunia kemiliteran hanya mathias dapatkan dari buku, internet, dan sekedar bertanya kepada teman-teman mathias. Kurangnya sumber pengetahuan mathias mungkin membuat ceritanya agak 'freak' (aneh) saat dibaca. Oleh karena itu mathias mohon maaf yang sebesar-besarnya, atas ketidakcocokan mengenai cerita ini dengan keaslian informasinya. Jika ada anak FK yang baca cerita mathias, tolong berikan krisar yang baik di kolom komen. Benarkan, dan mathias akan menanggapi dengan baik. Terima kasih banyak yang sudah baca! Yang udah dukung! Semoga kalian semakin sehat dan bahagia! Bye :)
"Pendonor bernama Reno Adriano usia 15 tahun. Status saudara kandung dari nona Nabilah Adriani. Dengan kecocokan HLA human leukocyte antigen sebesar 95%. Tipe darah yang sama AB+. Transplantasi sumsum tulang belakang akan dilakukan besok lusa pukul 9 pagi"Perawat berbaju putih setelah membacakan data tadi, pamit pergi. Menyisakan aku dan dokter Ali di ruangan."Dia masih terlalu muda dok!?""Tapi dia sudah memenuhi standard perizinan. Nabilah, adikmu itu sehat walafiat. Kau tidak usah khawatir. Dia anak muda yang hebat"Aku mendengus. Bagaimana Reno bisa melakukan hal sebesar itu? Aku tahu aku kakaknya, tapi bagaimana bisa dia seberani itu untuk mendonorkan tulang sumsum nya."Ingat ini. Kau dan dia bersaudara. Kau juga tahu benar bahwa yang paling cocok untuk mendonorkan tulang sumsum adalah saudara kandung. Reno sendiri yang memintanya, percayalah. Dia itu adik yang berbakti"I know that."
Pita suara dibunyikan kembali. Merdu hingga jatuh secara dalam ke relung hati. "Allahuakbar Allahuakbar Asyhadualla ilaha illallah Asyhaduanna Muhammadarrasulullah Hayya 'ala sholaah Hayya 'alal falah qodqomati shoola Qodqomati Sholaa Allahuakbar Allahuakbar Laa ilaha illallah"Aku bersiap sholat. Walaupun dengan terbaring, tapi tidak bisa sekali saja untuk meninggalkan kewajiban agama. Ibu membantuku memakaikan hijab panjang karena tidak bisa memakai mukenah. Lalu kaki ku kebawah ditutup menggunakan selimut. Baju rumah sakit lumayan panjang, lenganku tidak terlihat. Lalu aku tayammum menggunakan debu di seprei."Sudah siap?""Iya"Ayah menjadi imam seperti biasa dirumah, Lalu Reno dibelakangnya. Dibelakang lagi ada ibu, lalu dibelakang ibu ada aku yang sedang berbaring di ranjang."Allahuakbar""Bismillahirrahmanirrahim... Alhamdulillah hirabbil'alamin, Arrahmanirrahiim, Maaliki yaumiddin, Iyya kana'budu waiyya
4 tahun sebelum koas Pt IV"Look! Bukan hal yang sulit kan? Makanya kalo malem itu jangan keburu tidur, otak nya iniiii loh diasah dikit. Boro-boro dapet A, latihan sama gue aja dapetnya B-"Aku mendengus. Baiklah, dia yang berkuasa kali ini. Biarkan dia berbuat semaunya, jarang-jarang dia yang menjadi mentorku. Lagipula, aku yang ingin juga kan? "Iyaa bawel lo ah. Dibenerin kok ini!"Lagi-lagi aku harus menghapus jawaban ku tadi. Sudah beberapa kali ya?Setelah beberapa hari aku meminta Aldo menjadi guru les ku, hari ini aku jadikan dia sebagai mentor juga. I mean, sebagai pengoreksi saat ada yang salah. Soalnya sulit, tapi lebih sulit saat aku mengerjakan nya tanpa bantuan Aldo."Gini bukan?"Aku menggigit bibir tatkala Aldo membaca lembaran jawabanku untuk kesekian kalinya. "Perfect deh. Seenggaknya buat dapet A maksimal 2 pertanyaan yang dijawab salah. Kalo 3 sampai lebih sih... dapetnya B+ atau B-.