Share

Part 42

Pisah Terindah

#42

"Benar, kan, kalau firasat seorang ibu itu tidak pernah salah? Cepat atau lambat semua akan terbukti juga." Ibu mengakhiri kalimatnya dengan sebuah senyuman sinis.

Aku yang duduk dengan posisi berhadapan dengan ibu mencoba untuk tetap bersikap biasa. Meskipun aku sangat tahu, apa pun yang akan diucapkan ibu tak lain dan tak bukan ujung-ujungnya adalah penghakiman untukku. Entah itu tersirat lewat sindiran-sindiran maupun terang-terangan.

Lagi pula ini bukanlah kali pertama hal semacam ini terjadi. Selama menjadi istri Mas Danar sikap seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hariku dari ibu. Mungkin bisa dibilang aku sudah kebal dengan sikap-sikap sinis ibu kepadaku.

Ibu datang beberapa menit yang lalu saat aku baru saja sampai di rumah setelah menjemput Shahna. Aku tidak kaget atas kedatangan ibu karena beberapa jam sebelumnya ibu sudah menanyakan keberadaanku.

Aku sudah bisa menebak kalau kedatangannya dibersamai oleh kemarahan yang sudah meluap-luap di dada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Embun
g ada sambungannya ya?
goodnovel comment avatar
Jamiah Kampil
kapan update nya thor
goodnovel comment avatar
Dyana Dent
ceritanya muter disitu aja trus lambat banget lagi sampai lupa cerita awal macam mana.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status