Share

Ada Setephani

Malam itu langit sebenarnya teramat cerah. Bulan juga muncul di langit yang bersih. Tetapi, apalah artinya semua itu bagi Beryl yang sedang melajukan

mobilnya dengan sangat kencang.

Di rumah Widya, Tuan Setephani segera menyadari bahwa suasana yang tidak nyaman tengah dialami dirinya.

“Tadi Widya sakit. Dia hampir saja jatuh. Maka saya bawa dia duduk ke kursi.”

Istri Antonio hanya bisa membisu. Widya masih tetap terpana. Sedang anak Widya tertidur dalam rangkulan istri Antonio. Pelan-pelan istri Antonio

melangkah ke kamar Widya, dan membaringkan anak Widya di situ.

Widya menyusul istri Antonio ke kamar.

Ketika istri Antonio membalikkan badan, mereka pun berhadapan. Istri Antonio menemukan pandangan mata Widya tampak yang bingung. Dia melihat Widya meremas-remas jari tangannya.

“Kami bertemu di Jembatan Suramadu. Beryl kami ajak kemari,” kata istri Antonio.

Widya duduk di pinggir ranjang. Matanya t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status