Share

Akhirnya Tergoda

"Maaf Rin, aku tau ini dosa. Tapi aku sangat mencintaimu dan juga sangat menyayangimu. Aku sangat membutuhkan semua ini, Rin," rayuan gombalnya Beryl yang pura pura memohon pada Ririn.

"Tidak, Beryl! Kita harus menghentikan semua ini," balas Ririn.

Ririn sejak tadi secara halus berusaha menolak kemauan Beryl. Tapi bagi Beryl, cewe seperti Ririn adalah salah satu cewe yang sangat penting buatnya.

"Rin, kita harus melakukannya siang ini. Please, jangan tolak sayang!" pinta Beryl kembali.

Sebenarnya Beryl juga merasa heran di dalam hati, karena sejak tadi Ririn selalu berusaha menolak.

"Jangan pernah lagi, Beryl. Kamu bisa memuaskan nafsumu bersama cewe lain yang tergila-gila sama kamu,"

"Bagaimana kalau cewe yang sanggup membuatku tergila-gila hanya kamu,"

"Sorry, Beryl. Perlakukanlah aku dengan sedikit hormat." 

Ini barang kali yang menjadi alasan Ririn, kenapa ia saat ini berusaha menolak kemauannya. Sepertinya Ririn merasa memperlakukannya secara kurang manusiawi. 

Siang ini di dalam pikiran Ririn merasa sangat muak dengan semua keinginan Beryl. Namun, entah kenapa di dalam hati merindukan hal lain dari diri Beryl. Sentuhan, kelembutan, dan kehangatan. Hati dan pikiran Ririn siang itu tidak bisa sejalan. 

Beryl berusaha tidak putus asa menghadapi Ririn. Selalu saja ada jurus - jurus maut yang dilancarkannya untuk meluluhkan hati Ririn. Beryl mendekatkan mukanya ke muka Ririn. Awalnya Ririn berusaha menghindar dan menggeser duduknya. Tapi Beryl dengan cerdas keburu menangkap tubuhnya dengan menghadiahi sebuah ciuman. 

"Kalo nonton film di youtube dulu gimana? Biar kamu lebih semangat lagi. Di youtube banyak film - film yang bagus, deh. Pasti kamu suka." 

"Kayaknya aku gak tertarik dengan tawaranmu." 

"Kalo gak tertarik kita lanjut aja permainan ini, Rin." 

"Sudah kubilang jangan pernah lagi lakukan ini," 

"Ririn, lebih baik gak bahas lagi keinginanmu. Tapi mari kita lanjutkan permainan ini." 

"Sudah kubilang dari tadi, jangan!" 

"Duh, please, Rin." 

"Nekat amat sih, kamu. Udah dibilangin." 

"Kenapa?" 

"Hemmm..." 

"Kamu kenapa, Rin?" 

"Jangan, ah!" 

"Pada hal kalau kuliah kita udah selesai, aku benar-benar ingin menikahimu, lho." 

"Busyet! Gombal!" 

Ririn langsung berputar membalikkan badannya karena pikirannya merasa kesal dengan Beryl. Dalam pikirannya ia ingin segera keluar meninggalkan kamar hotel. 

Hati Ririn merasa nyeri saat teringat Beryl yang selalu mencabuli banyak cewe. Hingga saat ini semua bukti dan kartu merahnya Beryl selalu terlintas di sudut mata Ririn. 

Di media sosial, Beryl sering ditemukan Ririn mengumbar rayuan gombalnya pada cewe - cewe media sosial. Dan mereka semua pun menanggapi perlakuan Beryl dengan begitu respeact-nya, ibarat Beryl bagai arjuna bagi dunia maya mereka. Begitulah hobi Beryl, meskipun pada Ririn tak pernah diakuinya. 

Mendapati bukti semua itu, Ririn cuma ingin yang terlintas dalam pikirannya menghindar sebisa mungkin dari Beryl. Hatinya seperti tak cukup lagi menampung banyak luka dari semua bukti - bukti yang tak sengaja ditemukannya. 

Hari-hari Ririn setelah mendapati banyak bukti kecabulan Beryl terasa mengalami kehancuran. Merasa hancur ia telah menyerahkan kehormatannya pada lelaki yang salah. Pertama kali dulu, Ririn pernah menolaknya karena ia tahu melakukan hubungan persetubuhan pra-nikah merupakan dosa besar. 

"Kenapa juga di dunia ini pernah ada cowo seperti Beryl? Omongannya sulit dipegang!" gerutu Ririn merasa kesal pada dirinya sendiri. 

"Sungguh, amat menyebalkan!" 

"Rin, kamu kenapa?" tanya Beryl yang menangkap sinyal kurang menyenangkan pada diri Ririn. 

"Gak pa pa. Yang jelas saja kesal sama kamu," 

"Kalo menurutmu ada masalah, cerita aja. Jangan main ngambek - ngambekan." 

"Oke, kalo aku cerita apa kamu bisa terima?" jawab Ririn membalikkan pertanyaan. 

Mendengar jawaban Ririn, bukannya Beryl marah. Dia justru mengumbar senyumnya dengan sumringah. Melihat sikap Beryl membuat Ririn kian memelototkan matanya. 

Beryl menatap wajah cantiknya Ririn dengan penuh kelembutan dan menyentuh jemari tangan Ririn pelan. Beryl selalu yakin dengan sentuhan hangat dan lembutnya, hati Ririn yang saat itu mengeras pasti akan luluh kembali. 

Beryl juga sempat berpikiran, apa mungkin perubahan sikap Ririn karena menginginkan segera dilamarnya tapi sifat perempuan Ririn malu untuk mengatakannya. 

Beryl kembali mencoba memeluk Ririn. Namun kali ini sikap Ririn masih sama. Kembali berusaha menolak. Melihat penolakan Ririn membuat Beryl kali ini lebih semangat untuk memakan mangsanya. 

Beryl juga berpikir, sebenarnya Ririn hanya pura-pura menolak ajakannya. Biasa, perempuan sok jual mahal. Pada hal hatinya mah, sudah gak tahan. Karena biasanya Ririn bermain begitu garang di ranjang setelah pertama kali dulu merasakan bagaimana nikmatnya bersetubuh. 

Dalam filsafat perempuan yang selama ini Beryl tau, bahwa salah satu ciri khas perempuan tidak mau jujur dengan perasaannya dan pura-pura malu buat mengatakan atau melakukan sesuatu. 

"Jika memang harus cowo terlebih dahulu yang mulai menyalurkan inisiatif, ya oke - lah," batin Beryl. 

"Ada apa, Rin sebenarnya? Ayo, cerita!" pinta Beryl. 

"Ada banyak cewe di hati kamu," jawab Ririn ketus. 

"Rin, kenapa sih kelakuanmu siang ini aneh banget?" 

"Kamu mau lihat?" tanya Ririn sambil meraih handphone - Nya. Beryl menjadi heran dengan semua keseriusan Ririn. 

*****

Ririn meraih ponselnya. Dengan cekatan ia membuka menu ponsel sambil tersenyum sendiri. Selanjutnya Ririn sibuk mencari - cari sesuatu di ponsel itu. Ada banyak hal yang ingin ditunjukkan Ririn pada Beryl dengan ponselnya. 

Beryl diam melihat semua yang dilakukan Ririn. 

"Selamat menikmati tayangan - tayangan romantis ini, Beryl!" kata Ririn sambil menyerahkan ponselnya pada Beryl setelah semua yang dicari - cari ditemukannya. 

"Memang ada yang penting?" tanya Beryl terlihat bego. 

"Tidak buat kamu. Tapi penting buat aku!" 

"Baguslah kalau hanya penting buat kamu," 

"Silakan dilihat dulu, Beryl!" 

"Iya..., tapi kamu gak usah marah - marah juga. Bilang aja kalo kamu sebenarnya sudah sangat ingin aku lama," 

"Bagus banget ucapanmu, Beryl!" 

"Besok pun aku siap melamar kamu, Rin," 

"Silakan, Beryl! Ayok dilihat semua yang aku berikan ini!" paksa Ririn agar Beryl menuntaskan melihat semua bukti kegilaan Beryl yang disimpan di ponselnya. 

Setelah dipaksa Ririn, mau tidak mau Beryl menuntaskan melihat semua bukti yang disimpan Ririn. Beryl hanya terbengong-bengong. Dalam hati bertanya, dari mana Ririn memperoleh semua itu? 

"Bagaimana, Beryl?" 

"Bagus, Rin. Mulai besok sepertinya kamu harus mengerahkan semua anak buahmu buat mengawal aku." 

"Gak perlu nyindir atau pun ngatur aku," 

"Mulai besok aku siap kok dikawal." 

"Hebat sandiwaramu, Beryl. Semua cewe cantik mau kamu kantong," 

"Kenapa jadi gak percaya sama aku, Rin? Besok tugasmu bersama anak buahmu membuat pengamanan aku dari cewe-cewe yang kamu curigai." 

"Kamu pikir, aku akan tetap peduli sama kamu," 

"Kamu mesti tetap peduli dong, Rin. Makanya jangan lupa kerahkan anak buah biar gak ada cewe yang ganggu aku!" 

"Duh.... Capek ngomong sama kamu bajingan," 

"Gampang, Rin. Makanya kita gak perlu ngomong yang neko-neko. Kita lakukan aja rencana yang tadi," 

"Rencana gila!" 

Tanpa menunggu jawaban, Beryl segera merengkuh tubuh Ririn dan menganggap semua ocehan Ririn tadi gak penting. 

Beryl segera membaringkan tubuh Ririn dan rasa tak sabar untuk segera menyalurkan hasratnya telah membuat rasa sadarnya sedikit menghilang. Hati Beryl sudah tidak sabar buat melepas seluruh baju Ririn. 

Saat Beryl menyentuh kancing bajunya, Ririn berusaha untuk mendorongnya. Namun dengan cepat Beryl mengumpulkan tenaganya untuk secepatnya mendekap Ririn. Sengaja Beryl tak memberi kesempatan sedikit pun pada Ririn. Hal ini membuat Ririn benar - benar merasa tidak berdaya dan sangat terkejut. Tanpa disadari oleh Ririn, semua hal yang terjadi siang itu telah dipasang alat rekam dengan apik oleh Beryl. 

Beryl menangkap sinyal kurang bagus yang ditunjukkan oleh Ririn. Makanya dia mempersiapkan kamera buat merekam semuanya. 

Dengan cekatan Beryl telah melepas seluruh baju Ririn. Hanya tersisa bra dan celana dalam. Tampak tubuh Ririn yang halus dan mulus terbaring tanpa daya siap menjadi santapan lezat Beryl. 

Tanpa membuang kesempatan lagi, Beryl segera mendekatkan bibirnya ke bibir Ririn. Kemudian dengan cepat, namun lembut segera melumat bibir Ririn yang ranum itu. Siang itu Ririn tak mampu menolaknya. Ia nikmati semua lumatan Beryl dengan desahannya yang kian menggoda. 

Mereka berdua bergulat di atas ranjang dan lupa dengan semua perdebatan kecil yang sebelumnya dilancarkan Ririn. 

Beryl menghentikan ciuman dan lumatannya, begitu melihat Ririn mulai membuka resletting celana Beryl, kemudian melepaskan baju Beryl. 

Apa yang ada di pikiran Ririn kembali kalah dengan gelora rasa yang ada di dalam hatinya. Kehangatan yang ditawarkan Beryl siang itu, akhirnya lebih menggoda dari pada dibanding penolakan yang sebelumnya sempat dilakukan Ririn. 

"Kau bius aku dengan apa, Beryl?" suara Ririn di antara desahan yang kian tak terkendali. 

Mendengar desahan Ririn yang kian gelisah, Beryl tak menyia-nyiakan kesempatan itu. 

"Kamu sudah siap, Rin?" 

Ririn hanya mengangguk sambil memandang mata Beryl dengan sendu. 

Akhirnya.... Ririn harus menyerah pada Beryl. Akan ada pergulatan ranjang yang seru yang akan dilakukan keduanya.... 

Penasaran Reader.... 

Setia terus di novel ini ya.... 

Thanks you.... 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status