Share

Chapter Three

John dan Scott bukanlah orang asing. Mereka berteman sejak kecil karena orang tua mereka juga sahabat dari kecil. Faktor yang memungkinkan mereka menjadi sahabat tidak lain adalah status sosial yang sama tinggi. Seperti yang diketahui, tidak mudah menembus barikade pengawalan mereka yang ketat. Jadi tidak sembarangan orang bisa berinteraksi dengan mereka.

Selain hal di atas, temperamen mereka yang mewakili siang dan malam merupakan faktor penting kenapa mereka bisa menjalin persahabatan yang erat. Perbedaan sifat yang mencolok rupanya membuat dua pria hot itu merasa cocok.

Sifat Scott pendiam, dingin dan acuh tak acuh sangat bertentangan dengan John yang bersifat ramah, hangat dan terkadang terlalu mengekspresikan diri. Anehnya sifatnya itu yang membuat mereka saling melengkapi.

Usai membahas masalah kerja sama,  Scott dan John menginstruksikan bawahannya keluar. Hal itu juga berlaku pada Cerry yang selesai mencatat jalannya rapat.

Gadis berusia duapuluh tahun itu segera mengemas berkasnya dan segera meninggalkan ruang pertemuan. Dia harus menyiapkan jamuan makan siang.

Setelah mereka semua pergi, John mengambil cerutu dan mulai menyalahkannya.

"Aku baru melihat makhluk secantik itu Scott, sekretaris mu. Oh God, apakah dia bidadari yang turun dari langit. Sial, kau bajingan yang beruntung," John berbicara dengan mata terbuka lebar. Cincin asap keluar dari bibirnya menambah kesan maskulin.

"Hn. "

"Sudahlah Scott, berhenti memasang wajah sok tidak perdulimu yang memuakkan. Aku tahu kau tertarik, Man."

"Jadi apa? Aku tetap bajingan yang beruntung. Tingkat keberuntungan ku tidak mungkin kau tandingi meskipun dalam seribu kehidupan," jawab Scott.

"Hahaha Aku rasa kau lupa jika keberuntungan mu juga kau bagi padaku," ujar John, "Apa kali ini kita tidak berbagi? "tanyanya tanpa mengedipkan mata.

"Jangan, untuk makhluk cantik yang satu ini, aku tidak ingin berbagi denganmu, " jawab Scott.

"Ck, padahal aku sudah membayangkan threesome kita bertiga, " ucap John.

"Aku ingin memilikinya hanya untukku, kau dengar? "

John sedikit terkejut dengan pandangan membunuh Scott padanya. Tidak pernah ia duga jika Scott benar-benar tergila-gila dengan Cerry. Padahal sebelumnya Scott hanya memandang rendah setiap wanita yang mencoba mendekati dirinya. Meskipun mereka tidak secantik Cerry tapi para wanita itu memiliki postur model A-list.

"Baiklah - baiklah. Berhenti memandang ku dengan sorot mata seperti itu, kau membuatku merinding. " Jawab John sambil mengibaskan tangannya. "Atau kau berpikir berubah haluan karena ketampanan ku."

"Kau menjijikkan, John urus bisnis yang kita sepakati. Aku ingin menjalankan rencanaku malam ini," Scott menyeringai.

"Jadi kau akan menjalankan rencanamu sekarang? " tanya John. " Oh sepertinya aku harus berduka karena tidak bisa melihat keindahan itu lagi. "

"Membayangkan Cerry berada dalam kekuasaan ku membuat tubuhku bergetar hebat. Fufufu," Scott terkekeh, " aku bisa gila karena gadis itu John."

"Baiklah - baiklah, serahkan semuanya padaku. Kau boleh melakukan apapun pada gadismu itu. "

"Kau memang yang terbaik John."

"Memang. "

Tidak ada yang tahu rahasia kelam dua pria panas yang menjadi incaran kaum hawa ini. Wajah tampan beserta harta yang menumpuk membuat para wanita di Amerika berlomba melakukan segala cara untuk mendapatkan perhatian mereka.

Hanya mereka berdua yang tahu hal -hal yang tersembunyi dan mengerikan yang diderita oleh keduanya. Hal-hal yang membuat bulu kuduk berdiri.

Cerry mulai menata hidangan untuk makan siang para tamu. Dia berlalu lalang di meja jamuan untuk memastikan segalanya sesuai pada tempatnya. Karena baru bekerja ia tidak tahu jika kedua CEO itu adalah teman dekat.

Karena kesibukan, Cerry lupa jika beautiful curse masih ia sandang. Para pria mulai terhipnotis oleh tubuh indah dan paras cantik yang ia miliki. Ekspresi serius saat Cerry menata hidangan justru membuat Cerry nampak bersinar.

"Cerry, maukah kau ku antar pulang? " tanya Albert. Dia adalah floor direktur. Wajah tampan yang ia miliki sudah terkenal di perusahaan.

"Oh maaf, sepertinya tidak bisa. Aku harus lembur untuk menyusun laporan hasil rapat tadi," jawab Cerry dengan menyesal. Dia tau jika pria sepertinya memiliki banyak penggemar wanita. Dan dia tidak ingin dibully oleh penggemarnya nanti karena salah paham.

"Ah sayang sekali. Kalau begitu lain kali ya? " tanya Albert dengan posisi menggoda. Hal ini menyadarkan alarm bawah sadar Cerry jika pria ini adalah playboy.

"Iya, mungkin lain kali. "

Cerry segera pamit menuju meja kerja. Dia tidak ingin mengecewakan bos yang tidak berpotensi melakukan pelecehan seksual padanya. Oleh karena itu dia harus bekerja dengan rajin.

Tok tok tok

Ternyata datang lagi seorang pengusaha terkenal. Nama pria yang baru datang ini sedang booming karena peluncuran produk terbaru elektronik yang ia kembangkan.

Louis Davison, pengusaha muda yang mulai merintis perusahaannya dan mencoba melepaskan diri dari bayang - bayang keluarganya yang juga merupakan pemilik perusahaan besar.

"Ada yang bisa saya bantu, Sir? "Cerry bersikap sopan dan segera membawa Louis ke ruang tamu. Setelah menunggu beberapa saat Cerry mengernyit karena pria di depannya ini mematung dengan pandangan kosong ke arahnya.

'Rupanya daya tarikku masih ada, padahal aku sudah mengaku kalah jika dibandingkan daya tarik dolar, ' batin Cerry.

"Sir! " Cerry sedikit menaikkan nada suaranya.

"Hah!? " Akhirnya Louis tersadar. Rona merah perlahan merambat naik ke wajah hingga telinganya.

"Louis,  kau disini? " Bariton milik Scott menghentikan percakapan yang hendak dimulai oleh Louis. Scott muncul bersama John dari ruang pertemuan.

Mendadak Cerry merasakan jika suhu ruangan turun hingga beberapa derajat. Bulu halus ditubuhnya juga berdiri karena tatapan sekilas Scott padanya.

Cerry bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan pendingin udara. Padahal dia sudah mengatur dalam suhu normal. Atau suhu menurun ini karena aura dingin sang CEO yang bisa membuat bayi menangis.

"Pssst hentikan kecemburuan mu Scott, aku tidak ingin mati beku karena aura membunuh yang kau keluarkan, " bisik John pada Scott.

"Aku ke sini untuk memberikan proposal yang kau minta, " Louis menyerahkan proposal bermap merah pada Scott. Dia cukup sadar diri untuk bersikap sopan pada salah satu pemilik perusahaan investasi.

"Kita ke ruangan ku, "jawab Scott.

Kepergian mereka membuat Cerry menghela nafas lega. Bukan karena aura dingin yang tiba-tiba ikut menghilang tapi lebih karena merasa lega karena mereka tidak melakukan hal macam-macam di ruang tertutup itu.

Sebenarnya sudah dari tadi ia merasa gatal ingin mendobrak pintu ruang pertemuan karena curiga dengan mereka aktivitas di dalam. Jika benar mereka berdua adalah gay, maka Cerry harus berduka bagi kaum hawa yang kehilangan pejantan hebat seperti mereka.

Syukurlah mereka berdua sudah keluar sebelum setengah jam. Artinya mereka tidak mungkin melakukan hal tersebut dalam durasi yang begitu singkat.

tbc


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status