Share

Chapter 17

''Hasyiiiiimmm...!"

''Ren... Kamu harus ke Dokter, ini sudah ke sekian kalinya kamu bersin-bersin. Aduh... Tak seperti biasanya kamu sakit begini, Sayang." Wira menatap khawatir pada Marren yang sibuk membersihkan hidungnya yang memerah.

"Ah iya, nanti malam saja" sahut Marren.

"Saya sudah minum obat" lanjutnya dengan suara sengau saat Wira menatapnya dengan mata melotot seraya mengendikan bahunya.

''Baiklah, terserah kamu saja, asalkan kamu cepat berobat" imbuh Wira.

Saat itu hari beranjak siang, mereka baru pulang dari kantin sedang menunggu jadwal kelas berikutnya sambil berjalan melintasi lorong kelas lain.

Marren tidak melihat ada sosok yang terus menatapnya tanpa berkedip, sedangkan ia sibuk berdebar karena melihat sosok Arsan dengan gaya perlente sedang berjalan ke arahnya, membuat para mahasiswi yang ia lewati memekik tertahan karenanya.

'Oh tidak! Kenapa harus bertemu dia di sini? Bukankah harusnya dia hari ini ke kantor? Dia kan tidak ada jadwal kuliah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status