Home / Romansa / Possessive crazy mafia / Chapter 7 : Bermain Peran

Share

Chapter 7 : Bermain Peran

Author: Megumisora
last update Last Updated: 2025-05-06 23:04:19

Sebuah tangan memeluk pinggangnya dan tangan lain menutup mulutnya yang hampir saja berteriak. Dia menyadari sosok pria yang membisikan dirinya. Pertanyaan mengisi isi kepalanya, dia bertanya-tanya bagaimana pria itu bisa mengetahui rencananya malam ini. Tubuhnya dibutar dan akhirnya sekarang keduanya saling bertatapan. Sesaat kedua mata mereka bertatapan. Tak ada satu kata yang keluar dari keduannya. Mereka saling terpesona dengan penampilan satu sama lain. Hingga pria itu mendekatkan dirinya ke telinga wanita. 

"Kamu sangat cantik, aku tidak lera membiarkan pria-pria itu menikmati keindahanmu." ucap pria itu yang berhasil membuat rona merah muncul di wajah wanita itu. Dia mengakui penampilan pria dihadapannya sangat menawan. Tapi dia lupa kalau pria ini memang selalu berpenampilan menawan. Rasa tak lela bila pria itu bersanding dengan wanita lain. 

"Tampan bukan? tanya pria itu dengan diakhiri kedipan mata pada wanita dihadapannya yang membuatnya tersadar. 

"Biasa saja." sambil membuang wajah kesamping. Saat itu pikirannya terahlikan saat melihat target yang dirinya incar. Sialnya rencannya hancur saat kehadiran pria itu. Dia hampir lupa alasannya berada di kapar mewah ini. 

"Aku ada pekerjaan, jadi menjauhlah dariku." ucap Yuta yang berniat masuk ke dalam ruangan itu. Tapi tangannya ditahan oleh Gio.

"Aku akan membantumu. Bukan lebih mudah kalau aku bersamamu. Kamu bisa memanfaatkanku." ucap pria itu dengan lirikan." Tentu tidak ada yang gratis." lanjut pria itu yang membuat kedua mata yuta sedikit melebar. Dia tidak habis pikir dengan perkataan pria itu. Apakah dia tidak sadar kekayaan melebihinya. 

"Aku tidak bisa membayarmu mahal."

"kamu bisa membayarku dengan memberikan kecupann padaku." ucap Gio dengan senyuman tipis pada pria itu yang membuat yuta mendengus. 

"Berhenti berpikir mesum. Aku bisa sendiri kalau tidak ikhlas membantuku."

"ah kamu memang wanita yang pelit." ucap pria itu dengan sebuah kecupan mendarat pada pipi wanita itu. Yuta melebarkan matanya menatap tajam pria disampingnya yang dengan santai mengandengnya. Dia seperti tidak melakukan kesalahan apapun. Bukankah pria itu sangat menyebalkan. 

"Kita harus berakting seperti pasangan kekasih." ucap pria itu yang menarik gandengan wanita mendekat. Sialanya Yuta tidak bisa menolak rencana pria itu. Dia juga tidak ingin berdekatan dengan para pria berhidung belang. Hanya ini cara yang tepat untuk berdekatan dengan targetnya.

"Anda sangat buruk dalam bermain." ucap Gio pada targetnya yang sedang bermain permain di ruangan itu. Tentu saja perkataan pria itu membuat amarah targetnya terpancing. Gio memang handal memancing amarah seseorang. Yuta menjadi salah satu orang yang sering terkena umpan pria itu. Tapi dia sangat bersyukur keahlian pria itu saat ini. 

"Sialan, kamu meremehkan saya." ucap pria berusia sekitar kepala lima tapi dia tidak segera tobat. Malah bermain dengan wanita yang seperti berbeda jauh darinya. Kenapa targetnya harus pria yang paling dirinya benci. 

"Saya tidak berniat meremehkan anda, tapi anda memang buruk dalam bermain. Bagaimana kalau kita bermain satu ronde.  Saya akan menggunakan wanita cantik saya menjadi taruhan permainan kali ini." ucap Gio yang membuat yuta terkejut tapi segera dirinya mengontrol wajahnya. Apakah pria itu gila menggunakan dirinya menjadi benda taruhan. Pria ini memang gila. Sepertinya dia harus memberikan hukuman setelah mereka berhasil menyelesaikan tugasnya. "Awas saja GIO akan kubunuh." ucapnya dalam hati. 

"ah sangat menarik. Dia sangat cantik dan menawan. Mari kita buat taruhan."

"Saya mempertaruhkan barang berharga saya, berarti anda harus mempertaruhkan sesuatu yang sama berharga dengan wanita ini." ucap pria itu yang tersenyum menyindir. 

"Ah kamu benar, aku akan memberikan sebuah pulau."

"itu terlalu rendah, Sayang kita pergi saja. masa dia menyamakanku dengan sebuah pulau tak berpenghuni."Ucap yuta yang saat ini dengan berani duduk dipangkuan pria itu. Dia tidak sadar tindakannya membuatnya dalam bahaya. 

Gio tidak menyangka wanita ini akan berani melakukan ini. Sungguh wanita ini membuatnya panas dingin apalagi sentuhan yang menggoda adiknya. Rencanannya malah mengarahnya kembali. Awalnya berniat menggoda wanita itu. sekarang dia yang malah tergoda dengan penampilan wanita itu.

"hahahah kamu benar, aku akan memberikan semuanya. bagaimana berminat?"tawar pria yang dengan mudah dipahami makna dari perkataanya. Sesuatu ajakan dalam bertransaksi. 

Setiap transaksi gelap di dunia bawah tidak pernah diungkap dengan perkataan jelas. Seperti saat ini, pria itu menawarkan sebuah kerja sama jika dia bisa mengalahkannya. Tak dia sadari kalau sudah masuk kedalam perangkap pasangan dihadapannya. 

"Baiklah, mari kita lihat siapa yang akan mendapatkan hadiah itu." ucap Gio dengan santai.  Pria terlihat santai tidak seperti Yuta yang gugup. Hidupnya dalam bahaya tapi dia yakin pria itu bisa memenangkan permainan ini. 

"Anda kalah." ucap Gio saat dadu itu dibuka. Dugaan pria itu berhasil dan membuat sang target terkejut. Seharusnya tidak ada orang bisa mengalahkan. Bagaimana bisa pria itu bisa melakukan hal itu. 

"Kita harus ulangi." ucap protes pria itu tapi didapatkan gelengan kepala. 

"anda yang kalah dan anda harus bertanggung jawab." ucap pria itu yang membuat sang target menatap tidak suka. Dia mengangkat tangannya. Saat itu para penjaga mendekat kepada keduannya. 

"Dia benar-benar licik." umpat yuta yang masih di dengar oleh Gio. 

"anda harus menerima kekalahan. Jadi berikan  East Force. " Ucap Gio yang membuat pria dihadapannya terkejut. Seharusnya tidak ada yang tahu daerah itu. Tapi apa yang sekarang terjadi, kedua orang itu tahu actual tempat itu. 

"Kalian tidak bisa memilikinya."

"benarkah, kamu sudah berjanji padaku tuan. Tak ada alasan kembali ."

Saat itu seperti yang diduga tidak akan mudah untuk mendapatkan informasi mengenai East Force. Pengawal pria itu mencoba membekuk Yuta dan Gio. Sayangnya tak semudah itu mengelahkan keduanya. Dalam sekejap mereka dapat menghadapi dengan muda. Beberapa orang sudah terkapar di ruangan itu. Sedangkan keberadaan dari target memilih menjauh dari Yuta dan Gio. 

"Aku mengandalkanmu, aku harus menyusul pria itu." ucapnya yang langsung meninggalkan ruangan judi. Sayangnya langkah terhenti saat melihat targetnya tergeletak dengan darah yang keluar dari luka di dadanya.

"Dia tidak lagi berguna." ucap pria itu sebelum meninggalkan mayit dari  targetnya. Dia menyadari pria itu hanya bawahan. Yuta mencoba mengejar pria yang membunuh targetnya. Dia yakin ada seseorang yang berusaha menyembunyikan sesuatu dari nya. 

Para bawahan targetnya dengan mudah dikalahkan oleh Gio sendiri. Tentu dia tidak kesulitan menyerang orang-orang itu. Pria itu mencari keberadaan wanitanya. Tapi dia malah menemukan salah satu sepatu dari wanita itu. Dia merasa ada pirasat buruk yang akan terjadi. 

"Byur." suara seseorang terjatuh ke laut. Rasa cemas mulai mendatanginya apalagi dia belum menemukan keberadaan yuta. Pria itu berjalan menuju sumber suara dan saat itu tanpa pikir panjang dirinya melompat ke dalam laut. 

"Bertahanlah."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Possessive crazy mafia   Chapter 11 : Benih Dendam

    Lembut, nyaris seperti bisikan angin, tangan Gio menyusuri rambut Yuta. Sentuhan itu menyadarkannya dari lamunan. Perlahan ia mendongakkan kepala. Tatapan mereka bertemu, dalam, penuh sejarah yang tak pernah benar-benar selesai.Setetes air mata jatuh di pipi Yuta—tak diminta, tak disadari. Hanya kenangan yang datang tanpa diundang. Gio tertegun, lalu memutar tubuh Yuta hingga keduanya saling berhadapan.“Apa yang membuatmu menangis?” tanyanya lirih, menyentuh wajah wanita itu dengan hati-hati seolah takut menyakitinya.Yuta menggeleng pelan. “Hanya... kenangan buruk yang datang tiba-tiba.”Suara Gio melembut, seperti sedang berbicara dengan bayangan masa lalu. “Honey... kamu tahu aku tidak pernah menduakanmu, bukan? Wanita itu... hanya pion. Suruhan seseorang yang ingin menjebak kita berdua.”Yuta tersenyum samar, getir. “Aku tahu, Gio. Beberapa tahun lalu, aku menemukan fakta itu. Tapi saat itu... rasanya aku malu untuk sekadar menatap matamu. Aku harusnya percaya padamu... bukan?”

  • Possessive crazy mafia   Chapter 10 : Luka masa lalu

    Senyum seorang pria terbit saat ia selesai membaca sebuah dokumen yang baru saja diantar oleh bawahannya. Ia menyesap cerutunya, menyandarkan tubuh pada kursi, dan menatap ruang kosong yang ditempatinya—sebuah ruang kerja yang dipenuhi senjata favorit dan didominasi warna hitam di setiap sudutnya."Aku tidak menyangka wanita itu masih hidup," gumamnya, tatapannya mengarah pada sebuah potret yang terpajang di meja kerjanya. "Ternyata kamu sudah besar."Sebuah ketukan pelan mengembalikannya dari lamunan. Seseorang masuk ke dalam ruangannya. Tak sepatah kata pun keluar dari pria itu sampai bawahannya memulai pembicaraan."Kami sudah menemukan keberadaan keduanya, Tuan," ucap si pria sambil menunduk dalam-dalam. Tatapan tajam atasannya membuat bulu kuduknya meremang. Ia tahu, suasana hati tuannya sedang buruk."Biarkan mereka bersenang-senang dahulu. Aku suka mempermainkan peliharaanku. Setelah itu, pastikan kau menangkap wanita itu. Aku tak sabar bertemu dengan kelinci manisku," ucapnya,

  • Possessive crazy mafia   Chapter 9 : Kehangatan

    Yuta tidak pernah merasakan pagi yang seindah ini sejak kejadian itu terjadi. Ia selalu sulit tidur dan bangun dalam keadaan sangat lelah. Tapi pagi ini, ia tidak lagi merasakan hal itu. Ia merasa seperti kembali ke masa lalu. Apakah sebesar itu pengaruh keberadaan Gio dalam hidupnya? Kedua matanya menatap pria yang sedang tidur di sampingnya. Kedua tangan besar memeluknya begitu erat. Tak ada jarak yang memisahkan keduanya. Sekarang, ia bisa menikmati pemandangan indah di hadapannya. Napas pria itu menghembus ke wajahnya.Seharusnya ia berteriak dan memarahi pria itu karena telah lancang masuk ke dalam kamarnya di vila milik Gio. Tapi biarlah, untuk kali ini ia ingin merasakan kehangatan yang telah hilang beberapa tahun ini. Rasanya semua bebannya menghilang begitu saja. Rasa rindu yang ia pendam selama ini telah terbayar. Tangannya bermain di wajah pria itu, dari alis yang sangat tebal dan berbentuk indah, berlanjut pada kelopak mata dengan bulu mata hitam yang begitu lentik, hidung

  • Possessive crazy mafia   chapter 8: Penyesalan

    Yuta mengejar pelaku penembakan beberapa waktu lalu. Hampir saja dia mencapainya tapi orang itu berbalik dari melepaskan tembakan. Beruntungnya dia memiliki reflek yang baik. Peluru itu memang tidak melukainnya. Waktu bersamaan kap bergoyang karena gelombang air laut. Saat itu waktu seakan berlambat, tubuhnya terlempar dari kapal akibat kakinya yang tak seimbang. Apakah keinginannya terwujud dalam waktu dekat sebelum kebenaran terungkap sepenuhnya. Saat itu muncul rasa kesal karena dia belum bisa membalaskan dendamnya. Tapi seakan takdir sedang mempermainkannya. Tubuhnya terlempar kedalam gelombang air laut yang sedang berkecambuk. Hal yang paling dirinya hindari ialah air karena dia tidak bisa berenang. Apakah ajalnya akan datang dengan seperti ini. Rasannya dia ingin menyesal karena belum bisa mengucapkan perasaanya pada pria itu. Sekarang dia malah ingat seluruh kenangan indah dengan pria manis itu. Padahal seluruh orang disekitarnya mengatakan pria itu dingin dan sedikit bicara.

  • Possessive crazy mafia   Chapter 7 : Bermain Peran

    Sebuah tangan memeluk pinggangnya dan tangan lain menutup mulutnya yang hampir saja berteriak. Dia menyadari sosok pria yang membisikan dirinya. Pertanyaan mengisi isi kepalanya, dia bertanya-tanya bagaimana pria itu bisa mengetahui rencananya malam ini. Tubuhnya dibutar dan akhirnya sekarang keduanya saling bertatapan. Sesaat kedua mata mereka bertatapan. Tak ada satu kata yang keluar dari keduannya. Mereka saling terpesona dengan penampilan satu sama lain. Hingga pria itu mendekatkan dirinya ke telinga wanita. "Kamu sangat cantik, aku tidak lera membiarkan pria-pria itu menikmati keindahanmu." ucap pria itu yang berhasil membuat rona merah muncul di wajah wanita itu. Dia mengakui penampilan pria dihadapannya sangat menawan. Tapi dia lupa kalau pria ini memang selalu berpenampilan menawan. Rasa tak lela bila pria itu bersanding dengan wanita lain. "Tampan bukan? tanya pria itu dengan diakhiri kedipan mata pada wanita dihadapannya yang membuatnya tersadar. "Biasa saja." sambil memb

  • Possessive crazy mafia   Chapter 6 : Pemeriksaan

    Yuta membuang nafas kasar saat melihat tingkah laku pria dihadapannya. Bagaimana tidak pria itu membuat satu rumah sakit tegang karena ancamannya. Pria itu memintanya mengikuti pemeriksaan padahal dia tidak mendapatkan luka parah selain memar pada tempat tembakan. Peluru itu menancap pada pelindung yang dirinya selalu gunakan setelah kejadian beberapa tahun lalu. "Berhenti Gio, aku tidak apa-apa." ucap Yuta yang dibalas dengan tatapan tajam pria. Walaupun dia tahu wanita di depan tidak mengalami luka parah. Tapi dia tetap khawatir. Rasa takutnya melingkupinya saat ini. "Diam dan ikuti saja setiap prosedur, atau kamu tidak boleh lagi keluar dari mansion." ancam Gio yang membuat wanita itu menatap sebal pria itu. Dia tidak memiliki keberanian untuk melawan ancaman pria. Yuta sangat tahu sikap pria itu saat sedang marah. Yuta sangat ingat saat hubungan keduanya saat menjadi sepasang kekasih. Pria itu bukan tipe yang mudah marah untuk sikapnya yang menyebalkan. Tapi sekali pria itu mar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status