Share

Bab 2 : Mulai bekerja dan bertarung

Setelah itu, dia merebahkan badannya dan meminta izin kepada Kamal untuk istirahat. Kamal mengangguk karena, dia tahu perjalanan ke sini sangat melelahkan. Kemudian dia pergi meninggalkan Amat sendirian.

Malam itu Amat ingin cepat tidur agar esok lebih maksimal bekerjanya. Namun, malam itu kamal mengajaknya untuk jalan-jalan di sekitar pelabuhan. Dengan sedikit paksaan dia mengikuti ajakan kamal itu. Mereka berdua berjalan melalui gang-gang sempit dan akhirnya tiba di sebuah warung. Mereka berdua mampir dan duduk di sana. Tampak ada beberapa orang pelanggan pria dan lima orang gadis di warung itu. Di sana kamal memesan dua cangkir kopi sambil mengambil beberapa bungkus Kwaci. Sedangkan, Amat diam saja sambil ikut mengambil sebungkus Kwaci. Setelah itu, salah satu penjaga warung yang bernama Tuti mendekati Kamal dan Amat. Kemudian, dia duduk di pangkuannya Kamal. Mereka berdua nampak akrab dan berbicara serius.

Dan Amat yang melihat kejadian itu hanya bisa tersenyum.

Dalam hatinya dia bekata, "Mungkin mereka berdua lagi pacaran."

Setelah selesai meminum kopi dan memakan Kwaci, kamal lalu membayarnya. Namun, Amat terlihat kaget melihat Kamal mengasih uang yang lumayan besar kepada Tuti. Setelah itu, mereka berdua pulang ke mes dan tidur.

Pagi-pagi sekali Amat bangun kemudian latihan dan mandi. Setelah semuanya siap Amat berangkat bersama Kamal ke pabrik. Di pabrik Amat terus dibimbing oleh pengawasannya dalam bekerja. Amat juga tidak malu bertanya jika dia tidak paham. Pekerjaan di pabrik terus berlanjut hampir seharian.

Sekitar pukul 18.00 barulah mereka pulang dari pabrik. Kemudian, malamnya Amat kembali menemani kamal ke warung yang kemaren. Begitu terus hingga hampir dua bulan lamanya. Dan setiap habis gajihan Kamal pasti menyetorkan uangnya kepada Tuti.

Namun, pada suatu malam saat Kamal meminta Amat untuk menemaninya ke warung itu. Amat menolaknya karena, dia sedang tidak enak badan. Jadi Kamal ke warung tersebut dengan temannya yang lain. 

Kira-kira pukul 23.30, pintu kamar Amat ada yang mengetuk. Setelah dia di buka, ternyata yang mengetuk tadi adalah temannya Kamal yang tadi bersamanya ke warung Tuti. Dengan sedikit ngos-ngosan, dia memberi tahu Amat bahwa Kamal sedang dikroyok oleh sekelompok orang yang tidak mereka kenal. Mendengar itu, Amat segera memakai baju dan pergi kesana. Namun sayang, orang-orang yang mengeroyok Kamal telah pergi dan warung telah tutup.

Amat mencari kamal ke sana kemari tetapi tidak menemukannya. Ternyata, Kamal telah dibawa oleh masyarakat sekitar situ ke rumah sakit. Sesampainya dirumah sakit, Amat langsung menuju ruangan kamal dirawat. Di sana juga tampak ada Tuti dan beberapa orang teman kamal. Amat marah kepada teman-teman Kamal yang membiarkan sahabatnya itu dikroyok. Di sana dia juga menanyakan siapa dan kenapa Kamal jadi sampai dikroyok orang. Tapi tak satu pun dari mereka yang menjawabnya dan mereka semua seperti orang ketakutan. Amat juga kesal dengan dirinya karena tidak bisa menemai sahabatnya itu.

Setelah merasa Amat mulai tenang, Tuti mengajaknya keluar untuk berbicara. Disana Tuti menceritakan semuanya sambil menangis. Ia bercerita bahwa yang mengeroyok Kamal adalah geng mantan suaminya. Mantan suaminya cemburu kepada Kamal sebab, dia masih sayang dengan Tuti. Namun, Tuti sudah tidak mau lagi untuk kembali kepada mantan suaminya itu. Karena, Tuti tahu bahwa suaminya merupakan seorang preman yang tidak tahu diri, suka miras, suka main perempuan dan suka berjudi serta tidak perduli kepada keluarga. Sampai-sampai anak dari hasil perkawinan mereka, Kamal yang membiayainya. Jadi jangan heran kalau setiap gajihan setengah dari gajih Kamal diserahkannya kepada Tuti untuk biaya sekolah anak Tuti. Kamal dan Tuti juga sama-sama menabung agar bisa menikah. Kamal juga berjanji akan membawa tuti pulang kekampunnya dan mereka akan hidup bahagia disana.

Setelah mendengar penjelasan Tuti itu. Amat bertanya bagaimana kronologis kejadiannya kepada Tuti sehingga Kamal dikroyok oleh geng mantan suaminya itu. Setelah mendengar penjelasan dari Tuti dan mengetahui tentang di mana lokasi geng tersebut berada. Amat lalu pergi untuk mengambil perlengkapan di mes dan membalas perbuatan geng preman tersebut. Beliau juga berpesan kepada Tuti agar merahasiakan ini kepada siapapun.

Malam itu pada pukul 01.00, Amat pergi ke markas geng preman yang mengeroyok Kamal.

Sesampainya disana, Amat berteriak "Akan ku kirim kalian ke tempat yang sama dengan sahabatku!".

Lima orang preman yang salah satunya adalah mantan suami Tuti menoleh ke arah Amat berada. Mereka semua bangun dari duduknya.

Kemudian mantan suami Tuti berkata "Ada yang mau jadi pahlawan nih!," sambil mengejek Amat.

Dengan berbekal besi panjang dan sebilang keris kecil pemberian ayahnya, Amat langsung berlari menyerang para preman itu. Para preman juga tidak mau kalah, mereka juga menyerang amat secara membabi buta. Namun, dengan ilmu bela diri yang dikuasainya, semua preman yang mengeroyok Kamal dibantai habis. Karena rata-rata para preman itu tidak memiliki ilmu bela diri yang baik. Dan mereka hanya mengandalkan keberanian serta cuma modal nekat saja.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status