Beranda / Urban / Pria Perkasa Penakluk Wanita / 2 Undangan ke Kamar Hotel

Share

2 Undangan ke Kamar Hotel

Penulis: Heartwriter
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-15 16:22:03

"Menemani bagaimana, Nyonya?"

"Kamu akan tahu nanti." Tineke tersenyum menggoda.

"Tapi bagaimana kalau Tuan Rahul atau nyonya Ratna mencariku?" tanya Rangga lagi, berpura-pura polos.

Ratna adalah istri pertama Rahul, istri yang dinikahi secara sah.

"Kita bisa melakukannya short time mungkin satu jam atau dua jam. Lagipula mereka kan tahu kalau kamu sedang mengantarku belanja dan tiap kali aku belanja membutuhkan waktu paling sedikit 5 jam. Jadi, aman lah."

"Tapi bagaimana kalau Tuan Rahul mengetahui kalau aku menemani nyonya di hotel?"

"Kamu jangan khawatir soal itu karena kalau kamu tidak membuka mulut, maka rahasia ini akan hanya akan menjadi rahasia kita berdua dan tidak ada yang akan tahu. Dan nanti, kita bisa masuk secara terpisah. Aku akan masuk dulu, baru setelah aku menelponmu, kamu bisa masuk."

Rangga menelan salivanya. Nampaknya apa yang direncanakan mulai terjadi.

"Tapi ingat, nyonya. Nyonya harus berjanji kalau hal ini tidak akan ketahuan, nyonya, karena aku takut dipecat."

"Kamu jangan khawatir, Rangga. Justru aku yang paling takut kalau hal ini sampai ketahuan sama Tuan Rahul karena Tuan Rahul akan segera menceraikan aku, mengusirku dari rumah mewah yang selama ini aku tempati kalau aku ketahuan selingkuh. Jadi, aku yang paling dirugikan kalau apa yang kita berdua lakukan nanti akan ketahuan oleh Tuan Rahul, sementara kamu paling hanya akan pindah kerja ke tempat lain. Iya kan?"

"Iya juga, nyonya."

Rangga tersenyum karena sebentar lagi dia akan mulai membalas akan apa yang pernah dilakukan Rahul dalam hidupnya.

Setelah itu, Rangga langsung mengantar Tineke menuju salah satu hotel mewah di pusat kota.

Tineke langsung memesan kamar dan masuk lebih dulu ke kamar itu. Segera, Tineke menelpon Rangga.

"Aku sudah menitipkan kunci untukmu di meja resepsionis. Kamu boleh segera mengambilnya. Nomornya 728. Bilang saja kamu adikku, mengerti?"

"Iya, nyonya." Setelah itu, Rangga langsung keluar dari mobil.

Dia masuk ke dalam hotel untuk menuju ke arah meja resepsionis dan memberitahu resepsionis sesuai dengan petunjuk dari Tineke.

Setelah mendapatkan kunci kamar, Rangga segera naik lift untuk menuju ke lantai 7. Dia segera mencari kamar nomor 728 dan mengetuk pintu.

Pintu terbuka dan di dalamnya ada Tineke yang menatap Rangga manja.

Rangga segera masuk dan menutup pintu sambil membantin, ‘Ini yang pertama Tuan Rahul. Ini wanita pertama di sekelilingmu yang aku tiduri. Setelah itu, akan menyusul yang lain.’

Rangga membalikkan tubuhnya sementara Tineke dengan tanpa malu-malu lagi langsung mendekati Rangga menaruh kedua tangannya di dada bidang Rangga.

Tubuhmu sangat atletis. Wajahmu sangat tampan. Kenapa kamu cuma menjadi supir?"

"Aku sedang menunggu pekerjaan yang lebih baik, tapi sebelum mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, daripada nganggur, aku menjadi supir."

"Ok. Aku ngerti. Dan ingat, apapun yang terjadi pada kita di kamar ini, jangan sampai ada orang ketiga yang tahu terutama Tuan Rahul. Mengerti?"

"Aku bisa menyimpan rahasia, nyonya. Tapi sebenarnya, apa yang akan kita lakukan di sini, nyonya?" pancing Rangga.

"Kamu akan segera tahu," kata Tineke sambil mulai membuka kancing kemeja yang dikenakan Rangga.

Tineke langsung berdecak kagum melihat tubuh atletis dengan dada bidang yang menawan hati milik Rangga.

"Kalau aku jadi istrimu, aku pasti tidak akan pernah selingkuh darimu," bisik Tineke sambil tersenyum.

Rangga tersenyum getir karena dia sudah merasakan apa yang dibilang oleh Tineke itu.

Karena dengan modal yang dia miliki, wajah tampan, tubuh atletis dan kasih sayang yang melimpah tetap saja tidak cukup untuk istrinya sehingga istrinya selingkuh darinya.

Tineke sendiri tidak memperhatikan wajah sedih Rangga. Dia langsung mendorong tubuh Rangga hingga tersandar pada pintu.

Setelah itu, Tineke menggunakan lidahnya untuk mulai menyusuri dada bidang milik Rangga yang menawan hatinya itu.

Nafas Tineke mulai memburu karena nafsunya naik setelah melihat tubuh atletis Rangga ini.

Setelah itu Tineke menyandarkan tubuhnya di tubuh Rangga hingga sesuatu yang tegang di bawah sana bisa dirasakan oleh Tineke.

"Kamu juga sudah naik, kan? Kamu juga suka aku kan, Rangga?" tanya Tineke sambil menaikkan kakinya dengan bertumpu pada jari-jari kakinya supaya tubuhnya yang cuma memiliki tinggi 158 cm itu bisa menjangkau leher Rangga yang memiliki tinggi 180 cm itu.

"Iya, nyonya. Aku juga sudah naik."

"Hush. Saat kita berduaan kayak gini, jangan panggil aku nyonya tapi panggil aku sayang. Oke?" Tineke mengedipkan satu matanya.

"Iya, sayang." Rangga mengangguk sambil tersenyum puas.

Tineke langsung melucuti celana yang dikenakan Rangga. Dia juga melucuti segitiga pengaman milik Rangga, setelah itu dia terpekik sendiri. "Wow. Benar-benar gede. Asik nih."

Setelah itu, Rangga mulai menengadahkan kepalanya ke atas karena dia merasakan rudalnya di bawah sana mulai dikulum oleh sebuah benda basah yang mulai membuat dirinya terbang ke awang-awang.

"Enak, sayang. Ohhhh ... terus kan, sayang," kata Rangga sambil berpegangan pada gagang pintu.

Setelah itu, Tineke meninggalkan bagian tubuh kebanggan Rangga dan menarik tangan Rangga ke arah pembaringan.

Nampaknya Tineke sudah tidak sabar lagi sehingga dia langsung membuka bajunya dan langsung menyuruh Rangga untuk tidur di atas ranjang. Dan permainan panas itu pada akhirnya berlangsung selama 2 jam diiringi dengan desahan panas dan keringat yang terus mengucur.

Hari ini Tineke sangat puas karena dia mendapatkan 4 kali kepuasan sebelum Rangga juga mendapatkan puncaknya.

Rangga benar-benar memanjakan diri Tineke sehingga Tineke terkulai lemas.

Rangga juga ikut terkulai lemas hingga akhirnya dia baru bangun saat waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore.

Rangga terbangun karena mendengar suara ponselnya berbunyi yang ternyata merupakan panggilan telepon dari Rahul.

Panggilan telepon itu sudah selesai, tetapi Rangga melihat ada pesan masuk ke ponselnya.

"Ada chat dari Pak Rahul. Bagaimana ini?" bisik Rangga di telinga Tineke.

"Ya, udah. Pak Rahul bilang apa?"

"Pak Rahul bilang kalau dia memerlukan aku untuk antar jemput dirinya yang akan bertemu dengan klien."

"Kamu pergilah. Tapi ingat, nanti kalau aku perlu maka kamu harus ada. Oke?" kata Tineke sambil menatap Rangga penuh arti.

"Baik, sayang." Rangga bangkit berdiri dan mulai memakai bajunya.

Saat Rangga baru saja selesai memakai bajunya, tiba-tiba saja Tineke sudah memeluknya dari belakang dan memberikan sejumlah uang kepadanya.

"Ini untuk kamu, sayang."

"Aku tidak perlu ini, sayang. Uangku cukup kok. Aku malah senang bisa bermesraan denganmu," tolak Rangga halus.

Karena sebenarnya uang sejumlah 1 juta ini sama sekali tidak dia perlukan karena dia memiliki banyak uang di bank.

"Sudahlah, ambil saja, Rangga. Mumpung aku lagi banyak duit dan lagi baik. Tidak setiap kali kita melakukan ini aku akan memberikan uang kepadamu. Jadi, kamu ambil saja."

Untuk tidak membuat Tineke curiga, maka Rangga terpaksa mengambil uang itu. "Terima kasih, sayang."

"Oke dan ingat, kamu harus memuaskan aku lagi dan lagi nanti. Mengerti?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Minto Rahardjo
lanjut kan. dan keren Ceritanya
goodnovel comment avatar
Kulman Kulman
keren ceritanya
goodnovel comment avatar
Jemmy Laimuslo
cerita yg menarik..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pria Perkasa Penakluk Wanita   (S17) Hasrat dan Cinta 2

    Saya kembali masuk ke dalam, ke dalam pusaran suara dan cahaya. Saya segera menemukan Marco dan berteriak ke telinganya dari jarak dekat. Itu tidak terlalu berhasil. Akal sehat menang, dan dia mengikuti saya ke lorong masuk.Gadis berambut pirang kecil itu masih di sana. Dia entah bagaimana mendapatkan tas tangan kecil.- "Dia butuh tumpangan pulang." kata saya. "Saya menawarkan untuk mengantarnya, kalau kalian tidak keberatan."- "Dia akan jadi sopir resmi saya malam ini." katanya. "Kalau itu tidak masalah."Marco terkejut.- "Ini temanku Marco," kataku. - "Millie," katanya, dengan senyuman yang memperlihatkan gigi putihnya yang sempurna. "Senang bertemu denganmu, Marco." - "Dan namaku Ben," tambahku. - "Halo, Ben," katanya dengan nada menggoda yang membuatku sedikit lemas.- "Ya." kata Marco. "Uh ... tidak apa-apa. Kita bisa naik taksi untuk pulang nanti. Kalian ... ah, kalian berdua selamat malam." Dia menoleh ke arahku, dan aku bisa membaca bibirnya: "Are - you - fuckin' - k

  • Pria Perkasa Penakluk Wanita   (S17) Hasrat dan Cinta 1

    Sekarang, kita memasuki season yang baru. Tentang hasrat da juga cinta. Enjoy***Apa yang aku lakukan di klub malam? Biaya masuknya selangit, dan harga minumannya begitu mahal sehingga pemiliknya mungkin bisa foya-foya setelah minggu pertama beroperasi. $7,50 untuk soda klub? Aku memberikan pelayan sepuluh dolar, dan dia sudah pergi sebelum aku sempat meminta kembalian. Mungkin dia tidak bisa mendengarku anyway.Musiknya sangat keras. Aku bisa merasakan dentuman yang tumpul dan berulang-ulang, seperti serangkaian pukulan di dada. Lagu drumnya semua diprogram, tentu saja: jika itu dimaksudkan sebagai irama, maka aku memang sedang menerima pukulan. Untuk menambah kesenanganku, lampu yang berkedip-kedip membuat kepalaku pusing.Tapi Luke ada di sini untuk bertemu jodohnya dari aplikasi kencan, dan Marco dan aku ikut serta untuk memberikan dukungan moral dan cadangan. Marco (seorang pria besar) adalah petugas keamanan, dan aku adalah sopir yang ditunjuk, jaga-jaga kalau ada masalah (m

  • Pria Perkasa Penakluk Wanita   (S16) Hasrat seorang Pembantu 16

    Liang keintimannya basah kuyup dengan cairan cinta, pelayan itu berbalik dan menggenggam batang kemaluannya yang mulai melemas. Liang keintimannya masih berdenyut, dia dengan rakus menutupinya dengan mulutnya, mengisap sisa cairan cinta dan cairannya dari sana."Tetap di sini," dia memohon, mengisap dan menariknya, sangat menginginkan kekakuan itu kembali di dalam dirinya."Aku tidak bisa," dia menjawab, enggan menarik batang kemaluannya dari genggamannya dan memasukkannya kembali ke celananya."Aku punya janji, tapi percayalah, jika tidak begitu penting, aku akan menggaulimu lagi sekarang juga."Saat dia turun tangga, dia berdiri dan menarik celana dalamnya, menggosok liang keintimannya yang masih berdenyut melalui celana dalam, jarinya menekan celana dalam ke celah basah dan sakitnya.Mengetuk dan masuk ke kamar tidur, dia menemukan wanita itu kembali di tempat tidur, gaun tidurnya terbuang dan tergeletak di lantai. Di bawah selimut, kakinya terbuka lebar dan dia tidak menyembunyika

  • Pria Perkasa Penakluk Wanita   (S16) Hasrat seorang Pembantu 15

    Ketika wanita tua itu pulang ke rumah dan membuka pintu kamar tidur, dia terkejut. Bukan karena melihat suaminya dan pembantunya bersama-sama, itu sudah pasti. Yang membuatnya terkejut adalah pemandangan liang keintiman pembantunya yang dicukur, terlihat begitu muda di antara kedua kakinya yang terbuka, lengket dan basah dengan cairan cinta suaminya yang masih menetes keluar. Merah muda dan segar, bibirnya berkilau dan terbuka, selaput daging yang menutupi titik paling sensitifnya. Area sensitif yang tersembunyi di bawahnya, siap mengeras, membengkak, dan menonjol saat terangsang.Melihatnya membangkitkan kenangan dari masa lalu yang jauh. Kenangan bereksperimen dengan teman-teman perempuannya di sekolah, menjilati liang keintiman satu sama lain dan memasukkan jari-jari mereka ke dalam liang keintiman basah dan bersemangat. Membuat satu sama lain klimaks saat mereka menjelajahi seksualitas mereka, bertanya-tanya bagaimana rasanya bersama seorang pria. Dia bukan lesbian, tapi itu ada

  • Pria Perkasa Penakluk Wanita   (S16) Hasrat seorang Pembantu 14

    "Astaga!" teriaknya, dan liang keintimannya menyemprot, membanjiri batang kemaluannya, semburan cairan basah menyemprotkan keduanya setiap kali dia menusuk ke dalam dirinya.Dia menjulurkan tangannya ke bawah dan menggosok klitorisnya dengan liar. Pinggulnya mulai mendorong ke atas, menggoyang keras melawan tubuhnya, dan kemudian dia klimaks, kakinya bergetar tak terkendali dan tubuhnya kejang-kejang saat dia terbaring tertusuk oleh batang kemaluan besar yang indah di dalam dirinya.Menatap liang keintimannya yang terbuka dengan batang batang kemaluannya yang keras terbenam di dalamnya, dia menjilat jempolnya, menjulurkan tangannya, dan menyentuh klitorisnya.Dia bergetar dengan sensitif, tapi saat dia memijatnya, dia menginginkan lebih. Perlahan-lahan masuk dan keluar dari tubuhnya, dengan jempolnya menggosok klitorisnya, dia merespons, mendesah dan menggoyangkan pinggulnya, menginginkan untuk disetubuhi.Tiba-tiba, dia mencengkeram lengannya. Oh sial! Dia akan klimaks lagi. Dia mera

  • Pria Perkasa Penakluk Wanita   (S16) Hasrat seorang Pembantu 13

    Dia seharusnya sudah menduganya, gaya hidup pulau yang santai, nafsu seksualnya yang besar, dan gadis-gadis asli pulau yang muda dan menarik dengan sikap santai mereka terhadap seks adalah resep bencana.Saat pulang lebih awal, dia mendengar suara-suara hubungan seks, membuka pintu kamar tidur mereka untuk menemukan salah satu gadis pulau itu mendesah keras saat dia menggerakkan liang keintimannya yang basah dan ketat ke atas dan ke bawah di atas batang kemaluannya yang tebal, panjang, dan keras.Dia menonton dengan tak percaya saat gadis pulau itu menungganginya, menggesekkan liang keintimannya yang berkilau dan penuh nafsu naik turun di batang batang kemaluannya yang keras, semakin cepat dan semakin cepat, mendorongnya semakin dalam ke dalam dirinya. Dia bisa merasakan gadis itu sangat ingin orgasme dengan liang keintiman penuh batang kemaluan keras dan merasakan cairan cintanya mengalir di dalam pahanya.Diam-diam, dia menutup pintu, mengambil tas tangannya, dan berjalan keluar pin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status