" Apa kamu akan membiarkannya mati? "
Juan menggeleng.
" Kalau begitu tolonglah, paman yakin kamu pasti bisa melakukannya, karena kamu adalah seorang anak jenius."
Juan kembali terdiam.
" Juan!!"
Juan tersentak kaget, ia memandang wajah paman Ranu lalu memandang pria yang tengah berbaring lemah, tubuhnya terus menegluarkan keringat yang banyak, bahkan wajahnya terlihat gelisah. Tangan Juan mengepal kuat.
" Tapi kita tak memiliki bahan obat untuk mengeluarkan racun yang berada dalam tubuhnya. "
Ranu terdiam ia meletakkan tangannya di dagu seraya berpikir, mendongkak. " Jenis bahan apa yang kamu perlukan? "
" Tanaman Kumis Kucing, Rumput Wangi serta Bunga Kaliandra. "
" Jika rumput wangi dan bunga kaliandra, disini kita memilikinya, kebetulan aku selalu membawanya kemana-ma
Meski Juan berhasil mengeluarkan seluruh racun dari tubuh pria itu, namun pria itu tak ada tanda-tanda akan sadar. Juan pun menjadi cemas, setiap pagi selalu memeriksa denyut nadi pria itu, tapi tak menemukan sesuatu yang janggal, tapi kenapa pria itu tak kunjung sadar?." Paman? apa menurutmu aku melakukan kesalahan? " tanya JuanRanu menggeleng. " Sepertinya tidak. "" Lantas mengapa dia tak kunjung bangun? "Ranu pun meletakkan tangan nya di dagu. " Paman pun tak tahu, kita tunggu tiga hari lagi. "" Bagaimana jika dia sudah melewati tiga hari, dan dia masih tidak sadarkan kan diri? " Tanya Andara penasaran." Mungkin kita harus. ." Tunggu, lihat dia! " Rengganis berkata.Tubuh pria itu tiba-tiba bergerak secara gelisah, tubuhnya mulai mengeluarkan banyak keringat.
" Apa yang ingin paman katakan padaku? " tanya Juan.Ranu memandanginya lekat." Kenapa paman memandangiku seperti itu? "" Sejak kapan? "Juan memiringkan kepalanya. " Sejak kapan apa? "Ranu menghela nafas. " Sejak kapan kamu memiliki kekuatan? "Juan tertegun. " So-so-soal itu . . . " kepalanya tertunduk seraya meremas ujung bajunya.Ranu berjalan mendekatinya, Juan semakin gugup.Tanpa diduga Ranu menarik Juan kedalam pelukannya. Mata Juan terbeliak. Tangan Ranu mengelus puncak kepalanya lembut seraya berkata, " tidak apa-apa jika kamu tak ingin memberitahu paman. " Juan mendongkak, Ranu tersenyum. " Paman ikut senang, akhirnya kamu sudah punya kekuatan sendiri, berhati-hatilah. Kita tak tahu, takdir apa yang akan menunggumu dimasa depan? "Juan terdiam sesaat lalu mengangguk
" JUAN AWAS!!!" teriak Andara.Juan menoleh, namun terlambat, salah satu tentakel monster itu mengenai tubuhnya hingga terpental jauh. ' Brak ' tubuh Juan menabrak gunung, hingga menciptakan retakan yang besar. ' Uhuk. ' Juan memuntahkan banyak darah dari dalam mulutnya." JUAN! " pekik Andara.Tangan Andara mengepal kuat, matanya melotot marah kearah monster Gurita di depannya. " BERANINYA KAU!! " berangnya, dengan sisa kekuatan spiritualnya. Andara memasukan semua kekuatannya pada anak panah terakhirnya.' Syut ' ' Bledum ' anak panah itu melesat seperti petir mengenai mata monster gurita itu. seluruh dataran bergetar hebat akibat gerak tubuh dan raungan kesakitan yang dikeluarkan dari monster gurita itu. Marah, monster gurita itu menangkap dan mencengkram tubuh Andara dengan sangat kuat, rona pada wajahnya mulai memucat, Andara bahkan mulai mengalami kesulitan untuk b
Sudah beberapa hari, Gentala harus terjebak di dalam di dalam dimensi yang di ciptakan oleh dirinya sendiri, jika saja ia tak menghabiskan kekuatannya untuk melawan orang berjubah hitam itu mungkin saja ia tak akan berakhir semenyedihkan ini, apalagi keberadaan Ranu yang muncul secara tiba-tiba dan membuatnya tak bisa berbuat apa-apa, untung saja ia pandai mendeteksi spiritual seseorang, jika tidak, mungkin saja rahasia kecil dengan muridnya akan terbongkar begitu saja. Namun jika harus memilih ia lebih baik mendengar kata-kata pedas yang keluar dari mulut Rengganis dari pada harus terjebak di dalam dimensinya, setiap hari ia hanya bisa memperhatikan mereka yang bercanda ria seraya menyantap ayam panggang.Hari ini Ranu bahkan mengajarinya berupa gerakan tarian angin. Siang dan malam, Juan terus mengulangi gerakan yang di ajarkan oleh Ranu padanya tanpa mengenal rasa lelah." Juan gerakan mu semakin bagus, paman tidak
Juan memegang perutnya yang sakit, terdapat darah dari sudut bibirnya, " Guru, uhuk uhuk uhuk. " Panggilnya, kembali memuntahkan darah.Gentala melirik muridnya, " diamlah murid bodoh, akan aku selesaikan dalam satu serangan. "Gentala memotong salah satu tentakel monster gurita yang mencengkram tubuh Andara menggunakan kipasnya hingga menjadi beberapa bagian, tubuh Andara lepas dari cengkramannya, tubuhnya melayang di udara, Gentala menangkap tubuhnya yang ramping, matanya perlahan terbuka, ia tercengang dengan kehadirannya, " Tuan Gentala? bagaimana bisa? " katanya lalu tak sadarkan diri. Gentala pun membawa tubuh Andara kesisi Juan tak lupa ia pun kembali dan membawa tubuh Kerta putra." Jagalah mereka. " katanya seraya pergi, namun tangan Juan menahan kepergiaannya, menatapnya dengan tatapan, takut serta khawatir, " Jangan pergi, "Gentala tersenyum, meraih tangannya seraya berk
Mata itu menatapnya penuh kecewa, kedua matanya mengeluarkan air mata yang mengalir begitu saja membasahi kedua pipinya, darah segar mengalir dari sudut bibirnya. " T-t-tuan? " tangan yang bergetar serta berlumuran darah mencoba menyentuh wajahnya. Namun, ' Jleb ' ia menusukkan pisau itu seraya berkata " Maafkan aku. " membuatnya memuntahkan banyak darah dari dalam mulutnya ." Guru! " teriak Juan. ia terbangun dari mimpi buruknya, menatap tangannya tak percaya, air matanya mengalir begitu saja membasahi kedua pipinya.Andara yang ikut terbangun, kaget mendengar teriakan Juan yang tiba-tiba membuatnya penasaran ." Ada apa Juan? " tanyanya, bangun lalu menghampiri Juan.Berbeda dengan Kerta Putra yang tak terusik sama sekali bagaikan putri tidur.Tubuh Juan bergetar, mimpi itu terulang lagi, dimana gurunya meninggal di tangannya sendiri. Setiap mimpi itu datangm Juan beru
" Kenapa? "" Kenapa apanya? "" Kenapa kamu menyelamatkan ku? "Hening sesaat, " apa aku perlu alasan untuk menolong temanku sendiri? "Andara berdiri di belakang Juan dan menatap tak suka pada Kerta Putra. kepala Kerta Putra menunduk seraya memeluk bola itu seakan -akan bola itu adalah nyawanya yang harus dilindunginya dengan sepenuh jiwa." Sampai kapan kalian akan terus diam seperti itu, waktu kita sudah tak banyak lagi, lebih baik kita bergegas menuju ketempat selanjutnya. " Andara berkata, berjalan keluar dari dalam gua. Mereka berdua pun mengikutinya dari belakang tanpa kata.Mereka kini pergi menuju ketempat terakhir, yaitu gunung merapi yang terletak di pulau terpencil, Kerta Putra bergidik ngeri melihat lava yang bergejolak dari dalam gunung itu, " apa kalian yakin, akan memasuki tempat itu? " Kerta bertanya.
Terdapat lima jenis kujang di dunia ini yaitu kujang tembaga, perunggu,logam, perak dan emas. Kujang tembaga memiliki unsur udara, kujang perunggu memiliki unsur tumbuhan, kujang logam memiliki unsur air, Kujang Perak memiliki unsur tanah dan Kujang emas memiliki unsur Api, kelimanya memiliki unsur bumi yang begitu kuat, seperti kujang emas yang berada di depan mata Juan, kujang itu mengeluarkan aura yang begitu kuat, meski berbeda dengan element dasarnya namun kujang emas itu sep seakan-akan memanggilnya, detak jantung nya terus berdegup kencang bahkan tanpa sadar, Juan melangkahkah kakinya ke lava itu hingga Andara menyadarkan nya dengan menarik tubuhnya menjauh dari tebing. " Juan, apa kamu lakukan? !" pekiknya, Juan pun terlonjak kaget lalu tersadar, " a-a-aku, apa yang terjadi? " " Kamu baru saja akan melompat kedalam lava itu, untung saja Andara sadar dengan sikap mu yang tiba-tiba menjadi aneh, dan secara tepat waktu menghentikan