BERSAMBUNG
Aldi mendengar para polisi masih bergerak ke sana kemari, sehingga dia memutuskan bertahan dulu di sini.“Kaka tiduran saja di atas, aku di bawah,” Aldi lalu benar-benar merebahkan tubuhnya, apalagi saat inii sudah hampir pukul 1 malam.Aldi waspada saat wanita ini bangkit. “Aku hanya mau ganti lampu yang redup,” katanya, hingga Aldi tenang lagi.Baik Aldi dan wanita ini sama-sama tidur ayam, kadang terlelap kadang bangun lagi.Si wanita cantik ini rupanya masih ragu dan ada rasa takut, kalau-kalau di apa-apakan. sedangkan Aldi beda lagi, dia wasdapa kalau-kalau polisi ketuk rumah wanita ini lagi.Tapi sampai akhirnya pagi menjelang, wanita ini lega, Aldi benar-benar tidak menganggunya.Namun saat Aldi mengitip lewat jendela, ia malah kaget sendiri, beberapa polisi berseragam ternyata masih lakukan penyisiran di kampung sini.“Kak...boleh aku bertahan dulu di sini, aku janji hanya numpang sementara saja,” kata Aldi sambil menatap wanita ini, yang terlihat tetap manis, walaupun hanya k
Sambil duduk merokok di tempat tersembunyi, Aldi baru tahu dari cerita Ancau, kalau bisnis sampingan inilah sumber kekayaan Basnur.“Ayahnya Basnur aslinya pejabat baik dan jujur, tapi si Basnur ini yang nakal,” cerita Ancau blak-blakan.Dari yang semula berseteru, hubungan keduanya kini malah makin akrab.Kata Ancau lagi, walaupun dari papanya yang pejabat dan pengusaha batubara, dia juga banyak di beri uang, tapi Basnur selalu merasa tak cukup, dia suka foya-foya dan pesta, bahkan hingga ke Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya juga ke LN.“Yang paling parah lagi, Basnur hobby judi, dia pernah kalah banyak saat main di Makau dan pernah nekat main di Las Vegas, berangkat bak jutawan, pulangnya jadi gembel,” cerita Ancau tertawa, tentang kelakuan Basnur ini."Pantas di sekolah jadi big bos, lalu pikirannya juga dewasa, wong usianya hampir 21 tahun," batin Aldi mulai paham, bandingkan dengan dirinya yang baru saja 17 tahunan, artinya Basnur lebih tua 4 tahun darinya.Transaksi pun berlangsu
“Kenapa nggak di patahin tangan dan kakinya,” terdengar suara Antok.“Enak saja kamu ngomong, hampir saja 5 anak buahku koit di hajar dia,” suara Ancau Kobra menyahut ucapan Antok.“Sebenarnya dia bukan ancaman, di sekolah malah sangat tertutup. Kamu Tok, harusnya jangan cari gara-gara, apalagi setelah gadis yang dia incar sudah pindah ke Jakarta 4 bulanan yang lalu,” terdengar Basnur menegur Antok.Kaget juga Aldi, suara Basnur sangat dewasa dan seolah-olah dialah bos semua preman di sini. Basnur juga tetap terlihat santai sambil hisap rokoknya.“Justru ancaman bagi kami mas Bos, anak buahku dia hajar saat minta upeti dengan para pedagang itu,” sungut Ancau Kobra.“Kan sudah ku bilang, jangan anggap remeh si Aldi, dia itu jago berantem, harusnya kamu dulu pakai siasatku, eh kalian malah langsung main hantam saja. Lagian kenapa sih suka main kekerasan saat minta upeti, sudah tahu polisi lagi berantas preman, aneh kamu ini,” tegur Basnur terdengar jengkel dengan ulah Ancau Kobra.Selan
“Terima kasih pa…Kompol Sentot!”“Hebat sekali kamu, sendirian hadapi kelompok Ancau Kobra, luar biasa, fisik kamu juga kuat,” puji Kompol Sentot terkagum-kagum.“Saya…di keroyok, saya hanya membela diri pak,” sahut Aldi pelan.“Hmmm untung saja tidak ada yang mati, 5 anak buah Ancau sudah kami amankan dan di rawat, Ancau-nya lagi intoregasi,” sahut Sentot, ada ketukan di pintu kamar perawatan ini dan Paman Birin guru beladiri Aldi yang datang.Sentot tahu siapa Paman Birin, yang mantan pensiunan tentara, dia beri hormat lalu Sentot permisi dan membiarkan Paman Birin membezuk anak asuhnya ini.Mendengar kronologis nya dari mulut Aldi, Paman Birin senyum kecil. Mantan anak buah Jenderal Rey yang pernah lama bertugas di Papua ini sudah tak aneh lagi dengan sepak terjang anak asuhnya.“Cepat makan dengan pisang emas ini,” kata Paman Birin dan tanpa ragu Aldi untal sebuah pil kecil bersama pisang emas.“Kamu jangan kaget, nanti perut kamu berbunyi kerototan, itu tandanya proses pengobatan
Ancau Kobra benar-benar buktikan omonganya, bersama 20 anak buahnya, dia sengaja hadang Aldi di sebuah tempat sepi, saat remaja yang bentar lagi naik ke kelas 11 SMU dan berusia 17 tahun ini akan ke terminal, tempatnya nongkrong.Aldi bukannya takut, dia dengan tenang turun dari motornya saat di hadang Ancau Kobra Cs. Sikapnya ini dianggap Ancau benar-benar menantangnya.“Jadi kamu yang bernama Aldi dan sudah hajar puluhan anak buahku,” hardik Ancau langsung nge-gas, apalagi di lihatnya remaja ini tidak ada takut-takutnya.Kini mereka saling berhadapan, tinggi Ancau hampir sama dengan Aldi, tapi tubuh si bos preman ini lebih berisi mendekati gendut.Melihat tongkongan Aldi, Ancau Kobra membatin juga, kalau remaja di depannya ini ada ‘isinya’.Aldi kini sudah di kurung 20 anak buahnya. Remaja hanya senyum di kulum, anak muda nekat ini sama sekali tidak gentar, padahal ke 20 orang ini, ada yang bawa pentungan dan belati.“Iya, akulah orangnya,” sahut Aldi dingin.“Hebat, kamu rupanya pu
Sejak hari itu, Aldi sulit bertemu Dara, gadis cantik ini di kadang di antar ke sekolah, tapi pas pulangnya di jemput Bonang.Bahkan Bonang kadang terlihat berbincang akrab dengan Basnur dan mendorong adiknya ikut mobil remaja angkuh itu.“Sabar ya bro,” tepuk Kibil ke bahunya, Aldi hanya bisa hela nafas. Seakan baru nyadar, kalau dia bukan siapa-siapa, hanya remaja miskin yang bisa dibandingkan dengan Basnur..!Aldi pun akhirnya konsen ke pelajaran saja dan fokus bantu ibu angkatnya jualan, tidak lagi memikirkan Dara yang diam-diam sangat di cintainya.Namun semenjak memelihara ‘cucunya’ setelah Suci melahirkan di penjara khusus, mau tak mau Aldi pun lebih sering jualan sendiri di terminal itu.Semakin hari, minggu dan bulan ‘keponakannya’ ini kadang rewel dan butuh perhatian lebih.Namun yang bikin Aldi kadang trenyuh, saat melihat wajah bayi malang ini, bayi ini menderita autisme atau gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi perilaku dan cara berpikir si bayi ini.“Duehh kasian