Share

Pria yang Pernah Menghancurkanku
Pria yang Pernah Menghancurkanku
Penulis: Hans 02

Part 1

Ara terus melangkah menelusuri jalan sepi, gadis itu tak memiliki pilihan lain selain berjalan kaki menuju perusahaan temannya, untuk melamar pekerjaan. Belum sampai 15 menit dia jalan, Ara dikejutkan dengan kedatangan segerombolan preman bertubuh kekar. Ara mencoba tenang, dan berjalan melewati para preman itu. Namun, keberuntungan seakan sedang tidak memihak Ara. Tangan dia di cekal oleh salah satu preman itu, lalu menariknya.

"Kau mau kemana, Nona manis?" tanya preman itu.

"Tolong lepaskan saya, Tuan. Saya tidak berniat mengganggu anda dan teman teman anda."

"Tapi dengan datangnya kau ke sini, itu artinya kau menyerahkan diri pada kami, Nona," ucap preman lainnya.

Tak lama gelak tawa keluar dari bibir para preman itu, dan itu membuat Ara semakin ketakutan. Dia sekuat tenaga mencoba terlihat tenang, dan membaca doa dalam hati. Semoga ada orang yang mau membantunya lepas dari para preman itu.

Kali ini sepertinya Tuhan sedang berbaik hati padanya, tak lama ada sebuah mobil yang berhenti di dekat mereka. Tampak seorang laki-laki muda turun dari mobil itu, dan mendekati Ara. "Lepaskan dia," tegas laki-laki itu.

"Hei, kau siapa hah?" tanya salah satu preman itu.

Laki-laki itu tak menjawab, dia langsung menarik Ara dan membawanya kedalam mobil. Setelah di pastikan aman, laki-laki itu kembali kepada para preman. Dilihat dari raut wajahnya, para preman itu tampak marah dengan perbuatan laki-laki itu. Satu persatu mulai menyerang laki-laki muda itu, dan hebatnya laki-laki itu mampu mengatasi semuanya hingga para preman itu tumbang.

Setelah dipastikan lumpuh, laki-laki muda itu masuk kembali ke dalam mobil. Dilihat Ara yang tampak ketakutan dengan tubuh bergetar hebat.

"Kau baik baik saja?" tanya laki-laki itu.

Ara memberanikan diri menatap laki-laki disebelahnya. " Ya, aku baik baik saja. Dan terimakasih telah menolongku," ucap Ara.

Laki-laki muda itu terpaku saat mendengar suara gadis itu, ingatannya seakan kembali pada kejadian 8 tahun yang lalu. Dia seakan mengingat seseorang dari diri gadis itu, saat meneliti wajah Ara. Laki-laki itu tersentak kaget, menatap tak percaya pada gadis di hadapkannya itu.

"Ara?" mendengar namanya dipanggil, Ara menatap kembali pada laki-laki yang telah menolongnya tadi. Dia menyeritkan dahinya, saat laki-laki itu tau namanya.

"Kau mengenalku?" tanya Ara dengan bingung.

Deg!

Laki-laki itu diam mendengar jawaban dari bibir Ara. Jadi benar dia Arabella, batinnya.

"Kau tidak mengingatku?" tanya laki-laki itu, dan Ara hanya menggeleng dengan raut wajah yang masih bingung.

laki-laki itu diam dengan raut wajah terkejut. Bagaimana Ara tidak mengingat dirinya? Apakah Ara sedang berpura-pura tidak mengenalnya setelah kejadian 8 tahun yang lalu?

"Kau masih membenciku karena kejadian itu?" tanya Laki-laki itu pada Ara.

"Kejadian apa, Tuan? Apakah kita sebelumnya sudah bertemu? Saya benar-benar tidak mengenal anda."

Mendengar pertanyaan yang meluncur dari mulut Ara, laki-laki itu menatap lekat wajah Ara untuk mencari kebohongan. Namun, nihil. Ara sepertinya tidak berbohong dengan ucapannya. Lalu kenapa Ara tidak mengingat? Apakah terjadi sesuatu 8 tahun yang lalu, dan ia tidak mengetahuinya. Laki-laki itu menghela nafasnya, lalu berpaling menatap ke depan.

"Kau akan pergi kemana?" tanya laki-laki itu, mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.

"Aku ingin melamar pekerjaan," balas Ara.

"Dimana?"

"Perusahaan A."

"Baiklah, akan ku antar kau kesana." Laki-laki itu bersiap menjalankan mobilnya, tetapi Ara cegah.

"Tidak perlu, aku ingin pulang sekarang."

"Dimana rumahmu?" tanya laki-laki itu.

"Komplek G."

Tanpa banyak bertanya lagi, laki-laki itu segera melajukan mobilnya menuju komplek yang Ara bilang. Sebenarnya laki-laki itu tau alamat Ara, tetapi ia memilih berpura-pura tidak tahu saja. Agar Ara tidak terlalu curiga. Banyak pernyataan yang muncul di benaknya, terutama tentang Ara yang tak kenal dirinya. Tetapi, tampaknya laki-laki itu mengabaikannya, dia akan mencari sendiri apa yang sebenarnya telah terjadi 8 tahun yang lalu.

Sesampainya didepan rumah, Ara segera turun dan menyuruh laki-laki itu ikut turun. "Ayo masuklah, aku akan mengenalkan mu dengan Mamaku, sebagai ucapan terimakasih."

Laki-laki itu diam dan berfikir, antara menerima tawaran Ara atau menolaknya. "Aku sedang buru-buru. Jadi maaf, aku tak bisa mampir terlalu lama," ucap laki-laki itu menolak halus tawaran Ara.

Mendengar hal itu, Ara hanya mampu mengangguk saja. "Baiklah kalau–"

"Ara," ucapan Ara terpotong saat mendengar Mamanya memanggilnya.

"Ya, Ma." Ara melihat Mamanya tampak berjalan mendekati dia. Sesampainya didekat Ara, Mamanya menyerit saat mendapati laki-laki asing dihadapannya. "Dia siapa?" tanyanya.

"Akh ... Ara juga lupa menanyakan namanya. Namamu siapa?" tanya Ara.

Sedangkan laki-laki itu menelan ludahnya susah payah, dia tidak punya pilihan lain lagi selain berkata jujur. Dan siap menerima kemarahan Diana, Mama Ara.

"Hasbi, Tante."

Mendengar ucapan laki-laki itu, tubuh Diana langsung membeku seketika. Ia memberanikan diri untuk menatap intest laki-laki muda dihadapannya, dan benar saja, laki-laki muda itu memang lah Hasbi Hutomo.

"Kau," Diana menunjuk wajah Hasbi dengan tatapan tak percaya. Sedangkan Hasbi hanya mampu menundukan kepalanya, saat melihat kemarahan di wajah Diana. Inilah alasan mengapa Hasbi menolak tawaran Ara untuk masuk ke dalam rumah. Selain menghindari Diana, Hasbi juga tidak ingin mendapatkan kemarahan dari Diana lagi. Baginya sudah cukup 8 tahun yang lalu ia dia marahi habis habisan oleh Diana, dan Hasbi tak ingin hal itu terjadi kembali.

Disisi lain Ara hanya diam dan mencoba mencerna, apa yang terjadi diantara Mamanya dan laki-laki bernama Hasbi itu. Kenapa keduanya tampak dingin? Apakah sebelumnya mereka sudah bertemu dan mengalami satu insiden yang membuat hubungan mereka menjadi seperti ini.

"Mama mengenalnya?" tanya Ara memecahkan keheningan diantara mereka bertiga.

"Tidak!" tegas Diana, dengan memalingkan wajahnya, tak ingin menatap Hasbi.

"Lalu, kenapa–"

"Sudah, lupakan itu semua. Ayo, kita masuk." Diana menarik tangan Ara dengan cepat dan membawanya ke dalam rumah.

Dia tidak akan membiarkan Ara berdekatan terlalu lama dengan orang yang telah membunuh suaminya, sekaligus membunuh Ayah dari putrinya itu. Karena Diana takut Ara akan mengingat kembali ke masa lalu, walaupun kemungkinan sangat kecil. Namun, tetap saja Diana harus terus berjaga-jaga.

Hasbi yang ditinggal begitu saja hanya diam dan menatap nanar rumah sederhana itu. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk meninggal kediaman Ara. Ia akan segera mencari tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi 8 tahun yang lalu. Bila perlu ia akan menyewa seseorang untuk memecahkan segala pertanyaan yang ada di dalam benaknya itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status