Share

Part 2.

Sesampainya di rumah, Hasbi segera menemui Ayah dan Mamanya. Ia akan bertanya, ada kejadian apa selama ia di penjara. Karena Hasbi yakin, hanya orang tuanya lah yang akan memberitahunya.

"Ma, Ayah." Kedua pasangan yang sudah tidak muda itu mengalihkan netranya dari televisi yang sedang mereka tonton.

"Ada apa?" tanya Gina, Mama Hasbi.

"Aku ingin bertanya sesuatu, apa boleh?"

Yuda, Ayahnya Hasbi mengerutkan dahinya saat melihat wajah serius dari putra satu satunya itu. Sedangkan Gina hanya mengangguk dan mengizinkan Hasbi untuk bertanya.

"Apa kalian mengetahui tentang sesuatu yang terjadi delapan tahun yang lalu pada keluarga Ara?" tanya Hasbi dengan hati hati.

Mendengar putranya membawa nama Ara, Nyonya Gina tampak menatap tak suka pada Hasbi. "Jangan membahas tentang dia lagi, Mama tidak suka. Karena mereka kau jadi masuk penjara 8 tahun lamanya."

"Tapi, Ma–"

"Sudah cukup, jangan menyalahkan terus dirimu. Karena ini sepenuhnya bukan salahmu, tapi juga salah Tuan Wijaya. Jika saja dia tau peraturan menyebrang jalan dengan benar, dia pasti tidak akan tertabrak. Dan kau tidak akan masuk penjara," ucap Nyonya Gina dengan emosi.

Ya, Nyonya Gina selalu saja membela Hasbi. Bahkan saat persidangan dia tetap ngotot pada hakim dan berbicara kalau itu bukan salah Hasbi sepenuhnya. Padahal jelas jelas Hasbi lah yang salah sepenuhnya, karena telah melanggar hukum. Dengan mengemudikan mobil menggunakan kecepatan tinggi dalam keadaan mabuk. Bahkan Hasbi juga menerobos lampu merah, dan karena kelakuannya itu, Hasbi tak sengaja menabrak Ayah Ara. Dan menyebabkannya kematian.

"Sudahlah, kau ini selalu saja menyalahkan Alm. Tuan Wijaya. Padahal disini dia tidak bersalah apapun, dan yang sepenuhnya salah adalah anak kita." Tegas Tuan Yuda.

Nyonya Gina hanya memalingkan wajahnya tak suka. Lalu tak lama dia beranjak dari sana, meninggalkan suami dan putranya. Sedangkan kedua laki-laki beda generasi itu hanya mampu menghembuskan nafas mereka melihat Mamanya marah.

"Sudah jangan dipikirkan, nanti Ayah akan membujuknya," hibur Tuan Yuda pada Hasbi. Sedangkan Hasbi hanya mengangguk dan tersenyum kecil.

"Jadi, apakah Ayah tau sesuatu yang terjadi delapan tahun yang lalu pada keluarga Ara?" tanya Hasbi kembali.

Tuan Yuda diam sejenak, hingga akhirnya dia pun menceritakan semuanya. Asal mula mengapa Ara bisa kehilangan ingatannya.

"Sebenarnya, Mama kamu menyuruh anak buahnya untuk menabrak Ara. Mama kamu tak suka dan membenci Ara karena dia sudah membuat kamu masuk ke dalam penjara. Namun, usaha Mama kamu gagal. Karena Ara tidak meninggal, melainkan kehilangan ingatannya. Oleh sebab itu, dia tidak mengingat kamu saat kamu menolongnya tadi. Jangan membenci Mamamu, maafkan dia. Karena jika kau ada di posisinya, kau juga akan melakukan hal itu, walaupun tidak terlalu kejam seperti Mamamu lakukan."

Hasbi menatap tak percaya pada Ayahnya, kenapa bisa Ayahnya membiarkan Mamanya mencelakai Ara. Apakah mereka tidak berfikir, jika sampai ketahuan dan masuk penjara seperti dirinya.

"Lalu apakah perbuatan Mama ketahuan oleh polisi?" tanya Hasbi.

"Ya. Bahkan Mamamu sudah polisi borgol, tetapi Kakekmu menyelamatkannya. Dia manipulasi semua bukti yang tertuju pada Mamamu, hingga polisi akhinya membebaskan Mamamu kembali."

Lagi lagi Hasbi terkejut dengan kebenaran yang di ucapkan oleh Ayahnya. Dia tidak menyangka kalau Kakeknya juga mendukung rencana Mamanya.

"Hasbi kecewa pada kalian." Setelah mengatakan itu semua, Hasbi segera pergi menuju kamarnya meninggalkan Ayahnya seorang diri di ruang keluarga.

Tanpa mereka sadari, di balik pilar ruangan itu. Nyonya Gina menguping semua pembicaraan anak dan suaminya. Nyonya Gina tak menyangka bahwa suaminya akan membongkar semua perbuatannya pada Hasbi. Dan Nyonya Gina jelas melihat bahwa putranya sangat kecewa pada mereka karena telah mencelakai dan mendukung rencana dirinya.

"Bodoh! Kenapa dia tidak bisa menyembunyikan itu semua dari Hasbi. Jika sudah begini, Hasbi pasti akan marah pada kita semua." Umpatnya berbicara sendiri di balik pilar itu.

"Kau sedang apa?" tanya Tuan Yuda menghampiri istrinya yang tengah bersembunyi di balik pilar.

Nyonya Gina membalikkan tubuhnya dan terkejut melihat keberadaan suaminya. Tetapi keterkejutan itu tak berlangsung lama, karena tak lama Nyonya Gina memutuskan pergi tanpa menjawab pertanyaan suaminya. Tuan Yuda yang tak mengerti apa apa hanya diam dan menyusul istrinya masuk ke dalam kamar mereka.

Didalam kamar, Hasbi tengah memikirkan bagaimana caranya untuk meminta maaf pada Diana dan Ara. Ia sangat malu dengan kelakuan keluarganya, yang selalu bertindak seenaknya dan berakibat fatal. Hingga tiba-tiba pikirannya terlintas tentang pernikahan, Hasbi pun tersenyum. Ya, ia akan meminta Ara untuk menjadi istrinya. Hasbi tidak peduli lagi pada keluarga yang pasti akan menentang keputusan untuk menikahi Ara. Dia juga tidak peduli pada Angel, Kekasihnya.

Hasbi pun keluar dari kamarnya, tujuannya hanya satu, yaitu rumah Ara. "Mau kemana kau?" tanya Nyonya Gina yang tak sengaja berpapasan dengan putranya igu.

"Bukan urusan Mama," balas Hasbi dingin.

Nyonya Gina menatap tak percaya dengan respon yang diberikan Hasbi padanya, di tambah sikap Hasbi yang lancang melewatinya begitu saja.

"Hasbi!" bentak nyonya Gina. Namun, Hasbi terus saja melangkah meninggalkan rumah mewah itu.

Hasbi mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, ia tidak ingin terburu-buru karena takut terjadi sesuatu. Sesampainya di depan rumah Ara, Hasbi di buat heran karena rumah Ara tampak kosong. Padahal beberapa yang lalu rumah itu masih ada barang-barangnya. Tak habis akal, Hasbi pun menanyakan pada tetangga Ara.

"Bu, kalau boleh tau. Pemilik rumah ini kemana ya? Kok sepi dan barang-barangnya tidak ada?" tanya Hasbi pada tetangga Ara yang kebetulan lewat.

"Satu jam lalu mereka pergi meninggalkan rumah ini," balas tetangga Ara.

Hasbi tentu sangat lah terkejut mendengar ucapan dari tetangga Ara, kini harapan untuk menikahi Ara hancur begitu saja. "Kalau begitu terimakasih, Bu."

"Sama-sama."

Laki-laki muda itu menghela nafasnya, sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi dari sana. Di dalam perjalanan, Hasbi tak berhenti mengumpat. Karena secara tidak langsung, ia yang membuat Ara pergi dari rumahnya. Karena Hasbi tau, bahwa itu semua pasti rencana Diana yang tak memperbolehkan putrinya untuk bertemu dengannya.

"Aku tau kau masih memiliki dendam padaku, Nyonya Diana. Tetapi dengan kau membawa Ara kabur, itu adalah keputusan yang sangat salah. Karena, kemanapun Ara pergi, aku pasti akan menemukannya. Bahkan di lubang semut sekalipun." Gumam Hasbi dalam hati.

Hasbi mulai menyalakan mesin mobilnya, menancapkan gasnya meninggalkan kediaman Ara. Ia akan pergi ke rumah Omnya, meminta bantuan agar bisa segera menemukan Ara. Karena, Omnya adalah detektif handal. Apa yang ia temukan, tidak mungkin bisa orang lain temukan.

Hebat sekali bukan?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status