Share

Part 2.

Author: Hans 02
last update Last Updated: 2023-04-12 14:48:01

Sesampainya di rumah, Hasbi segera menemui Ayah dan Mamanya. Ia akan bertanya, ada kejadian apa selama ia di penjara. Karena Hasbi yakin, hanya orang tuanya lah yang akan memberitahunya.

"Ma, Ayah." Kedua pasangan yang sudah tidak muda itu mengalihkan netranya dari televisi yang sedang mereka tonton.

"Ada apa?" tanya Gina, Mama Hasbi.

"Aku ingin bertanya sesuatu, apa boleh?"

Yuda, Ayahnya Hasbi mengerutkan dahinya saat melihat wajah serius dari putra satu satunya itu. Sedangkan Gina hanya mengangguk dan mengizinkan Hasbi untuk bertanya.

"Apa kalian mengetahui tentang sesuatu yang terjadi delapan tahun yang lalu pada keluarga Ara?" tanya Hasbi dengan hati hati.

Mendengar putranya membawa nama Ara, Nyonya Gina tampak menatap tak suka pada Hasbi. "Jangan membahas tentang dia lagi, Mama tidak suka. Karena mereka kau jadi masuk penjara 8 tahun lamanya."

"Tapi, Ma–"

"Sudah cukup, jangan menyalahkan terus dirimu. Karena ini sepenuhnya bukan salahmu, tapi juga salah Tuan Wijaya. Jika saja dia tau peraturan menyebrang jalan dengan benar, dia pasti tidak akan tertabrak. Dan kau tidak akan masuk penjara," ucap Nyonya Gina dengan emosi.

Ya, Nyonya Gina selalu saja membela Hasbi. Bahkan saat persidangan dia tetap ngotot pada hakim dan berbicara kalau itu bukan salah Hasbi sepenuhnya. Padahal jelas jelas Hasbi lah yang salah sepenuhnya, karena telah melanggar hukum. Dengan mengemudikan mobil menggunakan kecepatan tinggi dalam keadaan mabuk. Bahkan Hasbi juga menerobos lampu merah, dan karena kelakuannya itu, Hasbi tak sengaja menabrak Ayah Ara. Dan menyebabkannya kematian.

"Sudahlah, kau ini selalu saja menyalahkan Alm. Tuan Wijaya. Padahal disini dia tidak bersalah apapun, dan yang sepenuhnya salah adalah anak kita." Tegas Tuan Yuda.

Nyonya Gina hanya memalingkan wajahnya tak suka. Lalu tak lama dia beranjak dari sana, meninggalkan suami dan putranya. Sedangkan kedua laki-laki beda generasi itu hanya mampu menghembuskan nafas mereka melihat Mamanya marah.

"Sudah jangan dipikirkan, nanti Ayah akan membujuknya," hibur Tuan Yuda pada Hasbi. Sedangkan Hasbi hanya mengangguk dan tersenyum kecil.

"Jadi, apakah Ayah tau sesuatu yang terjadi delapan tahun yang lalu pada keluarga Ara?" tanya Hasbi kembali.

Tuan Yuda diam sejenak, hingga akhirnya dia pun menceritakan semuanya. Asal mula mengapa Ara bisa kehilangan ingatannya.

"Sebenarnya, Mama kamu menyuruh anak buahnya untuk menabrak Ara. Mama kamu tak suka dan membenci Ara karena dia sudah membuat kamu masuk ke dalam penjara. Namun, usaha Mama kamu gagal. Karena Ara tidak meninggal, melainkan kehilangan ingatannya. Oleh sebab itu, dia tidak mengingat kamu saat kamu menolongnya tadi. Jangan membenci Mamamu, maafkan dia. Karena jika kau ada di posisinya, kau juga akan melakukan hal itu, walaupun tidak terlalu kejam seperti Mamamu lakukan."

Hasbi menatap tak percaya pada Ayahnya, kenapa bisa Ayahnya membiarkan Mamanya mencelakai Ara. Apakah mereka tidak berfikir, jika sampai ketahuan dan masuk penjara seperti dirinya.

"Lalu apakah perbuatan Mama ketahuan oleh polisi?" tanya Hasbi.

"Ya. Bahkan Mamamu sudah polisi borgol, tetapi Kakekmu menyelamatkannya. Dia manipulasi semua bukti yang tertuju pada Mamamu, hingga polisi akhinya membebaskan Mamamu kembali."

Lagi lagi Hasbi terkejut dengan kebenaran yang di ucapkan oleh Ayahnya. Dia tidak menyangka kalau Kakeknya juga mendukung rencana Mamanya.

"Hasbi kecewa pada kalian." Setelah mengatakan itu semua, Hasbi segera pergi menuju kamarnya meninggalkan Ayahnya seorang diri di ruang keluarga.

Tanpa mereka sadari, di balik pilar ruangan itu. Nyonya Gina menguping semua pembicaraan anak dan suaminya. Nyonya Gina tak menyangka bahwa suaminya akan membongkar semua perbuatannya pada Hasbi. Dan Nyonya Gina jelas melihat bahwa putranya sangat kecewa pada mereka karena telah mencelakai dan mendukung rencana dirinya.

"Bodoh! Kenapa dia tidak bisa menyembunyikan itu semua dari Hasbi. Jika sudah begini, Hasbi pasti akan marah pada kita semua." Umpatnya berbicara sendiri di balik pilar itu.

"Kau sedang apa?" tanya Tuan Yuda menghampiri istrinya yang tengah bersembunyi di balik pilar.

Nyonya Gina membalikkan tubuhnya dan terkejut melihat keberadaan suaminya. Tetapi keterkejutan itu tak berlangsung lama, karena tak lama Nyonya Gina memutuskan pergi tanpa menjawab pertanyaan suaminya. Tuan Yuda yang tak mengerti apa apa hanya diam dan menyusul istrinya masuk ke dalam kamar mereka.

Didalam kamar, Hasbi tengah memikirkan bagaimana caranya untuk meminta maaf pada Diana dan Ara. Ia sangat malu dengan kelakuan keluarganya, yang selalu bertindak seenaknya dan berakibat fatal. Hingga tiba-tiba pikirannya terlintas tentang pernikahan, Hasbi pun tersenyum. Ya, ia akan meminta Ara untuk menjadi istrinya. Hasbi tidak peduli lagi pada keluarga yang pasti akan menentang keputusan untuk menikahi Ara. Dia juga tidak peduli pada Angel, Kekasihnya.

Hasbi pun keluar dari kamarnya, tujuannya hanya satu, yaitu rumah Ara. "Mau kemana kau?" tanya Nyonya Gina yang tak sengaja berpapasan dengan putranya igu.

"Bukan urusan Mama," balas Hasbi dingin.

Nyonya Gina menatap tak percaya dengan respon yang diberikan Hasbi padanya, di tambah sikap Hasbi yang lancang melewatinya begitu saja.

"Hasbi!" bentak nyonya Gina. Namun, Hasbi terus saja melangkah meninggalkan rumah mewah itu.

Hasbi mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, ia tidak ingin terburu-buru karena takut terjadi sesuatu. Sesampainya di depan rumah Ara, Hasbi di buat heran karena rumah Ara tampak kosong. Padahal beberapa yang lalu rumah itu masih ada barang-barangnya. Tak habis akal, Hasbi pun menanyakan pada tetangga Ara.

"Bu, kalau boleh tau. Pemilik rumah ini kemana ya? Kok sepi dan barang-barangnya tidak ada?" tanya Hasbi pada tetangga Ara yang kebetulan lewat.

"Satu jam lalu mereka pergi meninggalkan rumah ini," balas tetangga Ara.

Hasbi tentu sangat lah terkejut mendengar ucapan dari tetangga Ara, kini harapan untuk menikahi Ara hancur begitu saja. "Kalau begitu terimakasih, Bu."

"Sama-sama."

Laki-laki muda itu menghela nafasnya, sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi dari sana. Di dalam perjalanan, Hasbi tak berhenti mengumpat. Karena secara tidak langsung, ia yang membuat Ara pergi dari rumahnya. Karena Hasbi tau, bahwa itu semua pasti rencana Diana yang tak memperbolehkan putrinya untuk bertemu dengannya.

"Aku tau kau masih memiliki dendam padaku, Nyonya Diana. Tetapi dengan kau membawa Ara kabur, itu adalah keputusan yang sangat salah. Karena, kemanapun Ara pergi, aku pasti akan menemukannya. Bahkan di lubang semut sekalipun." Gumam Hasbi dalam hati.

Hasbi mulai menyalakan mesin mobilnya, menancapkan gasnya meninggalkan kediaman Ara. Ia akan pergi ke rumah Omnya, meminta bantuan agar bisa segera menemukan Ara. Karena, Omnya adalah detektif handal. Apa yang ia temukan, tidak mungkin bisa orang lain temukan.

Hebat sekali bukan?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pria yang Pernah Menghancurkanku   Part 25

    Sudah 3 hari Hasbi dan Ara menghabiskan waktu di Jerman. Selama 3 hari, mereka terus berkeliling dan mengunjungi tempat wisata indah yang ada di sana. Seperti saat ini, Hasbi dan Ara sedang berada di salah satu pantai. Bukan tanpa alasan mereka datang ke pantai ini, tetapi, Ara yang memintanya. "Ah, kenapa tiba-tiba aku merindukan Om Mars?" gumam Ara yang tengah memejamkan mata dengan posisi berbaring di atas ayunan yang ada di pantai itu. "Kamu merindukan siapa?" tanya Hasbi dengan menatap tajam istrinya. "Om Mars. Sudah 3 hari kita meninggalkan dia, aku merasa sangat merindukannya," ucap Ara masih dengan memejamkan matanya. Ara sama sekali tidak menyadari, bahwa ucapannya tadi membuat singa dalam diri Hasbi terbangun. Tiba-tiba saja, Ara merasa ayunannya terasa berat. Dan saat membuka mata, Ara terkejut mendapati Hasbi tengah menindihnya. "Hasbi, apa yang kau lakukan? Turun lah! Kau sangat berat," ucap Ara dengan mendorong kasar suaminya. Bukannya beranjak pergi, Hasbi malah se

  • Pria yang Pernah Menghancurkanku   Part 24.

    Hari yang ditunggu pun tiba, dimana Hasbi dan Ara akan melakukan honeymoon ke Jerman. Setelah melewati waktu yang cukup lama, akhirnya keduanya sampai di Jerman tepat pukul 4 sore. Karena lelah setelah melakukan perjalanan panjang, Ara dan Hasbi memutuskan beristirahat dulu. Pukul 7 malam, Ara dan Hasbi sudah rapi dengan baju mereka masing-masing. Keduanya memutuskan untuk makan malam diluar. Sesampainya di restoran, Hasbi dan Ara memilih tempat duduk paling pojok dekat kaca. Makan datang, dan mereka mulai menyantap makannya. "Kamu suka?" tanya Hasbi setelah menghabiskan semua makanannya. "Suka. Ini makanan yang aku inginkan beberapa hari yang lalu," jawabnya dengan raut wajah cerah. "Setelah ini kita akan kemana lagi?" tanya Ara. "Tentu saja pulang ke hotel," balas Hasbi membuat Ara melotot. "Kenapa?" tanya Hasbi dengan bingung karena reaksi istrinya. "Aku belum puas menikmati suasana Jerman, Hasbi." Ara berucap dengan raut wajah masam. Baru satu jam mereka berjalan-jalan. Na

  • Pria yang Pernah Menghancurkanku   Part 23.

    Makan malam tiba. Ara, Hasbi, dan Mars sudah berkumpul di meja makan. Mereka duduk ditempat duduk masing-masing. Hening, tidak ada yang berbicara sepatah kata pun. Sampai makan malam selesai. Ara beranjak dari duduknya untuk kembali ke dalam kamar, dia merasa sangat lelah setelah seharian pergi. Sedangkan, dua pria itu sedang berada di ruang kerja untuk membahas tentang pekerjaan. "Besok aku harus pergi ke Turki untuk melakukan kerjasama dengan salah satu pengusaha di sana," ucap Mars. "Kenapa mendadak sekali?" tanya Hasbi terkejut. "Sebenarnya ini tidak mendadak. Namun, karena aku menyampaikan sekarang, kau menganggap ini semua mendadak.""Kau tidak keberatan, kan?" tanya Mars. "Berapa lama?" "Hanya dua minggu," balas Mars. Hasbi menghela nafas mendengar jawaban Mars."Kenapa lama sekali," protes Hasbi. "Biasanya kau tidak pernah protes. Ada apa sebenarnya?" tanya Mars menatap curiga suami dari keponakannya itu. "Aku sudah merencanakan jadwal honeymoon dengan Ara, Mars.""Kalia

  • Pria yang Pernah Menghancurkanku   Part 22.

    Keesokan harinya, keadaan Ara sudah membaik, dan diperbolehkan untuk pulang. Ara, Mars, dan Hasbi kini sedang berada di dalam mobil menuju mansion. Tidak ada percakapan diantara mereka selama di perjalanan. Ketiganya sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Mars sibuk membalas pesan dari asistennya, Hasbi sibuk menyetir, dan Ara sibuk memainkan ponselnya. Sesampainya di mansion, kedua laki-laki itu menuntun Ara menuju kamarnya. "Jika kamu ingin sesuatu, katakanlah!" ucap Mars sebelum keluar dari kamar Ara. "Di sini ada Hasbi, Om. Jadi, Om istirahat saja. Ara tidak enak jika harus merepotkan Om lagi.""Kamu sama sekali tidak merepotkan, Nak. Jangan berkata seperti itu.""Ya sudah, kalau tidak ada lagi kepentingan, Om pamit dulu." Lanjut Mars berpamitan. Sedangkan, Ara dan Hasbi hanya mengangguk saja. Ara membaringkan tubuhnya di atas kasur. Jujur saja, saat di rumah sakit, ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Karena, kondisi yang sedang di infus, dan tempat tidurnya yang kecil, memb

  • Pria yang Pernah Menghancurkanku   Part 21.

    Pagi-pagi sekali, Hasbi kembali ke rumah sakit untuk menjenguk istrinya. Sebenarnya semalam dia ingin menginap di rumah sakit. Namun, Ara bersikeras menyuruhnya untuk pergi. Mau tidak mau, akhirnya Hasbi pulang. Di rumah sakit, hanya Mars yang menemani Ara. Karena, keluarga mereka hanya tersisa berdua saja. Sampai di rumah sakit, Hasbi melihat Mars dan Ara masih tidur. Karena tidak ingin mengganggu mereka, Hasbi memutuskan pergi ke kantin untuk sarapan. Karena, saat di rumah, dia tidak sempat sarapan. Tidak lupa, setelah makan, Hasbi membawa makanan untuk Mars. Sedangkan, Ara akan sarapan dengan bubur yang dia beli di jalan tadi. "Kau sudah datang," suara serak itu berasal dari Mars. Dia baru saja bangun, dan melihat Hasbi sedang duduk dengan santai si sofa. "Ya. Mandilah dulu, aku sudah membawa makanan untukmu," ucap Hasbi berjalan menghampiri Mars untuk menggantikan posisi. Mars mengangguk dan berlalu pergi ke dalam kamar mandi yang ada di ruangan itu.Hasbi duduk di kursi yang M

  • Pria yang Pernah Menghancurkanku   Part 20.

    Ara terbaring lemah di atas brankar, matanya terpejam dengan infus di punggung tangannya. Di sisinya, ada Mars dan Hasbi. Mereka berdua dengan setia menunggu Ara membuka matanya. Do'a terus mereka panjatkan, agar Ara segera sadar. Beberapa menit kemudian, kelopak mata Ara mulai bergerak dan membuka. Hasbi dan Mars yang melihat hal itu tentu saja sangat senang. Keduanya berlomba-lomba bertanya apa yang dirasakan oleh Ara."Minum," lirih Ara. Dengan cepat, Mars mengambil gelas yang sudah disediakan di atas nakas kepada Ara."Sebaiknya, kamu berbaring dulu. Sebentar lagi Dokter akan datang untuk memeriksamu," ucap Mars. Sedangkan, Ara hanya mengangguk dan menuruti apa yang diperintahkan oleh Mars padanya. Benar saja, tak lama dokter datang dengan asistennya yang setia mengekor dibelakangnya. Setelah diperiksa, dokter itu menuliskan resep obat yang harus di tebus. "Keadaannya sudah cukup baik. Namun, harus melakukan perawatan inap, agar kondisinya terus terkontrol oleh kami," ucap Dokt

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status