Pria yang Pernah Menghancurkanku

Pria yang Pernah Menghancurkanku

Oleh:  Hans 02  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
25Bab
477Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

21+ Arabella dipertemukan kembali dengan Hasbi, teman sekaligus penyebab kelamnya masa lalu Arabella. Saat itu, Hasbi menyelamatkannya dari kepungan para preman. Akan tetapi, di mata Hasbi, ada yang berbeda dengan Arabella, dirinya merasa Arabella tidak megenalinya, sebetulnya apa yang telah terjadi pada Arabella delapan tahun ini?

Lihat lebih banyak
Pria yang Pernah Menghancurkanku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
25 Bab
Part 1
Ara terus melangkah menelusuri jalan sepi, gadis itu tak memiliki pilihan lain selain berjalan kaki menuju perusahaan temannya, untuk melamar pekerjaan. Belum sampai 15 menit dia jalan, Ara dikejutkan dengan kedatangan segerombolan preman bertubuh kekar. Ara mencoba tenang, dan berjalan melewati para preman itu. Namun, keberuntungan seakan sedang tidak memihak Ara. Tangan dia di cekal oleh salah satu preman itu, lalu menariknya. "Kau mau kemana, Nona manis?" tanya preman itu. "Tolong lepaskan saya, Tuan. Saya tidak berniat mengganggu anda dan teman teman anda." "Tapi dengan datangnya kau ke sini, itu artinya kau menyerahkan diri pada kami, Nona," ucap preman lainnya. Tak lama gelak tawa keluar dari bibir para preman itu, dan itu membuat Ara semakin ketakutan. Dia sekuat tenaga mencoba terlihat tenang, dan membaca doa dalam hati. Semoga ada orang yang mau membantunya lepas dari para preman itu. Kali ini sepertinya Tuhan sedang berbaik hati padanya, tak lama ada sebuah mobil yang be
Baca selengkapnya
Part 2.
Sesampainya di rumah, Hasbi segera menemui Ayah dan Mamanya. Ia akan bertanya, ada kejadian apa selama ia di penjara. Karena Hasbi yakin, hanya orang tuanya lah yang akan memberitahunya. "Ma, Ayah." Kedua pasangan yang sudah tidak muda itu mengalihkan netranya dari televisi yang sedang mereka tonton. "Ada apa?" tanya Gina, Mama Hasbi. "Aku ingin bertanya sesuatu, apa boleh?" Yuda, Ayahnya Hasbi mengerutkan dahinya saat melihat wajah serius dari putra satu satunya itu. Sedangkan Gina hanya mengangguk dan mengizinkan Hasbi untuk bertanya. "Apa kalian mengetahui tentang sesuatu yang terjadi delapan tahun yang lalu pada keluarga Ara?" tanya Hasbi dengan hati hati. Mendengar putranya membawa nama Ara, Nyonya Gina tampak menatap tak suka pada Hasbi. "Jangan membahas tentang dia lagi, Mama tidak suka. Karena mereka kau jadi masuk penjara 8 tahun lamanya.""Tapi, Ma–""Sudah cukup, jangan menyalahkan terus dirimu. Karena ini sepenuhnya bukan salahmu, tapi juga salah Tuan Wijaya. Jika saj
Baca selengkapnya
Part 3
Satu tahun kemudian. Di hotel bintang lima, tampak banyak sekali orang berlalu lalang untuk mengucapkan selamat pada Hasbi. Karena malam ini, Hasbi resmi bertunangan dengan Angel, kekasihnya. Ya, Hasbi memutuskan untuk menerima tawaran Mamanya, setelah Ara pergi satu tahun lamanya. Namun, Hasbi juga tidak menyerah dan tetap mencari keberadaan Ara, walaupun kini ia sudah memiliki tunangan. "Sayang," Angel menepuk pelan tangan Hasbi yang tampak melamun, dan tidak menikmati acara pertunangan mereka. Padahal Angel sangat tahu, bahwa Hasbi sangat mencintainya. "Ada apa?" tanya Hasbi mencoba fokus. "Kau tidak senang?" ucap Angel berbalik tanya. Sedangkan Hasbi hanya diam dan tak menjawab pertanyaan tunangannya itu. Ia hanya sedang bingung dengan dirinya, mengapa ia tidak bersemangat sama sekali di hari penting ini."Aku senang," balas Hasbi singkat. "Lalu, kenapa kau tampak melamun?" tanya Angel kembali. "Aku hanya kelelahan, kau jangan khawatir." Hasbi memberikan senyum semanis mungk
Baca selengkapnya
Part 4.
Tak terasa sudah satu bulan saja Ara tinggal di Jakarta, selama satu bulan itu pula, Ara menuruti dan mematuhi pesan Omnya. Ara tidak keluar apartemen, jika tidak ada hal yang sangat penting. Namun, akhir akhir ini ia selalu keluar untuk melamar pekerjaan. Ara berfikir ia perlu bekerja agar tidak merepotkan Mars terus menerus. Walaupun Mars Omnya, tetap saja Ara merasa tidak enak karena terlalu bergantungan. Seperti hari ini, Ara baru saja melamar pekerjaan di salah satu restoran makanan khas Jepang, dan kali ini lamarannya di terima. Ia pun memutuskan untuk pulang saat jam menunjuk angka sembilan malam. Namun, saat akan pulang. Ara tidak menemukan kendaraan apapun, dengan terpaksa ia berjalan kaki dan berharap di jalan ia mendapatkan taksi atau gojek. Tetapi sudah setengah jam ia jalan kaki, Ara tak kunjung mendapatkan taksi. Ara berhenti di tepi jalan, mengistirahatkan kakinya yang tampak pegal karena jalan kaki terlalu lama. "Huft ... Apakah tidak akan ada taksi yang lewat?" Gumam
Baca selengkapnya
Part 5
Setelah kejadian malam panas itu, Ara tidak lagi keluar apartemen. Ia juga membatalkan pekerjaan sebagai pelayanan restoran. Kini yang ia lakukan hanya berdiam diri di dalam apartemen, ia masih merasa takut untuk keluar apartemen. Ara hanya akan keluar jika ia membutuhkan sesuatu yang sangat penting. Seperti hari ini, Ara tengah malas malasan di apartemennya. Sejak pagi ia tidak memiliki gairah untuk melakukan apapun, yang ingin ia lakukan hanya rebahan di atas kasur. Bahkan ia tak membersihkan apartemen, dikarenakan ia sedang tidak mood. Saat asik-asiknya rebahan, Ara terpaksa menghentikan kegiatannya karena suara bell apartemennya. Dengan malas Ara pun turun dari kasurnya, dan pergi menuju pintu untuk melihat siapa yang bertamu di siang bolong seperti ini. "Ck, ganggu orang aja." Gerutu Ara sambil membuka pintu apartemennya. Namun, saat melihat siapa yang telah mengganggu waktunya, raut wajah Ara menjadi datar tanpa ekspresi. Di hadapannya, ada nyonya Gina dan laki-laki cukup tua
Baca selengkapnya
Part 6
Malam semakin larut, bahkan jam sudah menunjukkan angka 01.00. Tetapi, Hasbi tampak tidak menyerah mencari keberadaan Ara. Hasbi terus-menerus mencari Ara, hingga ia tak menyadari, ponsel miliknya terus saja berdering. "Kau menemukannya?" tanya Hasbi pada bodyguard, yang ia suruh untuk mencari Ara. "Ya, Tuan. Pesawat yang ditumpangi Nyonya Ara, pergi menuju LA." Balas bodyguardnya. "Siapkan semuanya, saya ingin malam ini kita berangkat ke LA. " "Baik, Tuan."Bodyguard itu pergi untuk menyiapkan penerbangannya. Sedangkan, Hasbi kembali ke dalam mobilnya untuk beristirahat. Saat membuka ponsel, ia sangat terkejut mendapati begitu banyak panggilan tak terjawab dari Angel, tunangannya. Namun, bukannya menelpon balik. Hasbi malah mematikan ponselnya, karena ia memang sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun termasuk kedua orangtuanya dan tunangannya itu.Tak lama, bodyguard Hasbi pun datang dengan membawa koper kecil. "Apa isi koper itu?" tanya Hasbi dengan bingung, karena ia tak menyu
Baca selengkapnya
Part 7
Setelah keadaan Ara membaik, Mars segera melakukan pembayaran, dan membawa pulang Ara. Sesampainya di apartemen, Mars menyuruh Ara untuk istirahat di kamarnya. Sedangkan, dirinya akan beristirahat di kamar sebelah. Tengah malam, Ara terbangun dari tidurnya dengan tiba-tiba. Netranya menatap jam dinding yang saat itu menunjuk angka 3 dini hari. "Kenapa aku sangat ingin makan sushi," gumamnya dengan bingung. Karena, tak biasanya ia terbangun dini hari dan menginginkan sesuatu. Ara pun turun dari kasurnya, dan melangkah menuju dapur. Sesampainya di dapur, ia membuka pintu kulkas, dan menatap apakah masih ada persediaan sushi miliknya. Namun, Ara dibuat kecewa. Karena, sushi yang diinginkannya itu tidak ada. Terpaksa Ara kembali ke dalam kamarnya dengan raut wajah sedih. Pagi harinya, Mars bangun lebih dulu dari Ara. Ia juga sudah menyiapkan semua makanan untuk sarapannya bersama Ara. Tak lama, Ara datang dengan wajah kantuknya. "Pagi, Nak." Sapa Mars, menatap Ara yang masih beranta
Baca selengkapnya
Part 8
Seorang laki-laki melangkah dengan tergesa-gesa menuju ruang VIP yang ada di Bar tersebut. Dia baru saja mendapat pesan dari nomor yang tidak ia kenal, pesan itu berisi foto seorang wanita tengah berbaring di atas brankar rumah sakit dengan wajah pucat. Saat pintu dibuka kasar oleh laki-laki itu, suara bariton menyambutnya. "Akhirnya kau datang juga," ucap seseorang itu. "Aku tidak ingin membuang-buang waktu untuk basa-basi, Tuan. Sekarang cepat katakan, dimana Ara?" tanya Hasbi dengan emosi yang sudah di ubun-ubun. Ya, laki-laki itu adalah Hasbi. Laki-laki yang sudah berani meniduri Ara, bahkan sampai membuat Ara hamil di luar nikah. Sedangkan seseorang itu adalah, Mars, Omnya Ara. Ia sengaja mengirim pesan berisi foto Ara, karena ingin menjebak Hasbi."Kenapa kau tampak terburu-buru sekali, anak muda?" ejek Mars, dengan meminum minuman yang ia pesan beberapa menit lalu. Hasbi mengepalkan tangannya, pria dihadapkannya benar-benar membuat Hasbi bertambah emosi. "Berapa uang yang
Baca selengkapnya
Part 9
Di sebuah kamar bernuansa putih, sepasang manusia baru saja menyandang status suami istri tengah duduk di balkon kamar itu. Keduanya baru saja selesai melaksanakan pernikahan yang dihadiri oleh kerabat dan orang terdekat mereka saja. "Kau tidak bahagia?" tanya laki-laki itu. Wanita itu hanya diam, tak merespon laki-laki yang kini berstatus suaminya. Bukan karena tidak bisa bicara, tetapi ia memang malas membalas pertanyaan suaminya. "Jawab, Ara!" ucab Hasbi membuat Ara jengah. "Kau sudah tau jawabannya, bukan? Lantas, mengapa bertanya kembali?" tanya Ara dengan sinis. "Maafkan aku," lirih Hasbi. Kesalahan begitu fatal pada Ara, ia sudah membuat Ara menjadi yatim. Lalu, keluarganya sudah membuat Ara tak mengingat apapun, dan satu lagi kesalahan paling fatal, ialah menghancurkan masa depan Ara. "Maafmu tidak bisa mengembalikan semuanya, Hasbi. Masa depan ku tetaplah hancur, dan itu karena mu!"Selepas mengatakan itu, Ara pergi menuju kamar mandi. Ia ingin menenangkan pikiran dan
Baca selengkapnya
Part 10
Keheningan masih tercipta di mansion milik Mars, ketiga orang dewasa itu saling membisu, diantara mereka tidak ada yang berniat untuk membuka suara, setelah mendapatkan paket misterius berisi foto kecelakaan yang dialami oleh Ayah Ara. "Buang saja fotonya jika tidak penting," ucap Ara, setelah lama terdiam. Ia sebenarnya sangat penasaran siapa yang kecelakaan itu. Tetapi, melihat reaksi kedua laki-laki di hadapannya itu, membuat Ara memutuskan berberi usul untuk membuang foto itu. "Ya, kau benar, Nak. Sebaiknya kita bakar aja fotonya," balas Mars, dengan mengambil foto foto itu, lalu membawanya keluar untuk dibakar. Sedangkan Hasbi masih diam membisu, dalam benaknya banyak sekali pertanyaan yang muncul. Siapa yang mengirim foto itu? Apa maksud mengirim foto itu? Apakah untuk menghancurkan hubungannya dengan Ara? Ataukah foto itu sengaja dikirim agar Ara cepat mengingat kembali kejadian 9 tahun yang lalu?"Hasbi," panggilan Mars, membuat lamunan Hasbi buyar seketika. Ia berdiri da
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status