Home / Romansa / Primadonaku / 5. Sangsi Telah dijatuhkan pada Sang Gadis

Share

5. Sangsi Telah dijatuhkan pada Sang Gadis

Author: Rosida20
last update Last Updated: 2021-08-04 10:38:18

Niken menunduk di hadapan Anggodo. Lelaki enam puluh tahun itu menatapnya tajam. Sedangkan Jodi tak bersuara menunggu bentuk pertanggung jawaban apa yang aku diberikan pada Niken.

"Ferdi ayahmu harusnya sudah mati di tangan algojoku. Karena siapa saja yang mundur dari usahaku ini hanya maut yang menjadi bagiannya!" Anggono bersuara tegas walau sudah tak muda lagi

Niken pernah juga membaca dari beberapa berita kriminal narkoba. Bahwa kaki tangan bandar narkoba pantang untuk berhenti, atau mati. Apa pun alasannnya, tetap tak boleh mundur menjadi kaki tangan pengedar.

Niken menggigil mendengarnya. "Ya Allah betapa kejamnya mereka yang telah dibutakan uang, hingga menghalalkan jalan haram. Tak tahukah pada dosa yang telah mereka kumpulkan itu?" Batinnya menangis betapa banyak sudah anak muda terjerumus oleh keserakahan mereka yang berotak licik itu?

"Kau harusnya berterima kasih pada Jodi karena dia masih mau mengampuni ayahmu dan mau menerimamu sebagai gantinya!" Masih dengan tegas Anggodo berbicara dari kursi kebesarannya yang terbuat dari ukiran jati yang dicat warna emas.

Niken masih menunduk. Di ruangan besar dan megah itu hanya ada mereka bertiga. Anggodo, Jodi dan dirinya.

"Coba lebih mendekat padaku ..."

Niken berdiri dari kursinya dan berjalan perlahan ke depan Anggodo. Setelah satu meter lebih jarak ke lelaki tua berbadan gempal tapi tak terlalu tinggi itu, ia berhenti. Tetap menunduk.

"Angkat dagumu!" Yang dimaksud Anggodo supaya gadis itu menatapnya.

Niken mengangkat wajahnya dan kini tatapannya langsung beradu dengan sepasang mata Anggodo yang tajam bagai elang.

Sebenarnya Niken bergidik, tapi ia coba untuk tidak menunduk.

Anggono untuk beberapa detik terpanah. Gadis polos tanpa mike up itu begitu menawan. Sepasang matanya bening. Hidung cukup mancung, sepasang bibir yang terkatup rapat itu sangat indah dengar warna merah jambu alami.

"Wajahmu jelita, tinggimu semampai. Walau tubuhmu terbalut busana muslim, tapi aku yakin dibalik pakaianmu yang longgar, tubuhmu pasti molek ..."

Niken semakin bergidik dengan kata kata yang keluar dari mulut tua itu.

"Umurmu?"

"Dua puluh dua tahun, Tuan, "

"Tidak terlalu muda tapi juga belum tua. Untuk lima tahun ke depan dirimu masih bisa meraup uang. Nilai jualmu tinggi ..."

Niken terkejut.

"Aku memandang Jodi anak angkatku kalau menuruti maunya, bahwa engkau tidak jmau jadi kurir, baiklah, untuk gantinya kau harus bisa menghasilkan rupiah yang banyak dengan pelayananmu pada setiap pelanggan yang datang ke kamarmu ..."

"Oh!" Tercekat hati Niken. Jantungnya serasa mau copot. Berarti aku akan dijadikan pelacur?

Jodi di kursinya sempat terhenyak. Walau sempat mengira tugas apa yang akan diberikan Anggono, toh, saat ayah angkatnya itu mengatakannya secara terang dan jelas, ada ketidak tegaan pada Gadis yang berdiri menyamping dari tempatnya duduk itu.

"Aku cukup toleransi untuk memberimu pilihan. Menolak berarti ayahmu seumur hidupnya akan menjadi kurirku, atau mati. Sedangkan aku hanya memintamu bekerja lima tahun saja. Setelah itu kubebaskan kalian, asal jangan buka mulut di luar sana. Berkhianat kalian semua binasa, karena orang orangku tersebar!"

Niken diam kaku bagai patung. Dadanya masih bagai lesung yang ditumbuk alu. Sakit bertubi tubi. Bahkan mengucur darah.

"Karena angin akan membawa kicauan kalian. Ke lubang semut pun kalian bisa aku temukan, anak buahku banyak dan jago untuk mencari orang buron ..." lanjut Anggodo memberi ancaman.

Niken diam terpekur. Tak terbayangkan tubuh sucinya akan direjam berbagai lelaki entah dari mana. Pasti sangat menakutkan sekaligus menjijikkan. Tapi jika menolak ayahnya harus kembali menjadi kurir atau mati. Hukuman apa ini?

Gadis itu menjerit tanpa suara. Merintih dalam relung hatinya yang kini menjadi kelam.

"Sebelum engkau bekerja aku memberimu waktu istirahat dua hari. Supaya engkau bisa relax dan mempersiapkan semuanya, akan ada yang mengajarimu dan menjemputmu, " ujar Anggodo lalu menghubungi pelayan perempuan lewat airphone.

Tergopoh datang pelayan menghadap pada Anggodo.

"Gadis ini namanya Niken. Dia dua hari di sini. Lusa sore sudah dijemput madem Sonya. Urusan makan dan lainnya tanggung jawabmu, Sumi, "

"Ya saya akan mengurusnya, Ndoro Tuan, " angguk Sumi mengangguk santun.

"Carikan dia baju ganti,"

"Akan segera saya ambilkan di toko pakaian Ndoro Tuan,"

"Secepat mungkin kamu suruh orang mengambilnya untuk dua hari, dan tidak boleh gadis ini keluar dari kamarnya,"

"Saya akan patuhi perintah Tuan, " angguk perempuan tiga puluh lima tahun itu.

"Hai gadis ikutlah dengan dia, katakan apa menu makannya, jaga stamina dan jangan sampai kekurangan tenaga, " ujar Anggodo menatap tajam tapi suaranya tak setegas tadi.

Niken yang merasa tak ada pilihan lain, selain hanya pasrah pada nasib yang menimpanya saat ini, hanya bisa patuh. Saat langkahnya mengikuti Sumi diam dian ekor mata Jodi mengikutinya.

"Jodi ..."

"Ya Ayah Angkat

"Kamu masih setia pada ayah angkatmu ini?"

"Kenapa ditanyakan soal itu, Ayah, tiga puluh tahun bersamamu, apa itu kurang?" Jodi balik bertanya.

"Bagaimana tentang wanita?"

"Ayah sudah memutuskan, " singkat jawaban Jodi. Bukankah ayah angkatnya telah mengatur semuanya? Sudah sepuluh tahun lelaki itu menutup hasrat birahinya pada lawan jenis.

"Ingat tak ada tempat di masyarakat untuk pengedar. Tak ada wanita yang mau diperistri pengedar. Karena selain musuh polisi dan sampah masyarakat nyawa perempuan yang mau sama pengedar.setiap saat terancam maut!"

Jodi yang setiap bertemu bos sekaligus ayah angkatnya selalu didoktrin oleh kalimat itu, hanya mengangguk.

"Terima kasih kalau begitu, " angguk Anggodo. Tapi diam diam ia tak puas dengan jawaban Jodi.

Anggodo lelaki tua yang berpengalaman terhadap dunia laki laki dan perempuan. Walau memilih tidak beristeri bukan berarti dia menutup mata pada hal hal yang berhubungan dengan rasa suka terhadap lawan jenis.

Tatapan Jodi terhadap Niken memiliki arti luas. Bisa terharu. Bisa kasihan. Bisa juga suka. Nah dari suka bisa jatuh hati.

Penyetopan birahi Jodi terhadap lawan jenisnya, belum berarti bisa menghilang rasa simpati lelaki itu pada wanita?

Mata Jodi telah menceritakan sebenarnya. Jangaan sampai ia kehilangan anak angkatnya. Jodi tak boleh simpati pada perempuan mana pun kalau tak mau membuat usahanya jadi bahaya.

Anggodo mulai berpikir untuk membuat Jodi secara permanen tak suka perempuan!

"Saya pulang kalau Ayah angkat sudah tak ada lagi yang mau dibicarakan, " pamit Jodi.

"Ada, "

"Apa ada kerjaku yang tak beres?"Jodi menatap Anggodo.

"Sebagai wakilku kamu bisa diandalkan. Tapi umurmu masih bisa dibilang muda untuk ukuran laki laki untuk berhubungan dengan perempuan, jadi mengerti, kan yang Ayah angkatmu ini maksudkan?"

Jodi menatap Anggodo.

"Birahimu tak ada, tapi hatimu masih normal. Jaga pandangganmu terhadap perempuan!"

Jodi mengerti ayah angkatnya takut dirinya simpati pada lawan jenis. O ... oh, apakah lelaki itu bisa menangkap pandangannya pada Niken.

"Saya hanya kagum pada pengorbanan anaknya si Ferdi. Itu saja ..." sebisa mungkin Jodi meyakinkan Anggodo.

"Jaga ucapanmu. Hilangkan rasa kagum itu. Sudah salah Ferdi, dan anaknya memang pantas menggantikan ayahnya? Jika dari pekerjaannya itu bisa berlipat lipat dari kerja Ferdi itu namanya aku sedang memetik bunga ..." sungguh lelaki tua itu tak ada puasnya dengan uang.

Niken sudah ditempatkan di sebuah kamar lux dan luas.

Sumi membawa handuk bersih dan teh panas manis.

"Ini handuknya, Non, "

"Terima kasih, " lirih suara Niken.

"Tehnya, Non ,"

"Terima kasih, Mbak, "

"Di kulkas ada aneka minuman, juga buah, silahkan saja Non ngambil kalau mau, "

Niken hanya mengangguk.

"Makan malam menu apa maunya, Non?"

Manamungkin mempunyai selera makan dalam suasana seperti keadaan dirinya?

Tapi Niken gadis yang tak mau apatis. Jika saat ini tak berminat makan, setidaknya sedikit saja buah di kulkas bisa mengisi perutnya.

"Sebaiknya aku makan buah saja, "

"Tapi jika Non berubah pikiran dan mau makan malam hubungi saya lewat airphone. Tekan angka 05 ya, itu khusus menghubungi pelayan,"

Niken mengangguk.

"Silahkan duduk Non, dibuat yang santai saja di kamar ini, "

Niken duduk di sofa tak jauh dari jendela yang memiliki akses pandangan ke taman samping rumah, dimana telah tercipta taman indah lengkap dengan kolam ikan serta air mancur yang meliuk liuk diantara tumpuhan beraneka bunga.

Untuk mempermuda nona titipan ndoro tuannya menikmati teh manis buatannya, segera Sumi memindahkan cangkir teh ke meja di depan sofa yang diduduki Niken.

"Saya sedang meminta pelayan toko untuk membawa salin baju Non,"

Niken menoleh pada Sumi tanpa suara.

"Tuan punya Toserba besar, ya mirip mal gitu Non .." rupanya Sumi yang sudah belasan tahun kerja di istana Anggodo tak pernah tahu apa kegiatan utama bosnya, yang berkedok pemilik Toserba yang cukup besar dan mewah itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Primadonaku   Bab. 32 Demi Keselamatan Harus Menyamar

    Mr.Dedy sibuk memperhatikan dan mensortir semua foto pelamar. Hingga kemudian ia berhenti di foto Niken."Walau mempergunakan cadar tapi sinar matanya tetap mirip dengan Niken gadis yang sedang dalam pencarian." Gumam mr. Dedy sangat condong dengan Niken.Berulang kali fito Niken yang bercadar diperbesar lalu kedua sinar matanya ia cocokkan dengan foto yang diberikan Yusri.Ada bermacam foto Niken di mejanya. Foto saat Niken menjadi calon primadona dan berada dalam pelukan Andre. Lalu foto Niken yang sakit berada di rumah Andre. Saat di rumah Andre foto Niken dicetak dari rekaman CCTV. Walau gadis itu tampil polos tapi masih tampak cantik. Sinar mata di beberapa foto itu telah dikirim pada pakar telematika oleh mr. Dedy benarkah mereka sepasang mata yang sama, artinya milik satu orang.Yusril memberi kabar yang disampaikan oleh mt. Dedy pada Andre."Bro mudah mudahan detektif kita berhasil," "Serius?" Andre sangat antusias mendengar kemajuan yang dicapai detektif sewaan Yusril."Menu

  • Primadonaku   Bab. 31 Mendadak Melamar Asisten Rumah Tangga

    Mr. Dedy si pemasang iklan berharap Niken yang memiliki nama Bidadari Flower si calon primadona Fliower itu, akan datang melamar. Nsmun justru yang datang lain orang. Tak ada yang mirip dengan gambar Niken yang diberikan oleh Yusril."Ya Ampun aku baru ingat, manamungkin gadis itu melamar, kan nggal ada ijazah padanya?" Mr. Dedy bari menyadari jika Niken yang dijebak dan kabur itu tak mungkin sempat membawa data tentang dirinya. Jadi cara apa lagi yang bisa mengundang kehadiran gadis cantik itu?Semua pelamar diberi ganti ongkos atas kerugisn mereka sudah datang melamar pekerjaan yang sesungguhhya tidak ada.Puluhan pelamar telah diberi konpensasi. Sebenarnya tanpa ganti ongkos pun tak mengapa, toh sudah menjadi resiko bagi pencari kerja. Masalah ditolak dan diterima itu sudah biasa bagi pencari kerja.. Namun karena lowongan kerja yang dibuka murni untuk mendatangkan Niken, maka Mr. Dedy merasa telah membohongi pelamar lainnya. Maka itu ia bertindak bijaksana mengganti ongkos rugi pa

  • Primadonaku   Bab.30 Merindukan Mantan Calon Primadona

    Andre sangat gelisah. Bukan masalah pekerjaaj, buksn pula masalah rencana kedatangan Wina yang akan mengganggu ketenangannya. Gadis manja itu akan sangat meronrong hatinya. Bukan karena dia. Tapi gelisah resah itu dikarenakan keteledorannya tak bisa membaca situasi, sehingga primadona Flower itu menghilang kini.Bermula dari perasaan suka dan tergoda akan gadis itu saat menjadi pasangan di video promo, lalu ingin membooking sekaligus menikahinya. Gagal rebutan dengan pelanggan lain, dan hatinya sudah patah. Bahkan saat gadis itu minta perlindungannya karena secara tak sengaja berada di garasi mobilnya, justru ia jijik karena mengira si primadona sudah ternoda. Sudah habis dibantai di tempat tidur oleh pelanggan yang membooking keperawanan primadona flower.Kini setelah tahu gadis itu diburu dan dalam bahaya jika tertangkap, hatinya gusar merasa bersalah saat perempuam itu berada di rumahnya justru ia enggan menemuinya."Gila aku kok pingin banget ya gadis itu ketemu,"Untuk mengobati

  • Primadonaku   Bab 29 Merindukan Anak Belahan Jiwa

    Niken sedang menikmati teh manis berdua Yuma di ruang tamu sempit rumah petak sewaan perempuan enam puluh tahun itu."Ibu saya mengucapkan banyak terima kasih telah diberi nginap di sini,""Soraya," "Ya, Bu,""Bagaimana kalau kamu nggak usah pergi tapi tinggal saja di sini menemani Ibu ya sambil mencari ibumu," mata Yuma terkesan ingin ajakannya diterima oleh gadis yang diharapkan bisa menjadi teman mengobrolnya."Apa Ibu tsk merasa terganggu dan saya nggak merepotkan Ibu?"Yuma tersenyum, " Memangnya kamu minta gendong sampai Ibu merasa repot," ujarnya lalu tertawa, "Ya nggaklah," lanjutnya.Niken terdiam berpikir. Ajakan Yuma memang lebih baik daripada ia tinggal sendiri. Lebih aman jika ia tinggal dengan seorang ibu. "Bagaimana mau, ya?" Yuma sangat berharap Niken mau menerima ajakannya."Kalau memang tak merepotkan baiklah," angguk Niken."Nah gitu dong," senyum lebar Yuma terhias di sisa kecantikan masa mudanya dulu."Terima kasih, ya, Bu sudah mau nampung saya," apa yang diuca

  • Primadonaku   Bab. 28 Mengikuti Mata Mata

    Jodi menatap Irvan, "Mereka ditugasi mencarimu,"Irvan terkejut."Abang nggak aman,"Irvan terdiam. Tak menyangkah tusn besarnya tega untuk menghabisinya. "Apa Bos tahu Niken bersamaku?"Harun masih cari tahu. Tapi untuk amannya Bang Irvan tak perlu muncul.""Buron?!""Apaboleh buat," Irvan terdiam. Ia merasa ajalnya akan tiba."Umur manusia di tangan Tuhan," lirih suara Jodi,"Tapi kita perlu waspada,""Ya," angguk Irvan."Abang tahu nggak masalah penyerangku yang menembak Jojo?" Irvan memandang Jodi."Dari jenis peluru di tubuh Jojo setelah kuperiksa adalah jenis peluruh ayah angkat," yang dimaksud ayah angkat oleh Jodi adalah Anggoda."Jad" Irvan berdebar,""Ayah angkatku peka, dia tahu jika aku ingin menyudahi pekerjaan ini,""Bos akan mrmbunuhmu?" Irvan semakin bergidik."Aku yakin, ya," angguk Jodi, "Aku juga yakin kalau mereka yang menyerangku itu adalah dua ex Elang,"Irvan tercekat. Bagaimana mungkin bosnya yang tampak begitu perhatian pada Jodi akan menghabisi lelaki yang se

  • Primadonaku   Bab 27 Tertolong Tapi Dalam Bahaya

    Basir yang mendorong gerobak menghentikannya tampa berani memberitahukan pada Irvan yang terbaring di bawah tumpukan rumput basah dan potongan kayu bakar serta seekor kambing yang diikat di dalam gerobak.Jamal tegang khawatir dua lelaki yang mendekat itu adalah orang yang menganiaya Irvan.mbeek ...Kambing mengembek lalu kencing.Irvan yang tak berani bergerak walau badannya terkena pancuran air kencing kambing, berharap Umar yang ditugasi Jodi dengan menyamar mengawasi dari sekitar segers menghubungi Jodi.Umar memang langsung menghubungi Jodi saat melihat Beni dan seorang anak buahnya bergegas mendekat ke gerobak."Bos siap siap mendekat ada bahaya," ujarnya."Siap," segera Jodi mengajak Harun untuk menyelinap ke jalanan yang kanan kirinya semak belukar untuk memberi pertolongan pada Irvan.Namun Umar yang menyamar sebagai juragan kambing langsung mendekat. Ia yakin Beni tak akan mengenali penampilannya sekarang. Topi lebar pakai kacamata hitam serta masker, tak lupa berjaket serta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status