Share

4. Terjebak Oleh Ayah Angkat

Antara sadar dan pusing yang mendera ibunya Jodi meraih kayu yang tergeletak tak jauh darinya. Ia harus melindungi buah hatinya. Tak perduli pada nyawanya sendiri. Anaknya harus lepas dari bahaya.

"Dayat jangan ...!!" Ibunya Jodi memekik dan sekuat tenaganya dihamtamkan kayu di tangannya ke punggung Dayat, hingga pisau yang seharusnya diayunkan Dayat ke tubuh kecil Jodi terlempar dan terpental kearah dirinya. Ibunya Jodi yang sudah lemah tak bisa menghindar dari pisau yang bagai terbang menancap di dada kirinya. Seketika perempuan itu roboh.

."Ibuuuu ...?!!!" Pekik Jodi histeris ingin merangkul ibunya.

Tapi Dayat yang sudah kesetanan langsung mengangkat tubuh Jodi dan siap melemparkannya sekuat tenaga.

"Matilah kau menyusul ayahmu!"

Jodi terbanting ke tanah dan sebelum pingsan ia masih sempat melihat Dayat menarik pisau dari dada Ibunya lalu diarahkan ke dirinya.

Saat ia terjaga dirinya sudah berada di dalam sebuah kamar.

Jodi tahu itu bukan kamarnya yang hanya berdinding papan. Tapi saat itu dirinya berada di kamar bagus.

Jodi teringat ibunya, seketika ia bergerak untuk bangun.

"Ibu .." Tapi tubuhnya sangat lemah seperti tak bertenaga. Saat diperhatikan ada verban di bahu kirinya, dan saat digerakkan tulang bahunya serasa mau patah sakit sekali.

Seseorang masuk Jodi sangat asing dengan lelaki berumur dua puluh tahunan itu.

"Adik kecil jangan bergerak Tuan telah mengobatimu. Tulang bahumu patah dan dadamu luka dalam. Kamu dilarang bergerak karena sedang menjalani terapi patah tulang dan luka dalam dadamu juga dalam pengobatan .." ujar pemuda itu ramah.

"Kakak siapa?" Jodi menurut ucapan pemuda itu, karena jika jika ia bergerak dada dan bahunya minta ampun sakitnya.

"Oh ya kenalkan aku Irvan, aku juga dulu ditolong Tuan, ih ya sekarang kamu minum susu dulu supaya tubuhmu kuat " dengan telaten dibantunya Jodi minum susu di gelas hingga tuntas.

"Terima kasih, " ah rasanya sudah lama tak minum susu putih seenak ini. Dulu pernah ibunya membelikan susu dalam kotak ukuran besar. Tapi sudah setahun lebih tak pernah lagi. Jodi mengerti pasti ibunya tak punya uang.

"Sama sama, " ujar pemuda bernama Irvan tersenyum.

"Kak Irvan juga dulu terluka?" Jodi meringis menahan sakit. Lupa barusan menggerakkan bahunya.

"Oh nggak, tapi aku ditolong Tuan saat dikejar orang karena aku punya hutang makan belum Bayar, aku bukannya mau makan gratis, tapi aku belum punya uang masih memulung, "

"Memang orang tua Kakak kemana?"

"Aku yatim piatu nggak punya orang tua makanya aku mengabdi di sini menjadi pelayan tujuh tahun lalu "

"Oh begitu, " mendengar cerita Irvan membuat Jodi terharu dan kasihan pada pemuda yang dua belas tahun lebih tua dari dirinya. Ia merasa beruntung masih memiliki ibu.

Tiba tiba Jodi menangis ingat ibunya yang terluka di kepalanya, dan dada kirinya tertancap pisau.

"Ibuku terluka perlu bantuan tolong Kak ..." air matanya berlinang teringat ibunya, "Atau jangan jangan Ibuku ..." kedua matamya terbelalak dengan raut wajah tegang. Lalu terdengar tangisnya.

"Dek tenanglah serahkan semuanya pada Tuan, pasti dibantu. Tuan banyak uangnya dia nggak punya anak katanya adek mau dijadikan anaknya..." bujuk Irvan, memang begitu yang didengarnya tadi dari tuannya.

"Anak ini pemberani, Van tubuhnya tahan banting, dia akan kujadikan anak angkat penerus usahaku ..."

Dan kenyataannya memang Jodi diobati diurus dan diangkat anak.

"Tak perlu masuk sekolah resmi untuk menjadi orang kaya. Aku tak sekolah tinggi tapi lihat keadaanku ..." ujar lelaki yang memperkenalkan sebagai ayah angkatnya itu.

"Namaku Anggodo, tapi untukmu cukup panggil aku Ayah angkat saja, aku akan memberimu pelatihan sekolah. Jangan membangkang ikut perintahku jika ingin masa depanmu sukses ..." ujar Anggodo pelan tapi tegas.

"Tolong ibuku Tuan ..." isak Jodi menghibah. Ingin rasanya ia turun mencium kaki lelaki baik hati itu , tapi ia tak bisa melakukannya. Tubuhnya serasa lumpuh, tulang bahunya patah, dadanya bengkak dan kaki kanannya luka.

"Lelaki yang menganiayamu sudah mati, dan ibumu sedang dicari ...tenang anak buahku pasti mendapatkan ibumu."

"Terima kasih, Tuan ..."

"Panggil aku Ayah angkat, " ujar Anggodo.

"Terima kasih Ayah angkat, " menurut dan patuh Jodi, yang penting ibunya ditolong ia akan berbakti pada ayah angkatnya.

Tapi seiring berjalannya waktu Jodi tak pernah bertemu ibunya. Dirinya memang mendapat pendidikan lewat guru les yang didatangkan . Hingga saat remaja tiba ibu yang diharapkannya tak kunjung tiba.Bahkan demi keselamatan sang ibu yang menurut Anggono berada di suatu tempat itu, Jodi remaja sudah diterjunkan sebagai kurir usaha Anggodo sebagai pengedar barang haram, yang tak lain narkoba.

Jodi remaja sudah terjebak. Jika kabur maka Anggodo tak segan untuk menghabisi ibunya. Dan mengantarkannya ke penjara. Dan saat kini sudah dua puluh tahun lebih ia berkecipung di dunia haram itu. Dengan beberapa anak buah menggantikan posisi Anggodo yang hanya jadi pengawas, dan bertempat tinggal di sebuah rumah mewah didampingi kaki tangannya untuk memata matai Jodi.

Jodi tahu posisinya serba bahaya. Lengah sedikit maka aparat meringkusnya dan hukum penjara menantinya. Jadi pengkhianat, maka nyawanya melayang, atau ibunya tiada, walau terkadang ia ragu benarkah ibunya masih hidup, atau ini hanya akal akalan Anggodo untuk memperalatnya.

Jodi menghela napas panjang. Kini ia sudah jenuh sebenarnya, tapi Anggono tak akan membiarkannya hidup. Mata mata Anggodo haus uang. Dengan imbalan besar mereka akan menjalani perintah tuannya. Maka terpaksa bertahan dengan dunia yang sejak .awal tak dikehendakinya.

Saat ini ia dihadapkan untuk memilih tanggung jawab apa yang akan diberikannya pada Niken.

"Kalau mau hitungan tentang pengabdian Ferdi selama sepuluh tahun menjadi kurir tanpa upah, sebenarnya utang Ferdi sudah lunas. Tapi bunga dari hutang itu sendiri sudah beranak cucu. Dan Anggodo akan memperhitungkannya. Kini Jodi sudah mendapatkan Niken. Dan ia harus menyerahkan semua keputusan pada bos sekaligus ayah angkatnya.

"Kamu tidak boleh jatuh cinta dan tidak boleh tertipu air mata dan rayuan wanita. Secantik apa pun dia!" Ultimatum itu datang dari Anggodo yang takut kehilangan Jodi meninggalkan pekerjaannya."Perempuan itu hanya akan membuatmu terlena, lalu engkau akan dikhianati, seperti dulu aku sangat mencintau seorang gadis tapi justru dia pergi dengan lelaki lain, dan aku patah hati serta mendendam ..." teringat pesan Anggodo, " lelaki itu terduduk lesuh, "Aku memang keras menghadapi lawan atau kawan yang berkhianat dalam usahaku ini, tapi sesungguhnya hatiku lemah pada wanita yang kucintai, kau tahu kenapa dia meninggalkanku, Jodi?"

Jodi yang saat itu berumur dua puluh tahun hanya menatap dengan heran pada Anggodo yang terlihat muram. Tak biasanya lelaki itu bersikap demikian.

"Saat gadisku tahu jika aku pengedar maka dia mundur dan pergi dengan pemuda lain, " tertunduk Anggodo, "Wanita baik tak akan pernah mau menikah dengan bandar. Aib bagi masyarakat, bahaya karena melawan hukum, dan haram uang dan kemewahannya ..."

"Kenapa Ayah Anggodo waktu itu tidak mundur?" Jodi memberanikan diri bertanya.

"Beranikah engkau mengkhianatiku, Jodi?!" Mata Anggono menatap lekat Jodi.

Jodi langsung menggeleng. Bergidik menerima pandangan penuh ancaman dari bos yang memposisikan diri sebagai ayah angkatnya itu.

"Kematian yang akan terjadi padaku. Pemasok barang laknat itu tak akan membiarkanku hidup tenang. Sudah tercipta kesepakatan walau tak tertulis diantara kami, harus setia, dan hanya kematian yang menghentikan.pengedar dari pekerjaannya."

Itu pun terjadi pada Jodi. Hanya kematian yang melepas titelnya sebagai pengedar atau tangan kanan bandar narkoba

"Wanita baik tak akan pernah mau menikah dengan bandar. Aib bagi masyarakat, bahaya karena melawan hukum, dan haram uang dan kemewahannya ..." terngiang ucapan Anggono delapan belas tahun lalu.

"Ah aku tak boleh lemah memghadapi Niken. Aku telah berbaik hati melepaskan ayahnya. Jika ayah Anggono tahu ini tak akan terjadi..." gumam Jodi tanpa suara.

Jodi mengeraskan hatinya untuk menentukan hukuman untuk Niken

Bersambung

Apa yang akan diperbuat Jodi terhadap Niken?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status