Share

Bab 36

Penulis: Khai Tsan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-18 22:04:55

Hari-hari setelah kejadian di bukit itu berlalu dengan kecepatan yang aneh. Waktu seolah terbelah menjadi dua zona yang berbeda bagi Ayu. Ada zona "Realitas" yang berisi pekerjaan kantor dan status pernikahannya dengan Rangga yang terpisah jarak ribuan kilometer. Lalu, ada zona "Kehidupan" yang ia bangun bersama Daniel di Jakarta.

Hubungan Ayu dan Daniel bukan lagi sekadar pelarian fisik atau kencan makan siang sembunyi-sembunyi. Daniel benar-benar masuk ke dalam celah-celah kosong di hati Ayu, mengisinya dengan kehadiran yang konstan dan menenangkan. Daniel seolah tahu persis bagaimana mengisi peran yang ditinggalkan Rangga.

Mereka mulai menciptakan rutinitas layaknya pasangan normal. Pagi hari, sebelum Ayu sampai di kantor, pesan dari Daniel sudah masuk. Bukan sekadar "selamat pagi", melainkan pesan suara yang menyemangati.

"Semangat kerjanya, Cantik. Nanti siang aku jemput, kita cari makan enak," begitu suara Daniel selalu terdengar setiap pagi, menjadi booster bagi Ayu.

Siang hari
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Puaskan Aku, Sahabat Suamiku!   Bab 47

    "Niel, lo nggak ada niatan cari pasangan?" tanya Rangga tiba-tiba. "Lo ganteng, mapan, tinggal di gedung elit. Masa betah sendirian?"Daniel memotong daging stiknya dengan presisi. "Gue sudah punya seseorang yang gue mau, Ngga. Masalahnya, dia sudah punya orang lain.""Wah, serius lo? Siapa? Orang kantor? Kenapa nggak lo rebut aja? Seorang Daniel mana pernah gagal?" pancing Rangga sambil tertawa.Ayu merasa jantungnya mau copot. Ia menatap Daniel dengan tatapan memohon agar pria itu tidak bicara macam-macam."Nggak sesederhana itu, Ngga," Daniel menatap Ayu intens. "Gue lebih suka menunggu dia sadar, siapa yang sebenarnya bisa melayani dia lebih baik. Gue cukup sabar buat jadi 'pelarian' sampai waktunya tiba.""Hahaha, gaya lo puitis banget!" Rangga menepuk bahu Daniel. "Tapi ingat, Niel. Jangan sampai lo jadi perusak hubungan orang. Mending cari yang single."Daniel hanya tersenyum miring. "Gue nggak merusak, Ngga. Gue cuma mengisi kekosongan yang ditinggalkan pemilik aslinya."Ayu s

  • Puaskan Aku, Sahabat Suamiku!   Bab 46

    Ayu tersentak bangun.Napasnya tersengal-sengal, dadanya naik turun dengan cepat. Ia segera meraba area di sekelilingnya. Tidak ada Daniel. Hanya ada Rangga yang tertidur lelap di sampingnya dengan posisi membelakanginya.Ayu terduduk, menyeka keringat dingin di dahinya. Jantungnya masih berdegup kencang, dan sensasi "penuh" dari mimpinya tadi masih terasa begitu nyata di tubuhnya. Anehnya, ia tidak merasa jijik atau ketakutan.Ia justru merasakan aliran kenyamanan yang sangat dalam menjalar di hatinya. Mimpi itu seolah-olah memberikan izin bagi sisi gelapnya untuk muncul ke permukaan.Kenapa rasanya begitu... nyaman? batin Ayu.Ia menatap punggung suaminya, lalu beralih menatap pintu kamar yang tertutup rapat. Sebuah pemikiran nakal dan berbahaya melintas di benaknya: Bagaimana jika Daniel benar-benar datang besok malam? Dan bagaimana jika Rangga tidak semarah yang aku bayangkan?Ayu merebahkan diri kembali, menarik selimutnya. Ia tersenyum tipis dalam kegelapan. Rasa penasaran itu k

  • Puaskan Aku, Sahabat Suamiku!   Bab 45

    Pintu kamar terbuka pelan. Rangga mematung di ambang pintu, matanya terpaku saat menangkap sosok Ayu yang duduk di tepi ranjang. Lingerie hitam berbahan satin tipis itu memeluk lekuk tubuh Ayu dengan sempurna, hanya menyisakan sedikit ruang bagi imajinasi."Kamu... benar-benar ingin menyiksaku malam ini, Ay?" bisik Rangga, suaranya parau.Ayu tersenyum tipis, jemarinya bermain di tali bahu bajunya yang tipis. "Aku hanya ingin memanjakan suamiku yang sudah lama pergi. Suka?"Rangga mendekat, langkahnya mantap. Ia berdiri di depan Ayu, jemarinya mengangkat dagu sang istri agar mata mereka bertemu. "Suka? Aku hampir gila melihatnya."Rangga menunduk, mencium leher Ayu dengan intensitas yang membuat napas Ayu tercekat."Sayang... ahh, pelan-pelan," desah Ayu, kepalanya mendongak."Enggak bisa, Sayang. Aku sudah menunggu terlalu lama untuk ini," jawab Rangga di sela kecupannya. Tangannya mulai menjelajah, memberikan tekanan-tekanan lembut yang membuat tubuh Ayu meremang.Rangga menarik Ayu

  • Puaskan Aku, Sahabat Suamiku!   Bab 44

    Suasana apartemen yang biasanya terasa tenang mendadak berubah menjadi panggung sandiwara yang menyesakkan bagi Ayu. Di ruang tengah, Rangga berdiri membelakangi jendela besar yang menghadap kerlip lampu kota Jakarta, ponsel menempel di telinganya."Niel! Hahaha, iya, gue sudah di rumah sekarang," suara Rangga terdengar sangat riang, penuh kehangatan seorang sahabat yang lama tidak bersua. "Gue benar-benar berutang banyak sama lo. Makasih, ya, sudah jagain Ayu, sudah sabar membantu istri gue selama gue enggak ada."Ayu yang sedang pura-pura sibuk merapikan tumpukan majalah di meja makan merasa tangannya dingin membeku. Ia hanya bisa mendengar suara Rangga, namun di kepalanya, ia bisa membayangkan dengan sangat jelas bagaimana ekspresi Daniel di seberang telepon. Daniel pasti sedang duduk di apartemennya beberapa lantai di bawah mereka, mungkin sambil menyesap kopi hitam tanpa gula dengan wajah cool yang tak terbaca dan tatapan mata yang dalam.Apa yang sedang kamu katakan, Niel? batin

  • Puaskan Aku, Sahabat Suamiku!   Bab 43

    Ayu merangkulkan kakinya di pinggang Rangga, menarik suaminya agar semakin dalam."Ahh... Sayang, rasanya beda... enak banget," desah Ayu. Tangannya membelai punggung kekar suaminya."Karena aku benar-benar di sini buat kamu, Yu. Cuma kamu," jawab Rangga. Ia mulai mempercepat gerakannya, namun tetap menjaga kelembutan.Ayu merasakan benih-benih cinta yang sempat ia kubur dalam-dalam kini mulai bersemi kembali. Ia merasa aman, merasa utuh. Di dalam dekapan Rangga, ia merasa kembali menjadi "Nyonya Rangga" yang terhormat, bukan lagi wanita simpanan di apartemen Daniel."Kamu punya siapa, Yu? Katakan," tanya Rangga, suaranya semakin berat karena gairah yang memuncak."Punya kamu... aku punya kamu, Rangga... ahh!"Setiap tusukan Rangga terasa pas mengenai titik terdalam Ayu. Sensasi ini berbeda dengan Daniel; ini adalah kenikmatan yang dibalut dengan status sah dan kenangan lama. Ayu merasakan dinding-dinding dalam dirinya mulai menjepit Rangga dengan erat."Sekarang, Rangga! Sama-sama!"

  • Puaskan Aku, Sahabat Suamiku!   Bab 42

    Sinar matahari pagi menyusup malu-malu di balik celah gorden kamar hotel yang mewah itu. Ayu masih berada di ambang antara mimpi dan kenyataan. Dalam tidurnya yang setengah sadar, ia merasakan sensasi hangat dan basah yang menjalar dari area sensitifnya. Rasanya begitu lembut, begitu teliti, dan sangat familiar.Pikiran Ayu langsung terbang kepada Daniel. Hanya Daniel yang tahu cara menyentuhku seperti ini, batinnya dalam kantuk yang dalam. Ia merasa seolah sedang berada di apartemen Daniel, menikmati pagi yang malas setelah malam yang panjang. Bibir Ayu mengulas senyum tipis; ia mulai mendesah halus, menikmati setiap sapuan lidah yang terasa begitu ahli di bawah sana."Niel... ahh, Niel... pelan-pelan," bisik Ayu dengan mata yang masih setengah terpejam, suaranya parau khas bangun tidur.Namun, saat ia merasakan sebuah tangan kekar meremas lembut pahanya, Ayu tersentak. Wangi parfum yang tercium bukan aroma musk Daniel yang tajam, melainkan aroma maskulin yang lebih bersih—aroma Rang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status