Home / Romansa / Pulang / Ibu Belum Pulang

Share

Ibu Belum Pulang

Author: Myangell
last update Last Updated: 2024-02-21 15:08:52

Yotta meninggalkan mereka berdua, dia harus pergi ke hutan yang tidak terlalu jauh dari belakang gubuk mereka.

Masih banyak waktu tersisa menjelang sore hari, Yotta berniat untuk mencari kayu bakar.

Di dalam hutan Yotta mengumpulkan batang dan ranting dari pohon-pohon yang sudah tumbang ataupun yang sengaja di tebang oleh penduduk.

Baginya mendapatkan kayu bakar sama dengan mendapatkan uang, dengan kayu-kayu itu mereka bisa menyalakan api untuk memasak makanan dan merebus Air.

Kadang mereka juga menggunakan kayu itu untuk menghangatkan tubuh ketika cuaca sangat dingin di malam hari.

Berbeda dengan penduduk yang lain, tempat tinggal mereka sedikit jauh di pinggir desa, bisa dikatakan mereka sudah dihutan, dan gubuk yang mereka miliki sudah cukup tua, tentu tidak bisa menahan udara dingin yang berhembus dimalam hari dengan baik.

Semua kayu bakar sudah terkumpul, Yotta berhenti ketika itu dirasa sudah cukup, tubuhnya tidak terlalu kuat untuk membawa beban yang begitu berat.

Gadis muda itu, menggendong kayu bakar itu di belakang punggung, menggunakan sebuah kain panjang untuk menahan semua kayu itu pada tubuhnya.

Langit sudah memerah menandakan hari sudah mulai petang, Yotta bergegas kembali ke rumah.

Gadis muda itu tiba dirumah, setelah menempuh jarak kurang lebih tiga puluh menit berjalan kaki.

Kayu bakar itu disusun rapi di belakang dapur, setelah itu Yotta segera pergi untuk membersihkan diri.

Dia bisa merasakan bau tidak sedap dari tubuhnya, setelah seharian beraktivitas, tubuhnya juga terasa gatal karena baru saja masuk kehutan.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam, Yotta bersama kedua adiknya terlihat duduk di depan teras.

"Kak, kenapa ibu belum pulang?" tanya Yora, pada sang kakak.

"Entahlah, mungkin sayur yang dijualnya belum habis," jawab Yotta.

"Tapi kak, kabut mungkin akan turun, jalanan juga gelap apa ibu tidak takut di ikuti hantu?" Yoga ikut bersuara.

"Jika ibu di ikuti hantu, itu artinya ibu akan membawa hantu kesini," jawab Yotta, membuat raut wajah tegang untuk menakuti kedua adiknya.

"Aaggh!!! " si kembar berlari ke pangkuannya.

" . . . " Yotta mendekap keduanya, mencoba untuk mengusir pikiran buruk yang sudah mengganggu sejak tadi.

Meskipun sang ibu sudah biasa melewati kegiatan seperti ini, tapi kali ini dirasa berbeda, keadaan sang ibu yang batuk parah seminggu ini membuatnya merasa sangat khawatir.

Menit berganti jam, suara hewan malam makin terdengar jelas ditelinga. Kedua kembar juga sudah mulai menguap, tapi tetap tidak ada tanda-tanda sang ibu akan kembali.

Yotta semakin dilanda kecemasan, hatinya sudah tidak lagi bisa tenang, ini sudah hampir jam sepuluh malam.

Pasar sudah lama selesai, harusnya sang ibu sudah kembali, dan sudah ada dirumah saat ini.

"Yoga, Yora, kakak akan pergi mencari ibu, apa kalian tidak apa kakak tinggal di rumah?" Tanya Yotta pada di kembar yang telah mengantuk.

"tidak apa-apa kak, pergi cari ibu. Aku akan menjaga Yora," jawab Yoga.

"Anak pintar, cepat masuk dan tunggu di dalam rumah," ucap Yotta, membawa tubuh kecil keduanya untuk masuk.

Setelah itu Yotta dengan sebuah senter di tangan segera keluar, menyusuri jalan menuju desa.

Langit malam yang hitam pekat, ditambah kabut tipis yang turun membuat udara terasa begitu dingin menusuk tulang.

Yotta berjalan dengan hati-hati, pandangannya tidak begitu jelas tertutup kabut tipis dan cahaya yang minim.

"Yo!!!," Sapa seorang pria.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pulang   Operasi Yoga

    " . . . " Yotta mengangguk, tanda mengerti apa yang diucapkan oleh sosok wanita muda di hadapannya.Waktu berlalu, Yoga sudah kembali di bawa ke ruang perawatan, tidak lama si kecil yang pemberani itu juga sudah sepenuhnya sadar.Di usia yang masih muda hal yang wajar jika Yoga menangis, akibat rasa sakit yang mungkin saja tidak tertahankan.Yotta hanya bisa menenangkan sang adik, dengan kata-kata yang keluar dari bibirnya.Sambil sesekali mengusap tangan si kecil yang terbalut gips dan membatasi gerakannya.Selain operasi pemasangan pen yang dilalui, luka lain yang di beberapa bagian tubuhnya pasti membuat Yoga merasa kesakitan.Yotta menatap pilu pada si kecil celoteh aneh dari bibirnya menghilang, berganti dengan suara rintihan yang kerap kali terdengar memilukan.Operasi yang berjalan lancar membuat rasa cemas menghilang, tenaganya seketika seolah habis tak bersisa.Dari kemarin tidak ada waktu untuk un

  • Pulang   Kembali berhutang

    Di ruangan lain Dokter menjelaskan kondisi sang adik, yang tidak hanya mengalami beberapa luka robek di bagian pelipis dan juga tangannya, tapi tangan kecilnya juga mengalami patah tulang.Yoga yang malang harus menerima beberapa jahitan untuk menutup luka, dan akan segera dirujuk ke kota untuk penanganan selanjutnya. Setelah selesai dengan keterangannya, Dokter meminta Yotta segera melakukan pembayaran, karena sang adik sepertinya harus segera dipindahkan.Lembaran kertas administrasi yang hanya bisa dipandang pilu oleh si gadis muda, Yotta bersandar di tembok dingin sambil berusaha memikirkan sesuatu.Tidak ada tabungan yang dia miliki untuk membayar, tidak ada juga barang yang bisa dijual untuk di ganti dengan rupiah.Si gadis muda melangkah gontai, air mata yang tadi sudah mengering kembali jatuh.Langkah berat yang membawanya keluar dan bertemu dengan sang bibi, yang tengah menunggu bersama saudara kecilnya." Yo,

  • Pulang   Yoga Kecelakaan

    Desa Ranu Pani.Sudah hampir satu bulan sejak kepergian sang ibu, kehidupan keluarga kecil yang hanya berisikan Yotta dan si kembar semakin terasa sulit.Tidak banyak yang si gadis muda bisa harapkan saat ini, orang-orang yang memerlukan tenaganya juga tidak terlalu banyak.Dalam minggu ini si gadis muda hanya mengerjakan satu ladang, pekerjaan untuk membersihkan kebun seorang tetangga di yang tidak jauh dari rumahnya.Yotta, si gadis muda tengah sibuk membersihkan sisa rumput yang sudah di cabut ya sejak tadi pagi.Kegiatan yang terpaksa dihentikan ketika seseorang dari jauh berteriak memanggil namanya berulang kali dari kejauhan." Yotta!!! "" Yotta!!!! "" Yo!! "Seorang berlari menghampiri dirinya, dengan nafas berat memburu sambil terengah-engah." Ada apa bi? " tanya sang gadis." Yo, cepat pulang. Yoga mengalami kecelakaan dan sedang dibawa ke puskesmas, " ucap si wanita paruh

  • Pulang   Sampai Jumpa

    Di teras rumah Angga dan juga Yoga menghabiskan waktu membicarakan banyak hal sambil menunggu kedua gadis itu bersiap.Waktu berlalu, Yoga tengah asik bermain sebuah game dari ponsel milik Angga. Permainan yang harus terhenti ketika Yotta dan juga Yora kembali dengan tampilan yang sangat rapi, mengenakan pakaian yang lebih bagus dari biasanya.Yora tampil cantik dengan gaun yang kembang serta rambut lurus dan panjang yang dikepang dua.Sedangkan Yotta, tidak banyak berubah. Dia seperti biasa, tanpa riasan dan hanya baju sederhana yang yang menutupi hampir seluruh tubuhnya." Apa kita berangkat sekarang? " tanya Angga." Mmt, Iya. Aku harus memberikan ini ke pengepul sayur, " jawab Yotta, mengambil sayuran yang terletak tidak jauh di antara kedua pria itu." Baiklah, biar aku membantumu. " Angga mengambil karung yang tidak terlalu besar dari tangan sang gadis." . . . " Yotta membiarkan Angga melakukan apa yang diing

  • Pulang   Pasar Malam

    Desa Ranu PaniMatahari sudah mulai turun, petang akan segera menyapa dengan cahaya keemasan mewarnai cakrawala senja.Ketiga yatim piatu tampak sedang saling membantu mengerjakan pekerjaan rumah.Sang kakak tertua masih setia di kebun kecil yang mereka miliki, beberapa baris tanaman sayuran hijau yang di taman sang ibu beberapa bulan yang lalu sudah bisa dipanen.Sedangkan kedua si kembar tampak membantu sang kakak, Yora memanen kacang panjang yang tumbuh subur.Tidak jauh dari keduanya Yoga membantu untuk mencabut rumput-rumput liar yang tumbuh di sepanjang barisan sayur yang mereka tanam.Si sulung mengangkat pandangan pada langit yang sudah memerah, mereka terlalu hanyut dengan apa yang dikerjakan hingga tidak menyadari waktu berlalu begitu saja.Si gadis membawa hasil panen yang ditangannya, sesaat menatap lekat pada apa yang mereka hasilkan hari ini.Sebuah garis melengkung terukir di sudut bibir sang gadi

  • Pulang   Menjemput Yoga dan Yora

    " Hmm lupakan itu, mari berpikir apa yang akan kau lakukan untuk kedua adikmu. "Angga melanjutkan kalimatnya, dengan meraih tubuh kecil si gadis duduk di sisinya." Kau benar, masalah lain sedang menunggu, " jawab Yotta, mengangkat pandangannya tertuju ke halaman rumah." Yo, kehidupan terus berjalan dan mereka sangat membutuhkan dirimu, " ucap Angga, mengikuti pandangan sang gadis." Menurutmu apa yang bisa aku lakukan, jika hanya menunggu seseorang datang untuk memintaku bekerja diladang tentu aku tidak akan bisa mengumpulkan uang, kau tau tidak setiap hari orang-orang membutuhkan tenaga bantuan, " balas Yotta, menoleh pada pria yang sudah banyak membantu." Hmm, Yo, apa kau tidak berniat untuk pergi ke kota? Disana mungkin kau bisa mendapatkan pekerjaan lain, " jawab Angga, mencoba memikirkan sesuatu untuk membantu." Tapi bagaimana dengan Yora dan Yoga, aku tidak mungkin meninggalkan mereka disini, " balas Yotta, kembali mem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status