Share

Ibu Belum Pulang

Yotta meninggalkan mereka berdua, dia harus pergi ke hutan yang tidak terlalu jauh dari belakang gubuk mereka.

Masih banyak waktu tersisa menjelang sore hari, Yotta berniat untuk mencari kayu bakar.

Di dalam hutan Yotta mengumpulkan batang dan ranting dari pohon-pohon yang sudah tumbang ataupun yang sengaja di tebang oleh penduduk.

Baginya mendapatkan kayu bakar sama dengan mendapatkan uang, dengan kayu-kayu itu mereka bisa menyalakan api untuk memasak makanan dan merebus Air.

Kadang mereka juga menggunakan kayu itu untuk menghangatkan tubuh ketika cuaca sangat dingin di malam hari.

Berbeda dengan penduduk yang lain, tempat tinggal mereka sedikit jauh di pinggir desa, bisa dikatakan mereka sudah dihutan, dan gubuk yang mereka miliki sudah cukup tua, tentu tidak bisa menahan udara dingin yang berhembus dimalam hari dengan baik.

Semua kayu bakar sudah terkumpul, Yotta berhenti ketika itu dirasa sudah cukup, tubuhnya tidak terlalu kuat untuk membawa beban yang begitu berat.

Gadis muda itu, menggendong kayu bakar itu di belakang punggung, menggunakan sebuah kain panjang untuk menahan semua kayu itu pada tubuhnya.

Langit sudah memerah menandakan hari sudah mulai petang, Yotta bergegas kembali ke rumah.

Gadis muda itu tiba dirumah, setelah menempuh jarak kurang lebih tiga puluh menit berjalan kaki.

Kayu bakar itu disusun rapi di belakang dapur, setelah itu Yotta segera pergi untuk membersihkan diri.

Dia bisa merasakan bau tidak sedap dari tubuhnya, setelah seharian beraktivitas, tubuhnya juga terasa gatal karena baru saja masuk kehutan.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam, Yotta bersama kedua adiknya terlihat duduk di depan teras.

"Kak, kenapa ibu belum pulang?" tanya Yora, pada sang kakak.

"Entahlah, mungkin sayur yang dijualnya belum habis," jawab Yotta.

"Tapi kak, kabut mungkin akan turun, jalanan juga gelap apa ibu tidak takut di ikuti hantu?" Yoga ikut bersuara.

"Jika ibu di ikuti hantu, itu artinya ibu akan membawa hantu kesini," jawab Yotta, membuat raut wajah tegang untuk menakuti kedua adiknya.

"Aaggh!!! " si kembar berlari ke pangkuannya.

" . . . " Yotta mendekap keduanya, mencoba untuk mengusir pikiran buruk yang sudah mengganggu sejak tadi.

Meskipun sang ibu sudah biasa melewati kegiatan seperti ini, tapi kali ini dirasa berbeda, keadaan sang ibu yang batuk parah seminggu ini membuatnya merasa sangat khawatir.

Menit berganti jam, suara hewan malam makin terdengar jelas ditelinga. Kedua kembar juga sudah mulai menguap, tapi tetap tidak ada tanda-tanda sang ibu akan kembali.

Yotta semakin dilanda kecemasan, hatinya sudah tidak lagi bisa tenang, ini sudah hampir jam sepuluh malam.

Pasar sudah lama selesai, harusnya sang ibu sudah kembali, dan sudah ada dirumah saat ini.

"Yoga, Yora, kakak akan pergi mencari ibu, apa kalian tidak apa kakak tinggal di rumah?" Tanya Yotta pada di kembar yang telah mengantuk.

"tidak apa-apa kak, pergi cari ibu. Aku akan menjaga Yora," jawab Yoga.

"Anak pintar, cepat masuk dan tunggu di dalam rumah," ucap Yotta, membawa tubuh kecil keduanya untuk masuk.

Setelah itu Yotta dengan sebuah senter di tangan segera keluar, menyusuri jalan menuju desa.

Langit malam yang hitam pekat, ditambah kabut tipis yang turun membuat udara terasa begitu dingin menusuk tulang.

Yotta berjalan dengan hati-hati, pandangannya tidak begitu jelas tertutup kabut tipis dan cahaya yang minim.

"Yo!!!," Sapa seorang pria.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status