Share

Mencari Ibu

"Yo!!!,"

Pria muda yang mengendarai sebuah motor berhenti tepat di depannya.

"Angga?" Yotta melihat wajah si pengendara dengar cermat.

"Ya, ini aku," jawab Angga.

"Ga, aku senang bertemu denganmu tapi aku sedang terburu-buru, besok aku akan menemuimu," ucap Yotta, melangkah untuk segera pergi.

"Tunggu, apa yang sedang mengejarmu?" tanya Angga menahan gadis yang telah lama tidak ditemui.

"Ngga, aku sedang mencari ibuku, dia belum kembali dari pasar, aku takut sesuatu terjadi padanya." Jawab Yotta, meskipun sudah berusaha tenang, tapi saat ini dia benar-benar sedang panik.

"Baiklah, kalau begitu aku akan mengantarmu. Cepat naik, kita bisa menghemat waktu," balas Angga.

"Angga maaf, aku tidak ingin merepotkan dirimu, tapi sekarang aku tidak punya pilihan," jawab Yotta, menerima tawaran itu dan segera naik ke atas sepeda motor.

"Tenanglah, bukankah aku temanmu. Tidak masalah jika sesekali kau merepotkan diriku." Angga menarik gas sepeda motornya dan segera pergi.

Bersama Angga, Yotta mencari sang ibu, tujuan pertama keduanya adalah mendatangi pasar terlebih dulu.

Begitu tiba di pasar, Yotta segera turun dari motor dan berlarian mencari sang ibu, bertanya pada orang-orang yang mungkin saja mengenali ibunya di kios-kios yang masih berpenghuni.

"Bu Retno sudah kembali dari tadi Yo, harusnya dia sudah lama dirumah," jawab seorang wanita paruh baya yang mengenal sang ibu.

Mendengar itu Yotta semakin panik, dia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Kemana ibunya pergi.

Yotta kembali berlari keluar kios menemui Angga, dengan nafas pendek yang semakin memburu dirinya.

"Ngga, apa kau mau mengantarku ke ladang pak Pur?" Tanya Yotta, wajahnya kini sudah sedikit pucat.

" . . . " Angga hanya mengangguk.

Keduanya memutar jalan, dengan cepat menuju ladang pak Pur, sesuai arahan Yotta dari belakang.

Waktu berlalu, keduanya tiba di ladang gelap, seharusnya tidak ada siapapun di tempat itu.

"Ibu!!!!!!" pekik Yotta, melihat ladang gelap di hadapannya.

Gadis muda itu mempercepat langkahnya, dengan sebuah senter yang terus menyala menuntun dirinya untuk tiba di kebun tempat terakhir kali dia berpisah dengan sang ibu.

"Yo!!, Tunggu!!, Yotta perhatikan jalanmu." Angga dengan langkah cepat mengejar gadis muda itu yang menghambur begitu saja ditengah ladang.

"Bu!!!! Ibu dimana!!!" Yotta terus berteriak memanggil sang ibu yang tak kunjung dia temukan.

Sekali lagi Yotta berteriak, memecah keheningan malam, tapi tidak juga ada yang menyahut.

Gadis itu mencoba lagi, lagi, dan sekali lagi. Hingga batuk kecil menghentikan teriakannya, Yotta menghapus airmata yang jatuh begitu saja.

"Yotta, ini hanya sia-sia, ibumu tidak ada disini. Ayo pergi kita cari ke tempat lain, atau mungkin saja dia sudah kembali kerumah," ucap Angga memegang bahu gadis itu untuk membuatnya tenang.

Angga membawa paksa gadis itu keluar dari ladang, menyalakan mesin kendaraannya, dan segera pergi dari ladang itu.

Kembali keduanya menelusuri jalan, tidak terasa hari sudah beranjak tengah malam, Yotta akhirnya mendengarkan bujukan Angga yang dari tadi memintanya untuk kembali dan melihat mungkin saja ibunya sudah tiba dirumah.

Meskipun Angga selalu mencoba untuk menyampaikan hal baik, untuk membuat dirinya tenang, tapi entah kenapa perasaan di hatinya semakin tidak karuan.

Bayangan tentang pelukan sang ibu siang ini, makanan lezat yang tersaji di rumah membuatnya semakin takut.

Mungkin saja sesuatu yang buruk menimpa sang ibu diluar sana.

Kendaraan itu sudah berjalan masuk menuju gubuk tua, di sana penerangan tidak terlalu terang tidak juga banyak orang disana, karena ini sudah hampir mengarah ke hutan.

Tapi ini sedikit berbeda, dari kejauhan Yotta bisa melihat beberapa penduduk tampak berada di rumahnya.

"Angga, tolong lebih cepat," ucap Gadis itu, menepuk pundak pria muda itu beberapa kali.

#Bersambung _

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status