Share

Pemanis Hidup

#Pura_Pura_Rebahan

Part 24 : Pemanis hidup

Panggilan pertama dan kedua kuabaikan, hingga akhirnya ia tak menelepon lagi. Aduh, Oppa, aku harus mengirim chat kepadanya agar ia tak menghiraukan chatku yang tadi.

[Zidan, sorry, aku salah kirim chat. Tak ada apa-apa, selamat bekerja.]

Segera kukirimkan chat itu kepadanya, tapi ia sudah tak online lagi. Aduduuu ... jangan-jangan dia ke sini lagi? Gimana ini? sebelum Zidan datang, aku harus keluar dan memberikan uang kepada Mas Aldi, agar ia segera pergi.

Tanpa pikir panjang lagi, segera kuraih bantal penyimpanan uangku lalu mengambil uang berwarna merah sebanyak lima lembar, semoga ini cukup untuk menyumpal mulut pengangguran tukang peras itu. isshh ....

“Naffa, jaga Adek dulu, ya! Mama mau ke bawah sebentar,” ujarku kepada putri sulungku.

Naffa mengacungkan jempolnya dan melanjutkan aktifitas bermain boneka bersama Aisha. Dengan tergesa-gesa, aku keluar dari kamar lalu menuruni anak tangga lalu turun ke lantai dasar. Saat keluar dari ru
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status