Home / Pendekar / Putra Langit Tak Tertandingi / Bab 1. Pergi Ke Luar Pulau.

Share

Putra Langit Tak Tertandingi
Putra Langit Tak Tertandingi
Author: Syikazrafahyan93

Bab 1. Pergi Ke Luar Pulau.

last update Huling Na-update: 2025-05-21 00:07:03

"Hari ini kami akan melepas mu ke dunia luar. Kamu harus jaga dirimu baik-baik, jangan lupa makan, tidur yang cukup dan jangan lupa kamu harus segera membawakan cicit yang gemuk untuk Nenek." Saat ini terlihat empat orang tua yang sedang mengerumuni seorang pria muda tampan di ujung jalan.

Barusan yang berbicara adalah seorang wanita tua yang masih tampak sehat dan bugar. Berbanding terbalik dengan penampilannya yang terlihat lemah dan renta, namun jika diperhatikan sorot matanya tajam, memancarkan aura menekan yang sulit di jelaskan.

Disebelahnya berdiri seorang wanita tua lainnya yang tampak sedikit lebih muda dari wanita tadi, "Kakak Yu, kamu terlalu khawatir, Fan Fan sudah besar kita harus percaya, dia bisa menjaga dirinya Kata wanita itu memperingatkan wanita yang ia panggil Kakak Yu.

"Jangan khawatir Nenek Yu. Seperti kata Nenek Jiang, aku akan baik-baik saja." Balas pria muda itu sambil menganggukkan kepala, menyatakan persetujuannya pada perkataan Jiang Lian Ni. Wanita yang barusan berbicara.

"Bagus, aku suka rasa percaya diri mu anak muda. Jika kamu membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk menghubungi kami. Jika kamu terdesak dan tidak punya jalan keluar, kami akan datang memberi jalan keluar pada mu."

"Benar kata Kakek Gu, Ini kartu ATM untuk mu, di dalam kartu ini berisi saldo unlimited dan bisa digunakan di bank mana pun di seluruh negara Cang Nan ini, pertama kamu harus datang ke kota Xia dan temui calon istri yang aku tetapkan untuk mu 'Ruo Qi Jian, sampaikan salamku pada Ruo tua itu, katakan kalau dia tidak memperlakukan mu dengan baik aku akan datang menghajarnya." Ucap Shu Tian Dao membenarkan perkataan Gu Shin Tian.

Mereka berempat adalah Saudara seperguruan, dimana Shu Tian Dao Adalah murid tertua, Yu Lie Shan murid kedua, Gu Shin Tian murid ketiga, Dan Jiang Lian Nie adalah murid keempat.

Mereka berguru pada seorang petapa sakti bernama Mo Xing Sha, yang terkenal sebagai Petapa Agung tak tertandingi.

Setelah berguru padanya, mereka berempat mengikuti gurunya mengasingkan diri di sebuah pulau bernama pulau Lian Yu, sebuah pulau tak berpenghuni yang di kelilingi hutan lebat dan tidak terjamah oleh dunia luar.

Pria muda yang mereka antar kan adalah Tian Fan, anak yang mereka temukan terdampar di pulau Lian Yu 22 tahun lalu, saat itu Tian Fan yang masih berusia 3 tahun hampir kehilangan nyawa karena terombang-ambing di laut, beruntung saat itu ia berbaring di atas selembar papan kayu yang mirip seperti bagian dari sebuah perahu. Karena kasihan nenek Yu menyelamatkannya, kemudian mengobati luka-lukanya, dan setelah itu mereka berempat merawatnya, dan memberinya nama 'Tian Fan' itu adalah nama yang tertulis di kalung giok yang tergantung di leher Tian Fan kecil saat itu, dan merupakan satu-satunya tanda pengenal yg dia miliki.

Selama Belasan tahun Tian Fan Berlatih bersama Empat Pendekar hebat itu, Kakek Shu 'Si Dewa Perang Legendaris' yang sangat ahli dalam berperang, memahami strategi perang, juga memahami berbagai jurus beladiri. Nenek Yu 'Si Dewi Roh Suci' ahli Spiritual, Sihir, Formasi dan Ilmu Mantra. Kakek Gu 'Si Pedang Dua Mata' ahli Merakit dan menggunakan senjata api, senjata tajam, ataupun senjata penghancur kelas berat, juga Nenek Jiang yang merupakan ahli pengobatan dan merangkap ahli Racun ber gelar 'Sang Ratu Pengobatan', tak ada satu penyakit pun yang datang padanya kecuali akan berhasil disembuhkan.

Belum lagi kemampuan Tian Fan, yang super cepat dalam menyerap ilmu dari keempat orang tua itu. Nama empat orang itu saja sudah lebih dari cukup untuk mengguncang seluruh negara Cang Nan, bahkan seluruh dunia persilatan.

Kini semua reputasi dan kemampuan super hebat yang mereka miliki, terkumpul dalam diri satu orang yaitu Tian Fan.

Bersambung. . .

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 20. Bisakah Aku Juga Memintanya Sekarang?

    Padahal sejak tadi, ia memang memperhatikan Tian Fan dan Dan Ran, dengan sedikit rasa cemburu. "Tidak apa-apa, tidak penting kau melihat atau tidak. Karena kau sudah berani curiga dan menuduh ku, apa lagi kau ingin jadi yang pertama, maka malam ini aku akan penuhi keinginanmu." Goda Tian Fan. "Ja... jangan, jangan kakak Tian aku belum si..." Belum selesai kalimatnya terucap, bibir merah itu sudah dicium lagi. Kali ini, bahkan ciuman itu makin ganas sudah tidak selembut seperti sebelumnya. Qi Jian hanya bisa pasrah, bukan karena tidak punya tenaga untuk melawan, tapi gejolak dihatinya seakan menolak untuk melawan perlakuan Tian Fan padanya. la menutup kedua matanya dan menikmati apa yang dilakukan Tian Fan dengan suka rela, ia bahkan berinisiatif meremas rambut Tian Fan. la merasakan ada gerakan tangan masuk kedalam baju tidurnya, lalu tiba-diba ia melenguh saat tangan itu meremas lembut puncak bukit seputih salju yang ia punya. Saat itu ciuman mereka terlepas, lalu Tian Fa

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 19. Bukankah Menjadi Yang Pertama Melakukannya Dengan Mu Adalah Hak Ku?

    Sepuluh menit kemudian, Tian Fan sudah keluar dari tempat cuci piring. la hendak memapah Dan Ran untuk naik ke kamarnya. Siapa sangka, Dan Ran sangat kesulitan berjalan, akhirnya Tian Fan memutuskan untuk menggendong Dan Ran menuju kamarnya. Begitu tubuhnya di angkat, Dan Ran makin gugup, debaran jantungnya makin menderu seperti genderang perang, namun entah kenapa dalam hatinya hanya ada rasa nyaman. Bahkan sekarang ia sedikit bersyukur kakinya terluka, karena berkat itu dia bisa mendapatkan perlakuan spesial ini dari calon suaminya. Sesampainya di depan pintu, Tian Fan hendak menurunkan Dan Ran, namun Dan Ran dengan malu segera berkata, "Suami, bisakah kau gendong aku sampai di ranjang." Dalam hatinya, dia mengira Tian Fan tidak jadi melakukannya karena tidak tega melihat luka di kakinya, akhirnya dia berinisiatif menyerahkan dirinya. Tian Fan yang tidak merasa ada hal aneh, langsung membuka pintu dan mengantar Dan Ran ke ranjang lalu membaringkannya dengan lembut. Saat su

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 18. Suamiku Tolong Pelan-pelan.

    "Tentu saja, semua yang ada di meja ini, adalah sajian spesial untuk Adik manis, dan istri kecil ku. Kalian makan lah yang lahap." Perkataan Tian Fan, seketika memunculkan kembali rona merah di wajah dua gadis cantik itu. Dengan cepat, hidangan di atas meja telah berkurang setengahnya. Ini pertama kalinya nasu makan kedua gadis itu begitu besar, mereka mencicipi semua hidangan itu satu persatu. Sampai akhirnya isi piring terakhir pun telah habis. Tian Fan yang sudah selesai makan lebih dulu suda mengumpulkan piring kotor untuk di cuci, Dan Ran juga ikut berdiri dan membantu Tian Fan. Melihat itu Qi Jian juga hendak bangkit, tapi dengan cepat Dan Ran menghentikannya. Dan Ran berkata, "Kakak, biar aku saja yang membantu kakak suami, kakak naik dan istirahat saja. Kata Dan Ran dengan senyum manis. Qi Jian hanya mengangguk, lalu ia menatap kedua orang itu membawa semua piring kotor ke dapur. Setelah selesai ia lalu bangkit dan naik ke kamarnya untuk beristirahat. Sementara di

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 17. Sajian Spesial Untuk Adik Manis, Dan Istri Kecil Ku.

    Melihat senyum ceria masih tersungging di wajah cantik Qi Jian, ia pun menarik napas lega. "Tidak usah, mulai sekarang aku sendiri yang akan memasak untuk adik Qi jian cantik ku, dan istri kecil ku tersayang." Jawab Tian Fan gombal. "Kakak Tian, kau mulai menggoda lagi dasar jahat." Kata Qi Jian malu dan segera berlari ke kamarnya. Dan Ran juga merasakan panas di pipinya, ia hendak ikut kabur namun suara Tian Fan segera menghentikannya. "Istri, aku sudah melakukan tanda persetujuan pernikahan dengan kakak pertama mu, segera aku juga akan melakukannya dengan mu jadi bersiaplah." Yang Tian Fan maksud adalah penandatanganan perjanjian, yang menyatakan mereka telah setuju untuk menikah. Namun di otak Dan Ran justru muncul adegan-adegan liar yang membuat rona merah di wajahnya makin tampak jelas. la tak bisa lagi menahan rasa malunya, ia mengira Tian Fan sengaja menggoda dirinya. la berkata sambil berlari, "Kapan pun suami akan memintanya, saat itu aku akan siap." Katanya t

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 16. Mulai Sekarang Kita Adalah Keluarga.

    ... Lima belas menit kemudian Mobil Mercedes Benz G-Class berwarna hitam, terlihat memasuki pekarangan villa paling mewah di Ganbu Mountain Villa. Inilah Villa nomor satu, yang merupakan kediaman Dan Ran. Jika dilihat dari segi kekayaan dan strata ekonomi, meskipun keluarga ni tidak berasal dari kota Xia, namun bisa dikatakan, keluarga Ni masih punya pengaruh yang cukup besar di kota Xia ini. Dapat dilihat dari posisi Dan Ran, sebagai Jendral bintang tiga di usianya yang masih begitu muda. Meskipun karir militer Dan begitu muda. Meskipun karir militer Dan Ran cukup cemerlang, namun jika tidak di tunjang dengan latar belakang yang kuat, juga tidak akan mudah untuk berdiri di posisi ini. Setelah membuka pintu, Dan Ran mempersilahkan, Tian Fan dan Ruo Qi Jian untuk masuk kedalam Villa mewahnya itu. la tersenyum ramah dan berkata, "Kakak Ruo. Silahkan masuk, anggap saja rumah sendiri, mulai sekarang kita adalah saudara, jadi kakak tidak perlu sungkan pada ku, benar kan su...

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 15. Sudah Ku Bilang, Kau Itu Gadis Bodoh.

    "Oh, dimana Itu?" Tanya Tian Fan penasaran. "Villa Nomor 1 di Ganbu Mountain Villa Jawab Dan Ran. "Bukankah itu Villa paling mewah di kota Xia?" Mendengar pertanyaan Tian Fan, Dan Ran hanya mengangguk membenarkan. Setelah hening sesaat ia lalu berkata "Jika kau bersedia, kita akan pergi bersama ke sana. Tapi sebelum itu, aku harus bertemu dengan mertua pertamamu 'Tuan Ruo Shin Chi' untuk menandatangani kontrak kerja sama pendistribusian obat." Jelas Dan Ran. "Baiklah, aku ikut dengan mu." Jawab Tian Fan setelah berpikir sejenak. ... Rumah sakit Hua Medica di bagian Timur kota Xia. Dua gadis dengan kecantikan mendekati sempurna yang hampir tampa cela, duduk mengobrol di sebuah bangku taman. Orang yang tidak tau mungkin akan mengira dua bidadari telah turun dari kahyangan Dua gadis itu yang satu berpakaian putih dan rok pendek hitam, kaki panjangnya yang putih terlihat kontras dengan warna roknya. Satunya lagi mengenakan pakaian formal serta rok mini berwarna hitam,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status