Bab 27Jauhi Putraku! Han masuk kedalam ruangan Lerina dan mendapati Sean dan nany disana. Lerina sendiri sudah tidak berbaring lagi."Daddy!" Sean melompat dari sofa begitu melihat daddy nya datang.HupHan langsung mengangkat tubuh mungil itu ke atas."Daddy, bibi Lerina ingin pulang!" kata Sean. Han langsung menoleh pada Lerina.Lerina mengangguk. Han menurunkan Sean dari gendongannya."Sean, pergilah bersama nany dulu, daddy ingin bicara dengan bibi!" Han berjongkok mengatakannya."Aku juga ingin ikut bicara," katanya cemberut.Han mungusak kepala Sean. "Ini pembicaraan orang dewasa, cepatlah. Ayah tidak punya banyak waktu." Han memberi pengertian.Bibir Sean mengerucut. "Baiklah!" Dia, tetap menurut dan mengajak nanynya keluar."Bibi, aku hanya sebentar," pamitnya pada Lerina.Lerina tersenyum mengangguk. Bagaimana tidak, Sean begitu tidak ingin berpisah darinya.Sepeninggal Sean dan nany, Han mengajak Lerina duduk. "Ada yang ingin kukatakan. Aku sudah tahu apa yang Kau alami k
Bab 28Bibi, Aku Ingin Kau Menjadi Mommyku! Lerina pamit pada Bibi Annet dan meminta bantuannya untuk melihat kucing miliknya. Lerina akan mengirim uang untuk makanannya. Annet sedih harus kehilangan tetangga sebaik Lerina. Lerina keluar dengan satu koper besar miliknya. Dia melihat pria yang mencurigakan tadi. Dia masih setia berdiri di seberang jalan. Lerina mengambil arah berlawanan. Dia segera menarik kopernya dan akan menunggu taksi lebih jauh."Halo, Tuan!" Jinli yang sedang berada di dalam mobil rupanya telah di perintahkan Han sejak tadi. Dia mengawasi Lerina sudah saat mau masuk ke apartemen tadi, namun dia tidak menampakkan diri, dia hanya menunggu dan melihat apakah gadis itu aman."Nona Smith sudah masuk ke apartemen sekitar satu jam yang lalu, namun kini ada seseorang yang mencurigakan, keluar dengan topi, masker dan membawa koper besar. Posturnya persis Nona Smith!" Jinli berkata di telpon sambil memperhatikan wanita yang ia duga adalah Lerina."Alihkan ke vidio!" per
Kami Ingin Surat Asli Robin tidak bisa menahan amarahnya saat Selena putrinya mengatakan bahwa Lerina telah kabur.Kesempatannya telah berakhir. Hari ini para pemegang saham akan mengundurkan diri, mereka mencabut saham mereka.Betapa bodohnya mereka, menangkap Lerina saja tidak bisa."Bagaimana ini suamiku? Aku tidak siap hidup miskin seperti dulu!" ucap Barbara. Dia sedari tadi hanya bisa berjalan mondar-mandir sambil menggigit ujung jari.ArggghRobin mengerang frustasi, bersamaan dengan ponselnya yang berdering. Tertera nama Jack di layar. "Halo Tuan! Para pemegang saham sudah mulai menarik saham mereka!" lapor Jack. Dia pun sudah berusaha mencegah dan minta waktu, namun para pemegang itu sudah tidak berminat lagi. Tanpa membalas apapun Robin mematikan ponselnya. Dia terduduk lalu mengusap wajahnya kasar. Dia telah kehilangan kemewahannya. "Apa yang terjadi suamiku?" Barbara tidak bisa menahan diri untuk bertanya. "Mereka sudah meninggalkan perusahaan," jawab Robin pelan nya
Lerina Itu Gadis Lemah Dan Miskin"Bisa aku bertemu dengan Nona Lerina pemilik asli perusahaan ini?" Han membuka suara setelah selesai membaca isi surat itu."I-itu masalahnya Tuan, keponakan saya itu menghilang sejak enam tahun yang lalu." Robin memang tidak berbohong sepenuhnya."What? Kenapa tidak mencarinya?" tanya Han. Dia sedang bermain-main saja saat ini."Su-sudah, tapi dia menghilang bagai di telan bumi." Robin mengarang. Satu hal yang tidak dia ketahui, Lerina adalah sekretaris Han Zoku.Selena memang tidak jadi mengatakan hal itu padanya, dia hanya mengatakan Lerina tinggal di apartemen saja."Kurasa kekayaan Smith tidak akan berkurang bila mencari seorang gadis," tambah Han lagi.Robin mulai tidak nyaman, Han terlalu berkelit menurutnya."Dengan terpaksa aku harus membatalkan rencanaku Tuan Robin, aku hanya ingin bertemu dengan pemilik aslinya." Han melipat map itu dan meletakkannya di meja."T-tuan Zoku, apakah penting dengan kehadiran gadis itu? Bahkan ini sudah enam tah
Perempuan Tidak JelasDua minggu telah berlalu, Sean terus merengek ingin bertemu dengan Lerina, bahkan dia mengurung dirinya di kamar."Astaga Sean! Apa istimewanya wanita itu? Ck" Laura begitu pusing menghadapi cucunya yang sering menyebut nama itu. Setiap hari hanya Lerina-Lerina dan Lerina. Entah apa yang sudah diberikan oleh wanita itu pada anak dan cucunya? "Laura, apa Kau tak bisa tenang? Aku pusing melihatmu seperti setrikaan," kata Philip yang merasa terganggu dengan gerakan istrinya yang mengulang.Laura berhenti tepat di depan suaminya. "Astaga! Kau sama saja dengan mereka, sangat menyebalkan!" sungut Laura."Hubungi daddynya, biar Han yang mengurusnya!" perintah Philip."Tidak, aku sudah janji akan membawanya belanja dengan Sween. Aku ingin mendekatkan mereka," tolak Laura tegas. Dia sudah punya rencana.Philip memutar bola mata malas. "Laura, ternyata Kau belum menyerah juga, ck." Philip memilih meninggalkan istrinya yang terlalu berambisi terhadap perjodohan tersebut.
Ah, Maaf! Aku Terbawa Perasaan Han tersenyum menatap kepolosan Lerina. Dia berjalan mendekatinya. "Lerina, kenapa menghindariku? Aku adalah suamimu?" tanya Han lembut mengalun di telinga. "Tu-tuan, ini terlalu mendadak buatku, a-aku tidak ...," Cup Han mengecup pipi Lerina dan itu mampu membuat pipinya merona merah, namun kegugupan masih mendominasi. Han tersenyum, dia mengira Lerina tidak akan siap dengan hal yang di inginkannya, tapi Han tidak akan memaksa wanita ini, dia akan mengambil hatinya terlebih dahulu. "Aku menemui pamanmu," kata Han. Inilah salah satu tujuannya datang ke sini. "Pa-man Robin?" Lerina mengernyit. "Dia sudah di tinggalkan oleh para pemegang saham, dan sekarang dia sedang membutuhkan bantuan besar. Aku datang menawarkan bantuan, dengan syarat ingin bertemu pemilik aslinya," lanjut Han. "A-apa benar perusahaan itu masih atas namaku?" Lerina cukup penasaran dengan hal ini dia ingin lebih yakin. "Iya, dan aku mensyaratkan dirimu." "Apa maksudmu?" Lerin
Bab 33Jaga Batasanmu Robin. Tidak ada yang terjadi di antara Han dan Lerina. Mereka melewati malam seperti biasa. Han tidur di kamar yang berbeda."Sean ayo pulang!""No, Daddy! Aku ingin tinggal disini besama mommyku!" jawanya tegas bahkan tangannya memeluk erat kaki Lerina.Entah kenapa hal itu membuat Lerina senang. Sean sangat dekat padanya."Kau harus ke sekolah Sean," bujuk Han lagi.Mereka baru saja mendaftarkan Sean dan besok adalah jadwalnya mulai sekolah."Daddy, aku ingin tinggal disini!" rengeknya manja.Lerina belum mau bersuara, dia menikmati adegan itu.Han tidak tahu lagi harus berkata apa agar putranya itu ikut dengannya. Dia kemudian menatap Lerina dari bawah. Yah, Han kini sedang berjongkok sejajar dengan Sean.Lerina paham, pria yang telah resmi menjadi suaminya itu meminta bantuannya.Lerina membelai rambut pirang pria kecil yang kini sudah menjadi putra sambungnya itu. "Sean, pulanglah bersama daddy! Hari pertama sekolah Sean harus hadir, akan banyak teman ba
Masih Merasa Tidak PantasPaman Peng kembali menyelidiki masa lalu Lerina. Tidak butuh waktu lama ia mendapatkannya, tapi lagi-lagi hanya lima tahun saja, sedangkan kata Robin, Lerina menghilang selama enam tahun."Tetap sama, Han, tidak ada yang berbeda," kata Paman Peng melaporkan.Han menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya, "apa Paman tidak bisa menyelidiki waktu setahun lagi?" tanya Han. Dia pun sungguh penasaran. Bagaimana kalau yang di katakan oleh Robin benar, sedangkan dia sudah menikahi Lerina.Ibunya pasti akan menentang keras dan tentunya sangat malu bila memiliki menantu seorang wanita murahan. Mengingat reputasi keluarga Zoku yang selalu menduduki posisi nomor satu di Minnesota hingga saat ini.Bagi Han mungkin itu tidak masalah, karena dia menyukai Lerina, tapi ibunya sudah pasti menentang hubungan mereka. "Bisa, tentu saja, tapi sebaiknya Kau yang bertanya pada Lerina langsung, bukankah dia istrimu sekarang?" usul Paman Peng. Meski sesungguhnya dia tidak yakin ka