Home / Romansa / Diam-diam Menikahi Bos Besar / Bab 127. Tiba-tiba Berubah Pikiran

Share

Bab 127. Tiba-tiba Berubah Pikiran

Author: Any Anthika
last update Last Updated: 2025-07-10 12:44:22

Felix terlihat menenangkan emosinya. Dengan langkah tenang, dia mendekati Emily, menggenggam tengkuk gadis itu, lalu di hadapan semua orang dia mengecup bibirnya. Setelah itu, dia menatap tajam ke arah Alika.

“Alika, maaf jika ini membuatmu kecewa. Tapi kamu harus tahu—malam satu tahun yang lalu, saat kamu menjebak Emily di Hotel Buana, pria yang bersamanya bukan para berandalan bayaranmu itu. Saat itu, dia bersamaku. Itu pertama kali kami bertemu. Jadi, akulah pria yang bersamanya malam itu. Benar begitu, sayang?” ucap Felix, kembali menatap Emily penuh kasih.

“Aku bahkan harus berterima kasih padamu, Alika. Karena jebakanmu itulah aku dan Emily bisa bertemu, dan pada akhirnya—menyatukan hati.”

Wajah Alika mendadak pucat pasi. “Tidak! Tidak mungkin! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, para pria itu yang masuk ke kamar! Bukan kamu!” teriaknya histeris.

Namun kini dia hanya bisa menunduk pasrah, tubuhnya lunglai ketika Felix menjelaskan semua secara gamblang. Rencana yang ia pik
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 137. Bekerjasama

    "Felix tidak pernah benar-benar mencintaimu! Kalau nanti kamu disingkirkan, jangan pernah berharap aku akan membantumu. Sekali kamu menolak tawaranku, kamu tidak akan mendapatkannya untuk kedua kalinya."Emily tersenyum kecil."Tak apa, Paman. Sekalipun hidupku menjadi sulit, aku tidak akan pernah menyusahkan orang seperti Anda."Adreno mencibir, “Kamu benar-benar keras kepala.”Emily berdiri tanpa ekspresi. “Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan—menjaga rumah tanggaku. Aku permisi, Paman.”Tanpa memberi waktu lebih, Emily melangkah keluar dari ruangan, membiarkan Adreno menatap punggungnya yang menjauh.Sambil menyesap sisa wine-nya, Adreno bergumam pelan, "Wanita itu terlalu sulit untuk dipengaruhi. Pendiriannya kuat. Dia berbeda… jauh berbeda dengan Alika."Andreno menghela napas berat. Ia telah lama menyimpan dendam pada Felix. Dulu ia merasa ayah Felix adalah penghalang utama baginya untuk menguasai seluruh kekayaan keluarga Widjaja. Kini, bangkitnya Felix justru menjadi

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 136. Tawaran kerja sama

    Perlahan ia kembali duduk.Melihat Emily mengambil tempat duduknya lagi, Adreno segera bicara lebih dalam.“Saat kalian menikah, aku tahu itu bukan kebetulan. Maaf kalau aku terdengar lancang, tapi aku tahu pernikahan kalian dibangun atas dasar kesepakatan. Felix saat itu hanya ingin membuat ayahku tenang. Kakekmu sangat khawatir karena trauma masa lalu Felix, dan tekanan itu membuatnya buru-buru menikah. Dan kamu... kamu saat itu hanya karena desakan ibumu.”Emily menahan napas. Kalimat itu seperti serangan yang dilapisi kehalusan. Ia tahu memang begitulah awal mereka bertemu. Tapi hubungan mereka sudah jauh melampaui awal yang rumit itu.Adreno melanjutkan, “Tapi kamu cukup cerdas, Emily. Dari semua pilihan, kamu menjadi yang paling bertahan di sisi Felix. Aku salut. Tapi percayalah, tidak semua orang di keluarga ini menyukai perubahan besar yang terjadi sejak kamu hadir…”Deg! Jantung Emily berdetak keras mendengar perkataan Adreno barusan. Bagaimana bisa pria itu tahu semua detail

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 135. Dipanggil Adreno

    Ia menatap Emily lurus-lurus. “Alika sudah hamil, padahal Kelvin belum menikahinya. Sekarang aku ingin tahu—kamu kapan, Emily? Kenapa sampai sekarang belum ada tanda-tanda?”Wajah Emily langsung memerah. “Kalau soal itu, aku sendiri tidak tahu, Kek…”Ia dan Felix memang sudah sah menikah. Hubungan mereka pun sangat baik—lebih dari cukup. Tapi tetap saja, belum ada tanda-tanda kehamilan. Emily sendiri bingung."Hm... itu dia yang Kakek curigai. Jangan-jangan kalian ini tidak berusaha sungguh-sungguh? Atau mungkin..." Tuan Tua Widjaja menggantungkan kalimatnya dengan ekspresi penuh makna.Emily buru-buru memotong, wajahnya makin merah. “Tidak, Kek! Kami… kami itu terus...” Ia terhenti. Rasanya malu sekali melanjutkan.Namun Tuan Tua Widjaja justru tertawa keras, puas melihat reaksi malu-malu Emily.“Baiklah, baiklah... Kakek mengerti. Maaf ya, mungkin Kakek yang terlalu terburu-buru. Bukan maksud menekan, hanya saja... Kakek merasa, jika kalian punya anak, rumah tangga itu akan semakin

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 134. Kekhawatiran Kakek

    “Aku mengerti sekarang, Felix. Kamu memang harus membalas budinya. Kalau aku di posisimu, mungkin aku juga bakal melakukan hal yang sama. Tanpa dia, kita mungkin nggak akan bisa bertemu seperti sekarang.”Felix memeluk Emily erat, memeluk seolah tak mau kehilangan. Pelukannya hangat dan menenangkan.“Katanya tadi mengantuk? Masih mau tidur nggak?” bisik Felix sambil menunduk melihat wajah istrinya di pelukannya.Emily menggeleng dengan pipi merona. “Mana bisa ngantuk dalam kondisi begini?”Felix tertawa lembut, lalu dengan sigap menggendong tubuh mungil Emily dan membawanya ke sofa. Mereka duduk berdua, menikmati waktu bersama, melepaskan rindu yang terpendam.---Sementara itu, di rumah besar Adreno.Pria paruh baya itu—ayah dari Kelvin—sedang berbicara serius dengan asistennya. Wajahnya tampak muram, penuh rasa iri yang sulit disembunyikan.“Aku benar-benar tidak habis pikir. Bagaimana bisa anak ingusan seperti Felix mengelola dua perusahaan besar sekaligus, dan malah sukses besar p

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 133. Salah Paham selesai

    Ia memejamkan mata, mencoba menahan sesak di dadanya. Bayangan Felix yang berjalan santai bersama Alika di mall terus berputar di benaknya, seolah menampar harga dirinya berkali-kali.Di luar kamar mandi, Felix mulai merasa cemas karena Emily terlalu lama.Dia mendekat ke pintu, mengetuknya perlahan.“Emily… kamu kenapa? Kenapa lama sekali?”Namun tak ada sahutan dari Emily. Beberapa kali Felix mengetuk pintu dan memanggil namanya, tetap tidak ada suara yang terdengar dari dalam.Felix mulai cemas. Samar-samar, dia mendengar suara isakan. Hatinya terasa seperti diremas. Rasa bersalahnya menyesak.“Emily… maafkan aku. Aku sudah membuatmu sedih. Tolong dengar aku. Semua yang kulakukan pada Alika ada alasannya.”Emily tetap diam di balik pintu. Alasan? Felix menyebut alasan? Bukankah semua itu sudah melampaui batas “alasan”?Mengapa Felix bisa melepaskan Alika begitu saja—perempuan yang jelas-jelas telah membuat hidup Emily hancur? Padahal dulu Felix sendiri yang berjanji akan memberi pe

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 132. Bertemu Mereka Disana

    Emily merasa sangat jenuh berada di rumah. Felix belum juga pulang ataupun memberi kabar. Setelah berkali-kali menahan diri, akhirnya Emily mencoba menelepon suaminya—namun kecewa, karena nomor Felix tidak bisa dihubungi.Dia menarik napas panjang, memejamkan mata sejenak untuk meredakan rasa gelisah di dadanya, lalu melangkah keluar dari kamar.Butuh udara segar, Emily memutuskan pergi ke pusat perbelanjaan untuk sekadar mengalihkan pikiran dan merilekskan pikirannya yang mulai kalut karena memikirkan Felix terus-menerus.Dia berangkat seorang diri, menolak saat para pengawal hendak menemaninya.“Aku baik-baik saja. Percayalah padaku,” ucap Emily meyakinkan.Tak mampu membantah keputusan nyonya muda itu, para pengawal hanya bisa menatap khawatir saat ia pergi diantar sopir.Namun setibanya di mall, Emily malah meminta sopirnya untuk pulang.“Nyonya, saya bisa tunggu di mobil,” ucap sopirnya hati-hati.“Tidak perlu. Aku ingin sendiri. Kalau aku butuh jemputan, aku akan telepon,” jawab

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status