Beranda / Romansa / Diam-diam Menikahi Bos Besar / Bab 2. Aku Sudah Menikah

Share

Bab 2. Aku Sudah Menikah

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-28 23:09:56

Pria di depannya itu terlihat seperti tersenyum.

Tidak lebih dari dua jam, mereka sudah berjalan keluar dari Biro Urusan Sipil sambil memegang sertifikat pernikahan di tangan masing-masing.

"Nona, selamat atas pernikahannya," pria itu berkata.

Entah harus menangis atau tertawa, Emily mendongak. Dia melihat pria itu seolah tersenyum penuh kebahagiaan.

"Ya. Terima kasih. Kamu juga."

"Tentu saja."

“Oh ya, Nona. Aku masih ada urusan lain, jadi aku tidak bisa mengantarmu. Tidak apa-apa, kan?”

Emily tercengang, lalu dia buru-buru menjawab, “Eh, tidak apa-apa. Aku bisa pulang sendiri.”

“Baiklah. Mengenai alamatku, nanti aku akan mengirim pesan padamu. Berikan saja nomor ponselmu.”

“Oh...” Emily sedikit canggung. Tiba-tiba menikah saja sudah membuatnya cukup linglung. Apalagi saat membayangkan harus tinggal satu atap dengan pria asing? Pria yang bahkan baru dua jam lalu dikenalnya.

Emily agak ragu-ragu untuk mengeluarkan ponselnya.

“Santai saja, Nona. Aku akan memberimu waktu sampai kamu benar-benar siap tinggal bersamaku.”

Mendengar ucapan pria itu, Emily sedikit lega. Sepertinya pria ini cukup pengertian.

“Terima kasih atas pengertiannya.”

Pria itu menerima uluran ponselnya, mencatat sebentar nomor ponselnya lalu mengirim huruf "P" ke nomor ponselnya sendiri.

Setelahnya, dia mengembalikan ponselnya pada Emily. Lalu dia berkata dengan sedikit canggung, “Oh ya. Tadi karena aku marah, aku membuang cincin pernikahanku. Jadi aku tidak memilikinya sekarang. Kebetulan, dompetku juga tertinggal di tempat kerja. Jadi, ah... aku janji, setelah ada waktu aku akan segera mencari cincin pernikahan untuk kita.”

Emily buru-buru menyela, “Tidak perlu dipikirkan. Itu, itu hanya sebuah formal saja.”

“Tidak, tidak. Cincin pernikahan harus tetap ada. Jika tidak, bagaimana orang lain percaya kalau kita sudah menikah?”

Emily menggaruk ujung hidungnya. “Kalau begitu, terserah kamu saja, bagaimana baiknya.”

Pria itu mengangguk, “Baiklah, aku duluan.”

Emily mengangguk pelan. Dia menatap punggung kekar pria itu yang semakin menjauh dan hilang di balik pagar besi.

Emily menarik napas berat. Setelah beberapa detik, pikiran linglungnya perlahan pulih. Dia menatap sertifikat pernikahan di tangannya.

Dia benar-benar sudah menikah.

Emily merasa seperti sedang bermimpi.

Di dalam buku mini itu, dia melihat fotonya berdampingan dengan foto pria tadi.

Felix Lewis.

Nama yang unik.

Emily tersenyum bodoh. Bagaimana bisa, setelah menikah dan resmi menyandang status istri, dia baru mengetahui nama suaminya?

Tapi, dibanding dengan bayangan menikah dengan Reza, sepertinya saat ini dia sedikit agak tenang.

Dilihat dari cara bicara dan penampilan Felix, sepertinya pria itu adalah pria biasa. Kedepannya, mungkin dia tidak akan terlalu mendapatkan kesulitan.

Emily tidak ingin banyak berpikir.

Dia melihat jam di layar ponselnya. Sudah waktunya dia untuk pulang ke rumah Juwanda.

Begitu dia mengambil satu langkah, tiba-tiba ponselnya berdering. Itu adalah panggilan dari ibunya.

Dia mengangkat panggilan dan langsung terdengar suara ibunya bertanya dengan nada khawatir, “Emily, apa hari ini kamu jadi menikah? Kamu tidak gagal lagi kan?”

Hati Emily bergetar.

Hampir saja dia gagal. Jika bukan karena pria itu datang tepat waktu dan menawarkan pernikahan dengannya…

Emily terbatuk kecil,

“Ibu jangan khawatir lagi. Hari ini aku sudah mendapatkan sertifikat pernikahan.”

“Apa?” Suara Lidya terdengar seperti tidak percaya. “Kamu beneran sudah menikah? Pria mana itu? Seperti apa dia? Apa dia seorang berandalan?”

Emily tertegun dengan kata-kata ibunya yang terdengar seperti ejekan. “Tidak penting dia seperti apa. Yang jelas, aku sudah menikah dan mendapatkan sertifikat pernikahan yang sah. Kalau Ibu tidak percaya, aku akan datang kesana dan menunjukkannya padamu.”

Setelah hening beberapa saat, terdengar suara kembali suara Lidya, “Baiklah kalau begitu. Aku tidak peduli pria mana yang kamu nikahi, yang penting kamu sudah menikah.”

Emily menurunkan ponselnya dan menatap layar yang sudah gelap itu.

Ada rasa sakit yang merayap di hatinya. Lidya adalah ibu kandungnya, tetapi tidak ada sedikitpun rasa kasih sayang seorang yang ditunjukkan ibu kepada anaknya sebagaimana mestinya.

Tapi Emily sudah terbiasa. Hal seperti ini memang sudah berlaku sejak dia masih kecil.

Emily menyingkirkan segala pikirannya, kemudian dia kembali menyetop taksi dan taksi perlahan-lahan menuju area vila mewah milik keluarga Juwanda.

Ada pesta jamuan makan di rumah itu karena hari ini adalah pertunangan Alika dan Kelvin Widjaja.

Rumah itu telah dihiasi dengan sangat indah, dan para pelayan terlihat sibuk. Beberapa pekerja juga dipekerjakan untuk acara tersebut.

Emily menuruni taksi dan berjalan perlahan memasuki area vila.

Ketika dia berjalan melewati beberapa pekerja dan pelayan, mereka memperhatikannya.

Terdengar percakapan dari mereka.

"Wah, itu siapa yang datang? Sangat cantik sekali."

Satu pelayan kemudian berbisik, "Dia itu anak haram yang tidak diakui oleh Tuan Tomi."

"Benarkah?"

"Ibunya hanya dinikahi siri. Saat Nyonya Mira hamil besar, ibunya datang dalam keadaan hamil besar juga, lalu menuntut pertanggungjawaban Tuan Tomi. Karena tidak ada pilihan lain, pada akhirnya Tuan Tomi menikahinya secara di bawah tangan. Kemudian di hari yang sama mereka melahirkan secara bersamaan."

Satu pekerja menjadi semakin penasaran dengan cerita sang pelayan, kemudian dia mendekat untuk mendengarkannya dengan saksama.

"Yang anehnya, Bu Lidya itu tidak tahu malu. Meskipun dia sudah dihina dan diusir oleh Tuan Tomi, tetapi dia selalu membuat berbagai macam alasan agar tetap bisa tinggal di rumah keluarga Juwanda. Bahkan rela menjadi pelayan."

"Tapi anaknya, Emily itu tahu diri. Semenjak foto tidak senonohnya tersebar, dia pergi dari rumah dan tidak pernah kembali selama ini. Aku heran, kenapa hari ini dia berani muncul lagi? Apakah rasa malunya yang dulu sudah hilang?"

"Hah, foto tidak senonoh seperti apa?"

"Foto dirinya tidur dengan beberapa pria tersebar dan sampai ke tangan Tuan Tomi. Pada saat itu dia dipukuli habis-habisan dan diusir dari rumah. Bahkan pacarnya, Tuan Kelvin, memutuskan hubungan dengannya, dan hari ini justru bertunangan dengan Nona Alika."

"Ternyata buah tidak jauh jatuh dari pohonnya, ya. Ibunya wanita murahan, anaknya pun menjadi jalang."

"Benar, itu benar."

Emily mendengar semua percakapan mereka, tapi dia hanya menjaga pandangannya agar tetap rendah, pura-pura tidak mendengar, dan melanjutkan langkahnya masuk ke ruangan tamu.

Ibunya sudah menunggu di depan pintu dengan rasa tidak sabar. Begitu melihat Emily, Lidya langsung menariknya ke atas.

Saat melalui tangga, Lidya langsung bertanya, “Apa kamu beneran sudah menikah?”

Tidak ada emosi dalam suaranya, “Iya, aku sudah menikah.”

“Baguslah. Kamu memang harus ingat posisimu sekarang. Kevin Widjaja akan menjadi tunangan adikmu. Dia dari keluarga terhormat dan terpandang di kota ini. Dia sama sekali tidak sebanding denganmu, karena kamu hanya anak haram. Hanya Alika-lah yang layak untuk menjadi istrinya.”

Mendengar kata-kata itu, rasa dingin muncul di mata Emily.

Kevin Widjaja, tuan muda kedua dari keluarga Widjaja yang terkemuka di ibu kota ini, pernah menjadi pacarnya selama bertahun-tahun. Tapi hubungannya harus kandas hanya karena sebuah foto yang bahkan dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi.

Tepat di hari dia mendapatkan masalah itu, Kelvin justru melamar Alika.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Enizuki
jangan² putri yg ditukar nihh..mn ada ibu kndung lebih membela anak tiri...cikiwiwwwwwww
goodnovel comment avatar
citrajelita91
bagus emily
goodnovel comment avatar
rendrapersik
Ih.. makin menarik lhoo
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 141. Akhirnya Hamil

    Mendengar suster menyebut nama Felix dengan panggilan Presdir Lewis, para pengunjung yang tengah menunggu di ruang tunggu langsung menoleh penuh terkejut.“Hah?! Dia Presdir Lewis? Pengusaha terkenal itu?”Baru sekarang mereka menyadari bahwa pria yang sejak tadi duduk bersama mereka ternyata adalah tokoh ternama pemilik Lewis Group.“Ya ampun! Berita itu ternyata benar! Presdir Lewis benar-benar mencintai istrinya. Sampai-sampai rela ikut antre demi menemani istrinya ke dokter kandungan!”“Dokter kandungan? Jadi… maksudnya…”“Hah! Apa ini artinya?”“Nyonya Lewis mungkin sedang mengandung!”Ruangan itu pun menjadi ramai oleh bisik-bisik kagum dan kegembiraan yang tak tersembunyikan.Seorang pria yang sempat bercakap dengan Felix tampak ternganga. Ia sama sekali tak menyangka, pria ramah yang diajaknya berbicara tadi adalah Presdir Lewis."Kalau tahu dia Felix Lewis, pasti tadi aku sudah minta selfie. Siapa tahu anak dalam kandungan istriku ikut tertular suksesnya!"Sementara itu, Feli

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 140. Sudah telat datang bulan

    "Tuan Felix Lewis tidak bisa melanjutkan rapat hari ini. Rapat akan ditunda beberapa hari. Istri Tuan sedang sakit dan Tuan Felix harus menemani ke rumah sakit. Kami mohon pengertiannya, silakan keluar sekarang," kata Ken dengan suara tenang.Tamu-tamu tampak kecewa, namun mereka tidak ada yang berani protes. Bagaimanapun juga, ini adalah urusan keluarga Tuan Felix. Selama ini, Felix dikenal sebagai suami yang sangat peduli pada istrinya.Mereka tidak menyalahkan Felix bahkan memuji betapa setianya dia pada Emily. Di tengah rapat penting sekalipun, Felix rela membatalkannya hanya untuk mengantar istrinya yang sakit.Ken yang melihat situasi itu langsung bergerak menuju ruang kerja Tuan Felix. Di sana, dia melihat Felix yang sedang memangku kepala Emily. Wajah Emily tampak pucat, matanya setengah terpejam sambil memijat pelipisnya."Ayo Tuan, kita berangkat sekarang," kata Ken, cepat dan cekatan."Baik." Felix menatap Emily, ingin menggendongnya, tapi Emily menahan."Aku masih bisa ber

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 139. Muntah

    Felix menghela napas panjang."Astaga... Kakek benar-benar serius ingin punya cicit rupanya," batinnya geli namun juga terharu.Ia tahu, semua ini dilakukan karena sang kakek sangat peduli dengan rumah tangganya—dan tentu saja, sangat menyayangi Emily.Felix membawa kotak itu ke dapur dan menemui Bibi Sun."Bibi, ini katanya Kakek. Dia bilang Bibi tahu apa ini dan harus apa."Bibi Sun hanya mengangguk tenang."Tuan Tua sudah mengabari saya tadi pagi. Saya akan siapkan ramuan ini malam ini juga."Felix tak banyak komentar dan segera naik ke kamar.---Saat malam tiba, Felix menuntun Emily ke ruang makan.Ia menarikkan kursi untuknya, kemudian mereka duduk menikmati makan malam bersama seperti biasa.Selesai makan, Bibi Sun datang dan meletakkan dua mangkuk yang masih mengepul hangat.Emily menatap mangkuknya heran. "Felix, ini apa?""Ramuan dari Kakek. Katanya ini bagus untuk kita."Emily mengangkat alis. "Ramuan bergizi?""Iya, dan kamu harus habiskan. Niat baik Kakek tak pantas kita

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 138. Titik Lemah

    "Itu semua karena keinginan Felix sendiri yang ingin membalas budi padaku. Tapi kenyataannya? Dia justru mengirim Ibuku ke luar negeri—ke tempat yang sangat menyedihkan dan mustahil untuk kembali! Aku sangat membencinya, dan istrinya pun tak kalah kubenci. Aku ingin membuat hidup mereka berakhir tragis. Aku ingin mereka menyesal telah bermain-main denganku."Adreno tertawa pelan, nada sinis menyertai senyumannya. "Sekarang aku mengerti. Kamu membenci Emily karena Kelvin mencintainya, bukan?"Alika mengangguk tanpa ragu. "Ya, Paman benar. Aku sangat sakit hati karena hal itu.""Jadi, apa pun caranya, aku ingin Emily jatuh. Kehancurannya adalah kepuasanku."Awalnya Adreno mengira akan sulit melawan Felix, apalagi setelah Emily menolak tawaran kerja samanya. Ia tidak menyangka akan muncul Alika—gadis yang tiba-tiba menawarkan diri menjadi sekutu.Adreno menatap Alika lebih dalam. "Lalu, apa rencanamu? Jangan anggap remeh, Felix bukan lawan yang mudah ditaklukkan."Senyuman sinis tersungg

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 137. Bekerjasama

    "Felix tidak pernah benar-benar mencintaimu! Kalau nanti kamu disingkirkan, jangan pernah berharap aku akan membantumu. Sekali kamu menolak tawaranku, kamu tidak akan mendapatkannya untuk kedua kalinya."Emily tersenyum kecil."Tak apa, Paman. Sekalipun hidupku menjadi sulit, aku tidak akan pernah menyusahkan orang seperti Anda."Adreno mencibir, “Kamu benar-benar keras kepala.”Emily berdiri tanpa ekspresi. “Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan—menjaga rumah tanggaku. Aku permisi, Paman.”Tanpa memberi waktu lebih, Emily melangkah keluar dari ruangan, membiarkan Adreno menatap punggungnya yang menjauh.Sambil menyesap sisa wine-nya, Adreno bergumam pelan, "Wanita itu terlalu sulit untuk dipengaruhi. Pendiriannya kuat. Dia berbeda… jauh berbeda dengan Alika."Andreno menghela napas berat. Ia telah lama menyimpan dendam pada Felix. Dulu ia merasa ayah Felix adalah penghalang utama baginya untuk menguasai seluruh kekayaan keluarga Widjaja. Kini, bangkitnya Felix justru menjadi

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 136. Tawaran kerja sama

    Perlahan ia kembali duduk.Melihat Emily mengambil tempat duduknya lagi, Adreno segera bicara lebih dalam.“Saat kalian menikah, aku tahu itu bukan kebetulan. Maaf kalau aku terdengar lancang, tapi aku tahu pernikahan kalian dibangun atas dasar kesepakatan. Felix saat itu hanya ingin membuat ayahku tenang. Kakekmu sangat khawatir karena trauma masa lalu Felix, dan tekanan itu membuatnya buru-buru menikah. Dan kamu... kamu saat itu hanya karena desakan ibumu.”Emily menahan napas. Kalimat itu seperti serangan yang dilapisi kehalusan. Ia tahu memang begitulah awal mereka bertemu. Tapi hubungan mereka sudah jauh melampaui awal yang rumit itu.Adreno melanjutkan, “Tapi kamu cukup cerdas, Emily. Dari semua pilihan, kamu menjadi yang paling bertahan di sisi Felix. Aku salut. Tapi percayalah, tidak semua orang di keluarga ini menyukai perubahan besar yang terjadi sejak kamu hadir…”Deg! Jantung Emily berdetak keras mendengar perkataan Adreno barusan. Bagaimana bisa pria itu tahu semua detail

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status