Tok tok
“Permisi, ini saya sudah membawakan makanan dan air hangat.”
“Baik, terima kasih.”
Kent membuka pintu dan meletakkan nampan makanan di meja dan mengambil baskom berisi air hangat dan menaruhnya di meja lain. Kent memberikan sejumlah uang untuk membayar makanan dan sedikit tip untuk pegawai tersebut.
“Nona, saya sudah siapkan air hangat. Ini handuk untuk membasuh.”
“Iya, terima kasih.”
Anne mengambil handuk tersebut dan membasuh mukanya dan setelah itu membasuh tangan dan kakinya. Kent merasa perlu membantu Anne, tetapi tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya duduk dengan canggung menunggu Anne selesai.
“Kent, bisa tolong bantu Anne melepas baju pelindung ini? Ikatannya sangat rumit dan sulit untuk di lepas.”
“Oh, iya baik nona.” Kent dengan canggung membantu Anne.
Kent kemudian membantu Anne untuk duduk dan menyuapinya makan. Anne memang bisa makan sendiri, tetapi karena pencahayaan di ruangan ini hanya sebatas lampu mana, Anne hampir tidak bisa melihat apa-apa.
“Sudah cukup Kent. Kent juga harus makan sesuatu.”
Kent menuntun Anne kembali ke ranjang, untuk beristirahat dan kemudian ia juga makan.
“Apakah kita akan langsung menuju Kekaisaran Terra besok?” Anne bertanya sambil berbaring.
“Memang lebih baik bila kita bisa sampai di Kekaisaran Terra secepatnya. Sebaiknya nona beristirahat saja dulu malam ini. Besok baru kita membicarakan rencana selanjutnya.”
Setelah menghabiskan makanannya dan memastikan Anne sudah tidur, Kent keluar untuk memastikan keadaan sekitar. Setelah yakin tidak ada yang berbahaya, Kent mengunci pintu dan jendela sebelum akhirnya tidur di kursi sambil memegang pedangnya.
--
Kent terbangun sejak subuh dan kembali berkeliling untuk memantau keadaan sekitar. Ketika kembali, Kent meminta pegawai penginapan untuk menyiapkan sarapan dan perbekalan mereka.
Anne terbangun dan menyadari bahwa Kent tidak ada di ruangan tersebut. Anne sempat merasa takut, tetapi mencoba untuk tenang dan percaya bahwa Kent tidak akan meninggalkannya sendiri.
Anne mencoba bangun dan bersiap-siap. Anne mencari baju pelindungnya dan mencoba menggunakannya sendiri, sebelum Kent kembali. Akan sangat memalukan bila Kent harus membantunya lagi.
Anne akhirnya menyerah, setelah mencoba untuk ketiga kalinya. Anne kembali duduk di ranjangnya, lebih baik ia memikirkan rencana selanjutnya. Selagi berada di Kerajaan Crotta, apakah ia bisa meminta bantuan Crotta untuk melawan Kerajaan Wart?
Anne mungkin masih anak-anak, tetapi Kerajaan Crotta dan Kerajaan Verdant sudah lama bersekutu. Anne ingat ia memiliki saudara jauh yang tinggal di Crotta, kalau tidak salah Nanny mengatakan bahwa Paman Verlant tinggal di Crotta.
Klak
“Ahh, maaf nona. Saya tidak tahu nona sudah bangun.”
“Tidak apa-apa Kent, tidak perlu terlalu kaku.”
“Nona bisa beristirahat lagi, sekarang masih subuh.”
“Kent bisakah kita meminta bantuan Kerajaan Crotta untuk melawan Kerajaan Wart?”
“Kerajaan Crotta sepertinya juga sudah mendengar kabar mengenai penyerangan Wart, tetapi saya tidak yakin mereka bisa membantu. Terlebih lagi nona masih di bawah umur dan tidak bisa mengajukan permohonan resmi.”
“Yah, kita bisa mencobanya. Anne bisa meminta bantuan Paman Verlant. Kita harus pergi menghampiri Paman Verlant hari ini.”
“Baik nona, saya akan mencari tahu lebih lanjut mengenai kediaman Verlant.”
Setelah menyelesaikan sarapan, mereka pergi untuk mengumpulkan informasi mengenai Kediaman Marquis Verlant. Marquis Verlant tinggal di ibu kota Crotta, kira-kira dua jam perjalanan. Tanpa menunggu lebih lama, mereka langsung menghampiri kediaman Marquis Verlant.
--
Mereka tiba di Kediaman Verlant pada siang hari. Musim panas di Kerajaan Crotta terasa sangat panas, mungkin karena Crotta berada di selatan. Kent juga tidak lagi menggunakan jubahnya.
“Apakah ini adalah kediaman Verlant.”
“Benar, Marquis Verlant sedang tidak ada di tempat. Apakah anda sudah membuat janji sebelumnya?”
“Belum. Tetapi ini adalah Nona Annette dari Keluarga Voinn, kerabat jauh dari keluarga Verlant.”
“Silahkan tunggu disini sebentar, saya akan mengabarkan Marchioness Verlant.”
Salah satu penjaga kediaman Verlant segera pergi untuk mengabarkan kedatangan Anne. Kediaman Verlant tidak sebesar kastil-kastil Voinn, tetapi termasuk kastil yang cukup besar untuk seorang Marquis. Seseorang datang menghampiri mereka, ia terlihat seperti kepala pelayan kediaman Verlant.
“Silahkan masuk Nona Annette. Mari saya antarkan kepada marchioness.”
Kent menggenggam tangan Anne dan menuntunnya masuk mengikuti kepala pelayan tersebut. Kepala pelayan tersebut sempat terkejut melihat kelakuan Kent, tetapi memutuskan untuk tidak mengatakan apapun.
--
“Permisi marchioness, Nona Annette sudah tiba.”
“Oh iya, silahkan masuk.”
“Salam Marchioness Verlant, Saya Annette de Voinn, putri kedua dari Duke Voinn dan ini adalah Kent, pengawal pribadi saya.” Anne membungkuk memberi salam.
“Annette, Apa kamu baik-baik saja? Saya sudah mendengar tentang penyerangan Kerajaan Wart. Ada apa tiba-tiba putri kecil Voinn berkunjung ke Crotta?”
“Marchioness, bisakah anda membantu saya mendapatkan bantuan dari Kerajaan Crotta untuk melawan Kerajaan Wart? Saya khawatir Kerajaan Verdant tidak bisa mengatasi serangan tiba-tiba yang dilakukan Kerajaan Wart.”
Anne mencoba untuk berbicara setenang mungkin walaupun ia sangat gelisah dengan keadaan Kerajaan Verdant.
“Keadaan di Verdant sedang sangat kacau Marchioness, para warga yang tidak tahu apa-apa banyak yang ditangkap dan dirampas harta bendanya. Para bangsawan banyak yang lari untuk berlindung, sehingga Kerajaan Verdant tidak akan bisa bertahan lama.”
Anne sempat terkejut mendengar kepala pelayan Verlant membantunya menjelaskan. Sepertinya Marquis Verlant memiliki beberapa intel di Kerajaan Verdant.
“Sudah lama sekali saya tidak pergi ke Verdant. Nona kecil ini sudah sangat besar dan pintar sekarang.”
Marchioness Verlant perlahan menghampiri Anne dan memeluknya erat, terlihat sangat terharu kepada keberanian Anne. Ia tidak menyangka Anne bisa tumbuh dengan baik walau dengan kekurangan yang dimilikinya. Ia masih ingat dengan jelas ketika ia harus datang ke Kerajaan Verdant untuk menemani Duchess Voinn yang sedang bersedih karena keadaan Anne.
Anne sangat terkejut hingga melepas genggaman Kent, yang dari tadi digenggamnya erat.
“Bagaimana kalau Annette tinggal disini untuk sementara? Masalah Verdant, memang sedang dibicarakan oleh para bangsawan Crotta, Marquis juga sedang pergi untuk membicarakannya dengan Raja.”
“Terima kasih atas tawarannya Marchioness, tetapi saya harus segera pergi menuju Kekaisaran Terra. Keluarga saya akan menunggu disana.”
“Baiklah, tetapi setidaknya tinggalah untuk semalam. Saya akan berusaha sebisa mungkin agar Crotta bisa membantu Verdant.”
Tok, tok
“Ibu, apakah ada tamu?”
Seorang lelaki muda memasuki ruangan. Ia terlihat cukup tinggi, mungkin seumuran dengan Kak Verto.
“Oh, Jeremy. Ini Annette putri kedua Duke Voinn dari Kerajaan Verdant.”
“Perkenalkan saya Annette de Voinn.”
“Oh hai Anne. Apa benar kamu buta? Aku mendengarnya dari para pelayan.”
“Jeremy!! Jangan berbicara seperti itu!” Marchioness terkejut mendengarkan perkataan anaknya.
“Tidak apa-apa marchioness. Memang benar saya buta.”
“Oh Anne, tolong maafkan perkataan Jeremy. Bagaimana bisa kamu bersikap sangat tidak dewasa! Sebentar lagi kamu akan menjadi ksatria!”
“Yah, dia kan juga saudara jauhku. Tidak perlu basa-basi yang tidak penting. Bagaimana keadaan di Verdant, Anne?”
“Anne datang kemari untuk meminta bantuan Crotta dalam melawan Wart. Keadaan sedang tidak stabil disana. Jadi perlakukan Anne dengan baik, dan jangan bicara sembarangan.”
“Wah, apakah kita akan ikut berperang? Akhirnya aku bisa ikut dalam perang! Kerajaan Crotta selalu menghindari perang, membosankan.”
“Jangan bilang seperti itu Jeremy. Perang bukan hal yang menyenangkan, kamu akan menyesal berkata seperti itu ketika menghadapinya.”
“Jadi Anne akan tinggal di sini?”
“Tidak, Kak Jeremy. Saya harus pergi ke Kekaisaran Terra secepat mungkin.”
“Aku bisa mengantarkanmu ke sana, bagaimana bu?”
“Tidak, lebih baik kakak mu yang menemani Anne. Kamu bahkan belum resmi menjadi ksatria.”
“Tidak ada waktu untuk menunggu acara pengangkatan, aku kan sudah berhasil melewati ujiannya”
“Nanti kita bicarakan lagi setelah ayah dan kakakmu kembali. Sekarang antarkan Anne ke kamar tamu untuk beristirahat dan jangan ganggu Anne.”
“Iya, baiklah. Ayo Anne.”
“Terima kasih banyak marchioness.” Anne membungkuk memberi salam lagi.
--
*Anne ternyata bersikap sangat dewasa ketika berbicara dengan orang lain selain keluarganya. Anne ingin menjaga nama baik keluarganya, apapun yang terjadi kepada Verdant.*
Jeremy menggenggam tangan Anne dan menuntunnya menuju kamar tamu, sedangkan Kent mengikuti dari belakang. “Kamu tenang saja Anne, disini kamu akan aman. Oh ya, tolong antarkan pengawal Anne untuk berbenah.” Melihat Kent yang terus mengikuti, Jeremy memerintahkan salah satu pelayan untuk mengantarkan Kent ke ruang para pelayan. “Tenang saja tuan pengawal, saya akan memerintahkan seseorang untuk membantu Anne.” Jeremy menambahkan melihat Kent yang tidak ingin meninggalkan Anne. “Saya akan segera kembali, nona.” Kent membungkuk dan akhirnya pergi. -- “Kamu yakin tidak ingin tinggal sedikit lebih lama?” “Tidak, kak Jeremy. Mengunjungi Kediaman Verlant adalah keputusan yang saya ambil sendiri. Sehingga keluarga saya akan khawatir apabila saya tidak segera tiba di Kekaisaran terra.” “Oh ya, bagaimana dengan kabar kakak-kakak mu? Apakah Verto sudah menjadi ksatria?” “Belum, Kak Ver
Ketika mereka selesai makan malam, Marquis mengundang Anne untuk berbicara di ruang kerjanya. Anne kemudian menceritakan kejadian yang dialaminya dan bagaimana ia bisa sampai ke Kerajaan Crotta. Tok, tok “Ayah mencariku?” “Oh Chris. Kita perlu membicarakan mengenai keadaan Kerajaan Verdant” Chris duduk di samping Anne dan mendengarkan dalam diam. Marquis menjelaskan bahwa ia sudah mendengar mengenai penyerangan tersebut dan para bangsawan Crotta sedang merundingkan bagaimana cara untuk membantu. Ia berjanji akan berusaha meyakinkan bangsawan lainnya untuk ikut membantu. “Saya juga sudah mendengar bahwa kamu akan segera berangkat ke Kekaisaran Terra. Biarkan Chris menemanimu bertemu dengan Kaisar Terra untuk meminta bantuan Terra. Apabila Terra bersedia untuk membantu, kita bisa merebut Verdant.” “Terima kasih banyak paman, saya sangat menghargai bantuan anda.” “Bagaimana Chris, apakah kamu bersedia membantu?” “Tid
Tak terasa malam sudah tiba, mereka berhenti sebentar untuk makan di sebuah restoran. Anne bisa mencium aroma berbagai makanan ketika berjalan masuk dituntun oleh Chris. Suasana di dalam restoran tidak terlalu ramai. Anne dan Chris kemudian duduk di meja dekat dengan jendela. “Kamu ingin memesan apa? Apa makanan kesukaanmu Anne?” “Aku suka apa saja kak.” “Baiklah, kamu sepertinya harus makan lebih banyak daging.” Chris akhirnya memesan steak dan semangkuk sup untuk Anne. Anne hanya duduk diam memikirkan sesuatu, sambil menunggu makanannya datang. Chris mencoba mengajak Anne berbicara, apa yang bisa ia bicarakan? “Hei Anne, apakah kamu pernah mencoba Cold Slime
“Wah, kamu sudah bisa mengumpulkan energi di tanganmu. Sekarang coba untuk melepaskannya keluar dari tubuhmu, sama seperti ketika sedang menghela nafas.” Anne tidak bisa membayangkan bagaimana bisa sesuatu yang ada dalam dirinya keluar begitu saja, tangannya tidak memiliki lubang seperti hidung! Anne hanya bisa membayangkan asap keluar dari tangannya. “Tidak Anne, jangan mengepalkan tanganmu semakin keras dan menegangkan ototmu, justru kamu harus merenggangkannya.” Anne takut bila ia merenggangkan tangannya, energi tersebut malah akan kembali menyebar. Perlahan ia mulai mencoba untuk rileks dan kembali membayangkan asap yang keluar dari tangannya. “Apa kamu bisa melihatnya Anne?” Chris memegang tangan Anne dan mencoba menyentuh energi tersebut. Perlahan Anne membuka matanya dan sekilas melihat sesuatu berwarna kuning di tangannya, dan segera hilang. Ia kembali mencoba mengeluarkannya dengan mata terbuka. Setelah mencoba selama setengah j
Anne sudah terbiasa sendiri sekarang. Walaupun ada para pelayan yang selalu menemaninya, mereka sangat diam. Bila Lyre dan Vena disini, mereka pasti sedang berebutan ingin menata rambut Anne.“Tolong kepang saja rambut saya dengan rapi.”“Baik nona”Lagi-lagi gaun yang digunakannya terlalu besar. Apakah ini gaun Kak Fricsia?“Tolong siapkan juga gaun dan aksesori yang pantas untuk bertemu dengan kaisar besok.”“Apakah nona menginginkan warna khusus untuk gaunnya?”“Merah. Saya akan tinggal disini untuk sementara, jadi tolong siapkan beberapa gaun lainnya.”“Baik no
Tok tok “Nona sudah siap?” Kent memanggil dari luar kamar Anne. “Iya, ayo berangkat.” Anne terlihat cantik dan lebih dewasa dengan gaun biru muda yang elegan. Walaupun baru kemarin Anne diukur, para pelayannya bisa segera menyediakan gaun yang pas. Kent masuk ke dalam kamar Anne dan menuntun Anne ke ruang makan. Di sana Chris sudah menunggu sambil membaca sesuatu di tangannya. Chris terpesona melihat sosok Anne yang memasuki ruangan. “Wah, Anne apakah kamu benar baru berumur sebelas tahun? Silahkan duduk Anne.” Chris berdiri untuk menyambut Anne dan menuntunnya untuk duduk. “Maaf aku selalu menunjukkan diriku yang berantakan.” Anne tersipu mengingat dirinya yang selalu tampil berantakan karena melakukan banyak perjalanan. “Hahaha, kamu selalu terlihat cantik walaupun berantakan.” “Apa yang sedang kakak baca?” “Oh ini? Hanya beberapa berkas yang aku temukan semalam. Walau beberapa terlihat tidak penting, tapi sepertinya
“Ini adalah tamu kaisar, tolong bukakan pintunya.”Anne bisa melihat siluet dari para penjaga ruang kerja kaisar, mereka terlihat sangat besar. Melihat mereka, membuat Anne memikirkan Hans. Sudah beberapa hari sejak terakhir mereka bertemu. Ah, aku harus fokus memikirkan mengenai kaisar dulu.Kaisar sedang berdiri membaca beberapa berkas di samping jendela besar. Walaupun sudah lama Kekaisaran Terra tidak berperang, Kaisar Pitrus terlihat sangat kekar. Terlihat jelas bahwa ia selalu melatih tubuhnya. Kaisar terlihat memiliki tubuh yang sedikit gelap dan rambut berwarna hitam kelam.“Hm, siapakah nona muda ini yang berani menghadap kaisar?”“Selamat siang yang mulia, saya Annette de Voinn putri terakhir keluarga Voinn. Terima kasih telah bersedia bertemu dengan saya.” Anne mengucapkan salam dengan canggung. Ia bisa merasakan dadanya yang panas seperti terbakar. Wah, aura yang dikeluarkan seorang kaisar memang sanga
Sang kaisar sepertinya belum hadir di ruang makan ketika mereka tiba. Permaisuri terlihat sedang duduk sambil bercakap-cakap dengan anak perempuannya. Permaisuri Larra terlihat sangat anggun dengan gaun putih dan rambut coklatnya yang bergelombang. “Nona Annette de Voinn dan Tuan Christopher Verlant telah hadir.” Panglima tersebut mengumumkan kedatangan mereka. Sejenak mereka berhenti berbincang dan memperhatikan Anne datang menghampiri meja makan. “Perkenalkan saya adalah Annette de Voinn, Terima kasih atas undangannya Yang Mulia.” “Saya adalah Christopher Verlant, Yang Mulia.” Mereka membungkuk memberi salam kepada Permaisuri Larra. Permaisuri membalas dengan anggukkan singkat dan mempersilahkan mereka untuk duduk. “Hallo Anne, mohon memaklumi anak-anakku yang berisik ini ya. Sepertinya memiliki lima anak memang sedikit berlebihan.” “Hanya Hera yang berisik sebenarnya.” Parlo tidak mau Anne menganggapnya ber