Share

Bab 3

Author: Chelsea
Iya.

Benar.

Tiga hari lalu.

Aku melihat pesanan di ponsel Jeffrey. Berhubung kami harus mempersiapkan urusan pertunangan, kami pun tinggal di rumah pengantin baru kami dalam seminggu belakangan ini. Kami tinggal bersama agar lebih gampang dalam membahas detail dan progres acara pertunangan.

Kami tinggal di kamar masing-masing. Masalah bisa melihat ponsel Jeffrey juga murni kebetulan belaka.

Sejak awal, aku mengira pesanan Jeffrey dibeli untukku. Dia kepikiran aku benar-benar tidak menyukai warna merah terang, tidak ingin aku memaksakan diriku demi membahagiakannya dan juga para hadirin. Jadi, dia diam-diam berdiskusi dengan pihak tokok untuk mengganti warna gaunku.

Siapa sangka, begitu mengeklik “pesananku”, ternyata selama setengah tahun terakhir, setiap hadiah yang dia belikan selalu dibeli dua set.

Satu set diantar ke rumah lamaku, kemudian satu set lagi diantar ke rumah kontrakanku.

Satu set ditulis namaku, kemudian nama penerima satu set lagi adalah Crystal.

Aku masih ingat, saat aku melihat nama penerima “Crystal”, aku mengira semua itu hanya kebetulan nama yang sama saja.

Setelah aku mencocokkan dengan ukuran Crystal, aku baru memastikan bahwa Jeffrey diam-diam berhubungan dengan Crystal.

Dengan perasaan tidak percaya dan juga syok, ini pertama kalinya aku membuka akun WhatsApp Jeffrey. Aku menemukan setahun setelah aku bersama dengan Jeffrey, Crystal menggunakan alasan ingin memperbaiki hubunganku dengan dia, untuk meminta nomor Jeffrey.

Awalnya, mereka berdua masih bersikap menjaga jarak dan sungkan. Namun, seiring Jeffrey mulai mengekspos latar belakang keluarganya dan juga sering memamerkan video serta foto betapa dia memanjakanku, nada bicara Crystal mulai terasa kasmaran.

Pada saat ulang tahunku tahun lalu, Crystal menggunakan alasan ingin mengirim hadiah kepadaku. Setelah Jeffrey mengantarku pulang ke rumah, dia pun diam-diam menemui Crystal di tengah malam.

Mengenai hadiah yang diungkit Crystal, padahal waktu satu tahun sudah berlalu, aku tetap tidak melihat dan menerimanya.

Dari riwayat percakapan, aku bisa melihat bahwa telah terjadi sesuatu pada Crystal dan Jeffrey malam itu.

Setelah itu, selama setahun, Jeffrey menjalankan kewajibannya sebagai kekasihku sembari meluangkan waktu untuk menemani Crystal.

Bahkan saat hari ulang tahun Vera, Jeffrey juga menghadiri acara kumpul keluarga mereka dengan status sebagai menantu.

Dari foto yang dikirim Crystal kepada Jeffrey, Henry dan Vera mengenakan pakaian tradisional. Jeffrey berdiri di belakang Vera, sedangkan Crystal berdiri di belakang Henry.

Di depan mereka terdapat kue ulang tahun tiga tingkat. Mereka semua serempak melihat ke sisi kamera. Terlihat rasa bahagia dan juga senyuman di setiap ujung bibir mereka.

Sekeluarga berempat itu kelihatan sangat harmonis.

Aku telah mengingatnya.

Saat Vera ulang tahun ke-50, dia meneleponku. Namun, aku memutuskan panggilan saat mendengar suaranya.

Jeffrey juga pernah bertanya padaku dengan makna tersirat. Dia bertanya apakah akhir pekan ini aku sibuk, bagaimana kalau aku pulang untuk mengunjungi Henry.

Aku pun menolak tanpa ragu sama sekali.

Pada saat itu, aku kira Jeffrey hanya sembarangan bicara saja. Aku benar-benar tidak menyangka saat ulang tahun Vera, aku saja tidak hadir, tetapi Jeffrey malah hadir.

Dalam acara pertunangan hari ini, Jeffrey juga tidak memberitahuku bahwa dia akan mengundang Vera dan Crystal. Dia ingin berterus terang, lalu memaksaku menerima mereka berempat.

Namun, Jeffrey tidak menyangka, aku yang selalu memberinya muka sejak berpacaran itu, akan merobek pakaian Crystal di hadapan semua orang. Dia lebih tidak menyangka saat aku menggila, aku bahkan bisa memukul Vera dan Henry.

Saat kepikiran gambaran Henry disiramku dengan alkohol dan Vera yang kakinya kuinjak hingga menangis, aku benar-benar menyesal tidak melakukannya dengan lebih baik.

“Jeffrey itu anak dari teman seperjuanganku. Seharusnya aturan keluarganya sangat ketat, nggak seharusnya dia melakukan hal murahan seperti itu. Aku semakin tidak mengerti dunia ini lagi. Nak, terserah apa yang ingin kamu lakukan. Kakek nggak akan mengurusmu lagi.”

“Hanya saja, kamu mesti ingat satu hal, keluarga kita nggak boleh dirugikan lagi! Ibumu sudah menderita saat bersama ayahmu. Kamu mesti membalasnya! Balas juga penderitaan yang kamu terima. Dua kali lipat!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Putus Setelah Menyadari Perselingkuhan Kekasihku   Bab 8

    Selama ini aku mengira Henry mencampakkan istrinya yang menemaninya selama belasan tahun karena dia mencintai Vera.Tidak peduli seberapa banyak bukti yang kukirimkan padanya, mengenai berapa banyak uang yang digelapkan Vera selama tiga tahun pernikahan atau seberapa banyak harta bersama yang dialihkan oleh Vera, Henry pasti menutup sebelah mata.Bahkan, mungkin saja Henry tidak memercayai bukti-bukti yang kukirimkan padanya, melainkan memutarbalikkan fakta beranggapan aku sedang memfitnah. Aku pun telah menyusun rencana kedua jika dia tidak percaya, tetapi Henry malah percaya.Saat aku mendengar kabar itu, aku merasa agak bingung. Seandainya sejak awal pemikiran Henry begitu jernih, mungkin ibuku tidak akan meninggal dunia.“Winnie, sekarang akhirnya kamu puas, ‘kan?”Ketika bertemu Vera dan Crystal, mereka berdua sedang berada di ruang tunggu bandara. Aku tidak menyangka dunia sempit sekali, malah akan saling bertatapan muka lagi.“Nggak terlalu puas,” balasku dengan terang-terangan

  • Putus Setelah Menyadari Perselingkuhan Kekasihku   Bab 7

    Bagaimanapun, setelah kematian ibuku, Vera memegang kendali terbesar atas keuangan keluargaku. Justru karena dia, aku pun tidak ke luar negeri sesuai yang dijadwalkan, tidak bisa belajar jurusan yang paling ingin kupelajari.Sekarang, Vera akan mengembalikan segalanya. Sesuai logika, seharusnya aku merasa gembira hingga meneteskan air mata.“Kamu siapkan mas kawin itu untuk Crystal saja. Aku nggak butuh,” tolakku.Tidak dipungkiri, daripada dikendalikan orang lain, lebih baik dikendalikan oleh diriku sendiri! Rasanya bisa mengendalikan segalanya itu sangatlah nyaman!“Apa maksudmu?”Vera merancang peran sosialita untuk Crystal. Biasanya dia sangat ketat terhadap Crystal, mengatur jam pulangnya, bahkan memeriksa teman pergaulannya. Namun, Vera malah melupakan Jeffrey.“Apa kamu nggak ingin tahu siapa pria yang bersama dengan Crystal? Dia itu Jeffrey. Dulu kamu mengerahkan seluruh tenaga untuk merebut ayahku dari tangan ibuku. Sekarang Crystal juga menirumu, merebut Jeffrey dari tangank

  • Putus Setelah Menyadari Perselingkuhan Kekasihku   Bab 6

    Aku selalu meyakini ucapan putus mesti diungkit duluan oleh pihak wanita. Jadi, saat aku mengucapkan kata itu, Jeffrey sudah tidak ada hubungannya denganku lagi.“Winnie, aku harap kamu cuma bercanda saja! Apa kamu sudah beri tahu Kakek soal kamu mau putus? Waktu itu, dia yang menjodohkan aku denganmu. Saat kamu membuat keputusan mendadak ini, apa kamu mempertimbangkan perasaannya?”Selama ini, Jeffrey mengira saat kakekku menjodohkanku dengan dia, kakekku takut Jeffrey tidak akan mengejarku. Kakekku merasa Jeffrey sangat baik.Hanya saja, Jeffrey tidak tahu orang yang paling disayang kakekku di dunia ini adalah cucu luarnya.“Kakekku sudah setuju, jadi kamu nggak usah capek-capek memikirkannya.”Setelah aku merekam video dan menyimpannya, aku merasa gambaran itu sangat mencolok mata. Aku pun keluar dari aplikasi CCTV dan mengakhiri panggilan.Setelah itu, aku memburamkan video yang kurekam tadi, lalu mengunggahnya ke semua media sosial. Sekarang aku tergolong selebgram yang lumayan te

  • Putus Setelah Menyadari Perselingkuhan Kekasihku   Bab 5

    Crystal sungguh tidak tahu malu. Ucapan tidak memalukan itu kembali terngiang-ngiang di telinganya.Jika Crystal berdiri di hadapanku dan aku tidak mesti merawat kakekku hingga akhir hayatnya, aku pasti akan mengambil pisau untuk membunuhnya.Aku menggertakkan gigiku dengan geram. Aku berusaha menggunakan akal sehatku untuk menekan rasa gegabahku.“Kalau begitu, ibuku mesti berterima kasih kepada kalian berdua karena sudah merebut Henry?”Aku memberi tahu diriku bahwa pembalasan dendam ini masih belum terlambat. Semua orang memiliki karmanya masing-masing. Bukannya karma itu belum datang, tapi belum saatnya saja.Ketika kepikiran dengan rencana selanjutnya, aku pun menghela napas panjang. Aku berusaha untuk memudarkan rasa emosi di hatiku.“Kamu nggak usah berterima kasih. Asalkan kamu bersedia untuk menerima kami, kami pun sudah cukup puas. Kak Winnie, Kak Jeffrey sudah bilang tadi, asalkan kamu kembali untuk minta maaf sama aku, Ayah, dan Ibu, dia akan melupakan masalah hari ini. Dia

  • Putus Setelah Menyadari Perselingkuhan Kekasihku   Bab 4

    Kakek memang tidak percaya Jeffrey telah berselingkuh, tetapi dia percaya aku tidak akan menggunakan hal seperti ini untuk membohonginya.Kakek menghela napas panjang, lalu menuangkan teh bunga yang paling kusukai dulu. Ketika melihat uap air mengepul, aku tiba-tiba kepikiran dengan tatapan Jeffrey ketika melihatku di acara pertunangan.Rasa gusar.Rasa tidak percaya.Rasa syok.Rasa memalukan.Jeffrey yang dulunya bersikap toleransi terhadapku, malah bersikap sangat keras hari ini.Vera dan Crystal adalah orang yang telah membunuh ibuku. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit yang kualami, malah memintaku untuk memaafkan mereka. Aku tidak bisa melakukannya. Selamanya aku juga tidak bisa melakukannya.Seandainya ibu tiri Jeffrey memaksa ibu kandungnya hingga mati, apa dia masih bisa bersikap lapang dada, menganggap pihak lawan sebagai anggota keluarganya?Pasti tidak mungkin.Manusia itu selamanya bersikap egois.Selama tiga tahun ini, sandiwara Jeffrey memang sangat bagus, tetapi pada

  • Putus Setelah Menyadari Perselingkuhan Kekasihku   Bab 3

    Iya.Benar.Tiga hari lalu.Aku melihat pesanan di ponsel Jeffrey. Berhubung kami harus mempersiapkan urusan pertunangan, kami pun tinggal di rumah pengantin baru kami dalam seminggu belakangan ini. Kami tinggal bersama agar lebih gampang dalam membahas detail dan progres acara pertunangan.Kami tinggal di kamar masing-masing. Masalah bisa melihat ponsel Jeffrey juga murni kebetulan belaka.Sejak awal, aku mengira pesanan Jeffrey dibeli untukku. Dia kepikiran aku benar-benar tidak menyukai warna merah terang, tidak ingin aku memaksakan diriku demi membahagiakannya dan juga para hadirin. Jadi, dia diam-diam berdiskusi dengan pihak tokok untuk mengganti warna gaunku.Siapa sangka, begitu mengeklik “pesananku”, ternyata selama setengah tahun terakhir, setiap hadiah yang dia belikan selalu dibeli dua set.Satu set diantar ke rumah lamaku, kemudian satu set lagi diantar ke rumah kontrakanku.Satu set ditulis namaku, kemudian nama penerima satu set lagi adalah Crystal.Aku masih ingat, saat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status