Home / Historical / Queen of Heart - Istri Sang Duke / 68. Aku juga ingin menjadi Seorang Ibu

Share

68. Aku juga ingin menjadi Seorang Ibu

Author: Amethyst re
last update Last Updated: 2025-06-09 22:45:06

…..

Sander terlihat bersandar di kursi kulit tuanya dengan dua kancing atas kemeja yang sengaja dilepas, memperlihatkan tonjolan tulang selangka dan dada bidang yang sesekali bergerak naik-turun. Di meja, berkas-berkas laporan telah tersusun rapi, menandai berakhirnya pertemuan panjang dengan para pegawai dari pelabuhan pagi tadi.

Kala tengah mencoba mengistirahatkan otak yang kepanasan, pintu kantornya tiba-tiba diketuk pelan.

"Masuklah," ucap Sander tanpa perlu membuka mata. Ia tahu siapa yang datang. Hanya satu orang yang mengetuk pintu kantornya dengan ketukan selembut itu di manor ini.

Cleo segera masuk sembari menggenggam sebuah surat di tangan. “Lord Sander, bolehkah saya meminta waktu luang Anda?”

“Kau memerlukan sesuatu, Sayang?”

"Saya datang membawa kabar baik, atau… lebih tepatnya undangan yang menuntut persetujuan seorang suami," katanya sopan.

Sander membuka mata. “Undangan acara apa?”

Cleo menyerahkan surat di tangan kepada Sander. “Lady Saymer mengadakan pesta kecil. Ha
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   73. Bidak-Bidak Lady Saymer

    …..Kediaman pribadi Keluarga Saymer terletak di area distrik bangsawan Ibu Kota. Rumah itu dibangun megah dengan ketenangan aristokratik berkat deretan pohon pinus dan pagar batu yang menua bersama waktu. Di lantai atas, dalam kamar berhias perabotan berlapis emas pucat, Lady Ophelia Saymer terlihat sibuk merias diri. Rambut cokelat terangnya disanggul separuh, sisanya jatuh bergelombang di bahu. Seorang pelayan tengah menyematkan bros berbentuk bunga matahari di kerah gaunnya—sebuah perhiasan keluarga yang hanya dipakai pada acara penting.“Bros ini terlalu besar,” gumam Ophelia sambil menyentuhnya dengan ujung jari. “Aku ingin menggantinya dengan yang lain.”“Itu cocok dengan warna gaunmu,” ujar sebuah suara dari ambang pintu.Pangeran Tristan, putra kedua Raja Edward tampak bersandar ringan di kusen pintu, mengenakan jas panjang berwarna biru kelam dan sepatu kulit yang baru disemir. Rambutnya tak sepenuhnya patuh pada sisir, membuatnya tampak lebih muda dari usianya.Ophelia meno

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   72. Mengemis Kata Maaf

    …..Hari kedua di mansion Ibu Kota, agenda yang padat memaksa Cleo untuk bangun lebih awal. Mengabaikan matahari yang masih bermalas-malasan di ufuk timur, para pelayan sudah sibuk berlalu-lalang membawa peralatan kebersihan dan dekorasi.Melakukan inspeksi di beberapa ruang tamu, dahi Cleo mengernyit sepanjang waktu. Ekspresinya menyiratkan ketidakpuasan. Ruangan yang diisi karpet besar bermotif kuno, dinding dengan lis kayu kenari, serta deretan kursi berat bergaya antik, menurutnya lebih cocok dijadikan museum sejarah ketimbang digunakan untuk menerima tamu.“Kalau Mysie duduk di sini, dia tak akan betah lebih dari sepuluh menit,” gumam Cleo, memandang sinis sofa berumbai yang menyatu langsung dengan meja teh persegi dari abad lalu.Ernest, sang kepala pelayan, mencatat cepat setiap komentar dan saran di buku sakunya. “Berarti Anda menginginkan kesan hangat dan terbuka, Milady?”“Kesan muda, Ernest,” sahut Cleo gemas. “Aku tahu reputasi keluarga penting, tetapi bukan berarti harus

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   71. Suasana Panas di Istana Dahlia

    …..“Yang Mulia Ratu telah menyampaikan berita bahagia Keluarga Kerajaan,” ujar Marchioness Ronan. Kalung mutiara antik tampak bergoyang pelan di leher keriputnya. Senyum wanita itu terlampau tipis, bak dilukis sejak zaman tiga penguasa lalu. “Selamat atas kehamilan Anda.”Di sebelahnya, Lady Mysie, sang menantu—duduk dengan tubuh tegang layaknya siswi baru yang dipanggil maju tanpa persiapan. Ia hanya mengangguk sopan, senyumnya mengambang di udara, tidak sepenuhnya percaya diri.Lady Marriane Spenlowe datang terakhir, meninggalkan jejak aroma eksotis dari minyak rambut langka yang langsung memancing lirikan sinis. “Akhirnya,” kata wanita itu dramatis. “Hujan turun dan Keluarga Kerajaan kembali berbunga.”Zelda menanggapi sapaan mereka dengan ketenangan seorang ratu di papan catur. Tatapannya tak terbaca, senyumnya presisi. “Saya berterima kasih atas perhatian dan doa Anda sekalian.”Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka lagi. Lady Ophelia Saymer melangkah masuk seanggun burung merak, dii

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   70. Sander dan Pesona Manisnya

    …..Cleo berkacak pinggang mengawasi kinerja para pelayan yang tengah sibuk membuka belasan kotak perhiasan, memamerkan set demi set batu permata berkilau ke hadapannya. Beberapa gaun telah digantung di rak berdiri, menanti keputusan akhir sang nyonya rumah.“Gaun hijau zamrud itu sebaiknya kita bawa,” perintah Cleo.“Lalu sepatunya, Milady?” tanya salah satu pelayan.Cleo menoleh cepat, tampak membuat pertimbangan. “Yang berhak bordir emas saja. Tidak perlu membawa yang polos.”Di pojok ruangan, Sander bersantai di kursi malas berbantal. Buku terbuka di pangkuannya, tetapi matanya sudah beberapa menit tertahan di halaman yang sama. Uap teh mengepul dari cangkir di meja nakas. Ia tampak seperti seorang pria yang tengah menikmati ketenangan rumah tangga, tak terusik oleh kebisingan di sekitar.Namun pandangannya sesekali mencuri-curi arah Cleo, terutama saat sang istri membungkuk menilik isi koper. Jemari Sander menekan pelan halaman buku yang tak lagi dibacanya, menahan senyum melihat

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   69. Usaha Zelda Menipu Semua Orang

    …..Aroma kayu manis menguar dari dupa di sudut kamar. Tirai-tirai sutra dibiarkan terbuka, menyediakan ruang bagi cahaya bulan untuk mengintip malu-malu. Dekat jendela, Alden duduk santai di sofa dengan segelas penuh anggur merah memaku di tangannya.Tubuh pangeran terasa berat, bukan karena kelelahan fisik semata, tetapi oleh kepasrahan batin yang tak ingin dibahas lebih lanjut. Di atas ranjang, Zelda membenahi jubah tidurnya, lalu bangkit dan menghampiri. Wajah wanita itu bersinar diterpa cahaya bulan. Ia duduk di sisi lain sofa, menjaga jarak yang cukup untuk kesopanan.“Beristirahatlah, Zelda. Kau pasti lelah,” ujar Alden memberikan perhatian sepantasnya.“Saya baik-baik saja,” balas Zelda, tersenyum penuh arti. Ia memandangi botol anggur kosong yang teronggok di bawah meja. “Bukankah ini produk khusus dari perkebunan di daerah timur?” tanyanya, mencoba melunturkan kekakuan.Alden menyesap sedikit cairan merah keunguan dari gelasnya. “Koleksi lama istana. Kau mau mencoba?”Zelda

  • Queen of Heart - Istri Sang Duke   68. Aku juga ingin menjadi Seorang Ibu

    …..Sander terlihat bersandar di kursi kulit tuanya dengan dua kancing atas kemeja yang sengaja dilepas, memperlihatkan tonjolan tulang selangka dan dada bidang yang sesekali bergerak naik-turun. Di meja, berkas-berkas laporan telah tersusun rapi, menandai berakhirnya pertemuan panjang dengan para pegawai dari pelabuhan pagi tadi.Kala tengah mencoba mengistirahatkan otak yang kepanasan, pintu kantornya tiba-tiba diketuk pelan."Masuklah," ucap Sander tanpa perlu membuka mata. Ia tahu siapa yang datang. Hanya satu orang yang mengetuk pintu kantornya dengan ketukan selembut itu di manor ini.Cleo segera masuk sembari menggenggam sebuah surat di tangan. “Lord Sander, bolehkah saya meminta waktu luang Anda?”“Kau memerlukan sesuatu, Sayang?”"Saya datang membawa kabar baik, atau… lebih tepatnya undangan yang menuntut persetujuan seorang suami," katanya sopan.Sander membuka mata. “Undangan acara apa?”Cleo menyerahkan surat di tangan kepada Sander. “Lady Saymer mengadakan pesta kecil. Ha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status