Share

Naga

"Apakah kamu berpindah lagi?"

Jika ada orang lain saat ini dan melihat Rendy yang bertanya pada sebuah tato di dadanya, mereka mungkin akan menganggap Rendy sebagai orang gila.

Tapi jika melihatnya lebih teliti, itu akan terlihat normal.

Karena sekarang, Naga di dada Rendy tampak merespon pertanyaannya.

Mulutnya yang terbuka kembali menutup, dan mata merahnya seolah-olah menatap langsung ke arah mata Rendy.

"Uh?"

Dengan aura aneh, dan dominan dari tatapan mata itu, Rendy tiba-tiba merasakan tubuhnya panas.

Tapi itu belum seberapa.

Tepat ketika Rendy merasakan tubuhnya terbakar, dia merasakan ada yang menggeliat di dadanya. Dan saat melihat apa yang terjadi, alis panjang Rendy berkerut.

"Aarrgh!!"

Sebuah teriakan sangat keras tiba-tiba terdengar, dan membuat Bella yang sedang berada di ruang tamu terkejut.

Wanita itu segera berdiri dan berlari ke arah kamar.

Mendengar suara rintikan air dikamar mandi, Bella tidak berpikir panjang segera membukanya.

Tapi dia menemukan pintu di tutup dari dalam, dan hanya bisa mengetuknya.

"Tuan... Apakah Anda baik-baik saja?"

Tidak ada jawaban atau suara apapun dari dalam kamar mandi.

Selain suara rintikan air shower dan suhu ruangan yang tiba-tiba memanas, tidak ada gerakan apapun yang Bella rasakan.

Situasi ini membuat Bella tampak khawatir dan kembali bertanya, "Tuan---"

"Tetap disana. Semuanya baik-baik saja!" Perintah Rendy tiba-tiba datang dari dalam untuk menghentikan kekhawatiran Bella..

Tapi bukannya merasa lega, Bella malah lebih khawatir tentangnya.

Karena dari nada suaranya barusan, Bella mendengar jika itu adalah suara dari orang yang sedang buru-buru dan tampak tertekan.

"Tuan, tolong buka pintunya. Saya hanya ingin membantu. Sa-saya... Saya berjanji tidak akan pernah melihatnya."

"Keluar!" Perintah lain kembali terdengar.

Dan suara yang terdengar dingin dengan sedikit amarah itu segera menghentikan semua pikiran Bella.

Tidak bisa lagi melakukan apa-apa, Bella hanya bisa menggigit bibirnya dan kembali keluar dengan perasaan kecewa serta sedih.

Sedih dan kecewa, karena selama ini Bella tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu, apalagi dimarahi.

Tapi itu memang yang terbaik untuk Bella. Karena jika Bella masuk ke kamar mandi dan melihat keadaan Rendy, dia akan segera ketakutan.

Bukan hanya Bella, tapi siapapun yang melihat keadaan Rendy pasti juga akan merasakan ketakutan.

Karena pada saat ini, tubuh Rendy yang telah berada di lantai kamar mandi tampak memerah seperti magma dan bahkan berasap.

Sekalipun dia sedang berada dibawah shower, suhu panas dari dalam tubuhnya segera membuat air yang jatuh ke kulitnya seketika menguap dan menghilang tak tersisa.

Bahkan, air di lantai juga terlihat mendidih dan menguap.

Kamar mandi yang biasanya dingin dan penuh air telah menghilang. Apa yang ada sekarang adalah nuansa panas seperti didalam panggangan.

Untuk kondisi Rendy sendiri, dia hanya bisa menggertakkan giginya dan menahan perasaan terbakar di seluruh tubuhnya.

Dilihat dari tekad dan ketahanan tubuhnya untuk tidak berteriak, sepertinya kejadian ini bukanlah yang pertama kalinya.

Entah telah berapa lama waktu berlalu, suhu di kamar mandi akhirnya turun, dan tubuh Rendy kembali ke semula.

Tapi dia tampak terengah-engah dan kelelahan.

Jika bukan karena air yang masih jatuh dari shower, mungkin seluruh tubuhnya telah penuh dengan keringat dingin.

"Sial. Kenapa setiap kali Naga ini berpindah akan sangat menyakitkan?"

Rendy bergumam kesal sambil bangkit dan berjalan kearah kaca yang ada di kamar mandi.

Melihat cerminan dirinya disana, Rendy kembali bertanya-tanya, "Pertama kali kau muncul diantara pusar dan kelamin, kau membuat sebuah sungai kecil mengering."

"Kedua kalinya kau berpindah, kau hampir membakar sebuah hutan. Dan sekarang, meskipun itu tidak terlalu menyakitkan, kau hampir tidak bisa membuatku bernafas."

Rendy dengan serius menatap Tato Naga yang saat ini melingkar di dada kirinya melalui cerminan di kaca selama beberapa waktu dan tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya-tanya.

Tato Naga ini, sebenarnya Rendy tidak mendapatkannya karena di tato, tapi karena suatu kecelakaan dan hampir merenggut nyawanya.

Rendy tidak ingin mengingat kejadian itu, tapi ini adalah rahasia besar dalam hidupnya, dan tak seorangpun bisa melihatnya.

Karena sejak mendapatkan tato Naga ini sampai sekarang, Rendy telah mengalami banyak perubahan dalam hal fisik dan emosinya.

Tidak berlebihan jika dia memiliki julukan sebagai "R.E.D" adalah karena Tato Naga ini.

Tapi, jika dicermati lebih teliti, sebenarnya itu tidak seperti tato sama sekali, melainkan benar-benar seekor naga yang menempel di kulitnya.

"Melihatmu lagi, aku benar-benar berpikir jika kau hidup."

Tidak terlalu berlebihan jika Rendy menebak seperti itu. Karena Naga yang memiliki panjang tiga puluh sentimeter lengkap dengan empat kaki serta dua tanduk dan dua janggut naga disana, siapapun akan percaya jika itu adalah Naga nyata.

Benar-benar Naga nyata dan bukan ilusi belaka. Naga dalam mitos Kekaisaran Tiongkok, dan Naga yang di anggap sebagai Legenda oleh peradaban kuno.

Menggelengkan kepalanya pelan, mencoba untuk melupakannya untuk saat ini, Rendy lebih memilih menyudahi mandinya, dan berganti pakaian.

Setelah berganti pakaian, Rendy keluar dari kamar dan menuju ke ruang tamu.

Melihat Bella sedang duduk disana, Rendy mendatanginya, dan berkata, "Sambil menunggu seseorang datang, aku ingin meminum teh."

Kata-kata Rendy adalah perintah halus yang diberikan kepada Bella, dan sebagai tuan rumah, seharusnya Bella menolak.

Tapi wanita itu tidak melakukannya, dan bahkan tidak merespon sama sekali.

Masih duduk di kursi, dan menatap ke arah Rendy yang berdiri di depannya, wajah cantik Bella tampak melamun, dan pikirannya tidak sedang ada di tempatnya.

Melihat wajah Rendy, mulut Bella juga sedikit terbuka, dan tertutup.

Tampan, gagah, dingin dan nuansa dominan adalah apa yang membuat Bella tidak bisa merespon saat melihat pria berumur dua puluh tujuh tahun disana.

"Bebek?"

"Eh?" Panggilan akrab itu segera membangunkan Bella dan seketika membuatnya berdiri.

"Yah, Tuan. Bebek akan segera menyiapkannya." Jawab Bella buru-buru dan segera pergi ke dapur dengan wajah yang hampir terbakar malu.

"Tok... Tok... Tok..."

Suara pintu diketuk dari luar tiba-tiba terdengar saat Bella telah pergi ke dapur.

Rendy, yang mendengar itu tidak pergi untuk membukanya, dan hanya duduk di ruang tamu sambil berkata, "Masuk."

Mengikuti kata-kata Rendy, pintu masuk hotel segera terbuka dari luar, dan empat orang pria tampak masuk kedalam.

Tiga orang masih muda, dan satu seorang pria paruh baya dengan wajah sedikit keriput dan ketakutan berjalan ke arah Rendy.

Dengan wajah dan postur yang merenda, pria paruh baya dengan setelah seragam dinas berkata, "Tuan... Komisaris Burhanuddin datang untuk memenuhi panggilan."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status