Share

Bab 6 Kisah Danastri

last update Huling Na-update: 2025-08-13 23:40:18

[ Kisah Danastri di Masa Lalu ]

Sejak kedatangan Dinara, kedua orang tua serta sang kakak lebih memerhatikan gadis itu. Semua permintaan dipenuhi bahkan merebut barang Danastri tak dipermasalahkan oleh Bagas maupun Vero.

Danastri tahu diri dan selalu mengalah. Mereka menempuh pendidikan di sekolah yang berbeda, Dinara bersekolah di tempat elit agar Dinara bisa berteman dengan anak-anak para petinggi. Namun hal yang tak diketahui mereka, Danastri bersekolah di tempat para anak pandai yang memiliki IQ di atas rata-rata. Semua itu karena sang kakek Daru ikut andil.

Daru Wirajaya tak pernah mengakui dan percaya jika Dinara yang ditemukan Bagas di panti asuhan luar kota adalah cucu kandungnya yang tertukar. Meski sudah ada keterangan tes darah, hati kecil Daru tetap mengakui Danastri cucu kesayangannya.

Danastri hanya mendapatkan limpahan kasih sayang dari sang kakek. Dinara iri dan cemburu, karena dia tak bisa merasakan kedekatan dengan sang kakek hingga ada saja ulahnya agar Danastri bisa terusir dari rumah ini.

"Aku tidak mau mobil yang itu! Aku mau mobil miliknya, Ayah!"

"Tapi itu hadiah Danastri dari kakek Daru. Ayah tidak bisa mengambilnya," ucap Bagas menolak keinginannya.

"Kenapa kakek menyayanginya daripada aku. Jelas-jelas aku cucu kandungnya. Ini tidak adil, Yah. Aku juga ingin disayang. Aku menderita di panti asuhan," ucapnya dengan kalimat andalan.

Ketika mereka merayakan bertambahnya usia yang ke lima belas. Sang kakek membelikan mobil keluaran terbaru dengan ukiran nama Danastri, tetapi sang kakek tidak memberikan hadiah padanya. Pasalnya Bagas dan Vero sudah membelikan dan menghadiahi Dinara liburan keliling eropa.

"Pokoknya aku mau itu! Aku harus memilikinya, Bu," rengeknya dalam pelukan sang ibu.

"Sudahlah, Mas. Minta saja ke ayahmu. Biar mobil gadis itu jadi milik Dinara," pinta Vero mengiba.

"Kata ayah akan memberikan apa saja asal aku bahagia," sungut Dinara dan pura-pura meneteskan air mata.

"Kenapa kau selalu iri dengan barang yang dimiliki Danastri?"

Suara Daru bergema bersamaan dengan suara kursi roda yang mendekat ke arah mereka. Dinara langsung duduk dekat Vero, dia takut jika sang kakek sudah berbicara apalagi memakai nada tinggi.

"Jika Dinara menyukai mobilku, berikan saja padanya, Kek," kata Danastri tak mau mencari ribut.

"Iya Yah. Itu hanya sebuah mobil. Bukankah ayah bisa membelikannya lagi?" Bagas memaksa sang ayah mengabulkan permintaan Dinara.

"Apa kau memang menginginkan mobil Danastri, Dinara?" Daru bertanya datar sembari menatap tajam. Dinara mengangguk pelan.

"Kau sebenarnya tidak menginginkan mobil itu, bukan? Kau hanya iri saat kakek tidak memberimu apapun sebagai hadiah." Sekali lagi Dinara mengangguk. Memang itu yang dia inginkan.

Daru memberi cek kepada Dinara, seketika matanya membulat sempurna karena cek yang diberikan sang kakek. Dia memperlihatkannya pada sang ibu dan ayahnya. Baik Vero dan Bagas terperangah karena tak menyangka memberikan uang sebanyak itu pada Dinara.

"Belilah apa yang kau inginkan. Bahkan menggunakan uang itu kau bisa memberi makan orang sekampung di sebelah," sindir Daru yang memang tak menyukai Dinara.

"Ayo kita pergi dari sini, Nak," ajak Daru. Pria tua sudah tahu akan ada seseorang yang iri kepada Danastri hanya karena dia memesan mobil dari luar negeri.

Daru pun mengetahui anak dan menantunya tak pernah sekalipun menaruh perhatian pada Danastri. Mereka membiarkan Danastri tumbuh sendiri tanpa adanya kasih sayang kedua orang tua.

Kebahagian Danastri hanya bertahan ketika usianya tujuh belas tahun. Sang kakek meninggal karena serangan jantung di kamarnya akibat terjatuh dari kursi roda. Danastri curiga jika sang kakek tak mungkin bisa berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.

"Kakekmu itu meninggal karena serangan jantung alami. Bukan karena seseorang mencelakainya," ucap Bagas di hari pemakaman Daru.

"Tapi Yah. Apa ayah tak curiga penyebab kematian kakek yang aneh," sahut Danastri.

"Yang aneh tuh kamu. Sudah jelas-jelas dokter memberitahu kalau kakek meninggal dengan cara alami," tuding Genta yang masih santai sambil bermain ponselnya.

"Kau tak bisa menerima kenyataan karena tak ada lagi yang membelamu, bukan?" Dinara ikut berkomentar penuh kemenangan.

"Kau dan kakek tidak pernah dekat jadi kau tidak tahu kebiasaan kakek menjelang tidur, Dinara," ujar Danastri tak ada yang percaya.

"Sudah cukup Danastri! Jangan membuat suasana berkabung menjadi pembicaraan orang-orang." Vero membentak dan menganggap Danastri penganggu.

"Ayah, aku mohon. Selidiki kematian----"

"Danastri, apa kau tidak bisa berhenti bicara. Lihatlah beberapa orang melihat kita." Julius pun malas melihat sikap Danastri yang dinilai melebih-lebihkan kematian sang kakek.

"Julius, kau pernah melihat kebiasaan kakek beberapa kali, bukan?" Danastri meminta bantuan Julius.

"Aku tidak pernah melihat," sangkal Julius menepis tangan Danastri.

"Penjaga, keluarkan anak ini dan bawa dia pulang!" Bagas memanggil dua penjaga untuk memulangkan Danastri yang dinilainya menganggu.

"Mampus kau!" Dinara tersenyum senang, terlukis jelas di wajahnya dia puas karena tak ada lagi yang membela Danastri.

"Ayo nona kita pergi dari sini saja," ucap Sumiati menggandeng tangan Danastri yang menoleh sejenak ke belakang melihat tubuh sang kakek dimakamkan.

Danastri tahu benar kebiasaan sang kakek yang selalu mengikat kursi roda di samping pegangan kasurnya dan obat di saku, tetapi saat ditemukan kursi roda itu berada jauh di posisinya yang semula dan obat jantung ada di meja dekat jendela.

Tak ada yang mempercayainya kecuali Sumiati bahkan pemeriksaan dokter pun menyatakan jika sang kakek meninggal karena mencoba turun dari kasur dan terkena serangan jantung tiba-tiba.

Meninggalnya Daru membuat Danastri semakin kesepian dan tindakan Dinara pun menjadi-jadi. Dia senang menyiksa atau memfitnah Danastri dengan ucapannya yang berbohong. Tak jarang Bagas menghukumnya di ruang penyimpanan.

****

"Non, kita ke rumah sakit yuk. Bibi ada uang kok."

Seminggu setelah kematian Daru, Danastri demam dan tak satupun keluarga yang peduli padanya. Justru mereka menghabiskan waktu bepergian ke negeri kincir angin atas permintaan Dinara.

"Tidak usah, Bi. Aku baik-baik saja," kata Danastri lemah.

"Non, badannya nona panas sekali. Nona mengigau terus semalam dan kejang. Bibi dan Mbak Nanik yang memanggil dokter," ujar Sumiati membelai rambut Danastri penuh kasih sayang.

"Ayah dan ibu di mana, Bi? Apa mereka tahu kalau aku sakit?" tanya Danastri yang masih mencari keberadaan Bagas dan Vero.

"Mereka terbang ke Belanda kemarin malam, Non."

"Mereka tidak menanyakan keadaanku, Bi?"

Sumiati menggeleng dan menatap haru Danastri. Kemarin wanita paruh baya tersebut sempat berbicara pada sang majikan, tetapi mereka memberi jawaban yang mengecewakan.

["Bibi saja yang mengurus anak itu. Itu uangnya sudah kami berikan di atas meja. Jangan sesekali menghubungi kami."]

Danastri tahu sampai kapanpun perhatian dan kasih sayang keluarganya hanya untuk Dinara. Danastri tersenyum pedih lalu bangkit dari tempat tidurnya, dia tak mau berlarut-larut dalam kesedihan.

"Nona, mau ke mana?"

"Bi, aku harus menghadiri kelas hari ini," sahut Danastri berusaha bangkit, tetapi langkahnya terhuyung hingga Sumiati menopang tubuhnya yang terjatuh.

Danastri tak kuat lagi, tubuhnya terasa lemas dan sakit semua. Sebelum kesadarannya habis, Danastri melihat seseorang datang mendekat dengan langkah cepat dan segera menggendongnya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 7 Hadiah Dari Seseorang

    "Sudah sadar? Merepotkan sekali dirimu." Belum sepenuhnya sadar dari pingsannya, Danastri harus mendengar ocehan kekesalan dari sahabatnya. Mata gadis itu terbuka pelan dan melihat Julius duduk bersidekap dengan wajah terlihat marah. "Kenapa kau menolongku dan membawaku ke rumah sakit?" tanya Danastri lemah sembari bangun dan menyandarkan kepala di sisi ranjang. "Itu karena bibi Sumiati terus meneleponku hanya untuk membawamu ke rumah sakit. Apa pelayan-pelayanmu tidak bisa melakukannya sendiri?" Julius terus mengomel seraya bangkit dari tempat duduknya. "Maafkan mereka, Julius. Mereka hanya tahu dirimu yang menjadi sahabatku selama ini." Ditatapnya Julius dengan lembut hingga membuat pemuda itu tampak bersalah. "Baiklah aku akan pulang dan jangan pernah menghubungiku lagi kalau kau sakit atau hal apapun. Kau sudah dewasa bukan anak kecil," gerutu Julius mengambil jaket hendak pergi.

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 6 Kisah Danastri

    [ Kisah Danastri di Masa Lalu ]Sejak kedatangan Dinara, kedua orang tua serta sang kakak lebih memerhatikan gadis itu. Semua permintaan dipenuhi bahkan merebut barang Danastri tak dipermasalahkan oleh Bagas maupun Vero.Danastri tahu diri dan selalu mengalah. Mereka menempuh pendidikan di sekolah yang berbeda, Dinara bersekolah di tempat elit agar Dinara bisa berteman dengan anak-anak para petinggi. Namun hal yang tak diketahui mereka, Danastri bersekolah di tempat para anak pandai yang memiliki IQ di atas rata-rata. Semua itu karena sang kakek Daru ikut andil.Daru Wirajaya tak pernah mengakui dan percaya jika Dinara yang ditemukan Bagas di panti asuhan luar kota adalah cucu kandungnya yang tertukar. Meski sudah ada keterangan tes darah, hati kecil Daru tetap mengakui Danastri cucu kesayangannya.Danastri hanya mendapatkan limpahan kasih sayang dari sang kakek. Dinara iri dan cemburu, karena dia tak bisa merasakan kedekatan dengan sang kake

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 5 Dia Harus Menjadi Milikku

    Mobil hitam keluaran terbaru milik keluarga Wirajaya melintasi gerbang rumah peristirahatan mereka. Dari jendela belakang, Dinara menatap ke luar dengan dagu terangkat. Ia baru saja pulang dari pesta sosialita—yang lebih banyak diisinya dengan menyindir dan menjelekkan seseorang.Sopir keluarga segera membuka pintu mobil cepat agar tak kena imbas kemarahan sang nona besar. Dinara akan marah jika sopirnya lama melakukan tugasnya untuk mengantar atau menjemput dirinya ke manapun.Dinara tak pernah menghargai semua tugas yang dikerjakan pelayan di rumahnya hanya karena dia putri pewaris yang harus dihormati dan diperlakukan layaknya tuan putri kerajaan. Tindakannya tersebut membuat para pelayan tak menyukainya."Lama sekali sih buka pintunya? Pada ke mana saja kalian ini?""Maaf Nona Dinara, kami berdua sedang membersihkan kamar nona," ucap salah satu pekerja dari dua pekerja yang melayani Dinara."Dasar pembantu tak becus. Miskin pula," sahutnya sambil mendengkus kesal.Pintu harus dibu

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 4 Terima Kasih Menolongku

    Sudah dua minggu lamanya Danastri dirawat di paviliun Jayanatra. Luka di kepalanya dijahit oleh dokter keluarga. Luka di tangannya mulai membaik meski kadang Danastri dihantui mimpi buruk.Jika mimpi buruknya datang Danastri demam. Setiap kali demamnya kambuh, Widipa selalu duduk di sampingnya dan ketika Danastri terbangun, pria itu sudah menghilang seperti bayangan.Di hari kelima kedatangannya di paviliun yang terletak di daerah pebukitan, Danastri tersadar dan terkejut mendapati dirinya berada di tempat yang asing. Para pekerja bungkam saat dia bertanya."Siapa yang menolongku?" Dia bertanya pada seorang pelayan wanita muda yang merawatnya selama ini."Tuan muda kami, Nona. Dia menemukan anda di dasar jurang lalu membawa anda ke sini," jawabnya tenang sembari menyiapkan obat untuk Danastri."Boleh aku menemuinya?" tanya Danastri yang ingin mengucapkan rasa terima kasihnya."Tuan muda sedang tidak ada di sini, Nona. Lebih baik anda fokus pada penyembuhan. Jika anda membutuhkan saya,

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 3 Penolong Danastri

    Dan pembicaraan itu pun terjadi. Bagas, Vero dan Genta merencanakan aksinya. Mereka menggunakan Dinara sebagai umpan untuk mengusir Danastri dari rumah warisan Daru.Mereka sudah menyiapkan dengan matang dan tepat sasaran. Dinara sengaja membuat ribut di lantai atas karena masalah gaun yang dimiliki Danastri. Dinara merebut gaun itu dengan paksa. Dinara berpura-pura jatuh seolah Danastri yang mendorongnya."Dasar anak kurang ajar! Kau sungguh keterlaluan, Danastri!" Vero sang ibu berteriak marah."Selama ini Dinara tak pernah menganggumu. Lihat perbuatanmu membuat dia pingsan. Apa kau tidak tahu dia memiliki jantung lemah?" Sang ayah pun Bagas tak kalah marahnya."Bukan aku, Yah. Dinara jatuh sendiri," sahut Danastri membela diri tanpa tangisan."Bagaimana bisa dia jatuh sendiri? Jangan mengada-ada!" Sang kakak Genta pun ikut-ikutan menuduhnya."Sudah untung kami menampungmu di sini. Sekarang kamu semakin keterlaluan. Detik ini keluarlah dari rumah ini! Kau bukanlah bagian dari keluar

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 2 Putri Yang Tersingkirkan

    Hidup gadis berkacamata tipis itu tidak seindah seperti bayangan para tetangga di sekitar rumahnya. Sejak masih kecil, dia merasa terasing di keluarganya sendiri. Awalnya dia tidak pernah tahu alasan kedua orang tua dan sang kakak enggan peduli padanya.Lunara Danastri Wirajaya nama yang disematkan dan hanya sang kakek dari pihak sang ayah yang memberi nama saat dia terlahir di dunia. Kasih sayang dan perhatian hanya Danastri peroleh dari sang kakek juga beberapa pelayan di rumah megahnya termasuk pengasuh yang merawatnya ketika bayi.Danastri tak pernah mendapatkan perhatian maupun kasih sayang. Kedua orang tuanya cuek, tak banyak bicara dan sering meninggalkannya bersama pelayan ketika mereka pergi untuk berdinas. Sedangkan sang kakak laki-laki pun sama. Hingga suatu hari dia memahami alasan kedua orang tuanya."Mulai sekarang Dinara akan tinggal bersama kita," ujar sang ayah dengan suara tegas."Kita sudah menceritakan kepadamu mengenai Dinara, bukan? Jadi kamu akan memiliki saudar

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status