Home / Romansa / RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR / Bab 5 Dia Harus Menjadi Milikku

Share

Bab 5 Dia Harus Menjadi Milikku

last update Last Updated: 2025-07-21 09:08:13

Mobil hitam keluaran terbaru milik keluarga Wirajaya melintasi gerbang rumah peristirahatan mereka. Dari jendela belakang, Dinara menatap ke luar dengan dagu terangkat. Ia baru saja pulang dari pesta sosialita—yang lebih banyak diisinya dengan menyindir dan menjelekkan seseorang.

Sopir keluarga segera membuka pintu mobil cepat agar tak kena imbas kemarahan sang nona besar. Dinara akan marah jika sopirnya lama melakukan tugasnya untuk mengantar atau menjemput dirinya ke manapun.

Dinara tak pernah menghargai semua tugas yang dikerjakan pelayan di rumahnya hanya karena dia putri pewaris yang harus dihormati dan diperlakukan layaknya tuan putri kerajaan. Tindakannya tersebut membuat para pelayan tak menyukainya.

"Lama sekali sih buka pintunya? Pada ke mana saja kalian ini?"

"Maaf Nona Dinara, kami berdua sedang membersihkan kamar nona," ucap salah satu pekerja dari dua pekerja yang melayani Dinara.

"Dasar pembantu tak becus. Miskin pula," sahutnya sambil mendengkus kesal.

Pintu harus dibukakan, makanan yang disajikan diletakkan dengan rapi atau setiap hari mandi memakai bunga mawar. Itu hanya beberapa kebiasaan Dinara setelah dia tinggal di rumah ini.

"Hei ... kamu di mana ayah ibuku?" Dinara tak pernah mau menyebutkan nama pelayan-pelayan di rumahnya. Memerintah sesuka hati.

"Ada di lantai atas bersama ibu anda," jawab pelayan bertubuh gemuk.

Dinara berlompat kecil dengan gembira, dia langsung menuju ruang istirahat di lantai dua. Dinara bersenandung penuh kesenangan sembari memanggil ayah ibunya.

"Kenapa kau begitu gembira, Nak? Apa ada sesuatu?" tanya Vero sang ibu membelai rambut Dinara.

"Pasti dia akan menceritakan gosip tadi," sahut Bagas di kursi kerjanya.

"Bukanlah, Yah ... Bu. Aku punya kejutan buat kalian," ucapnya antusias.

"Kejutan apa? Ayo beritahu ibu."

"Yah ... Bu akhirnya aku menemukan pujaan hatiku. Dia sungguh tampan sekali. Aku langsung menyukainya dan ingin menjadi kekasihnya."

Dinara tak sengaja bersenggolan dengan seorang pria saat dia hendak ke butik langganan. Dia tak merespon pada seseorang yang memungut tasnya, karena matanya tertuju pada sosok yang berdiri memakai kacamata hitam, tak banyak bicara dan terkesan dingin.

"Di mana kau menjumpainya?" tanya Bagas mendengar dengan serius.

"Di butik, Yah. Aku ingin berkenalan dengannya, tapi dia keburu pergi." Dinara kecewa.

"Siapa namanya? Atau mungkin orang butik tahu siapa pria itu?" Vero ikut menimpali menatap penuh kasih sayang pada Dinara.

"Nah itu Bu. Waktu aku mau masuk ke butik malah nyonya Ina bilang kalau butiknya sudah dibooking sama pria tadi itu buat saudarinya. Aku kesel, Bu," rengeknya kesal.

"Coba kamu hubungi nyonya Ina, Vero. Mungkin dia tahu. Kasihan Dinara penasaran."

Bagas dan Vero terlalu memanjakan Dinara sejak ditemukan. Mereka tak menyadari jika tindakan tersebut mengubah sikap dan karakter Dinara menjadi penuh ambisi dan obsesi berlebihan.

Vero segera menelepon Ina sang pemilik butik. Panggilannya diterima, dia pun langsung memberitahu alasan menghubungi Ina karena dia tak mau membuat Dinara kecewa. Begitu tahu nama pria tersebut, senyumnya memudar.

"Siapa pria itu, Bu?" Dinara mendesak sang ibu untuk menjawab cepat.

"Lebih baik cari yang lain saja ya, Nak. Kan masih banyak pria tampan lainnya," bujuk Vero.

"Aku tidak mau. Aku maunya pria itu. Dia harus menjadi milikku!"

"Memangnya siapa sih, Vero? Kamu sampai melarang Dinara berkenalan," ucap Bagas yang ikut penasaran.

"Mas, pria itu anak dari Sailendra Jayanatra yang bernama Widipa. Kau tahu siapa Jayanatra kan, Mas?"

Rahang Bagas mengeras, tangannya terkepal. Tentu saja dia tahu pria itu. Sudah tiga kali bisnisnya dikalahkan oleh Widipa. Bagas tipe orang yang tak mau kalah, dia harus menjadi nomer satu di jajaran negeri ini.

"Memangnya siapa dia, Bu?"

"Ayahmu tidak setuju, Nak. Biar ibu pilihkan pria yang terbaik ya," bujuk Vero, tetapi Dinara tak terima

"Pokoknya aku mau dia! Aku mau dijodohkan sama Widipa!" Dinara merengek layaknya anak yang tantrum.

"Aku tidak mau pria lain selain dia!" Suaranya kencang sambil menangis sesenggukan.

"Dinara, dengarkan dulu. Keluarga Widipa adalah musuh kita sejak bertahun-tahun lalu. Itu tidak mungkin!" ucap Bagas, menekan nada suaranya lembut agar tidak terpancing emosi.

"Sejak bayi aku terpisah dari kalian. Tinggal di panti asuhan. Saat teman sekelasku lain keinginannya dapat dipenuhi karena memiliki orang tua sedangkan aku hanya diam menunggu donatur membelikan tas, sepatu atau makanan enak."

"Aku sudah cukup menderita waktu kecil terpisah dari keluarga. Sekarang, satu-satunya orang yang bisa bikin aku bahagia kalian melarang," kata Dinara menangis, tapi bukan tangis yang tulus.

"Jangan seperti, Nak. Jangan bilang begitu." Vero buru-buru mendekat lalu memeluk Dinara.

"Danastri memiliki semuanya dulu. Dia hidup enak sedangkan aku---" Dinara menangis dalam kepura-puraan.

Bagas tak tega, tetapi dia tak bisa berhubungan dengan Widipa. Sejak dulu pria itu enggan bicara soal urusan bisnis dan sulit ditemui. Di satu sisi dia ingin membahagiakan sang putri.

"Kalau ayah ibu tidak mau menjodohkan aku dengan Widipa, lebih baik aku pergi dari sini. Biar aku menderita di panti asuhan!" Danari hendak berdiri, tetapi dicegah Vero.

"Jangan cari aku bahkan saat aku mati!"

"Baik! Baiklah, Ayah akan urus semuanya!"

Dinara tahu ancamannya berhasil. Dia tahu kedua orang tuanya lebih menuruti perkataannya daripada kehilangan dirinya lagi. Senyum licik dan kepuasan terpancar di sudut bibir.

****

Di kediaman Jayanatra, Sailendra melihat isi surat yang ditulis Bagas untuknya. Dia membaca, tersenyum lucu lalu menggelengkan kepala. Tak menyangka orang sekeras Bagas meminta sesuatu hal padanya.

Dan dengan berani meminta Widipa menjadi menantunya. Tentu saja pria yang sudah memasuki usia kepala enam tersebut tahu jika sang anak tak akan sudi menerima perjodohan.

"Bagaimana kau setuju jika gadis itu menjadi istrimu?" tanya Sailendra sembari menyerahkan selembar surat padanya.

"Bukankah ayah sudah tahu jawabannya?" Widipa tak membaca dan langsung merobeknya.

"Kau katakan saja sendiri padanya. Ayah tak suka bertemu dengannya," ucap Sailendra seraya6 menuangkan kopi ke cangkir.

"Apa karena kejadian dua puluh lima tahun yang menyebabkan mas Argaru tiada yang membuat ayah membenci Bagas Wirajaya?"

"Kejadian itu akan terus membekas, Dipa. Bohong jika ayah mengatakan kalau peristiwa di gedung tersebut bisa ayah atau ibumu lupakan."

Sailendra diam sejenak, memandang putranya dengan tatapan sedih. Seharusnya dia memiliki dua putra. Argaru Salim Jayanatra, tetapi ketika usianya sepuluh tahun terjadi kecelakaan dan sopir yang menabrak bukan pelaku aslinya.

"Tunggulah waktu yang tepat untuk membalas dendam ayah."

"Tapi kau tidak menggunakan gadis di paviliun itu menjadi alat permainanmu, bukan?" Sailendra menebak dan ternyata benar.

"Bukankah kita saling menguntungkan, Yah. Dia membalas dendam karena dia diusir dan dibunuh keluarganya sendiri. Aku akan membuat gadis itu mengerti arti balas dendam."

"Lalu bagaimana surat dari tuan Daru, apa kau tidak membaca isinya, Nak?" Sailendra bertanya lalu menatap sang putra dengan serius.

"Kita harus menunggu ketika Danastri berusia dua puluh lima tahun, Yah. Surat itu sudah aku amankan."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 93 Mencari Keberadaan Dayu Ratna

    Langit mendung tak menyurutkan rencana Danastri untuk menemui Dayu Ratna. Ada berbagai banyak hal yang ingin dia tanyakan salah satunya mengenai jati dirinya. Apa Dayu Ratna tahu tentang keluarganya atau Dayu Ratna adalah ibu kandungnya?Dia sudah meminta ijin pada Arumi untuk keluar sebentar, tetapi tidak memberitahu yang sesungguhnya. Hanya Sagara yang bisa dia minta tolong untuk mengantarkannya sedangkan Widipa terlalu sibuk dengan dunianya."Maaf ya mas merepotkan," ucap Danastri saat masuk ke mobil."Apa sih yang kau katakan? Tidak merepotkan sama sekali kok lagipula kebetulan aku libur," jawab Sagara segera menyalakan mesin mobilnya."Kau masih menaruh curiga jika Dayu dia tahu tentang rahasia kelahiranmu?" Sagara melirik sejenak, raut wajah Danastri sudah tampak segar setelah keluar dari rumah sakit."Iya mas. Aku hanya ingin bertanya padanya karena dia seolah-olah begitu mengenaliku sejak aku bayi. Jika dia ibuku, kenapa dia meninggalkanku? Jika ayah memang ayah kandungku kena

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 92 Kembali Ke Rumah Widipa, Dinara Buat Rencana

    Sama seperti dulu Danastri selalu sendiri. Tak ada seorang pun menemaninya bahkan di saat sakit pun. Hari ini waktu dirinya pulang dan Sagara hendak mengantar setelah pemeriksaan selesai, tetapi dia memilih untuk tidak merepotkan siapapun.Danastri sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri. Baginya tak perlu dipermasalahkan toh dia sudah dewasa sekarang. Selesai menata pakaian, mengurus administrasi kepulangan dan siap untuk memanggil taksi. Dia ingin sampai apartemen lalu menyelesaikan tugasnya.Terdengar suara pintu diketuk, Danastri pikir perawat nyatanta yang muncul justru Arumi dengan wajah lembut dan di belakangnya berdiri Widipa. Danastri tertegun sejenak Tangannya berhenti memasukkan baju terakhir ke tas."Untung kami tidak terlambat menjemput, Sayang. Hari ini kau ikut bersama kami pulang dan sementara waktu tinggallah di rumah bibi ya," kata Arumi mendekat seraya memegang bahunya.Danastri cepat menggeleng. Ini pasti ulah Sagara lagi dan dia tak mau merepotkan orang dalam ha

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 91 Apa Dayu Ratna Ibuku?

    Danastri dan Sagara melihat rekaman cctv kemarin malam. Ternyata Dayu Ratna yang menguping pembicaraan mereka, tetapi ketika mereka hendak pergi menemuinya Dayu sudah pulang.Padahal wanita itu tak diperbolehkan pulang terlebih dulu. Rasanya ada yang aneh, tetapi Danastri dan Sagara tak mau mengambil kesimpulan. Mungkin saja Dayu tak sengaja mendengar pembicaraan mereka.Namun Danastri akan tetap menemui Dayu setelah dia keluar dari rumah sakit, dia ingin memastikan semua hal yang dia ingat kembali peristiwa belasan tahun silam. Dia harus tahu alasan Dayu pernah datang dulu."Sebenarnya siapa Dayu Ratna selain istri kedua ayah?""Mungkinkah----? Ah tidak mungkin dia ibu kandungku?""Bukankah kakek sudah menunjukkan makam kedua orang tua kandungku dulu? Jadi tak mungkin Dayu Ratna ibu kandungku?""Atau dia mengenali keluargaku yang sesungguhnya?"Berbagai pikiran menyelimuti isi otak Danastri saat ini. Dia bahkan sampai menebak sendiri jati diri Dayu hingga membuat Sagara mengatakan ha

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 90 Kunjungan Arumi Dan Sailendra

    Cahaya matahari menembus tirai tipis, jatuh lembut ke wajah pucat Danastri yang masih terbaring lemah. Di kursi sebelahnya Sagara duduk sambil menatap layar monitor dengan ekspresi tenang, tetapi mata itu menyimpan kelelahan dan iba yang dalam.Obat tidur membuat Danastri terlelap seolah tidak terganggu dengan suara di lorong yang tampak ramai ketika para perawat hilir mudik bersama kunjungan dokter. Hari ini Sagara bebas tugas hingga dia bisa menemani Danastri sejak semalam."Kau pasti menginginkan kehadiran ayah ibumu, bukan? Sayang mereka bukan manusia, Danastri.""Maaf aku telah berlaku kurang ajar karena tak meminta ijin mendatangkan paman Sailendra dan bibi Arumi. Hanya mereka yang peduli padamu."Terdengar suara langkah terhenti di depan pintu. Pintu perlahan terbuka. Arumi dan Sailendra melangkah masuk dengan hati-hati seolah takut membangunkan Danastri yang belum terbangun."Bagaimana keadaannya?” tanya Arumi pelan, suaranya lembut penuh sarat kekhawatiran.Sagara berdiri sam

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 89 Permainan Seseorang Menghancurkan Usaha Bagas

    ["Pak, perwakilan perusahaan dari Singapore tidak akan mengambil lagi bahan kain dari kita."]Bagas melempar semua kertas, dokumen dan apa saja yang ada di meja. Kabar dari sekretaris barusan membuatnya emosi. Dia sudah menunggu perusahaan Sky Blue yang terkenal memproduksi pakaian bagus dan dikenal tidak lagi mengambil kain dari perusahaannya.Sepuluh tahun perusahaan tersebut selalu memesan kain di tempatnya, tetapi kini mereka tak mau lagi dengan alasan tak masuk akal. Kualitas kain mereka tak sebagus dulu dan hal tersebut berakibat kerugian."Bagaimana ini, Pak Bagas? Jika begini terus kita akan mengalami kegagalan dalam menjual kain-kain.""Hal yang paling kami takutkan jika perusahaan lainnya akan melakukan hal yang sama.""Kami tidak mau tahu. Anda harus mencari solusinya!"Para dewan direksi memberi pernyataannya ketika berada di rapat pemegang saham. Dalam sebulan mereka sudah mengalami kerugian besar ketika perusahaan besar Singapore memutus kontrak kerjasama.Jika itu terja

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 88 Dia Bukan Lagi Bagian Dari Wirajaya

    Sagara menghela napas berat. Setelah membawa Danastri ke rumah sakit dan memberi penanganan pertama hingga membuat kondisi perempuan itu stabil. Kini Danastri sudah berada di ruang perawatan.Namun bukan masalah kondisi Danastri yang dia pikirkan, sekarang Sagara pikirkan bagaimana memberitahu keluarga Danastri agar memberi pernyataan setuju untuk Danastri jalani operasi bulan depan.Suara detak jam dinding di ruangannya terdengar pelan.Sagara duduk di balik mejanya sambil menatap berkas medis milik Danastri. Di pojok berkas itu tertulis dengan tinta biru 'Pasien pasca trauma — operasi ditunda, kondisi stabil.'"Kenapa kau harus terlahir tanpa mengenal orang tua kandungmu, Danastri?""Andai saja orang kandungmu masih hidup, akankah mereka menerimamu?"Ada berbagai hal yang Sagara tanyakan pada Danastri mengenai orang tua kandungnya, tetapi Danastri mengatakan kalau mereka sudah meninggal karena kecelakaan. Itu yang dikatakan Daru dulu."Maaf Danastri, untuk kali ini biarkan aku membe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status