"Sudah sadar? Merepotkan sekali dirimu." Belum sepenuhnya sadar dari pingsannya, Danastri harus mendengar ocehan kekesalan dari sahabatnya. Mata gadis itu terbuka pelan dan melihat Julius duduk bersidekap dengan wajah terlihat marah. "Kenapa kau menolongku dan membawaku ke rumah sakit?" tanya Danastri lemah sembari bangun dan menyandarkan kepala di sisi ranjang. "Itu karena bibi Sumiati terus meneleponku hanya untuk membawamu ke rumah sakit. Apa pelayan-pelayanmu tidak bisa melakukannya sendiri?" Julius terus mengomel seraya bangkit dari tempat duduknya. "Maafkan mereka, Julius. Mereka hanya tahu dirimu yang menjadi sahabatku selama ini." Ditatapnya Julius dengan lembut hingga membuat pemuda itu tampak bersalah. "Baiklah aku akan pulang dan jangan pernah menghubungiku lagi kalau kau sakit atau hal apapun. Kau sudah dewasa bukan anak kecil," gerutu Julius mengambil jaket hendak pergi.
[ Kisah Danastri di Masa Lalu ]Sejak kedatangan Dinara, kedua orang tua serta sang kakak lebih memerhatikan gadis itu. Semua permintaan dipenuhi bahkan merebut barang Danastri tak dipermasalahkan oleh Bagas maupun Vero.Danastri tahu diri dan selalu mengalah. Mereka menempuh pendidikan di sekolah yang berbeda, Dinara bersekolah di tempat elit agar Dinara bisa berteman dengan anak-anak para petinggi. Namun hal yang tak diketahui mereka, Danastri bersekolah di tempat para anak pandai yang memiliki IQ di atas rata-rata. Semua itu karena sang kakek Daru ikut andil.Daru Wirajaya tak pernah mengakui dan percaya jika Dinara yang ditemukan Bagas di panti asuhan luar kota adalah cucu kandungnya yang tertukar. Meski sudah ada keterangan tes darah, hati kecil Daru tetap mengakui Danastri cucu kesayangannya.Danastri hanya mendapatkan limpahan kasih sayang dari sang kakek. Dinara iri dan cemburu, karena dia tak bisa merasakan kedekatan dengan sang kake
Mobil hitam keluaran terbaru milik keluarga Wirajaya melintasi gerbang rumah peristirahatan mereka. Dari jendela belakang, Dinara menatap ke luar dengan dagu terangkat. Ia baru saja pulang dari pesta sosialita—yang lebih banyak diisinya dengan menyindir dan menjelekkan seseorang.Sopir keluarga segera membuka pintu mobil cepat agar tak kena imbas kemarahan sang nona besar. Dinara akan marah jika sopirnya lama melakukan tugasnya untuk mengantar atau menjemput dirinya ke manapun.Dinara tak pernah menghargai semua tugas yang dikerjakan pelayan di rumahnya hanya karena dia putri pewaris yang harus dihormati dan diperlakukan layaknya tuan putri kerajaan. Tindakannya tersebut membuat para pelayan tak menyukainya."Lama sekali sih buka pintunya? Pada ke mana saja kalian ini?""Maaf Nona Dinara, kami berdua sedang membersihkan kamar nona," ucap salah satu pekerja dari dua pekerja yang melayani Dinara."Dasar pembantu tak becus. Miskin pula," sahutnya sambil mendengkus kesal.Pintu harus dibu
Sudah dua minggu lamanya Danastri dirawat di paviliun Jayanatra. Luka di kepalanya dijahit oleh dokter keluarga. Luka di tangannya mulai membaik meski kadang Danastri dihantui mimpi buruk.Jika mimpi buruknya datang Danastri demam. Setiap kali demamnya kambuh, Widipa selalu duduk di sampingnya dan ketika Danastri terbangun, pria itu sudah menghilang seperti bayangan.Di hari kelima kedatangannya di paviliun yang terletak di daerah pebukitan, Danastri tersadar dan terkejut mendapati dirinya berada di tempat yang asing. Para pekerja bungkam saat dia bertanya."Siapa yang menolongku?" Dia bertanya pada seorang pelayan wanita muda yang merawatnya selama ini."Tuan muda kami, Nona. Dia menemukan anda di dasar jurang lalu membawa anda ke sini," jawabnya tenang sembari menyiapkan obat untuk Danastri."Boleh aku menemuinya?" tanya Danastri yang ingin mengucapkan rasa terima kasihnya."Tuan muda sedang tidak ada di sini, Nona. Lebih baik anda fokus pada penyembuhan. Jika anda membutuhkan saya,
Dan pembicaraan itu pun terjadi. Bagas, Vero dan Genta merencanakan aksinya. Mereka menggunakan Dinara sebagai umpan untuk mengusir Danastri dari rumah warisan Daru.Mereka sudah menyiapkan dengan matang dan tepat sasaran. Dinara sengaja membuat ribut di lantai atas karena masalah gaun yang dimiliki Danastri. Dinara merebut gaun itu dengan paksa. Dinara berpura-pura jatuh seolah Danastri yang mendorongnya."Dasar anak kurang ajar! Kau sungguh keterlaluan, Danastri!" Vero sang ibu berteriak marah."Selama ini Dinara tak pernah menganggumu. Lihat perbuatanmu membuat dia pingsan. Apa kau tidak tahu dia memiliki jantung lemah?" Sang ayah pun Bagas tak kalah marahnya."Bukan aku, Yah. Dinara jatuh sendiri," sahut Danastri membela diri tanpa tangisan."Bagaimana bisa dia jatuh sendiri? Jangan mengada-ada!" Sang kakak Genta pun ikut-ikutan menuduhnya."Sudah untung kami menampungmu di sini. Sekarang kamu semakin keterlaluan. Detik ini keluarlah dari rumah ini! Kau bukanlah bagian dari keluar
Hidup gadis berkacamata tipis itu tidak seindah seperti bayangan para tetangga di sekitar rumahnya. Sejak masih kecil, dia merasa terasing di keluarganya sendiri. Awalnya dia tidak pernah tahu alasan kedua orang tua dan sang kakak enggan peduli padanya.Lunara Danastri Wirajaya nama yang disematkan dan hanya sang kakek dari pihak sang ayah yang memberi nama saat dia terlahir di dunia. Kasih sayang dan perhatian hanya Danastri peroleh dari sang kakek juga beberapa pelayan di rumah megahnya termasuk pengasuh yang merawatnya ketika bayi.Danastri tak pernah mendapatkan perhatian maupun kasih sayang. Kedua orang tuanya cuek, tak banyak bicara dan sering meninggalkannya bersama pelayan ketika mereka pergi untuk berdinas. Sedangkan sang kakak laki-laki pun sama. Hingga suatu hari dia memahami alasan kedua orang tuanya."Mulai sekarang Dinara akan tinggal bersama kita," ujar sang ayah dengan suara tegas."Kita sudah menceritakan kepadamu mengenai Dinara, bukan? Jadi kamu akan memiliki saudar