Share

RAHIM PENGGANTI TUAN MANU
RAHIM PENGGANTI TUAN MANU
Penulis: Na dila

KAU YAKIN INGIN TAHU SIAPA AKU?

"Lepas!"

Bella membuang muka ke samping saat ia merasakan sebuah tangan berusaha membelai pipinya. Kakinya secara reflek mundur selangkah membuat cekalan di kedua tangannya kian mengerat.

Dua di antara tiga preman berbadan kekar kini mencekal kedua tangannya dari kedua sisi, sementara satunya lagi berdiri di depan Bella. Ketiganya nampak menyeramkan dengan suara gelak tawa seperti raksasa kelaparan yang bahagia setelah mendapatkan mangsa untuk disantapnya. Ditambah, mereka sekarang berada di jalan sepi yang hanya diterangi oleh lampu jalan dan sinar rembulan. Hal itu membuat nyali Bella semakin menciut.

"Berhentilah memberontak jika kau tak ingin pulang dengan luka lebam di sekujur badanmu!”

Gelak tawa kembali terdengar membuat tubuh Bella bergetar ketakutan.

Tak ingin dirinya berakhir menjadi piala bergilir untuk ketiga preman bejat itu, Bella kembali memberontak, bahkan ia dengan sengaja menendang selangkangan preman yang mencekal tangan kirinya juga menggigit lengan preman yang mencekal tangan kanannya.

"AKHH!!"

Hal itu membuat kedua preman tersebut menjerit kesakitan kemudian melepaskan cekalannya di tangan Bella.

Bella yang melihat celah untuk kabur pun segera bergegas pergi dari sana dengan bantuan sinar bulan purnama yang menghiasi langit malam kala itu. Namun, preman dengan luka di sekitar pipi kanannya itu berhasil mencekal tangan kiri Bella.

"Tidak! Kumohon …."

Bella memekik kencang tatkala merasakan jambakan kuat pada rambutnya.

Sayangnya tak ada yang peduli. Preman yang tengah menjambak rambutnya itu mulai melancarkan aksinya untuk melucuti pakaian Bella.

Namun tak lama, sebuah batu melayang ke udara dan berhasil mengenai punggung salah satu preman tersebut. Disusul setelahnya, suara dalam seorang pria yang membuat ketiga preman itu menoleh ke arah pria asing tersebut.

"Inikah cara kalian untuk disegani?"

Bukan hanya preman, Bella pun bisa mendengar dengan jelas betapa berat nan dingin suara pria tersebut. Sesaat setelah berhasil lepas dari cekalan preman itu, Bella memicingkan matanya ke arah sosok pria yang memiliki tinggi menjulang itu. Sayang, upayanya mencoba untuk menjauh dari jangkauan preman itu kembali terhalang saat rambutnya ditarik begitu kuat.

“Siapa kau? Tidak usah ikut campur urusan kami!”

Wajah datar pria jangkung itu perlahan memperlihatkan senyum tipisnya. Namun bukannya terlihat manis, senyum itu malah terlihat menyeramkan dan menyimpan banyak arti tersembunyi membuat bulu kuduk preman itu meremang seketika.

"Kau yakin ingin tahu siapa aku?"

Setiap langkah yang diambil pria itu menimbulkan suara ketukan nyaring nan berdengung. Sebelah tangannya ia masukan ke saku celana yang ia kenakan dengan dagu sedikit terangkat dan tatapan mencemooh yang ketara, tetapi setiap gerakan yang ia ambil begitu tenang tak terusik.

Preman itu melepaskan jambakannya pada rambut Bela kemudian mendorong perempuan itu hingga jatuh tersungkur ke atas tanah dan meringis kesakitan. Saling adu pukul dan kekuatan tak terhindarkan. Pria asing dengan lihainya terus menghajar preman itu, satu lawan tiga.

‘Siapa dia? Keren sekali bisa melawan mereka semua sendirian.’

Bela takjub dengan kemampuan beladiri pria misterius itu. Kurang dari 15 menit beradu kuat, para preman itu pun akhirnya menyerah, meski terus mengancam si pria aka nada balasan berikutnya.

Setelah preman itu pergi, sosok pria itu tak terlihat mendekat. Pria itu justru bersiap menjauh, tanpa memedulikan Bela yang masih terjerembab. Melihat hal itu, dengan segera Bela berusaha bangun dan berlari tertatih-tatih menghampiri pria yang telah menyelamatkannya.

"Tuan, terima kasih telah menyelamatkanku," ujar Bella tulus.

Pria tersebut berhenti, lalu kemudian memutar badannya.

Senyum manis yang tadi terpatri indah di wajah Bella luntur setelah melihat pria penolongnya. Darah Bella berdesir hebat, napasnya tiba-tiba terasa tercekat.

"Kak ... Kak Manu?"

Satu tangan Bella menutup mulutnya sendiri sementara kakinya reflek mundur selangkah. Ia tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.

Tatapan tajam serta mengintimidasi, rahang tegas, alis tebal, hidung mancung, tampang yang terlihat semakin datar dan dingin di bawah terpaan sinar lampu jalan … semua itu terlihat tak ada yang berubah dari pria itu. Semua masih sama seperti 7 tahun yang lalu.

Degup jantung wanita itu tak bisa berbohong. Sosok pria di hadapannya pernah memegang peran begitu penting di masa lalu. Namun, Bella sendiri tak menyangka akan bertemu lagi dengan cinta pertamanya semasa SMA dulu di keadaan sepelik ini.

Pria yang dipanggil Manu mengernyitkan dahinya melihat reaksi Bela. Namun setelah beberapa lama terdiam, Bella melihat ada seulas senyum tipis terukir di wajah pria itu.

Senyum tipis yang tampak mengerikan.

"Kau kira terima kasih saja cukup?"

Bella ditarik paksa untuk segera sadar dari lamunannya setelah mendengar hal itu. "Ma-maksudmu?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status