Compartilhar

Bab 172. Cari Zoya

Autor: weni3
last update Última atualização: 2025-05-19 06:24:34

"Terimakasih sudah diperkenankan masuk, Nyonya. Saya pamit pulang," ujar Dito dan dianggukki oleh Sinta.

"Oh ya, silahkan! Terimakasih sudah mengantarkan pesanan dari Zoya tadi. Jangan lupa titipkan salam untuknya!" kata Sinta dengan ramah.

"Baik, permisi."

Dito pun bergegas pergi dari sana. Pria itu melangkah memasuki mobil kemudian segera kembali ke kantor. Ada hal yang harus dilaporkan pada Gama setelah apa yang atasannya itu perintahkan selesai dikerjakan.

Dito juga tidak mampir ke mana-mana lagi. Tidak juga mampir untuk memberikan makan siang untuk Sena. Rasanya enggan karena tadi pagi sempat ditolak mentah-mentah yang mana malah berujung tidak ribut.

Sampai di kantor bertepatan dengan para karyawan yang keluar dari ruangan meeting. Dito pun segera masuk ke dalam ruangan itu tetapi begitu herannya Dito saat melihat Gama dan Zoya ribut.

"Kamu mas! Tuh mereka jadi berpikiran yang nggak-nggak sama aku!"

"Berani apa mereka? Mau aku pecat memangnya? Biarkan saja!K
Continue a ler este livro gratuitamente
Escaneie o código para baixar o App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 205. Memainkan Jarinya +++

    Brugh Dito mendorong Sena hingga ambruk di ranjang. Pria itu menyeringai menatap Sena yang menatap was-was. Kedua tangan Sena meremas sprei dengan kuat dan bergerak mundur. "Dito aku belum siap melakukan itu lagi! Jangan ganggu aku!" kata Sena membuat Dito menyeringai mendengar itu. Dito pun membuka ikat pinggang kemudian naik ke ranjang. Kedua kaki mengkukung tubuh Sena dan mengunci pergerakan wanita itu. "Apa kamu tidak merindukan sentuhanku Sena?" "Kamu menjelma seperti singa jika berdua bersamaku, Dito!" Benar, Dito berubah menjadi seperti singa kelaparan saat bersama dengan Sena. Entah ada daya tarik apa pada wanita itu tetapi sejak awal bertemu, memang Sena yang mampu meluluhkan hati Dito. Terlebih Dito yang belum pernah memiliki kekasih dan tidak pernah mencintai seorang wanita. Hal pertama memang hanya Sena yang memberikan tantangan dan godaan, maka jangan heran jika Dito begitu sangat tak tahan jika melihat Sena. "Karena kamu yang pertama." Kedua mata Sena

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 204. Minta Jatah

    "Sayang...." Gama masuk ke dalam kamar dan menyapa Zoya yang masih tertidur. Gama masuk ke dalam selimut yang sama kemudian memeluk Zoya dengan erat. Gama merapatkan diri membuat Zoya terusik. "Mas..." "Maaf mengganggumu, Sayang. Mau pindah ke kamar kita? Ayo, Sayang!" ajak Gama dan Zoya berbalik menghadap suaminya. Zoya memperhatikan wajah Gama yang begitu terlihat sangat lelah sedangkan dia sendiri masih sangat mengantuk sekali. "Tapi nggak mau jalan," kata Zoya manja dan Gama terkekeh dengan tatapan begitu gemas pada Zoya. Pria itu pun beranjak kemudian merentangkan kedua tangan dan Zoya pun tersenyum melakukan hal yang sama. Zoya melingkarkan tangannya di leher Gama dan menyandarkan kepalanya dengan mata terpejam. Rasanya ingin kembali terlelap lagi karena kantuknya masih sangat terasa menyiksa. Gama pun membawanya dengan gagah. Zoya lupa jika itu bukan rumahnya. Dia berpikir tidak akan ada yang melihat tetapi ternyata ada Bibi yang tiba-tiba keluar dari kamar un

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 203. Sisanya....

    Zoya pun masuk kamar dan segera menutup pintu kamar tersebut tetapi begitu terkejutnya dia saat melihat Gama menahan pergerakan tangannya. Pria itu nampak cemas memperhatikan membuat Zoya menarik kedua ujung bibirnya. "Kenapa Mas? Acaranya baru akan dimulai." "Kamu kenapa Sayang? Kenapa terlihat pucat sekali? Apa kamu sakit?" tanya Gama dan Zoya menunduk mengusap perutnya. "Agak sedikit keram, Mas." Gama pun mendorong pintu kamar kemudian masuk dan menutup pintu tersebut. Gama meraih tangan Zoya dan menggenggamnya kemudian membawa dia menuju ranjang. "Rebahan Sayang! Aku usap perutnya. Mungkin anak kita kangen Papahnya. Seharian Papahnya sibuk mengurus semuanya," kata Gama yang membuat Zoya tersenyum mendengar itu. Zoya pun segera merebahkan tubuhnya dan tangan Gama mengusap seraya menunduk membisikkan sesuatu di sana. Sesekali kecupan pun Zoya rasakan di perutnya yang membuat hati Zoya menghangat. Usapan itu pun terasa sangat nyaman sampai Zoya merasakan kedua matany

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 202. Otakmu Sudah Gila!

    Semua menoleh memperhatikan Sena setelah suara sentakan wanita itu terdengar sangat lantang usai jatuhnya piring ke lantai hingga makanan buyar berantakan. Zoya melirik Gama yang kemudian melangkah mendekati dan menarik tangan Bibi Santi. "Otakmu sudah gila! Kehilangan Nenek kamu nangis tapi Ibumu kamu bentak seperti ini. Mati kamu jika kehilangan Ibumu!" kata Gama dengan tatapan tajam kemudian menoleh menatap Zoya. Zoya pun segera mendekati dan mengajak Bibi menjauh dari sana membiarkan Gama yang turun tangan. Dito pun menggelengkan kepala melihat itu apalagi yang kedapatan tanggung jawab dari Gama. "Tuan..." Tangan Gama terangkat menghentikan ucapan Dito yang kemudian membuat pria itu bungkam. Gama yang sekarang turun tangan karena sikap Sena sudah sangat keterlaluan. "Tapi Mas, aku nggak akan seperti ini kalau didikan mereka itu benar!" kata Sena membela diri. "Tapi tidak dibenarkan jika kamu membalas dengan melawan ibu yang sudah melahirkan dan membesarkan kamu.

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 201. Mau Sayangin Kamu, Mas.

    Dito menahan pergerakan Sena yang hendak menyusul Gama. Kedua mata Sena terlihat penuh kekhawatiran akan nasib wanita itu selanjutnya setelah dibuang dari keluarga Atmanegara. Namun sepertinya ada yang dilupakan oleh Sena. "Tidak perlu mengejar Tuan Gama! Sesuai dengan perjanjian kita dan kamu sudah berjanji akan patuh apa yang aku katakan. Kamu sudah menjadi tanggung jawabku! Jangan lagi menjadi wanita yang berambisi kalau tidak mau aku kembalikan lagi kamu ke ruangan pasung itu." Sontak Zoya menoleh ke arah Dito yang terlihat sangat serius sekali. Penuturan pria itu penuh ancaman yang membuat Sena menelan kasar saliva dan mengangguk patuh. "Bagus! Satu lagi, orang tuamu tetap menjadi orang tua yang sudah banyak berjasa. Tidak seharusnya kamu melawan mereka walaupun mereka mungkin memiliki banyak salah." "Tapi yang membuat aku muak adalah mereka yang sudah membuat nenekku mati." "Tapi semua itu pun ada kaitannya denganmu. Andai kamu tidak melakukan kesalahan besar itu p

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 200. Jangan Buang Aku!

    Zoya terdiam menatap penuh wajah Bibi yang terlihat sangat gelisah. Beliau pun terlihat kecewa tetapi tidak ada kemarahan di sana. Zoya harap, Bibi pun mengerti kenapa suaminya sampai melakukan ini. Hanya saja Zoya pun paham andai Bibi kecewa karena yang dilakukan suaminya tentu saja sangat tidak manusiawi. Namun mengingat kesalahan yang Sena lakukan, tentu saja semua orang ingin Sena jera dan menyesal, kecuali paman Bara yang justru sangat keras menyikapi ini semua. "Tidak ada Ibu yang tidak sedih saat tau putrinya diperlakukan seburuk itu, Zoya. Tentu saja Bibi sangat sedih sekali tetapi Bibi paham kenapa Gama melakukan itu. Tidak apa asal Sena menjadi manusia yang lebih baik lagi. Jangan sampai Sena melakukan hal-hal yang bisa merugikan orang lain. Bibi harap Sena bisa menjadi baik walaupun dengan Bibi malah memusuhi." Zoya justru tambah sedih mendengar jawaban dari Bibi Santi. Dia pun memeluk Bibi Santi dan memberikan kekuatan untuk beliau. Zoya sendiri sampai meneteskan

Mais capítulos
Explore e leia bons romances gratuitamente
Acesso gratuito a um vasto número de bons romances no app GoodNovel. Baixe os livros que você gosta e leia em qualquer lugar e a qualquer hora.
Leia livros gratuitamente no app
ESCANEIE O CÓDIGO PARA LER NO APP
DMCA.com Protection Status