Home / Rumah Tangga / RANJANG PANAS KAKAK IPAR / Bab 80. Liar Di Dalam Kolam

Share

Bab 80. Liar Di Dalam Kolam

Author: weni3
last update Huling Na-update: 2025-02-15 23:52:03

Suara decapan keduanya yang saling menyesap, membelit dan beradu lidah membuat panas hawa air di dalam kolam renang. Gama dan Zoya saling bercumbu penuh gairah yang menggebu.

Suara lenguhan dan desahan dari Zoya pun begitu merdu hingga Gama semakin terbuai dan terus merusuh dengan sentuhan yang semakin membuat Zoya terpejam menahan nikmat.

Air yang tenang mulai bergelombang seiring dengan pergerakan Gama yang tak bisa diam. Tangan pria itu mulai mengabsen tubuh milik Zoya yang selalu indah dalam pandangannya.

"Mas..."

"Panggil namaku Sayang!"

"Ugh Gama... Hhhmmm. "

Bagaimana Zoya bisa menahan jika sentuhan Gama di setiap inci tubuhnya membuat ia melayang. Tangan pria itu lincah singgah di titik sensitifnya yang sangat membangkitkan hasrat.

Zoya mendongak saat Gama mulai melepaskan ciumannya dan membiarkan Gama mengabsen tubuhnya dengan lidah yang lincah.

Tubuh Gama melemah jika sentuhan Gama semakin membuatnya resah. Tidak bisa dia menahan hingga Gama pun merai
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Puas aja berdua tanpa gangguan hihi
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Parah gama ya
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 176. Syok

    Hari ini seperti hari penyiksaan bagi Gama dan juga Asisten Dito. Ada saja inginnya bumil satu ini. Tidak mau dibantah, inginnya selalu ingin dituruti, dan juga apa yang diminta sangat-sangat tidak masuk di akal. Gama menghela nafas berat kemudian kembali ke meja kerjanya setelah Dito keluar dari ruangan membawa bekas makan. Langkah Dito terlihat sangat berat sekali. Terlihat sekali kekenyangan sampai kasihan. Namun Gama banyak kesalnya karena melihat Dito yang harus menghabiskan semua makanannya. "Aku lanjut kerja, Sayang. Istirahatlah!" "Kamu marah sama aku, Mas?" tanya Zoya yang begitu santai memperhatikan. "Nggak, cuma kesal saja. Kamu bikin aku sakit gigi, Sayang." "Baru segitu, bagaimana kamu? Kamu membuatku hampir mati, Mas." Sontak Gama menoleh memperhatikan Zoya. "Apa maksudnya?" tanya Gama dengan kedua alis terangkat. "Ya, semua wanita yang menyukaimu begitu sangat ugal-ugalan sekali hingga menyerang dengan brutal padaku. Kamu sendiri malah bikin acar

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 175. Jangan diminum!

    "Berani duduk dan mendekati istriku, maka kamu akan aku pecat!" DEG Bagai tersambar petir di siang yang terik. Dito yang baru saja hendak duduk seketika berdiri lagi setelah mendengar ancaman dari Gama. Mana berani jika apa yang akan dilakukan mempertaruhkan pekerjaan. Dito yang sudah lama mengabdi dengan Gama hingga memiliki banyak tabungan dan aset untuk di masa depan tentu saja tidak akan menyia-nyiakan apa yang sudah berjalan. "Kenapa? Ayo Pak! Saya nggak mungkin habis sendirian," ajak Zoya. "Maaf Nyonya, tapi saya lebih baik kembali ke ruangan saya. Jika Nyonya takut tidak bisa menghabiskannya sendiri, maka Nyonya bisa mengajak Pak Gama untuk makan bersama." "Nggak mau, nanti muntah lagi malah repot. Mau ngajak yang mau-mau aja. Kamu nggak usah takut, Pak Dito! Kalau Mas Gama nggak mau bayar kamu, nanti saya yang menggaji Pak Dito dengan nominal yang sama dengan yang diberikan oleh suami saya." Gama mengerutkan keningnya setelah mendengar itu. Setelahnya Gama

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 174. Mau Ngambek

    "Ada apa dengan Tuan, Nyonya?" tanya Asisten Dito yang dengan tanggap dan gerakan cepat sudah sampai di kantin untuk membantu Gama. "Tidak kenapa-kenapa, hanya aku suruh makan somay tapi Mas Gama tidak mau katanya. Alhasil seperti itu," jawab Zoya. Sebenarnya ingin kasihan tapi kok malah geregetan. "Pak lebih baik anda segera ke ruangan anda dulu dari pada nanti tambah patah di sini," ujar Asisten Dito. Sebagai orang kepercayaan Gama dan orang yang sudah lama ikut dengan Gama tentu tau apa yang Gama suka atau tidak. Terlahir dari orang kaya pastinya jarang makan makanan yang dijual di pinggir jalan atau sekelas kantin. Hanya saja biasanya Gama tidak begini. Entah karena bawaan bayi atau memang Gama benar-benar mual melihat bentukan somay. Namun jika diperhatikan, tidak ada yang menggelikan. Dilihatnya enak-enak saja. "Bawa ke ruangannya saja, Pak! Nanti aku nyusul. Aku masih mau... " "Sayang kamu ikut sekalian! Jangan memancing celaka! Aku nggak suka!" sahut Gama dengan

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 173. Mual

    Gama mengusap kasar wajahnya kala tak menemukan Zoya. Entah dimana sang istri. Cepat sekali kaburnya. Gemas rasanya Gama dan ingin menyusul sang istri tetapi dia kehilangan jejak Zoya. "Kamu pasti tidak jauh dari sini, Sayang. Apa mungkin kamu kembali diculik? Astaga.... Zoya." Gama segera melihat CCTV kantor untuk mengetahui kemana perginya Zoya. Sementara Dito sudah lebih dulu pergi mencari keberadaan istri dari Gama Prasetyo. Pengalaman membuat Gama semakin posesif saja. Lepas sedikit, Gama tidak akan bisa tenang. Gama tidak ingin terjadi sesuatu lagi pada Zoya. Dering ponselnya pun membuyarkan fokus Gama dari layar laptop. Gama meraih ponselnya dan langsung menerima panggilan dari Dion. "Bagaimana?" tanya Gama, kedua alisnya menukik mendengar jawaban dari Dion. Pria itu pun beranjak dari duduknya kemudian melangkah panjang meninggalkan ruangannya. Gama hampir berlari untuk menuju tempat dimana Zoya berada saat ini. Kedua tangan Gama terkepal kuat hingga urat tangan

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 172. Cari Zoya

    "Terimakasih sudah diperkenankan masuk, Nyonya. Saya pamit pulang," ujar Dito dan dianggukki oleh Sinta. "Oh ya, silahkan! Terimakasih sudah mengantarkan pesanan dari Zoya tadi. Jangan lupa titipkan salam untuknya!" kata Sinta dengan ramah. "Baik, permisi." Dito pun bergegas pergi dari sana. Pria itu melangkah memasuki mobil kemudian segera kembali ke kantor. Ada hal yang harus dilaporkan pada Gama setelah apa yang atasannya itu perintahkan selesai dikerjakan. Dito juga tidak mampir ke mana-mana lagi. Tidak juga mampir untuk memberikan makan siang untuk Sena. Rasanya enggan karena tadi pagi sempat ditolak mentah-mentah yang mana malah berujung tidak ribut. Sampai di kantor bertepatan dengan para karyawan yang keluar dari ruangan meeting. Dito pun segera masuk ke dalam ruangan itu tetapi begitu herannya Dito saat melihat Gama dan Zoya ribut. "Kamu mas! Tuh mereka jadi berpikiran yang nggak-nggak sama aku!" "Berani apa mereka? Mau aku pecat memangnya? Biarkan saja!K

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 171. Egois

    "Mas kamu jangan ketaluan!" pekik Zoya tetapi setelahnya kembali mendesah dengan sangat indah. Kegiatan panas pagi ini membuat hidup keduanya semakin indah. Suami istri yang saling beradu peluh ini tak lagi kuasa menahan gejolak yang ada. Sampai dimana suara panjang yang melegakan diiringi hal yang melenakan membuat mereka merasakan getaran yang membuat ketagihan nantinya. Gama menghela nafas panjang dan mengecup pucuk dada Zoya sebelum beranjak dari tubuh sang istri. Gama tersenyum menatap Zoya yang terlihat lemas di atas meja kerja. "Kenapa kamu selalu membuatku lemas begini, Mas? Kamu lama sekali, sengaja 'kan? Tubuh aku remuk, Mas," keluh Zoya yang hendak beranjak saja sulit. Mana medianya meja kerja. Geregetan Zoya jadinya. Kenapa tidak bisa cari tempat lain yang lebih nyaman agar bisa lebih leluasa dan tubuh tidak sakit begini setelahnya. "Pentok sini sakit, pentok sana sakit, ya Tuhan ini badan aku sakit banget," keluh Zoya dengan dibantu oleh Gama. Pria itu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status