Share

03. Bulan Madu?

Penulis: Diosa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-17 20:33:33

Sebagaimana Villa "hideout", villa yang dituju oleh Alano dan Elrissa berkonsep alami. Bangunannya terletak di antara pepohonan rimbun.

Hunian tersebut cukup luas, besar, tinggi, kokoh. Dari mulai atap, tembok, jendela, pintu hingga anak tangga-- didominasi oleh kayu.

Ada balkon di atas yang pagar pembatasnya dipenuhi oleh mawar putih rambat. Semua itu menambah kesan natural sekaligus estetik.

Suara-suara nyanyian burung, kepakan sayap-sayap mereka terdengar di angkasa.

Hati Elrissa damai memandangi para binatang itu berterbangan di langit siang ini. Sebuah senyuman terlihat mengembang di bibir.

"Kita sampai, Sayang," kata Alano ikut tersenyum melihat Elrissa.

Elrissa tersadar. "Eh, mmm ... turunin aku, aku nggak apa, kok. Nanti kamu kecapekan gendong aku terus."

"Nggak mungkin, dong. Kamu itu enteng banget. Aku sanggup gendong kamu seharian."

Pipi Elrissa memerah. Dia masih tidak mengenali pria ini, tapi pesonanya sulit sekali ditolak dan ucapan manisnya juga sulit dibantah.

Alano berjalan lagi menaiki teras villa. Dia menambahkan, "lagian sebenarnya ini juga termasuk bulan madu kita, wajar 'kan kalau aku gendong kamu kayak gini?"

"Bu-Bu-Bulan madu?"

"Iya, bulan madu— honeymoon," ucap Alano dengan setengah berbisik, ingin menggoda Elrissa. "Menurutmu kenapa kita pergi Villa tersembunyi kayak gini? Untuk menikmati waktu berdua aja."

"Ta-Tapi--" Elrissa merasa seperti orang bodoh karena tak tahu harus berkata apa. Kini tak hanya pipi yang memerah, tapi seluruh kulit wajah sampai telinga.

Alano tergelak lirih. "Nggak usah panik gitu. Aku cuma jelasin keadaan kita. Aku paham kamu mungkin bingung— kamu istirahat aja malam ini, besok kita kembali ke kota, terus periksa kondisi kamu. Gimana?"

"Iya ..." Elrissa menjadi tenang. Dia tidak merasa kalau ucapan Alano mencurigakan. Entah mengapa, ia merasa bersalah. "Maaf."

"Kenapa minta maaf?"

"Mungkin ... eh, aku tadi agak berlebihan curiga sama kamu, padahal kamu yang selamatin aku."

"Nggak apa, Sayang, kamu emang kayak gini kalau ketemu orang asing."

Tak ada jawaban terlontar dari mulut Elrissa. Dia merasa kalau pria asing ini sangat memahami tentang dirinya. Jadi, apa benar mereka sudah menikah?

Dia masih tak percaya kalau sudah menikah dan sekarang sedang sedang menikmati waktu romantis dengan sang suami.

Alano menendang pelan pintu Villa yang dibiarkan terbuka sedikit. Setelah itu, dia berjalan menuju ke dalam, melewati beberapa sekat ruangan— dan masuk ke dalam kamar.

Elrissa kagum dengan bagian dalam Villa ini. Seluruh perabotannya rata-rata terbuat dari kayu dan memiliki ukiran cantik nan estetik. Hanya saja, dia merasa agak aneh karena seluruh jendela dipasangi teralis besi. Apa untuk keamanan saja? Keamanan dari apa— katanya tak ada binatang buas?

"Oke, Cantik, kamu mending ganti baju dulu, aku siapin minuman hangat buat kamu," kata Alano usai menurunkan tubuh Elrissa di ekat ranjang. Dia menuding koper-koper di pinggir meja rias. "Itu yang coklat koper kamu. Baju-baju kamu ada di dalam."

"Iya."

"Yaudah aku ke dapur dulu buatin kamu teh hanget." Alano tersenyum pada wanita itu, lalu meninggalkan ruangan.

Untuk beberapa detik, Elrissa masih terdiam— memandangi suasana kamar tidur villa ini. Ranjang serba putih terhias oleh kelopak bunga-bunga mawar mewah. Tidak salah lagi, ini bulan madu.

Kening wanita itu mengerut sembari melihat cincin di jari manisnya. Entah mengapa, sekalipun ucapan Alano masuk akal, tapi firasatnya tidak enak. Ada yang janggal.

Udara yang masuk melalui jendela membuat tubuhnya gemetar kedinginan. Dia memperhatikan sekujur tubuh serta baju yang masih basah.

"Loh?" Dia tersadar kalau penampilannya tidak sepertinya orang yang barusan bermain air. Iya, setelan blus dan rok pendek warna coklat— seperti sedang menghadiri sebuah acara semi-formal. “Kok?”

Aneh.

"Tenang, pasti ada alasannya, mungkin aku tenggelam sebelum ganti baju renang atau semacamnya ..." Elrissa berkata ke diri sendiri. Kepala sudah cukup pening, jadi tak mau terlalu terbebani pertanyaan lagi untuk sekarang.

Usai sedikit tenang, ia mengambil baju ganti dari dalam koper, lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh.

Tak berselang lama, Alano datang dengan membawa secangkir teh hangat. Dia menatap pintu kamar mendi, bisa mendengar ada suara gemericik air di dalamnya.

Perlahan, bibirnya mengembangkan senyuman tipis. Sorot matanya pun terlihat seperti puas akan sesuatu.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   72. Bersama di Malam Ini

    Elrissa dan Alano duduk di kursi yang dipisahkan oleh meja bundar. Di atas meja itu terdapat piring-piring berisi daging, sate dan burger yang semuanya masih hangat. Mereka berdua kompak bersandar santai sembari melihat ke langit dimana sudah ada kembang api yang menyala.Pesta tahun baru sudah dimulai.Alano menuangkan alkohol jenis gin ke gelasnya untuk kesekian kalinya.Elrissa memegangi piring kecil berisi irisan daging. Dia sudah memakan sebagian. Pandangannya masih ke arah samping, ke kekasihnya yang sudah habis dua botol alkohol. “Sayang, kamu terlalu banyak minum itu, sudah jangan lagi.”“Aku masih sadar, kok, nggak apa-apa.” Alano menoleh pada wanita itu sembari tersenyum. Memang benar, kelihatan sekali kalau dia masih belum terlalu terpengaruh alkohol.“Aku takut kamu tipe pengamuk kalau mabuk.”Alano tertawa. “Aku tipe tukang tidur kalau mabuk.""Awas saja kalau ketiduran disini, aku nggak akan membawamu masuk ...""Jangan gitu, dong, nanti kamu kedinginan loh kalau nggak d

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   71. Cinta Aneh?

    Rumah sewaan Alano adalah bangunan tua pinggir jalan. Rumahnya tidak terlalu besar, tidak bertingkat, tapi setidaknya punya halaman belakang yang cukup luas dan dilindungi oleh pagar yang aman. Itu yang paling penting sekarang.Saat mereka datang, semua sudah dibersih, tetapi areanya masih basah dan lembab. Untungnya, cuaca bagus hari ini, udara lebih hangat dari sebelumnya.Elrissa beristirahat di kamarnya sendirian. Dia diminta untuk tidur saja oleh Alano. Tetapi, wanita itu tidak mungkin bisa beristirahat setelah kejadian di supermarket tadi. Semuanya begitu mengejutkan.Ketika hari sudah mulai gelap, Elrissa keluar dari kamar untuk memeriksa keadaan. Dia penasaran dengan apa yang sudah dilakukan oleh calon suaminya di halaman belakang.Selama berjam-jam, Alano menikmati waktu sendirinya di halaman belakang. Dari mulai menyiapkan alat panggangan untuk pesta BBQ, menaruh meja di sampingnya yang sudah banyak terhidang potongan paprika, udang, daging dan lain-lain.Pencahayaan di hala

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   70. Rencana Daniel?

    Elrissa tenggelam dalam pemikiran. Tetapi, semua itu buyar akibat wanita misterius tadi tak berhenti berteriak. Dia sempat berteriak, “Nona, jauhi pria itu! Dia monster! Dia bukan manusia! Tolong selamatkan dirimu!” Alano risih mendengarnya. Dia menarik tangan Elrissa, lalu diajak pergi ke rak terjauh agar menghindari kerumunan orang yang penasaran dengan keributan ini. Ketika sudah berada di samping rak minuman beralkohol, Alano berhenti berjalan, lalu mengambil beberapa kaleng alkohol untuk dimasukkan ke dalam troli. Elrissa tersadar. “Sayang, kamu minum alkohol? Kamu bilang nggak minum?” “Nggak apa-apa ‘kan? Ini juga mau tahun baru, sekalian merayakan.” Alano menjawab dengan nada cukup dingin. "Hmm ..." Elrissa tidak suka dengan ini. Alano paham kekhawatiran Elrissa. "Tenang, aku nggak mungkin mabuk. Jangan takut. Lagian di supermarket ini, alkohol yang dijual itu terbatas, nggak ada yang kandungan alkoholnya tinggi, malahan mirip soda biasa." "Oh." Alano kembali m

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   69. Tuduhan Mencurigakan?

    Seminggu telah berlalu …Alano mengajak Elrissa untuk pergi berlibur di kota kecil, sekaligus menghindari keramaian tahun baru di kota besar.Elrissa tampaknya ingin menghabiskan waktu lebih private bersama Alano. Kehamilannya telah diperiksa dan ternyata sudah jalan lima minggu. Ini cukup mengejutkan karena dia tidak terlalu merasakan gejalanya, kecuali lelah dan suka mengantuk.Sebelum ke rumah yang mereka sewa, terlebih dahulu Alano membelokkan mobilnya masuk ke area supermarket. Halaman parkirnya sudah ramai pengunjung. Tak heran sekarang sudah cukup siang.Supermarket itu bernama Tony’s Market, tempat yang jelas familiar kepada semua warga yang pernah berada di kota ini, termasuk Alano dan Elrissa. Saat kecil, mereka beberapa kali mampir kemari untu berbelanja.Saat keluar dari mobil, Elrissa menatapnya bagian depan supermarket itu. “Sudah berapa tahun ya aku nggak ke sini?”Alano ikut keluar mobil, menikmati udara segar di kota ini. “Aku juga sudah lupa kapan terakhir ke kota in

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   68. Masa Kecil Bersama Alano?

    Elrissa memeluk Alano begitu sampai di rumah. Dia menangis di pelukan pria itu, menyesali keputusannya untuk pergi sendirian. Hatinya masih terluka dengan kelakuan tersembunyi dari Daniel.Alano mengelus rambutnya. Tidak perlu dijelaskan, dia sudah mengetahui segalanya. "Nggak usah menangis, Sayang, nanti akan aku balas semua sakit hatimu.""Dia ingin melenyapkan anak kita.""Nggak akan. Nggak akan ada orang yang bisa mencelakaimu ataupun anak kita. Tenang saja, ya."Elrissa melepaskan pelukannya, lalu memandangi wajah Alano. Air mata membasahi pipinya. Dia sangat stres karena semua ini.Alano tidak tega melihatnya. Dia memgusap air mata Elrissa dengan jempolnya. "Sudah jangan nangis. Dia nggak akan mengganggu kita lagi.""Iya.""Kamu mau liburan nggak? Kita bisa menyewa villa di kota lain? Kita bisa main ke pantai atau semacamnya."Elrissa menatap Alano dalam-dalam, senang dengan perubahan sikap pria itu. Sekarang, dia merasa sangat aman dan dicintai. Tidak dikekang seperti sebelumny

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   67. Melarikan Diri

    Daniel baru saja menindih tubuh Sarah di atas ranjang, tapi suara berisik pintu gerbang mengganggunya. Dia langsung bangun, dan menaikkan celananya lagi."Siapa itu, jangan-jangan dia ..." katanya sambil mengancingkan lagi kemeja yang dia pakai.Sarah bangun sembari menutupi dadanya dengan selimut. "Daniel, mau kemana?"Daniel mengacuhkannya, dan berlari keluar kamar, curiga kalau David mengkhianatinya.Dia menggebrak pintu kamar tamu, dan tak melihat ada Elrissa disitu. "Rissa!"Panik, dia keluar rumah, dan berlari ke pintu gerbang. Dari situ, dia bisa melihat wanita itu berlari menyusuri trotoar menuju ke jalan raya yang berjarak dua ratus meter dari rumah ini."ELRIISSSSAAA! MAU KEMANA KAMU!" teriak Daniel mengejarnya.Elrissa kaget, ternyata ucapan David benar, suara berisik dari pintu gerbang menyadarkan Daniel akan kepergiannya.Dia menambah kecepatannya berlari, dan untungnya jarak ke jalan raya tidak terlalu jauh.Sebuah taksi berhasil dia berhentikan, tapi sialnya lari Daniel

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   66. Kenyataan Pahit

    Elrissa masih tidak sadarkan diri saat ditidurkan di ranjang kamar tamu rumah David.David sampai dibuat tidak bisa berkata-kata dengan tindakan sepupunya. Dia tidak tahu kalau akan sampai seperti penculikan begini.Apakah ini tidak apa-apa? Sekalipun mereka tunangan, tapi ini sudah kelewatan. Dia pergi ke dapur dan mendapati Daniel sedang berciuman dengan Sarah.Muak, dia menarik pundak Daniel hingga mereka berhenti berciuman. "Stop berbuat bejat untuk sementara, ini masalah serius, kenapa kalian membawa masalah di rumahku?"Sarah memilih pergi, dia tidak mau terlibat pertengkaran. David sempat melototinya, kesal sekali.Daniel malah duduk di meja dapur layaknya seorang bos. Dia memainkan cangkir kosong yang dia pegang. "Kamu ganggu saja. Aku mau buat kopi ini.""Jangan keterlaluan, Daniel, bisa-bisanya bermesraan dengan mantan kekasihmu di rumahku?""Memangnya kenapa? Kamu sudah tahu 'kan?""Ini kelewatan.""Ada apa denganmu? Kamu jadi nggak asyik sekarang.""Aku bukannya nggak asy

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   65. Pria Kasar ini?

    Esok harinya ...Elrissa datang menemui Daniel di kediamannya seorang diri. Dia tidak tahu bagaimana nanti reaksi pria itu. Tetapi, dia harus memutuskan sekarang karena sudah mengandung anak pria lain.Begitu masuk ke dalam rumah, terlihat Daniel sudah bersiap untuk pergi.”Sebaiknya kita langsung pergi dari sini, Sayang, aku nggak mau pria itu mengincar kita lagi, kita akan pergi ke rumah David," katanya."Apa? Nggak, nggak usah, aku ingin bicara denganmu serius.“ Elrissa duduk lebih dahulu di sofa panjang ruang tamu.Daniel duduk di sofa depannya. "Bicara serius? Ada apa?”“Bagaimana tanganmu?" Elrissa ingin basa basi sedikit, agak khawatir dengan kondisi tangan Daniel yang waktu itu dikasari oleh Alano."Sudah membaik.""Syukurlah.""Kamu mau bicara apa?""Begini, aku ingin kita ... mmm ... nggak bisa melanjutkan hubungan ini. Maafkan aku.""Apa? Apa maksudmu!" Daniel meledakkan emosi. Dia jelas sangat marah. Setelah kesengsaraan yang terus dia alami, tentu saja tidak semudah melep

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   64. Berdamai dengan Alano?

    Elrissa menyendiri di kamar tidur sejak mendapatkan hasil tes kehamilannya. Perasaan tidak enak yang selalu dia rasakan ternyata adalah gejala kehamilan."Bagaimana? Mungkin beberapa minggu lagi kita harus menikah," ucap Alano berdiri di depan Elrissa yang duduk di tepian ranjang.Elrissa menengok ke kalender meja kecil yang ada di atas meja nakas. Disitu terlihat kalau sebentar lagi natal. "Aku nggak mau.""Maksudmu kamu akan tetap hamil dan tanpa status begini?""Aku nggak terima dengan caramu melakukan ini. Aku nggak mau.""Kalau kamu mau punya anak di luar pernikahan, nggak masalah. Aku nggak akan menikahimu.""Iya sudah.""Iya, aku nggak akan menikahimu, jadi kamu dan anak kita nanti akan dijadikan bahan gunjingan orang.""Ini era modern, banyak ibu single parent di luaran sana. Jangan menjadikan ini untuk mengekangku.""Oh hebat kamu, berani ngomong kayak begitu di negara ini?""Aku akan bilang kalau ayah dari anakku sudah mati.""Kamu lebih bodoh dari yang aku kira. Ini namanya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status