Home / Rumah Tangga / REKENING RAHASIAKU / KENAPA TAK TERPIKIR

Share

KENAPA TAK TERPIKIR

Author: Hanin Humayro
last update Last Updated: 2022-11-03 07:19:11

MITA

Aduh, kenapa juga susah banget dinyalakan. Mungkin memang sudah terlalu tua jadi lambat panasnya. Terpaksa harus bersabar dulu agar motor bisa dipakai.

Aku punya tiga motor, yang satu dipakai mas Dodi, satu ini dan satu lagi dipinjam kakak ipar. Sudah lama dipakai tak dikembalikan. Mungkin takkan dikembalikan.

Aku pergi ke mesin ATM terdekat, tepatnya di mini market yang terletak sekitar satu kilometer dari rumah. Setelah dipastikan tak ada, motor dilajukan ke mini market yang lebih jauh dari rumah. Ternyata tak ada juga. Masih belum menyerah, aku harus mengeliling semua tempat yang ada mesin ATM sampai ketemu..

Apakah mas Dodi tidak mengambil di daerah ini? Atau sudah mengambil tadi saat aku sibu memanaskan motor. Dasar licik!

Setelah memastikan pencarian tak berhasil, aku menghentikan pencarian. Ditelpon juga percuma sebab takkan dijawab.

Aku terduduk lemas di warung pinggir jalan membayangkan uang akan dikuras olehnya. Padahal itu didapat dengan susah payah. Aku harus rela kehilangan banyak waktu demi menawarkan jualan ke sana-sini. Belum lagi bikin konten agar iklannya menarik perhatian.

Sejauh ini uang yang kudapat tidak dimakan sendiri. Sebagian dipakai nambahin biaya dapur, bayar utang, beli motor mas Dodi, renovasi rumah, memberi mertua dan adik ipar, juga membantu keluargaku. Sisanya kutabung untuk berbagai keperluan.

Awalnya mas Dodi tidak rese. Gajinya tetap diberikan utuh padaku. Tak minta ini dan itu juga. Tapi, setahun ini berubah. Ia mulai keenakan dengan fasilitas hidup yang lebih nyaman berkat penghasilanku. Mulai hobi foya-foya dengan teman dan keluarganya.

Sudah satu tahun gajinya hanya diberikan setengah padaku, tengah bulan diambil lagi semuanya dengan banyak alasan. Mungkin pegangannya habis. Belum lagi minta dibelikan ini dan itu.

Apa ia lupa bahwa laki-laki itu wajib memberi nafkah meski istrinya punya penghasilan. Bukan malah jadi benalu yang mengisap harta istri seenak perutnya. Pemimpin rumah tangga macam apa itu?

Untung uang hanya bisa ditarik tunai sebesar sepuluh juta. Artinya masih ada sisa yang bisa diamankan. Kalau dia pulang, akan langsung kuambil ATM nya.

Eh, tapi bagaimana kalau mas Dodi mentransfer ke rekening lain dari ATM ku? Bisa lebih besar lagi hilangnya uangku.

Tunggu, kenapa tak diblokir saja ATM-nya lewat m-bangking?

Argh! Kenapa tak terpikir dari tadi. Mungkin saking panik.

Segera kuambil ponsel yang ada di tas selempang. Ternyata yang dibawa bukan ponsel utama. Di sini tak ada m-bankingnya. Kepanikan ternyata membuat otak tak bisa memikirkan bahwa salah bawa HP. Rasanya pengen teriak-teriak untuk meluapkan emosi. Tapi, tak berguna.

Untuk menelpon layanan online pun tak bisa sebab baterenya tinggal satu persen. Lebih baik pulang sekarang agar bisa akses ponsel utama. Mengapa sampai seceroboh ini. Mau menyesal, tapi sudah tak ada guna.

Sesampainya di rumah, aku langsung mengisi baterai HP yang mati. Karena baru bisa dinyalakan beberapa menit lagi, aku mencari HP satunya lagi.

Duh, di mana, ya? Mengapa jadi tak ingat sama sekali keberadaan benda itu. Oh, mungkin di lacii meja, tak ada. Di lemari baju juga tak terlihat. Lalu, mencari di dalam tas, tak tampak pula yang dicari.

Astagfirullah! Astagfirullah!

Aku mengelus dada, lalu mengusap kepala yang mulai berdenyut-denyut. Betapa masalah ini menghadirkan kecemasan berlebihan hingga anggota tubuh merasakan efek tak nyaman.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • REKENING RAHASIAKUĀ Ā Ā MOBIL BARU

    Hari ini aku dan mas Dodi pergi ke showroom. berniat membeli mobil secara cash. Aku Tidak akan memilih yang harganya terlalu mahal. cukup melihat secara fungsi saja. Lagi pula kami akan mengalokasikan uang yang dimiliki untuk membesarkan usaha. Biar harta pemberian orang tua berputar. Kalau dipakai untuk membeli barang konsumsi semua tentu habis tak tersisa. Karenanya aku juga menahan diri dari godaan benda-benda yang sebenarnya tidak terlalu penting. Sebagai wanita kadang aku ingin memiliki benda-benda tersebut. Tapi tetap berpikir ulang akan kepentingannya. Jangan sampai uang dihamburkan untuk hal-hal yang sebenarnya tidak diperlukan. Mas Dodi juga memiliki prinsip yang sama. Dia tidak lagi mementingkan gengsi seperti saudara-saudaranya. Katanya hidup dalam gengsi itu mahal. Bahkan cenderung menyiksa diri sendiri. Perubahan suamiku benar-benar sudah jauh. Tentu saja aku sangat berbahagia mendapatinya menjadi lebih baik dari hari ke hari. Aku pun bukan hal yang sama yaitu menjadi

  • REKENING RAHASIAKUĀ Ā Ā JUJUR

    MITASelang sebulan dari pembongkaran kasus makar terdengar berita bahwa Ferdi diciduk polisi. Rupanya sudah ada bukti kuat terkait kejahatan kejahatan orang tersebut. Katanya, sih, dia terancam masuk penjara sepuluh sampai dua puluh tahun. Kekayaannya pun disita.Kejadian itu menyempurnakan ketenangan hidupku dan Mas Dodi. Tak ada lagi ketakutan akan ada gangguan dari Ferdi. Juga hilanglah campur tangan para ipar sebab mereka perlu pencitraan diri demi harta hibah.Meski kami sudah memaafkan kesalahan masa lalu, kewaspadaan tetap dikedepankan. Tak boleh lengah oleh makar dan bujuk rayu menyesatkan. Aku dan mas Dodi sepakat untuk tidak terlalu dekat dengan mereka sebab menghindari bahaya. Tapi tetap bersikap sewajarnya. Tinggal satu masalah lagi, aku masih menyimpan satu rahasia dari mas Dodi, yaitu soal rekening yang berisi uang dua ratus juta lebih. Kalau digabungkan dengan uang hibah milik mas Dodi akan bisa jadi modal usaha cukup besar. Andai terwujud suamiku bisa keluar dari pek

  • REKENING RAHASIAKUĀ Ā Ā HUKUMAN

    Setelah mereka menjelaskan giliran kami berdua ditanyai. Juga diminta bukti-bukti atas kesaksian ini. Tentu saja kami memilikinya hingga percaya diri ketika harus mempertanggungjawabkan tuduhan di hadapan ayah. Setelah persoalan menjadi gamblang barulah ayah menyampaikan petuah-petuah pada saudara-saudara mas Dodi. Tak ada satupun yang luput dari kemarahan ayah. Mereka hanya bisa mendengar sambil menundukkan kepala ceramah yang sangat panjang. Bahkan aku melihat ayah seperti ingin menghantamkan tangan kepada anak-anaknya. Tapi beliau berusaha sekuat mungkin untuk menahan diri dari segala amarah."Ayah benar-benar kecewa memiliki anak yang sanggup berbuat buruk pada saudara sendiri. Dodi itu saudara kandung kalian. Mita itu istri saudara kandung kalian. Mereka bukan siapa-siapa tapi bagian dari anggota keluarga. saudara saja kalian seperti itu, bagaimana pada yang lain!"Mama sampai harus menenangkan Ayah tatkala kemarahannya sulit dikendalikan. Bahkan nafas Ayah sampai tersengal-se

  • REKENING RAHASIAKUĀ Ā Ā SIDANG KELUARGA

    "Kalau kau tak mengganggu rumah tanggaku aku pun takkan mengusikmu. Jika kau ingin aku diam, berhentilah mengganggu kami, pergilah dari hidup kami!" balas mas Dodi. Ferdi menggebrak meja hingga alat-alat makan yang ada di sekitarnya berloncatan. Gebrakan itu tentu saja menimbulkan kekagetan pada diri sekutunya. Meski kaget, aku berusaha untuk tidak memperlihatkan."Kalian semua bodoh! Mudah sekali diperdaya mereka! Sudah dikasih duit gede, kerja gak becus, bangsat!"Ferdi nengarahkan telunjuknya pada Adi dan yang lain. Satu tangan lain diletakan di pinggang. Telihatlah wajah asli Ferdi hari ini. "Tenang, Bang, kita bicarakan baik-baik!" sanggah Adi. "Gak perlu, muak gue liat lo semua!"Setelah berkata begitu, Ferdi membalikkan badan. Ia pergi tanpa menoleh lagi ke arah kami. Dan, saudara - saudara mas Dodi pun berbicara satu sama lain. Mereka saling menyalahkan.. Benar-benar tak punya otak, bukannya malu atas kesalahan, malah mikir diri sendiri."Oke, karena tugas sudah selesai, ka

  • REKENING RAHASIAKUĀ Ā Ā MURKA

    Kursi kosong di lingkaran meja besar ini hanya tersisa dua. Untuk itu yang duduk hanya aku dan mas Dodi. Boni dan Meta berdiri sambil merekam kejadian. Mereka juga tengah siaga untuk mengantisipasi sesuatu yang tak diinginkan."Ka, kalian, apa maksud kedatangan kalian ke sini dan kenapa kalian bisa datang bersama, bukankah-?" tanya Mbak Winda dengan suara tergagap-gagap. Dia bertanya sambil tangannya berpegangan pada tangan mas Agus. Mungkin saking butuh pegangan agar tak jatuh dari kursi. "Harusnya aku yang bertanya, ada apakah gerangan hingga kalian makan-makan besar tanpa mengundang kami?" tanya mas Dodi.Orang-orang yang duduk di hadapan kami saling pandang. Lalu mereka bicara satu sama lain. Aku dan mas Dodi membiarkan dulu orang-orang tersebut menetralisir kekagetannya."Do, bukannya kamu sedang menggugat cerai Mita, kenapa sekarang kalian datang berdua?" tanya mas Agus."Kami melakukan apa yang kalian lakukan, yaitu main drama. Hubunganku dan Mitha baik-baik saja sebab kami ta

  • REKENING RAHASIAKUĀ Ā Ā SIAPA SANGKA

    Kami akan menuntaskan drama ini dengan menggerebek komplotan tukang fitnah. Langkah yang benar-benar matang telah digariskan. Semua memiliki tugas penting untuk dijalankan.Planing ini sudah disusun sedemikian rupa hingga bisa dibilang sempurna. Kami tak mau ada kegagalan. Prinsip yang dipegang adalah harus sukses. Komplotan penjahat itu harus diringkas dan diberi pelajaran berharga.. Jika mereka dibiarkan melenggang, tentu saja tidak baik untuk perkara ke depan. orang-orang tersebut tidak akan pernah berhenti mengganggu dan menganiaya kami. Untuk itulah perlu pemberian pelajaran yang sanggup menghentikan kejahatan. Aku sampai ngakak ketika mas Dodi mengirim foto selfienya di pengadilan agama. Apalagi ketika sambil pegang berkas. Itu aku yang siapkan. Isinya kertas kosong.Bukan hanya satu pose yang dilakukan tapi banyak lagi. Dia mengambil spot-spot yang akan mewujudkan kepercayaan orang-orang. tampang pun dibuat kusam dan menyedihkan. aku yakin para begundal itu akan percaya bahwa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status