Share

Bab 42

Sayup-sayup terdengar suara panggilan ibadah pagi saat Dina membuka mata dan tak menemukan Elan di sisinya. Ia mengintip pakaiannya di balik selimut. Utuh.

Semalam Elan benar-benar tak berani menyentuhnya lagi, sejak pengakuan mengejutkan itu. Ia ingat telah memilih menyingkuri Elan dan tenggelam dalam perasaan takut. Bagaimana tidak? Ia tidak mau diperlakukan kasar lagi. Nafsunya menciut kala mengingat betapa momen-momen yang disebut Elan masih terasa sangat menyakitkan.

Dina meninggalkan kamar Elan dan mencari sosok yang dicintainya itu, menyapu pandang ke seluruh ruang dan menemukan suaminya sedang menduduki treadmill dengan keringat mengalir dan nafas memburu. Tampak sangat kelelahan. Kepalanya menunduk dengan kedua tangan menjambak rambutnya menahan.

Ia tahu Elan memilih menyalurkan kepenatannya dengan berlari hingga mencapai batas kemampuan kaki. Batinnya dilema. Ingin menolong kesakitan suaminya tapi ia tak mau menjadi korban tindakan men

Aulia Lapan Bilan

vote dan komentar ya say, terima kasih

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status