Share

2. kampus

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-14 16:20:19

Sesampainya di kampus, langsung menuju ke toilet dan mencoba memperbaiki penampilanku dan  membersihkan bajuku yang kata preman berbahaya tadi sudah kotor.

Setelah selesai kulirik jam yang melingkar di tanganku di sana sudah menunjukkan hampir pukul 9 pagi, aku nyaris terlambat dan kurasa  kelas akan dimulai, maka,  dengan langkah setengah berlari aku segera menuju ke ruangan kelasku, tak mempedulikan mereka yang menatapku dan sebagian menertawai keburu buruan ini.

Ternyata di sana, orang yang aku harapkan sudah hadir dan duduk di bangku dosen. Aku mengetuk pintu dan mengucapkan salam lalu meminta maaf atas keterlambatanku.

"Selamat pagi Maafkan saya yang terlambat datang," ujarku sambil menunduk hormat.

"Uhm, Apa yang membuatmu datang terlambat, Hassa?" Duh, jantungku seolah berhenti berdetak ketika mendengar pria pujaanku menyebut nama ini.

"A-anu ..."

"Kesiangan Kak, kurasa semalam dia telah begadang untuk menonton drama Korea, sehingga terlambat kuliah."

Seorang temanku yang  iseng menimpali pertanyaan asisten dosen kami. Wajahku memerah oleh rasa malu sedang pria itu tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapi, lantas membenahi kacamata kotak yang membingkai wajahnya dan menyempurnakan penampilan itu.

"Uhm, saya akan memberi kamu kesempatan kali ini tapi jika kau terlambat lagi maka saya akan menandai kamu sebagai orang yang tidak serius mengikuti kelas."

Wah, tegas sekali dia, jika dia berhasil menjadi seorang dosen Aku yakin dia akan menjadi dosen yang bisa mematahkan hati semua orang di kampus ini, karena ketegasannya.

"Bukan, Kak, tadi saya ...._"aku tidak mungkin menjelaskan bahwa telah menabrak Yusuf Akbar sehingga harus telat masuk kelas, kampus akan heboh dan menyebarkan berita palsu tentangku dan preman jahat itu.

Dia sebenarnya sangat tampan dan mempesona tapi sayang dia berbahaya.

"Hei kenapa tercenung?!"

Aku tersentak dan semua teman-teman ku tertawa, aku merutuki diri sendiri kenapa juga harus memikirkan preman di hadapan pria idaman, alhasil aku salah tingkah dan gugup setengah mati. Malu dan canggung sekali.

"Dari ekspresi wajahmu aku bisa menebak bahwa kau menemui kekasihmu."

"Saya tidak punya pacar Kak," jawabku cepat.

"Cieee, yang ngaku jomblo di depan dosen," goda teman kelasku dan mereka kembali tertawa.

"Baiklah silakan duduk di bangku kita akan memulai kelas kita."

"Baik terima kasih Kak."

Aku berjalan sambil menunduk dan melirik teman-temanku yang sebagian masih tertawa dan bersiul menatap menggodaku. Aku sadar sebagian teman-teman perempuanku menyadari bahwa aku kerap memperhatikan Gerald dan mereka bisa menangkap binar mataku yang menyukainya, sehingga setiap bertemu mereka selalu menggodaku dan asisten dosen ganteng itu.

Kelas dimulai, bahasan diterangkan dengan cara yang lugas dan jelas, suara Gerald rencara ia berbicara membuatku terpukau, berkali-kali terpukau, sehingga tanpa disadari seolah-olah kelas ini hanya ada aku dan dia bunga-bunga yang bermekaran dan menutupi semua bangku serta dindingnya, hanya ada dia yang datang menghampiri kemudian menggenggam tanganku lalu mengajakku berdiri dan berdansa dengan bahagia.

Aku membayangkannya dengan penuh harap bahagia.

"Bagaimana Hassa,apa pendapatmu tentang bahasan saya?"

Apa? Tiba-tiba pikiranku kembali ke realita, tidak ada bunga-bunga atau dia yang memelukku, yang ada saat ini adalah semua mata yang tertuju dan menunggu jawabanku atas pertanyaan Kak dosen tentang pelajaran yang diterangkan.

"A-anu sa-saya ...."tentu saja aku tidak tahu apa yang dia katakan, kalau pun tahu itu hanya sebagian, sebagiannya lagi telah terenggut oleh khayalan tentang bagaimana bahagianya menjadi kekasih dari Gerald, ah, konyolnya aku.

"Coba ulang kembali apa yang saya jelaskan tadi, berikut kesimpulannya," perintahnya.

"Ma-maaf saya gak bisa," jawabku menahan malu.

"Bagaimana mungkin mahasiswi berprestasi dan selalu mendapatkan nilai A kini tidak bisa mengambil intisari dari bahasan dan kesimpulannya?"

"Saya... Anu ....."

"Saya tahu kamu tidak fokus karena itu saya izin kan kamu untuk meninggalkan ruangan ini," usirnya, rasanya hatiku patah menjadi Dua bagaimana dia mengusirku dengan senyum santainya.

"Maafkan saya karena fokus saya terpecah, beri saya kesempatan saya tidak akan mengulanginya."

"Maaf, kamu boleh masuk pada kelas sesi berikutnya."

"Tapi, tolonglah, Kak ..." Aku mau melihat dengan sedih karena ini adalah bahasa yang terakhir sebelum kami menjalani ujian semester.

"Pergilah, saya akan memberi bimbingan kepada mereka yang bersedia menerima bimbingan dari saya." Ia menangkupkan tangannya dengan isyarat agar aku segera meninggalkan kelas ini, ah, hancurnya hatiku.

Setelah keluar dari kelas aku hanya menghela nafas dengan kecewa, Bagaimana mungkin pria yang aku idamkan begitu kejamnya, meski dia tidak menyadari perasaanku. Aku hanyalah untuk beberapa menit saja mengapa dia harus menghukumku dengan cara mengusir seperti ini.

Tiba tiba mood belajarku hilang, aku kesal dan kecewa sekali, terhimpit rasanya. Langkahkan kaki dengan gontai menuju ke perpustakaan sambil menunggu jam istirahat dan kelas berikutnya.

*

Bel tanda pergantian jam berbunyi, aku langsung berdiri dan bersiap untuk masuk ke dalam kelas, membereskan buku-buku yang sempat kubaca tadi, namun baru saja hendak menuju kabinet dan mengembalikan buku, tiba-tiba aku bertemu dengan pria itu lagi, pria berkacamata kotak dengan kulit putih bersih

Ia masuk ke dalam perpustakaan dan menemui petugas penjaga perpustakaan yang bernama Kak Sari, dia sangat cantik dan punya senyum yang mempesona.

"Sari ini diklat yang saya pinjam, terima kasih ya," ucap Kak Gerald kepada wanita itu.

"Sama-sama Gerald, by the way kelas kamu masih ada lagi enggak, kalau enggak ada kita pulang bareng."

"Iya, boleh, apa yang enggak buat kamu sayang,"  ucapnya sambil menjawil pipi dari gadis manis itu.

Apa? Jadi kak Gerald punya hubungan dengan Kak Sari, kakak semester akhir yang kerap membantu di perpustakaan.

Ah, hatiku, tadinya patah menjadi dua kini berkeping-keping, aku merasa tidak bernilai sama sekali dibanding wanita cantik dan kaya itu, rasanya impianku untuk bersama dengan kak Gerald akan sia sia saja, jauh dari harapan.

"Ah, Tuhan dadaku berlubang oleh cinta bertepuk sebelah tangan." Bucinnya aku.

*

Kembali ke rumah dengan bersepeda, setelah menjalani hari membosankan, sepanjang hari aku tidak fokus pada mata kuliah dan terus nelangsa oleh perasaan cinta yang tidak terbalas, aku merutuk dan menyesali kenapa juga aku harus begitu tertarik kepada Kakak kelasku.

Selagi berbelok ke lorong sepi yang bisa menghemat jarak dengan tidak mengitari jalan raya besar, kukendarai sepeda dengan kecepatan sedang, sambil beberapa kali mendengkus kesal.

Tiba tiba, Bruk!

Sepedaku menabrak lagi, terpental lagi dan aku jatuh lagi.

"Sempurna sudah penderitaanku hari ini," ujarku sambil menahan perasaan sedih dan sakit di kaki.

"Apanya yang sempurna, kau sudah menabrakku dua kali dalam hari ini, harus ku apakan dirimu?!"

Tiba-tiba suara berat dan tegas itu, menggema di belakangku, aku terkejut bukan main dan perlahan mencoba menoleh ke belakang sambil menahan nafasku. Kutelan ludah dengan terpaksa ketika melihat sorot matanya yang penuh amarah, rahang pipinya mengetat dan jemari tangannya juga mengepal keras. Dia sedang murka kelihatannya.

"Astaghfirullah ... Yusuf lagi ... malangnya aku ...."

Sialnya penampilan yang menodai mataku, dia sedang mengenakan singlet, celana jeans yang sobek-sobek dan terlihat berkeringat deras, sekilas seksi, mungkin habis berolahraga atau baru saja menghajar orang.

"Kenapa kau menabrakku!" Dia membentak dan aku langsung menangis gentar, aku sedih ditambah kena musibah lagi. Oh, sialnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • ROMAN CINTA YUSUF DAN HASSA   6. tak lagi

    "Siapa dia?" tanya Gerald sambil berusaha menghalau sinar yang silau ke wajahnya."Kamu gak tahu Yusuf Akbar?" tanyaku berdebar."Siapa?""Dia preman.""Terus kenapa ngikutin kita?" "En-enggak tahu," jawabku gugup.Kulihat wajah Yusuf Akbar menatapku dengan tajam, bahkan sangat tajam, namun tidak ada ekspresi apapun setelah itu, dia menjauh dan memacu motornya dengan kencang, membuatku bingung sebenarnya apa dan kenapa dengannya.Sesampainya di tempat pesta, kami membaur dan bercengkerama dengan beberapa orang yang kami kenal, Kak Gerald berpencar denganku setelah teman seangkatannya datang dan mengajaknya membaur ke meja lain, tinggallah aku bersama beberapa teman, duduk dan menyaksikan pentas seni yang sedang berlangsung.Sebenarnya tanpa Kak Gerald pentas seni ini semuanya biasa-biasa saja dan terkesan membosankan. Aku mulai mengantuk dan ingin pulang, namun di penghujung acara tiba-tiba musik menghentak di setiap lampu yang tadinya terang benderang diganti dengan sinar redup

  • ROMAN CINTA YUSUF DAN HASSA   5. silau

    Setelah kembali ke gedung kampus, Aku membaur dengan beberapa sahabat dan teman sekelasku, kami bercanda sambil membahas tugas kuliah yang tidak ada habis-habisnya.Ada Reka, Firda, Santi, dan Bagus sahabat terdekat yang selalu kompak untuk mendukung dan kami tidak pernah saling meninggalkan sejak SMA."Eh, kamu tahu enggak kalau nanti malam ada pesta pembukaan pameran seni kampus kita," cetus Santi."Masak sih, aku kurang update karena mungkin terlalu sibuk dengan urusan danntugas kuliah," jawabku."Halah, sok sibuk, akhir-akhir ini tugas kuliah sudah berkurang tapi kamu masih tetap sibuk aja, sebenarnya apa yang kamu lakukan? Bahkan hang out dengan kami aja udah jarang kamu lakukan?" tanya Bagus menyela."Aku membant Bunda di rumah dengan beberapa pesanan kue kering.""Oh, kerennya anak Sholeha," balas Reka. Sebenernya nya aku tidak begitu sibuk, namun akhir-akhir ini aku lebih suka berdiam di rumah sambil menikmati rasa kasmaran sendiri terhadap Kak Gerald, ditambah kegalauanku

  • ROMAN CINTA YUSUF DAN HASSA   4. esok

    Keesokkan harinya aku kembali ke kampus, menyusuri jalan dengan membawa sebuah paper bag berisi jaket dari Yusuf Akbar.Sambil melangkahkan kaki aku berdoa dalam hati semoga tidak ada yang menyadari bahwa aku sedang membawa jaket seorang preman Apa yang akan terjadi akan jadi rumor yang beredar jika mereka tahu bahwa aku kemarin sore sempat mengobrol dan diobati oleh preman yang paling berbahaya di kota ini, mereka akan mengolok-ngolokku menggunakan isu itu dan membuatku jauh dari target pria yang kuidamkan, Kak Gerald.Lagipula diantara banyak gadis yang mengidolakan Kak Gerald, aku adalah satu-satunya mungkin yang paling tergila gila. Senyumnya membuat ku menerawang dan bagaimana cara ia menatap dan berbicara melelehkan perasaanku. Aku mungkin terlalu menyukainya."Hai, kamu ...."Kebalikan badan dengan cepat karena merasa bahwa suara yang memanggilku sudah familiar, ternyata benar dia adalah pria yang sedang aku pikirkan, dari balik kaca mobilnya dia tersenyum dan menyapaku, sekal

  • ROMAN CINTA YUSUF DAN HASSA   3. maaf

    "Maaf, aku tidak sengaja," jawabku sambil mengusap air mata. Seumur hidup ayah tak pernah membentakku, mengapa pria ini kasar sekali pada wanita lemah.Aku meringis karena kakiku sakit, kulirik dan celanaku sobek serta kakiku berdarah oleh besi sepeda, dan pecahan beling yang entah dari mana.Hati ini makin sedih setelah mendapati buku dan diktatku jatuh ke dalam kubangan becek dan mereka basah, tentu perasaan ini makin tak karuan, apalagi di dalamnya ada tugas yang belum sempat kusetorkan pada dosen, yang semalam aku sudah begadang mengerjakannya sehingga telat bangun pagi."Oh, ya Allah, astaghfirullahaladzim ...." Aku hanya bisa memunguti bukuku dengan air mata berderai."Kenapa kau mengucap istighfar? apa kau melihatku seperti melihat setan!" ia membentak dan kembali membuatku kaget setengah mati."Bu-bukan ... Bang, saya hanya .....""Hanya apa? Kau sengaja ya, kau di bayar orang untuk menabrakku, hah?!""Astaghfirullah, enggak, Bang." Tubuhku gemetar, takut dan khawatir ia aka

  • ROMAN CINTA YUSUF DAN HASSA   2. kampus

    Sesampainya di kampus, langsung menuju ke toilet dan mencoba memperbaiki penampilanku dan membersihkan bajuku yang kata preman berbahaya tadi sudah kotor.Setelah selesai kulirik jam yang melingkar di tanganku di sana sudah menunjukkan hampir pukul 9 pagi, aku nyaris terlambat dan kurasa kelas akan dimulai, maka, dengan langkah setengah berlari aku segera menuju ke ruangan kelasku, tak mempedulikan mereka yang menatapku dan sebagian menertawai keburu buruan ini.Ternyata di sana, orang yang aku harapkan sudah hadir dan duduk di bangku dosen. Aku mengetuk pintu dan mengucapkan salam lalu meminta maaf atas keterlambatanku."Selamat pagi Maafkan saya yang terlambat datang," ujarku sambil menunduk hormat."Uhm, Apa yang membuatmu datang terlambat, Hassa?" Duh, jantungku seolah berhenti berdetak ketika mendengar pria pujaanku menyebut nama ini."A-anu ...""Kesiangan Kak, kurasa semalam dia telah begadang untuk menonton drama Korea, sehingga terlambat kuliah."Seorang temanku yang isen

  • ROMAN CINTA YUSUF DAN HASSA   1. yusuf

    Hidupku sempurna sebelum bertemu dia, dia yang punya pesona dan tatapan mata yang membuat seluruh isi kota meleleh jatuh cinta, sayangnya dia sangat dingin, cenderung seperti ular yang berbisa, diganggu sedikit saja dia akan marah.Bukan hanya marah, dia akan menghajar siapa saja yang menghalangi langkah atau keinginannya, dia populer dan jadi bahan pembicaraan dari kaum muda sampai ibu ibu tua. Karena ketampanan pesonanya juga karena kengerian yang diciptakannya, dialah Yusuf Akbar, pria yang akhir akhir ini selalu berpapasan denganku di jalan menuju tempat kuliah. Malas sekali rasanya, apalagi tatapan itu seolah menusuk ulu hatiku, tapi apa boleh buat hanya itu satu satunya jalan ke universitas dan parahnya Yusuf kerap duduk dan berjaga di sana bersama para anak buahnya.**"Hassa, apa kau sudah siap?" tanya Bunda di bawah sana, aku yang masih terlelap di bawah selimut bulu yang hangat langsung tersentak dan melirik jam weker di samping tempat tidurku."Astaghfirullah aku kesiangan!

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status