RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 4.
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 5. POV Raka**"Nara, apa hubungan kamu dengan Adnan?" tanyaku begitu saja saat dia membuka gerbang nya. "Bukan urusan kamu, Mas Raka. Lagian kamu ngapain di depan rumah orang. Kamu tahu gak kalau kamu menggangu!" katanya marah. "Aku cuma mau tahu aja karena kita tetangga dan kamu mantan istriku. Ingat, Nar, kita punya anak. Apalagi dia dekat sama Adnan dan itu gak baik," kataku lembut padanya. "Gak baik? Kamu tahu apa? Selama dua tahun cerai sama aku. Kamu yang gak baik! Kamu cuma mau buang-buang waktu aja!" katanya. Dia masuk ke dalam rumah dan beranjak pergi dengan sepeda motor. Tanpa menghiraukan ku dia pergi begitu saja. Aku tersentak, Nara bisa naik sepeda motor? Setahu ku dia gak bisa karena dulu memang ku batasi. Dulu aku takut motorku rusak jadi dia tak ku izinkan belajar naik motor. Dulu aku punya dua kendaraan satu mobil dan satu lagi motor. Qadarullah, bercerai dari Nara aku bangkrut yang tersisa hanya motor. Aku bergegas pulang ke rumah ka
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 6. **PoV Siska. Aku pergi saja ke acara desa. Aku diundang Bu Kades untuk menghadiri pertemuan dengan mentor kami. Yang kutahu kalau ikut undangan bisa jadi diundang juga ke rumahnya. Mentor kami itu juga tetangga baruku. Aku juga belum tahu tetangga kami itu siapa karena belum kenal dekat. Melihat dari rumah mewahnya yang berkelas dan minimalis. Aku ingin juga memiliki rumah seperti itu. Namun, sayang suamiku tidak bisa mengabulkan permintaanku. Dulu kami memang mempunyai rumah. Tetapi rumahnya sederhana sekali tidak sebagus rumah tetangga kami yang sekarang. Mengingat masa lalu, aku merasa entah kenapa terlalu bodoh. Tapi ya sudahlah ini sudah terjadi. Dulu mantan suamiku penurut sekali tapi dia miskin. Karena sebuah reuni sekolah aku akhirnya bertemu Mas Raka dan kami bernostalgia kembali dengan masa lalu.Aku dan Mas Raka dulu pernah pacaran saat SMA. Memori itu kembali hadir saat kami berjumpa. Dia bekerja di Perusahaan yang bergengsi. Aku tergiur d
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 7**POV SISKAAku kaget karena dia benar-benar Nara, mantan istri suamiku. Ngapain dia di sini dan ngasih pelatihan segala. Dia gak pantas. Nara gak pantas jadi keren!Dulu, saat aku dan Mas Raka menjalin hubungan gelap. Mas Raka berkata kalau dia tersiksa menikah dengan Nara. Dia gak bisa apa-apa dan bisanya membuat malu suami saja. Penampilan kumal dan jelek. Jauh sekali dengan seleranya. Kata Mas Raka kalau dia sebenarnya di jodohkan dengan Nara oleh almarhum ayahnya. Mas Raka terpaksa menerima Nara karena kasihan. Dia hanya anak yatim yang malang.Akhirnya mereka bercerai karena aku menjadi duri dalam rumah tangga mereka. Saat itu Ibu Mas Raka yang sekarang jadi mertuaku marah besar dengan keputusan Mas Raka menikahiku. Tapi, karena kami saling cinta dan bernostalgia di masa lalu. Akhirnya mereka bercerai. Yang jadi tanyaku kenapa Nara bisa jadi mentor? Apa dia Nyonya di rumah besar itu? "Nara, sini ada yang mau aku tanya!" kataku menarik saja tangann
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 8. **POV Raka. Aku tersentak melihat Siska, istriku datang ke sini. Tumben. Biasanya dia ogah datang ke Ruko. Katanya Ruko sempit dan panas. Aku memang menyewa Ruko sepetak saja. Hanya muat untuk tempat usaha. Untuk tempat tinggal tak muat di sini. Makanya kami ngontrak. Wajah Siska cemberut. Dia duduk di kursi plastik. Aku tak hiraukan karena tetap bekerja. Tadi, aku sempat datang ke acara desa di mana Nara sebagai mentor. Namun, aku langsung pergi saat ketahuan oleh Nara sedang mengintip dia berbicara. "Mas, Nara tetangga kita?!" tanyanya gusar saat sudah duduk. Kakinya di satukan sambil melipat kedua tangannya. Wajahnya semakin cemberut tak senang. Aku sudah yakin kalau dia bakal ke sini buat marah dengan keadaan, di mana Nara bisa sukses dan dia gak terima. "Ya begitulah, sekarang dia tetangga kita seperti yang kamu lihat di pertemuan balai Desa tadi. Kalau dia menjadi mentor di sana. Bukankah semuanya sudah jelas," kataku santai. "Kok kamu bisa s
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 9. **POV Raka. Aku bergegas ke balai desa berharap Nara masih di sana. Setelah sampai di sana. Aku segera menurunkan air minuman yang di pesan. Kulihat peserta yang di balai sedang memakan makanan yang di bagikan panitia serta camilan dengan logo Adnar. Keyakinan ku semakin menjadi dengan perasaan tak enak hati mengingat Adnar adalah Adnan dan Nara. Aku tak langsung pergi dari sana. Ku tunggu sebentar sepertinya acara itu akan selesai. Benar saja, menunggu beberapa saat akhirnya Nara berpamitan dengan alasan ada urusan. Dia bergegas naik motor seperti tadi. Aku yang memang sudah menunggunya langsung melajukan becakku. Aku mau bertanya padanya, apa benar mereka suami istri. Kok bisa? Sebelum dia sampai ke rumah mewahnya itu aku dengan becakku langsung ke depan dan menghentikan motor Nara. Dia tersentak kaget dengan ulahku. "Mas Raka!" katanya sengit. Aku turun dari becak dan ku datangi dia sebab mau bertanya. "Nara, aku sengaja menghentikan kendaraa
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 10. **PoV Siska"Ha, kamu ngomong apa?" tanyaku heran. "Apaan," kata Mas Raka b o d o h. "Yang barusan kamu bilang!" kataku lagi. "Oh, Nara pulang bersama Adnan. Kata dia itu suaminya," ujar Mas Raka santai. "Adnan mantan suamiku?" tanyaku kaget. "Ya, tadi kan udah ku bilang kalau Nara dan Adnan suami istri sekarang." Apa yang diucapkan Mas Raka bagaikan tamparan bagiku. Kok bisa? Mas Adnan itu miskin. Sekarang kok bisa kaya. Dari mana dia punya duit sampai bisa menyenangkan Nara sedemikian rupa. Punya rumah bagus, kendaraan bagus. Kalau aku tahu dia sekarang kaya. Gak mau aku menceraikan dia. Dulu yang ngotot untuk pisah itu aku karena sudah menjalin hubungan gelap dengan Mas Raka. Makanya aku nekat cerai darinya. "Gak mungkin, Mas. Mana mungkin Mas Adnan nikah sama Nara. Apalagi Mas Adnan itu dulu miskin. Makanya aku mau cerai dari dia!" kataku. "Oh, jadi kamu tinggalkan dia karena miskin. Sekarang kenyataan berbalik dan dia kaya. Aku juga terpuk
"Kenapa kamu pegang handphone ku? Sini, Mas. Aku punya privasi!" kataku sengit"Jadi begini, Sis. Kamu selingkuh di belakang ku. Tadi ada yang kirim pesan, aku membaca sekilas dan sayang sayangan sama kamu di pesan itu. Handphone kamu memang di kunci tapi tetap sekilas aku bisa baca pesan dari inisial R yang kamu sembunyikan!" "Lebay kamu. Dia teman aku. Biasa aja kali. Dia cewek kok dan kami biasa begitu saat reuni." dustaku padanya. "Jangan bohong kamu. Aku gak percaya sama kamu. Sis, ini kamu, 'kan?" Dia menunjukkan photo ku dengan seorang pria. "Kamu mata-matai aku?" "Bukan. Temanku yang kirim karena lihat kamu jalan sama lelaki lain. Tega kamu sama aku, Sis!" Aku tersentak dan terbangun begitu saja dari mimpiku. Kenapa aku bisa mimpi seperti ini. Mas Adnan hadir dalam mimpiku di masa laluku. Saat itu memang aku sering ketahuan selingkuh dengan Mas Raka. Beberapa kali Mas Adnan memaafkan ku. Namun beberapa kali pula aku mengulang untuk selingkuh dengan Mas Raka. Aku nggak nya
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 11. **PoV Siska. "Mana Mas Adnan, suamiku!" "Suamimu?" tanya Nara mencibir. Entah kenapa perkataan tersebut terlontar begitu saja di depan Nara. Saat ini aku hendak meledak marah. Tiba-tiba teringat dalam benakku kalau Mas Adnan adalah suamiku bukan mantan suamiku. Saat Nara balik bertanya suamimu, padaku. Saat itulah aku sadar kalau Mas Adnan bukan suamiku lagi. Aku mencebik kesal. Kulirik lantai rumah Nara yang berlapiskan marmer dengan corak garis keemasan. Lantai yang indah. Belum lagi dalam rumahnya yang ku lihat sekilas. Banyak sekali guci-guci tinggi. Nara sangat elegant mengkoleksi banyak guci, besar, kecil dalam rumahnya. Sumpah demi apa, aku iri. Semesta, aku IRI pada Nara. Mengapa dia kaya dan aku nelangsa? Batinku bergejolak gak terima. Ini ada hak ku. Ada sebuah suara dalam diriku yang membuat ku harus bertahan. Lebih tepatnya mempertahankan pemikiran ku sendiri kalau aku ada hak di rumah ini sebagai mantan istri Mas Adnan. "Heh, kenap