Share

Rahasia CEO Dingin
Rahasia CEO Dingin
Author: nurulfitria_

Bab 1. Mommy!

Hari ini merupakan hari pertama Kiran bekerja di perusahaan pusat, setelah sebelumnya dia bekerja hampir 3 tahun di perusahaan cabang yang ada di kota Y. Baju kerja berwarna biru gelap dan riasan tipis menambah kesan profesional Kiran dalam bekerja.

Kiran menenangkan detak jantungnya saat berada di depan pintu masuk utama perusahaan Bintara Grup. Dilihatnya gedung yang tingginya lebih dari 20 lantai dengan perasaan cemas sekaligus bahagia. Bekerja di perusahaan utama Bintara Grup merupakan salah satu impian dari Kiran.

Setelah mengambil napas beberapa kali dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung tersebut. Kiran berjalan dengan penuh percaya diri menuju meja resepsionis untuk bertanya letak ruangan HRD, tetapi sebelum dia sempat bertanya terdengar suara teriakan lembut dan mengemaskan di belakangnya.

"Mommy!"

Kiran terkejut mendengar suara itu, hatinya tiba-tiba berdebar tidak karuan seakan-akan ada palu yang menghantamnya. Sebelum dia sempat menenangkan hatinya sebuah pelukan di kaki membuatnya berdiri terdiam di tempat, dia melihat seorang anak kecil tampan dengan senyuman yang membuat hatinya semakin teriris.

"Zayyan, jangan memanggil orang lain dengan 'Mommy'!" terdengar suara mengemaskan lainnya dari belakang.

"Tapi Kak, ini Mommy," kata Zayyan sambil terus memeluk kaki Kiran.

"Dia bukan Mom ...." belum selesai kata-kata dari suara kedua tiba-tiba Kiran merasakan pelukan dikakinya yang lain.

"Mommy! Akhirnya kita bertemu dengan Mommy!"

"Zayyan nggak bohong kan Kak!"

Pembicaraan 2 anak itu membuat kepala Kiran menjadi sakit, bayangan kejadian 6 tahun lalu tiba-tiba terlintas dalam pikirannya. Suatu peristiwa yang membuat Kiran kehilangan segala hal yang dimilikinya, keluarga dan teman-teman meninggalkannya dalam keadaan yang sedang terpuruk. Saat sakit kepala Kiran semakin membuatnya pusing dan berputar-putar, terdengar suara dingin dan rendah milik seorang laki-laki yang mampu membuat suasana di sekitarnya seketika membeku.

"Zahran! Zayyan! Apa yang kalian lakukan? lepaskan wanita itu!" Kiran seperti kehilangan kesadaran saat mendengar suara itu, pikirannya menjadi kosong dan hanya bisa diam mematung di tempat. "Aldi, urus 2 anak itu. Jangan sampai mereka membuat ulah lagi!"

Setelah pemilik suara itu pergi menjauh, suasana lobby yang tadinya dingin perlahan-lahan mulai mencair. Suara bisik-bisik kembali terdengar memenuhi lobby gedung tersebut, semua orang kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa membahas kembali apa yang baru saja terjadi.

"Maafkan saya Nona, sepertinya Si Kembar membuat ulah lagi. Kalau boleh tahu apa urusan anda datang kesini?" tanya Aldi sambil tersenyum sopan pada Kiran.

Perkataan Aldi membuat pikiran Kiran kembali fokus dengan keadaan sekitarnya, suara dingin yang tadi dia dengar hampir membuat Kiran kembali terjebak dalam pikirannya sendiri.

Kiran berusaha untuk menenangkan hati dan perasaannya yang saat ini sedang kacau dengan cara mengambil napas dalam-dalam seperti yang diajarkan oleh psikiaternya. Dia tidak ingin hari pertamanya bekerja berantakan karena pikirannya kembali terganggu.

"Saya Kiran pegawai yang baru dipindahkan dari anak perusahaan di kota Y, kalau boleh tahu ruang HRD di sebelah mana, Pak?" tanya Kiran dengan tersenyum sopan setelah pikirannya kembali tenang.

"Ruang HRD ada di lantai 5," jawab Aldi sambil berusaha menarik Si Kembar dari kaki Kiran. "Cepat lepaskan sebelum Daddy kalian marah lagi. Om capek dimarahi Daddy kalian terus-terusan!"

Setelah sedikit drama memisahkan dirinya dari Si kembar, Kiran segera naik lift menuju lantai 5. Di dalam lift Kiran kembali teringat saat dirinya pulang dari acara makan-makan merayakan hari kelulusannya. Di tengah perjalanan pulang saat berjalan sendirian tiba-tiba dia ditarik seseorang kesebuah mobil dan kejadian yang tidak diharapkan pun terjadi.

Teriakan dan tangisannya tidak membuat pria brengsek itu menghentikan perbuatannya malah membuat pria itu semakin bersemangat. Kiran berhasil melarikan diri saat pria itu sudah tertidur di dalam mobil, kelelahan setelah melakukan aktivitas malamnya.

Satu bulan setelah kejadian itu, Kiran menyadari bahwa ada makhluk yang hidup dalam perutnya. Perasaan Kiran begitu hancur saat mengetahui bahwa dirinya hamil. Rasa takut dan kecewa membuat dirinya mengalami depresi sampai harus tinggal di tempat rehabilitasi selama hampir 3 tahun.

Setelah Kiran keluar dari tempat itu, dia baru sadar bahwa keluarganya telah meninggalkannyakarena begitu malu saat mengetahui bahwa dirinya hamil dan menggalami gangguan jiwa. Teman-temannya yang selama ini menemaninya juga meninggalkannya tanpa ingin memberi bantuan untuk kehidupannya barunya.

Dalam 3 tahun ini Kiran bekerja keras untuk hidupnya sampai akhirnya dia bisa diangkat menjadi karyawan tetap di salah satu perusahaan erkenal. Dia sangat bersyukur atas apa yang telah diperolehnya dengan usahanya sendiri tanpa bantuan dari orang-orang yang telah meninggalkannya.

Selama ini dia mencoba untuk mejadi perempuan yang kuat, tetapi kejadian dengan anak kembar tadi mengingatkannya pada bayi yang dikandungnya. Pihak tempat dia direhabilitasi tidak memberitahukan tentang anak yang dikandungnya, apakah bayi itu selamat atau sudah tidak ada di dunia ini. Mereka mengatakan untuk tidak memikirkannya karena bisa mengganggu kesehatan mentalnya kembali.

Kiran menenangkan kembali pikirannya saat sampai di lantai 5, dia tidak ingin kehidupan buruk masa lalunya mempengaruhi kehidupannya saat ini. Dia memutuskan akan menjalani kehidupannya yang baru tanpa ingin terbebani dengan masa lalunya.

"Maaf permisi. Saya Kiran pegawai pindahan dari cabang di kota Y. Saya diminta untuk menemui Bu Citra hari ini," kata Kiran ramah pada salah satu pegawai di lantai 5.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Abdius Tiawan
mantaf lanjut
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status