Share

Bab 2. Zahran dan Zayyan

"Kita nggak akan pernah memaafkan Om Aldi karena menjauhkan kita dari Mommy!" teriak Zayyan sambil menatap Aldi dengan kesal.

"Kalian jangan menambah wanita di sekitar Daddy kalian!" kata Aldi sambil memijat kepalanya yang terasa pusing memikirkan ulah Si Kembar.

"Kita nggak nambah wanita di sekitar Daddy! Kita hanya butuh Mommy!" balas Zahran dengan wajah marah tapi semkain terlihat lucu dan menggemaskan

"Baik kita bicarakan ini sebagai seorang Pria. Kita duduk di kantin sana berbicara bertiga menyelesaikan masalah ini, bagaimana?" usul Aldi mencoba untuk berdiskusi dengan Si Kembar yang kelakuannya hampir sama dengan Daddy-nya jika keinginan mereka tidak dipenuhi.

Aldi duduk di depan Si Kembar setelah memesan 1 gelas kopi untuk dirinya dan 2 gelas coklat panas untuk Si Kembar. Dia memasang wajah profesional seperti sedang berhadapan dengan klien. Zahran dan Zayyan akan lebih tenang untuk diajak berbicara jika dia berpura-pura berbisnis dengan mereka.

"Jadi apa yang kalian inginkan?" tanya Aldi memulai pembicaraannya dengan Si Kembar dengan wajah serius.

"Kita ingin Mommy!" jawab Zayyan dengan ekspresi tak kalah serius.

"Darimana kalian tahu bahwa perempuan tadi adalah Mommy kalian?" tanya Aldi yang tidak paham bagaimana bisa Zahran dan Zayyan memanggil seorang perempuan 'Mommy' saat mereka baru pertama kali bertemu.

"Karena dia memang Mommy kita, dan kita adalah anak Mommy," kali ini Zahran yang menjawab pertanyaan Aldi tanpa ragu sedikit pun.

Perilaku tak biasa Zahran dan Zayyan membuat Aldi semakin heran. Mereka berdua tiba-tiba memeluk perempuan yang tidak pernah mereka temui dengan erat. Padahal selama ini mereka selalu marah jika ada perempuan yang mendekati mereka. Hal ini sama sekali tidak pernah terjadi sebelumnya.

"Bagaimana dengan perasaan Daddy kalian? Daddy kalian mencintai Tante Erina," tanya Aldi yang masih bingung dengan jalan pikiran Si Kembar.

"Kita nggak peduli perasaan Daddy karena Daddy juga nggak peduli dengan kita. Kita hanya mau Mommy!" sahut Zahran dengan menatap tajam Aldi tanpa rasa bersalah.

"Tante Erina baik, tapi dia bukan Mommy kita," tambah Zayyan yang sama kesalnya dengan kakak kembarnya.

Perkataan Si Kembar lagi-lagi membuat perasaan Aldi dipenuhi rasa bersalah dan kasihan. Selama ini Rayhan sama sekali tidak pernah menunjukkan perhatian pada dua anak kembar didepannya. Sahabat sekaligus atasannya selalu mendorong Zahran dan Zayyan untuk cepat mandiri.

"Baik jika itu mau kalian, tapi bagaimana caranya kalian meyakinkan perempuan itu bahwa dia Mommy kalian?" tanya Aldi masih mencoba untuk mengubah pola pikir Si Kembar.

"Maksud Om Aldi?" balas Zahran dan Zayyan bersamaan dengan tampang bingung.

"Bagaimana membuat Mommy kalian percaya bahwa kalian berdua adalah anaknya?" kata Aldi tersenyum tipis karena merasa rencananya berhasil

"Kenapa harus tidak percaya?" tanya Zayyan yang masih tidak mengerti maksud dari Aldi.

"Karena Mommy kalian perlu bukti bahwa kalian adalah anaknya," jawab Aldi dengan sabar.

"Kita bisa melakukan tes DNA dan Om Aldi yang akan membantu kita!" seru Zahran dengan tersenyum penuh percaya diri.

Aldi hanya bisa pasrah melihat tatapan memohon dari Si Kembar, dengan berat hati dia menyetujui pemintaan Si Kembar. Senyuman langsung menghiasi wajah menggemaskan mereka berdua sesaat setelah Aldi menganggukkan kepalanya.

Selama ini Aldi selalu menemani kemanapun Zahran dan Zayyan pergi. Dia mengetahui dengan detail kehidupan Si Kembar di tengah keluarga Bintara. Orang tua Rayhan yang merepakan kakek dan nenek Si Kembar tidak mengakui bahwa mereka adalah cucunya. Sedangkan Daddy mereka hanya memenuhi kebutuhan finansial mereka untuk menjalani kehidupan mereka tanpa memberikan kasih sayang seorang Ayah.

Daddy mereka disibukkan dengan pekerjaan dan urusan cintanya sendiri tanpa mempedulikan pertumbuhan anaknya. Zahran dan Zayyan dipaksa untuk tumbuh dewasa diusia mereka yang masih sangat muda.

"Om Aldi jangan beri tahu Daddy tentang Mommy ya!" kata Zayyan setelah minuman coklatnya habis.

"Kenapa?" tanya Aldi heran dengan perkataan Zayyan yang tiba-tiba.

"Karena kita nggak mau Daddy menjauhkan kita dari Mommy," sahut Zahran sambil menundukkan kepalanya menyembunyikan kesedihannya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Abdius Tiawan
asik juga lanjut ah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status