Share

Bab 3. Suasana Baru, Aturan Baru

Kiran melangkah penuh percaya diri diiringin dengan senyuman ramah masuk ke dalam perusahaan Bintara. Tak lupa Kiran menyapa satpam dan resepsionis yang berjaga di lobby perusahaan Bintara dengan sopan. Dia juga antri di depan lift bersama karyawan lainnya dengan hati yang berdebar-debar.

Saat Lift berhenti di lantai 8, jantung Kiran semakin berdetak lebih cepat. Dia melangkah perlahan mendekat ke arah salah satu karyawan yang sedang bersiap-siap untuk bekerja

"Permisi, saya Kiran karyawan pindahan dari cabang di kota Y. Bu Citra kemarin meminta saya untuk bertemu Pak Hendra selaku kepala divisi di sini," kata Kiran memperkenalkan dirinya kepada orang tersebut

"Pak Hendra belum datang. Silahkan tunggu di ruang tunggu sebelah sana ya!" jawab karyawan itu sambil mengarahkan Kiran ke ruang tunggu.

Setelah beberapa saat menunggu, Kiran dipanggil kembali oleh karyawan yang menyuruhnya untuk menunggu dan mengatakan bahwa Pak Hendra telah menunggu di ruangannya. Saat Kiran masuk, tanpa basa-basi Pak Hendra segera mengajak Kiran keluar lagi untuk diperkenalkan kepada rekan-rekan kerjanya.

Hati Kiran berdetak dengan cepat saat akan bertemu rekan-rekan barunya. Dia tidak tahu apakah nantinya mereka akan sama dengan rekan-rekannya di kota Y atau mereka akan saling bersaing untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi.

"Perhatian semuanya! Ini Kiran rekan baru kita yang merupakan pindahan dari anak cabang di kota Y, untuk perkenalan lebih lanjut silahkan nanti setelah kita rapat bulanan di aula. Sebaiknya kita cepat ke sana sebelum terlambat dan mendapatkan potongan gaji!" kata Pak Hendra singkat karena terburu-buru melangkahkan kakinya menuju aula.

Perkataan Pak Hendra membuat beberapa karyawan segera berdiri dan berjalan keluar dengan cepat. Kiran yang melihat hal itu hanya terdiam karena terlalu terkejut dengan apa yang sedang terjadi dan bingung akan melakukan apa.

"Aku Rara. Ayo pergi sebelum kita terlambat!" ajak karyawan yang tadi berbicara dengannya. Kiran yang tidak mengerti peraturan di perusahaan barunya mengikuti langkah Rara tanpa bicara sedikit pun.

Mereka berdua menuju ruangan aula yang sangat besar dan luas. Aula itu sudah dipenuhi karyawan-karyawan dari divisi lain yang sedang berdiskusi satu dengan lainnya. Kiran mengikuti Rara untuk duduk di bagian belakang bergabung dengan rekan-rekan divisinya yang lain.

"Setiap bulan tanggal 7 perusahaan ini akan mengadakan rapat yang harus dihadiri oleh semua karyawan. Tujuannya biar kita semua tahu pencapaian perusahaan dalam sebulan ini. Selain itu kita juga akan mengetahui masalah apa saja yang sedang dihadapi perusahaan saat ini," kata Rara menjelaskan pada Kiran yang terlihat kebingungan

"Memangnya di cabang kota Y tidak pernah diadakan rapat seperti ini Ran?" tambah Rara dengan wajah keheranan.

Kiran hanya mengelengkan kepalanya saat mendengar pertanyaan dari Rara, dia masih mencerna semua informasi yang baru dia dapatkan. Peraturan di perusahaan lama tidak seperti di sini, di perusahaan lama lebih santai dan tidak seketat perusahaan utama.

"Kalo gitu sebaiknya lo diam aja selama rapat karena sedikit berisik bakal kena masalah. CEO kita benar-benar orang yang dingin dan nggak berperasaan kecuali khusus untuk kekasihnya," lanjut Rara menjelaskan keadaan di perusahaan ini.

Mendengar hal itu, Kiran hanya bisa mengangguk-anggukan kepalanya. Setelah beberapa saat, suasana di dalam aula tiba-tiba sunyi tanpa ada suara sedikit pun. Keadaan berubah menjadi tegang dan hawa di sekitar Kiran menjadi lebih dingin.

Pintu utama ruang aula terbuka lebar dan seorang pria melangkah masuk diikuti oleh beberapa orang di belakangnya. Pria tersebut menatap lurus ke depan tanpa mempedulikan kanan kirinya. Langkah lebar dan tegap menambah pesona dari pria tersebut. Kiran juga merasa terpesona dengan aura dari pria tersebut sehingga tanpa sadar matanya menatap sampai lupa berkedip.

"Beliau itu CEO kita, Tuan Rayhan Attair Bintara. Pewaris perusahaan Bintara ini. Dia udah punya tunangan dan kekasih, lo nggak bakal punya kesempatan buat deketin dia. Selain itu, dia juga udah punya anak kembar yang ganteng dan lucu banget," bisik Rara pelan karena melihat Kiran yang terpesona dengan Rayhan.

"Tunangan? Kekasih? Anak?" tanya Kiran bingung dengan perkataan Rara.

"Nanti aku jelasin, sekarang kita diam dulu!" bisik Rara sambil mengangkat telunjuknya kedekat bibirnya.

Setelah itu, mereka berdua diam mengikuti rapat perusahaan bulanan dengan serius. Kiran mencoba fokus mendengarkan rapat ini tapi pandangannya selalu terarah ke arah Rayhan yang duduk di depan. Perasaan aneh menyelimuti pikiran Kiran saat melihat wajah Rayhan. Rasanya mereka berdua seperti pernah bertemu tapi dia lupa kapan dan dimana.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Abdius Tiawan
mulai asik dan lanjutkan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status