Share

Bab 4. Gosip Kantor

Setelah rapat selesai, Rara segera mengajak Kiran kembali ke lantai tempat mereka bekerja, dan mengarahkan Kiran untuk duduk di meja kosong di sampingnya.

"Mulai saat ini kita satu tim dan ini tempat duduk kamu," kata Rara sambil menunjukkan meja kosong sebelah mejanya.

"Makasih," balas Kiran singkat sambil menaruh tas kerjanya di meja dan menyalakan komputer di depannya.

"Aku mau ngasih tau sesuatu ke kamu biar nggak patah hati lebih dalam," kata Rara sambil menatap serius pada Kiran.

"Aku perhatiin saat di aula kamu liatin Tuan Rayhan terus. Kamu nggak bisa jatuh hati ke beliau, kita udah beda kasta. Selain itu, kamu tau kan wanita yang duduk di sebelah Tuan Rayhan tadi?" lanjut Rara penuh peringatan.

Kiran menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Rara tanpa suara karena terlalu fokus dengan cerita Rara. Dia sangat penasaaran dengan cerita tentang Rayhan terutama tentang anaknya. Kiran sendiri merasa bingung kenapa dia tiba-tiba tertarik dengan kehidupan orang lain.

"Itu Nona Erina, sekretaris pribadi sekaligus kekasih dari Tuan Rayhan. Terus kamu inget nggak satu-satunya wanita yang tadi presentasi di depan yang memakai pakain seksi warna merah?" tanya Rara lagi dengan wajah lebih serius.

Kepala Kiran kembali mengangguk dengan sedikit lebih bersemangat karena semakin penasaran dengan cerita Rara.

"Itu Nona Denna tunangan Tuan Rayhan sekaligus manager penjualan perusahaan Bintara ini. Di satu sisi cantik, baik dan lemah lembut sedangkan di sisi lainnya cantik, seksi, dan tegas. Kamu nggak bakalan bisa bersaing dengan mereka." kata Rara memberi penjelasan pada Kiran karena tidak ingin Kiran sama seperti rekan-rekannya yang lain patah hati dan meninggalkan perusahaan ini.

"Terus anak yang kamu maksud tadi apa?" tanya Kiran dengan bersemangat karena kembali teringat dengan 2 anak kembar yang dia temui kemarin.

"Tuan Rayhan mempunyai 2 anak kembar tapi sampai selama ini tidak diketahui siapa ibunya. Kalo bukan karena tes DNA yang menunjukkan bahwa mereka adalah anak kandung dari Tuan Rayhan mungkin mereka berdua bakalan di tinggal di panti asuhan." lanjut Rara menceritakan semua yang dia ketahui.

"Bagaimana bisa?" tanya Kiran semakin penasaran dengan identitas 2 anak kembar tersebut.

Perasaannya mengatakan bahwa dia mengenal 2 anak kember itu tapi dalam hidupnya dia sama sekali tidak pernah bertemu dengan mereka. Kepalanya menjadi sakit saat teringat dengan wajah Si Kembar.

"Tuan Rayhan merasa tidak pernah melakukan hubungan suami istri jadi mana mungkin tiba-tiba mempunyai 2 anak kembar. Selain itu, Tuan dan Nyonya Bintara juga tidak mengakui cucu mereka itu. Mereka berdua juga tidak mengakui Nona Erina oleh karena itu mereka memaksa Tuan Rayhan untuk bertunangan dengan Nona Denna," kata Rara mengakhiri penjelasannya.

"Bagaimana nasib 2 anak tersebut? Apakah Tuan Rayhan menyayangi mereka berdua?" tanya Kiran yang saat ini lebih tertarik dengan kisah Si Kembar.

Kiran merasa kasihan setelah mendengar bahwa kehadiran Si Kembar tidak diharapkan dalam keluarga Bintara. Perasaan ingin memeluk dan memiliki kedua anak itu tumbuh dengan cepat dihati Kiran tanpa tahu penyebabnya.

"Kurasa tidak. Tuan Rayhan selalu menyuruh Pak Aldi asisten pribadinya untuk mengurusi anak-anaknya. Kabarnya beliau hanya memenuhi kebutuhan finansial mereka berdua tanpa melimpahkan sedikit pun kasih sayang kepada Si Kembar," jawab Rara.

Perasaan cemas, kecewa, dan marah menyelimuti pemikiran Kiran saat mendengar bahwa Si Kembar tidak mendapatkan kasih sayang sedikit pun dari ayahnya. Tanpa terasa air mata jatuh di kedua pipi Kiran. Saat akan bertanya lebih lanjut, Kiran dipanggil oleh Pak Hendra untuk memberi pekerjaan pertamanya.

*****

Sedangkan di tempat lain, Aldi sedang menemani Si Kembar di kantin perusahaan menunggu Kiran istirahat. Sejak ada Si Kembar, Aldi beralih profesi dari asisten pribadi menjadi baby sitter yang selalu siap sedia 24 jam.

Saat pertama melakukan tugasnya, Aldi merasa terhina dan keberatan tapi setelah mengetahui kehidupan pribadi Si Kembar dia begitu mengagumi Si Kembar. Tanpa kasih sayang kedua orang tua mereka berdua bisa tumbuh dengan baik, dan memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi.

Terkadang Aldi juga tidak mengerti bagaimana bisa anak kecil seperti mereka memiliki ide gila yang membuat orang dewasa geleng-geleng kepala. Si Kembar pernah membantu Aldi untuk bernegosiasi dengan klien yang sangat sulit untuk ditangani, tapi hanya dengan beberapa kata dari Si Kembar klien tersebut langsung menandatangi kontrak perjanjian kerjasama mereka.

"Om, kenapa Mommy tidak keluar-keluar? kita capek menunggunya," kata Zayyan menyadarkan Aldi dari lamunannya.

"Apa kita perlu menyusulnya ke ruangannya Om?" tambah Zahran yang juga tidak sabar untuk bertemu dengan Kiran.

"Tunggu aja, Kalo kalian berdua kesana malah membuat Mommy kalian takut dan kabur," jawab Aldi santai mencegah Si Kembar untuk berbuat ulah lagi.

Zayyan dan Zahran kembali duduk dengan tenang sambil minum coklat panas di depannya, mereka dengan sabar menunggu Kiran karena tidak ingin membuat Kiran takut dengan kedatangan mereka yang tiba-tiba.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status