***Kini mobil milik Arga berhenti di sebuah rumah yang lumayan besar. Sebuah rumah dengan tiga lantai.Saat Medy dan Arga datang saat itu, waktu masih cukup siang. Welly masih pergi ke sekolah dengan diantarkan oleh orang-orang kepercayaan Medy.Tepat saat Arga duduk di sebuah sofa di ruang tamu Rumah itu, Welly baru saja pulang.“Welly?” Sapa Arga.Welly sedikit merasa takut awalnya, dia bersembunyi di balik orang kepercayaan Medy yang merawat dan juga mengantarkan dia pergi ke sekolah.“Jangan Takut.” Ucap Arga.“Paman kenapa ada disini?” Tanya Welly.Medy yang mendengar Arga di panggil Paman kembali menahan tawanya, “Pfft!” Arga menunduk dan sedikit menggelengkan kepalanya, “Kenapa kamu memanggil aku Paman? Panggil saja aku kakak.”“Kakak?” Tanya Welly.“Iya… Karena aku masih muda dan aku juga teman kakak perempuanmu, Kak Saryn.” jawab Arga dengan tersenyum.“Kakakku?” tanya Welly.Setelah berhenti sejenak Welly lanjut bertanya, “Dimana kak Saryn?”“Dia sekarang sedang sibuk be
Setelah panggilan video di tutup oleh Saryn. Arga kembali masuk ke dalam rumah untuk menemui Welly.Laki-laki itu sebenarnya saat ini sedang mencoba untuk menenangkan hati dan pikirannya.Begitu banyak hal yang ada di dalam pikirannya dan membuat dia merasa tidak tenang, Oleh karena itu saat ini ia mencoba untuk menenangkan pikirannya dengan bertemu dengan Welly. Mereka berdua saat ini bercanda seolah-olah mereka benar-benar adalah sebuah keluarga. Tidak sedikitpun terlihat perselisihan di antara keduanya.Begitu juga dengan Welly, Cukup lama dia tidak bertemu dengan kakak perempuannya membuat pria kecil itu merasa senang disaat ditemani oleh Arga. Dan lagi, yang membuat Welly Merasa senang adalah karena Arga Meminta nya untuk memanggil dengan sebutan Kakak.***Tidak terasa kini waktu sudah sore, Bahkan Saryn pun Sudah ndak pulang dari kantor.Sesuai dengan apa yang dibicarakan tadi pagi, Setelah pulang kantor dia ditunggu oleh Brian, Cery dan juga Carla.“Kalian ada di sini?” Tan
Arga, yang baru saja hendak pulang mendapatkan kabar dari Paman Rais.PAman Rais mengabarkan jika orang yang dia tinggalkan untuk mengawasi Saryn mengirimkan laporan kepadanya. Laporannya begitu jelas, Saryn pergi bersama dengan tiga teman kantornya.. Akan tetapi, Saryn harus satu mobil dengan satu teman pria dari kantornya.“Perintahkan mereka untuk terus mengawasi dia dengan baik, jangan ganggu jika memang tidak perlu.”“Siap Tuan!” Jawab paman Rais.Tadi pagi saat Saryn pergi ke kantor membawa mobil milik Arga paman Rais mengikutinya untuk melihat apakan Saryn benar-benar pergi ke kantor. Ternyata Saruyn benar-benar pergi ke kantor, karena itu paman Rais kembali pulang dan meninggalkan beberapa orang untuk mengawasi Saryn.Saryn tidak tahu jika dirinya terus di awasi oleh orang suruhan paman Rais.Saryn dan ketiga orang tadi kini sedang menikmati minuman di meja mereka, orang-orang suruhan paman Rais dengan jelas melihat mereka dari jauh.Mereka berbincang-bincang.Briant sepertin
Tanpa dia sadari kini Saryn menyandarkan kepalanya di bahu Brian.Dia merasakan kepalanya yang terasa berat dan pusing.“Sepertinya kamu harus mengantarkannya pulang lebih dulu…” Ucap Cery dengan mengedipkan satu matanya kepada Brian.Brian yang mengerti akan apa yang di maksudkan oleh Cery menjawabnya dengan senyuman yang terlihat jelas jika itu adalah sebuah senyuman licik dan jahat.Anak buah paman Rais sebelumnya beberapa saat yang lalu telah mengabarkan kepada nya tentang apa yang terjadi pada Saryn.Tentunya saat itu juga paman Rais memerintahkan kepada anak buahnya itu untuk terus mengawasi dan menjaga Saryn. Sementara itu paman Rais mengabarkan apa yang terjadi kepada Arga.“Kalau begitu aku akan mengantarkannya pergi.” Ucap Brian dengan berusaha untuk mengangkat Saryn pergi.Anak buah paman Rais mengawasi dan mengikuti kemana Brian pergi membawa Saryn yang dalam kondisi setengah sadar itu.Mereka tidak mengambil tindakan karena mereka masih berharap jika Brian akan benar-bena
“Tuan–”“Plak!” Suara tamparan bergema di ruangan hotel itu.Bersamaan dengan suara tamparan itu terdengar juga suara membentak dari anak buah paman Rais yang masih ada disana untuk membantu Arga. “Diam!”Arga mengangkat satu tangannya sebatas dada untuk menghentikan anak buah paman Rais.Setelah itu Arga bertanya kepada Briant.Kenapa dia berani berbuat seperti itu? Selain itu apakah ada orang lain yang terlibat dalam masalah ini?Arga dengan gemetar hanya bisa menjawab jika sebelumnya dia tidak tahu jika Saryn adalah tunangan Arga, terkait masalah ada orang yang membantu atau tidak dengan serius Briant menjawab jika itu tidak ada.Namun, takut jika Arga akan mendapatkan bukti-bukti lain, dan Briant dianggap telah berbohong kepadanya, dengan masih tetap gemetar, Briant berbicara tentang Cery dan Carla.Akan tetapi, Briant menjelaskan kepada Arga jika Cery dan Carla tidak terlibat dalam masalah ini. Biant hanya menjelaskan kepada Arga jika Cery dan Carla membantu mendekatkan dirinya d
***Pagi hari telah tiba.Entah bagaimana kelanjutan urusan tentang mafia semalam yang sepertinya diatasi oleh Medy sebagai tangan kanan Arga, lebih tepatnya, king Vlad.“Hoamm…” Saryn duduk di atas tempat tidur dengan kedua tangannya yang merentang, menarik badannya.Saryn terdiam sesaat dengan kepala menunduk saat dia menyadari jika pakaian yang digunakan olehnya terdapat sedikit keanehan.“Ini…” UCap Saryn saat satu tangannya menyentuh pakaian yang sedang dipakai olehnya.“Aarrggh!!” Teriaknya saat dia menyadari jika itu adalah sebuah kemeja laki-laki.“Hppmm!” Teriakan nya seketika tidak terdengar lagi saat sebuah tangan menutup mulutnya.Itu adalah tangan Arga yang ternyata ikut terbangun saat dia mendengar teriakan dari mulutnya tadi.“Kenapa kau teriak pagi-pagi?” tanya Arga.“K–kau?!” Pekik Saryn, yang sepertinya baru menyadari jika ada Arga disana.Pikirannya juga mulai bercampur aduk, tentang pakaian yang dia pakai dan adanya Arga disana.Hal itu sedikit berkurang saat dia m
Saryn langsung menghampiri miss Ririn dan memegang tangannya. Saryn berjalan menuju ke kamar mandi bersama dengan Miss Ririn.Sebelum Saryn tidak terlalu jauh, Saryn masih sempat menjulurkan lidahnya kepada Arga.“Ayo tinggalkan dia Bi… dia bau…” Arga mengabaikan Saryn.Arga tahu jika Saryn hanyalah seorang gadis suka menggoda dirinya layaknya gadis kecil.Miss Ririn hanya melihat Saryn dengan tersenyum karena merasa Saryn dan Arga yang begitu lucu.Sesampainya pintu kamar mandi utama, miss Ririn berbicara kepada Saryn.Wanita itu berkata jika dirinya telah mempersiapkan air dengan taburan bunga dan beberapa rempah yang dapat memperindah kulit.“Biar Tuan besar bisa merasakan jika kulit Nona sangat halus…”Mendengar itu entah kenapa Saryn jadi jadi tersipu malu.Gadis itu hanya bisa berkata, “Bibi….” dengan raut wajah yang merah merona.Sebelum Saryn masuk kedalam kamar mandi, Saryn juga sempat berpikir akan sesuatu.Akhirnya Saryn memilih untuk bertanya kepada miss Ririn “Apakah Bib
“Tidak perlu kau pikirkan.” Ucap Arga.Sepertinya Arga memang mempunyai rencananya sendiri.Arga meminta kepada kepada Medy untuk duduk kembali, dan terang saja Medy menurutinya.Setelah Medy terduduk, Arga kembali berbicara jika dirinya ingin meminta sesuatu kepada Medy.Medy dengan tegas berkata jika dirinya akan mendengarkan dan melakukan apa yang diminta oleh Arga.Arga segera menjelaskan jika dirinya meminta agar Medy mewakilinya dari sekarang.Termasuk menyandang nama Vlad untuk sementara waktu.“Maafkan saya Bos. Saya akan melakukan apapun, tetapi saya merasa kurang pantas untuk menyandang gelar king Vlad.” Jawab Medy dengan membungkuk meskipun dirinya dalam posisi duduk di sofa.Arga tersenyum, “jika memang begitu aku tidak memaksamu. Namun, aku berharap dari sekarang kamu bisa mewakili diriku untuk memimpin yang lainnya.” Jawab Arga.Medy menjawabnya dengan penuh tekad keseriusan, “Saya akan melakukannya Bos, tapi…”Medy menghentikan ucapannya.Arga seolah paham, dan Arga men