Share

RHMD 17

Author: Ziya_Khan21
last update Huling Na-update: 2025-06-13 20:00:59
“Mr. Lee, dari Taiwan,” jawab Laila saat Ruby bertanya perihal tamu perusahaan yang sudah datang pagi-pagi begini. Laila bahkan menurunkan suaranya sedikit seolah-olah takut terdengar orang lain.

Ruby langsung menoleh ke arah pintu masuk lobi kantor, ekspresinya berubah waspada. “Mr. Lee? Aku tidak mendapat kabar dia akan datang secepat ini.”

“Menurut asistennya, dia ingin mengecek langsung kerja sama yang tertunda dua bulan lalu. Katanya dia lebih suka pembicaraan langsung daripada lewat perantara,” jelas Laila sambil menyodorkan berkas tambahan. “Ini salinan agenda rapat dan materi presentasi yang disiapkan.”

Ruby menerima map itu sambil menarik napas dalam-dalam. “Baiklah. Siapkan ruang rapat utama sekarang, dan pastikan divisi ekspor serta keuangan ikut hadir. Jangan sampai kita terlihat tidak siap.”

Laila mengangguk dan segera berjalan cepat menuju lift, sementara Ruby melangkah masuk ke gedung dengan langkah mantap, tetapi pikirannya mulai berputar.

***

Saat Ruby sedang men
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (22)
goodnovel comment avatar
babykiss
kaget ya sama kerjaan nio yang sat set ruby tapi memang begitu cara kerja nio mungkin dari dulu makanya sampe dia jadi target dilenyapkan oleh orang" nya, mungkin karena jengkel dia terlalu kuat gitu
goodnovel comment avatar
Bintang Ihsan
yeahhh....ruby belum sempat membaca laporannya nio, aku sudah gak sabar lihat ruby mengetahui semuanya , kecurangan yang sudah terjadi di perusahaan nya
goodnovel comment avatar
Indri Irmayanti
semoga hubungan kalian berangsur membaik. dan semoga rencana kerjasama dengan Mr. Lee bisa sukses dan berjalan lancar
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 209

    Ruby menoleh dengan cepat, matanya berbinar penuh antusias. “Ya! Perutku sudah kelaparan sejak tadi.”Nio menahan tawa, suaranya renyah pecah bersama angin pantai. “Jadi itu alasan kamu bangun lebih awal? Bukan karena ingin menikmati pantai, tapi karena ingin sarapan?”Ruby spontan menatapnya kesal. “Hei! Aku serius!” Ia mengangkat tangannya hendak memukul lengan Nio.Namun Nio dengan cepat mundur selangkah, lalu berbalik dan berlari kecil ke arah pasir. “Kalau mau sarapan, kejar aku dulu!” teriaknya sambil tertawa lepas.“NIO!” Ruby berteriak, pipinya memerah karena kesal dan malu sekaligus. Tanpa pikir panjang, ia ikut berlari mengejarnya.Pasir pantai yang lembut sedikit licin di bawah telapak kakinya, membuat langkah Ruby terkadang terhuyung, tapi semangatnya tak surut. Ia mendengar tawa Nio di depan, membuatnya makin bersemangat untuk mengejar. “Dasar menyebalkan! Awas kalau ketangkap!”Nio menoleh ke belakang, senyumnya leb

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 208

    Mereka melangkah masuk. Begitu pintu dibuka, aroma kayu manis bercampur dengan harum laut langsung menyambut. Ruang tengahnya luas dengan sofa empuk menghadap ke jendela besar yang terbuka ke arah pantai. Tirai tipis bergoyang ditiup angin malam, sementara suara deburan ombak terdengar jelas dari kejauhan.Ruby berjalan pelan, jemarinya menyentuh meja kayu sederhana di ruang tengah. “Ini bagus sekali, Nio. Vila ini … seperti tempat liburan yang hanya ada di film.”Nio memperhatikan wajahnya yang begitu bahagia, lalu berkata dengan nada rendah, “Aku ingin semua ini nyata untukmu, Ruby. Setiap senyummu, setiap rasa tenangmu… aku ingin kamu merasakannya sungguh-sungguh.”Ruby menoleh, matanya berkaca-kaca, lalu cepat-cepat tersenyum agar tidak larut dalam emosinya. “Jangan bikin aku nangis lagi, ya. Aku sudah cukup nangis bahagia hari ini.”Mereka melanjutkan menelusuri vila hingga akhirnya tiba di kamar utama. Pintu kayu putih terbuka, menyingkap ruangan dengan ranjang besar bertabur ka

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 207

    Ruby menatap kotak kecil itu dengan jantung berdebar hebat. Jemarinya bergetar saat perlahan membuka penutupnya. Di dalamnya, sebuah cincin perak berkilau dengan batu mungil yang memantulkan cahaya matahari sore. Sederhana, namun begitu indah dan lebih dari cukup untuk membuat napas Ruby tercekat.“Nio…” suaranya bergetar, matanya beralih dari cincin itu ke pria di depannya.Nio sudah berlutut satu kaki di atas pasir, tatapannya tak lepas dari mata Ruby. Angin laut meniup rambutnya, namun yang terlihat hanya ketulusan penuh di wajahnya. “Ruby, aku tahu aku pernah mengecewakanmu. Aku tahu mungkin aku tak pantas diberi kesempatan kedua. Tapi…” ia menarik napas dalam, suaranya semakin mantap, “aku tidak ingin lagi melewati hari-hariku tanpa kamu di sisiku. Jadi, hari ini aku ingin menebus semua salahku, dengan satu permintaan sederhana.”Ruby terdiam, matanya mulai basah. Deburan ombak seakan menahan napas bersama dirinya.Nio mengangkat cincin itu dengan tangan bergetar ringan, namun s

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 206

    Nio menahan napasnya sejenak, menikmati momen itu. Setiap detik terasa berarti, setiap gerakan kecil bibir Ruby di bawahnya membuatnya semakin jatuh dalam perasaan yang sulit ia jelaskan. Ketika akhirnya mereka berpisah, Ruby menunduk, wajahnya memerah, sementara Nio tersenyum dengan tatapan tak lepas darinya. “Aku harap… ini bukan mimpi,” bisik Nio, suaranya nyaris tenggelam oleh suara ombak. Ruby hanya tersenyum kecil, menyembunyikan rasa gugupnya, namun di dalam hatinya ia tahu momen itu akan selalu ia kenang. Nio menggelar tikar piknik di bawah naungan pohon kelapa, cukup jauh dari ombak yang sesekali memecah di tepi pantai. Ruby membantu mengeluarkan kotak bekal dari tas besar, matanya berbinar melihat isi kotak yang penuh warna. “Wow… kamu masak semua ini?” Ruby menatap Nio dengan rasa kagum. Nio tersenyum sambil duduk di seberangnya. “Tentu. Bukankah kamu bilang kemarin suka makanan yang simp

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 205

    Nio berdiri tak jauh darinya, menatap pemandangan itu. “Dan beruntungnya ini bukan mimpi, Ruby. Jadi nikmatilah sepuasnya bersamaku.”Ruby menoleh, tertawa pelan. “Kamu memang pandai sekali membuat kalimat manis.”“Jadi, apa kamu menyukainya?” tanya Nio.“Ya, aku sangat menyukainyaaa!” teriak Ruby dan berjalan menjauh.Langkah kaki Ruby terasa ringan ketika ia melangkah ke hamparan pasir putih yang hangat. Begitu telapak kakinya menyentuh pasir, ia langsung berlari kecil, meninggalkan jejak-jejak mungil yang segera disapu ombak kecil di tepi pantai. Tawa riangnya terdengar jelas, bercampur dengan suara deburan ombak yang berkejaran ke tepian. Sesekali, ia membentangkan kedua tangannya, membiarkan angin laut yang asin menerpa wajahnya, rambutnya yang panjang ikut terbang bebas mengikuti arah angin.Nio berdiri tak jauh dari sana, kedua tangannya terselip di saku celana, matanya tak lepas sedikit pun dari sosok Ruby. Ada sesuatu yang mengha

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 204

    Minggu pagi datang dengan cahaya matahari yang hangat menembus tirai kamar. Ruby menggeliat malas di atas ranjang, matanya terasa berat dan sedikit sembab karena semalam ia tidur terlalu larut. Ia mengusap wajahnya perlahan, lalu melirik ke sisi ranjang yang kosong.Alisnya sedikit berkerut. “Kemana dia pagi-pagi begini?” gumamnya. Ia turun dari ranjang, mengenakan sweater tipis, lalu berjalan keluar kamar. Aroma harum roti panggang dan telur dadar menyambutnya begitu ia melewati ruang tamu.Di dapur, terlihat Nio yang mengenakan kaos sederhana dan apron abu-abu, sibuk mengaduk sesuatu di wajan sambil sesekali melirik beberapa kotak bekal di meja. Wajahnya santai, namun tangannya cekatan menyiapkan makanan.“Nio?” panggil Ruby pelan, setengah heran.Pria itu menoleh, senyumnya langsung mengembang. “Pagi, Sleeping Beauty. Tidur nyenyak?” sapanya sambil menaruh telur dadar ke piring.Ruby tersipu, mengabaikan julukan itu. “Kamu lagi ngapain? Dan… mau pergi kemana? Bekalnya banyak sekali

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status