Share

RHMD 39

Author: Ziya_Khan21
last update Huling Na-update: 2025-06-21 08:00:44

Pagi itu, cahaya matahari mengalir lembut melalui celah tirai kamar VVIP. Suasana rumah sakit masih tenang, suara langkah kaki para perawat yang lalu lalang terdengar jauh di lorong.

Di dalam kamar, Nio berdiri di depan cermin, merapikan kerah kemeja putihnya. Infus sudah dilepas sejak subuh tadi, dan kini ia sudah berganti pakaian kerja, jas abu-abu yang rapi, dasi gelap, serta kemeja yang bersih tanpa kerutan. Tapi dasinya… sedikit miring.

Saat ia berusaha memperbaikinya, pintu terbuka. Ruby masuk dengan setelan kerja berwarna hitam dan atasan krem. Wajahnya bersih dan segar meski semalam tidur tidak terlalu panjang.

Pandangan Ruby langsung tertuju pada dasi Nio.

“Dasinya miring,” ucapnya sambil melangkah mendekat.

Nio hanya tersenyum kecil. “Aku berusaha memperbaikinya, tapi… sepertinya gagal.”

Ruby berdiri di depannya, mengangkat tangannya perlahan, dan mulai membenarkan posisi dasi Nio. Jari-jarinya bergerak tenang, tapi dal
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Novi M Q
Semoga rencana Nio dan Ruby kalo ini bisa berjalan dengan lancar,
goodnovel comment avatar
Novi M Q
Semoga rencana Nio dan Ruby kalo ini bisa berjalan dengan lancar,
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 51

    Mentari pagi menyelinap hangat melalui jendela besar kamar, membasuh ruang itu dengan cahaya keemasan yang lembut. Di atas ranjang luas dengan selimut yang masih kusut oleh malam penuh kehangatan, Ruby mengerjapkan mata perlahan. Cahaya menyentuh wajahnya, dan ia menggeliat kecil, merenggangkan tubuh yang masih lelah. Saat itulah suara lembut terdengar, memecah keheningan dengan hangat.“Selamat pagi,” ucap Nio yang masih berada di sebelahnya.Ruby menoleh, tersenyum kecil. Matanya masih sayu tapi penuh kehangatan. “Selamat pagi,” balasnya lirih.Tanpa perlu berkata lebih banyak, mereka saling mendekat dan bertukar ciuman lembut di pagi hari. Ciuman itu bukan sekadar kebiasaan, melainkan tanda syukur bahwa mereka masih di sini, bersama.Nio membelai rambut Ruby sejenak sebelum perlahan turun dari ranjang. “Aku bersihkan diri dulu, lalu aku buatkan sarapan.”Ruby hanya mengangguk, masih menikmati kehangatan selimut

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 50 Ini bukan Mimpi

    Nio menatap wajah istrinya yang sedang tertidur dengan penuh cinta. Nafas Ruby teratur, rambutnya sedikit berantakan, tetapi tetap terlihat cantik dalam balutan keheningan. Nio tersenyum tipis. Ada debar hangat di dadanya. Dia merasa sulit percaya bahwa semua ini nyata, bahwa wanita yang kini terlelap di sisinya adalah istrinya, bahwa semua perjuangan dan luka telah membawanya ke tempat ini. Tempat yang dipenuhi ketenangan dan cinta. Tatapan Nio begitu lembut, nyaris rapuh. Seolah-olah jika dia berkedip terlalu lama, semuanya akan menghilang dan kembali menjadi mimpi. Seakan-akan mendengar kegundahan dalam hati Nio, Ruby perlahan membuka matanya. Dia mendapati Nio masih terjaga, menatapnya tanpa berkedip. "Kenapa tidak tidur?" tanya Ruby dengan suara serak khas orang yang baru bangun. Nio menghela napas pelan, lalu menyentuh pipi Ruby. "Karena semua ini terasa seperti mimpi." Ruby tersenyum, matanya mengerjap lucu. Dia mendekat, lalu mengecup bibir Nio dengan lembut. "Masih sepert

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 49 Cinta Ruby dan Nio

    Nio menoleh pelan, menatap wajah wanita yang selama ini selalu bersamanya melewati tekanan, luka, dan kebahagiaan yang tumbuh perlahan. Dalam diam, dia menyentuh pipi Ruby dengan lembut, membuat Ruby menoleh, mata mereka bertemu dalam tatapan yang jujur dan hangat. “Aku mencintaimu, Ruby,” bisik Nio, suara yang rendah, tetapi dalam. Ruby terdiam sejenak, seolah-olah kata-kata itu butuh beberapa detik untuk sampai ke dalam hatinya. Kemudian dia mengangguk perlahan, senyum tipis menghiasi bibirnya. “Aku juga mencintaimu, Nio ... sejak lama,” jawabnya, tulus tanpa ragu. Waktu seakan-akan berhenti saat keduanya hanya saling menatap. Tak ada lagi beban perusahaan, masa lalu, atau rasa takut yang menggantung di antara mereka. Yang tersisa hanya dua hati yang akhirnya saling terbuka sepenuhnya. Dengan gerakan lembut dan perlahan, Nio menarik wajah Ruby mendekat. Bibir mereka bertemu dalam ciuman yang hangat bukan ciuman yang terburu-buru atau penuh hasrat, tetapi ciuman yang dalam, tenan

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 48 Malam Pesta

    Malam turun dengan perlahan, membawa serta kilau lampu-lampu kota yang mulai menyala di balik jendela kaca gedung utama Ashaki Group. Di ballroom besar yang kini telah disulap menjadi ruangan pesta mewah, musik lembut terdengar dari sudut ruangan, dimainkan oleh orkestra kecil yang berada di sisi kiri panggung. Meja-meja bundar dengan taplak satin putih berbaris rapi, dihiasi rangkaian bunga anggrek ungu dan putih yang dipadu dengan cahaya lilin-lilin kristal di tengahnya. Di tengah ruangan, lampu gantung mewah menggantung dari langit-langit tinggi, memantulkan cahaya ke seluruh penjuru ruangan seperti bintang-bintang yang menyinari malam. Nio berdiri di dekat panggung utama, mengenakan setelan hitam mewah dan elegan dengan dasi abu-abu gelap. Wajahnya tampak tenang, tetapi tatapan matanya menyapu ruangan dengan kewaspadaan alami. Malam ini bukan sekadar pesta, tetapi simbol keberhasilan, pembuktian, dan babak baru yang telah dia raih dengan darah dan luka. Di sampingnya, Ruby tampa

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 47

    Setelah prosesi selesai, para tamu undangan diarahkan menuju area makan siang dan networking. Namun Nio dan Ruby sempat berdiri berdua di tepi panggung, menikmati momen kebanggaan itu hanya untuk mereka berdua.“Kau hebat,” bisik Ruby sambil menyentuh lengan Nio. “Aku tahu kau akan sampai di titik ini.”Nio tersenyum, wajahnya sedikit teduh terkena sinar matahari. “Kalau bukan karena kamu, aku mungkin masih keras kepala di sudut gudang yang gelap.”Ruby terkekeh pelan. “Kamu masih keras kepala sampai sekarang.”Nio menoleh menatap istrinya. “Tapi kamu tetap memilih untuk ada di sampingku.”“Aku selalu percaya padamu, bahkan ketika kamu tidak percaya pada dirimu sendiri.”Mereka saling diam sejenak, hanya saling menatap dalam keheningan yang hangat. Di tengah kesibukan dunia, di antara keramaian dan suara tertawa para undangan, ada ruang kecil di antara mereka yang hanya milik berdua tenang dan utuh.

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 46

    Ruby mengangkat bahu kecil, tersenyum samar. "Mungkin aku juga tidak tahu semua tentang kamu. Tapi aku yakin kamu akan berjuang. Kamu punya hati. Kamu melindungi orang-orang yang kamu pedulikan. Dan itu cukup bagiku."Nio tertunduk sebentar. Kali ini bukan karena sakit kepala, tapi karena rasa hangat yang perlahan tumbuh di dada rasa yang belum lama ini mulai ia kenali kembali dipahami. Dipercaya. Dicintai... mungkin."Aku takut, Ruby," bisiknya lirih. "Aku takut kalau suatu hari... aku tahu semuanya, dan kamu menyesal telah mempercayai aku."Ruby menjawab tanpa ragu, suaranya tenang tapi penuh kekuatan, "Kalau suatu hari itu datang, kita hadapi sama-sama. Bukan sendiri-sendiri."Hening kembali menyelimuti mereka, tapi kali ini tidak berat. Tidak menggantung. Ada sesuatu yang jauh lebih ringan di antara keduanya, seolah dinding yang perlahan runtuh satu demi satu.Ruby menggeser duduknya sedikit lebih dekat. Ia tidak menyentuh Nio, tidak mencoba memeluknya. Ia hanya duduk di sana, cuk

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status