Sehari setelah pertemuan Tarina dan Aditya, perempuan itu harus mendapatkan masalah karena sebagian teman kerjanya tahu hubungan pernikahan sirinya dengan Aditya.
Semua itu karena Irani. Tarina pun mencoba menghubungi Aditya untuk bicara padanya.Sayangnya Irani yang justru mengangkatnya. "Hallooo," sapa Irani dengan santainya.Aditya sedang bermain dengan Mishka dan meninggalkan handphone miliknya di kamar, jadi Irani pun mengangkatnya.Tarina sempat kaget karena ternyata bukan Aditya yang mengangkatnya. "Dimana mas Aditya?" tanyanya pada Irani."Lagi di kamar mandi, mau tau kenapa dia di kamar mandi? Karena dia habis memberikan cintanya untukku," ujar Irani mencoba membuat Tarina kesal padanya. Irani tidak merasa emosi sedikitpun meskipun sebagian jiwanya ingin sekali menampar wajah Tarina."Aku mau bicara sama dia.""Oh oh oh, enak sekali ya bicara sama kamu, kaya lagi godain anak kecil. Lucu," ujar Irani.Perempuan itu lalu menutup pintu kamarnya supaya suaranya tidak terdengar keluar."Oh iya, aku tahu kok kamu pasti mau ngadu kalau hubunganmu sama mas Aditya udah ketahuan sama temen-temen kamu. Benar begitu?" tebak Irani.Tarina emosi saat Irani bicara seperti itu padanya. "Denger ya mb, aku itu menikah sama suami kamu karena kita saling cinta, kalau suamimu ga ngebukain pintu buat aku maka—""Maka jiwa pelakor tetaplah pelakor kan? Kamu tahu dia suamiku tapi kamu tetap mau nikah sama suami orang. Apa namanya ha?"Irani sudah malas menanggapi Tarina lagi. Dia pun lalu mematikan panggilan itu.Tidak lama kemudian Aditya masuk ke kamarnya dan melihat Irani dandan dengan cantik hingga membuat laki-laki itu tergoda.Aditya juga mengakui kecantikan Irani dan cara perempuan itu melayaninya dengan baik.Laki-laki itu mencoba menahan nafsunya dan mengalihkannya dengan membuka handphone miliknya. "Rani, kamu ga perlu lah ngelakuin hal buruk sama Tarina," kata laki-laki itu setelah memeriksa handphone miliknya.Irani yang sedang menyisir rambutnya pun menghentikan aktivitas itu dan mendekati Aditya."Apa mas? Memangnya apa yang aku lakukan sama dia? Aku cuma upload foto keluarga kita terus teman-teman selingkuhanmu itu tahu dan pada nanyain ke aku soal hubungan kita, terus dimana salahku?" tanya Irani karena dia merasa tidak bersalah.Irani memang sengaja menambahkan pertemanan dengan semua teman-teman Tarina lalu otomatis saat Irani mengupload foto dengan Aditya semua teman-teman Tarina tahu jika Tarina sebenarnya menikah atau berpacaran dengan suami orang.Irani tidak tahu Tarina memperkenalkan Aditya pada teman-temannya dengan status pacar atau suami. Yang pasti Irani dan Aditya menikah siri dan menyembunyikan pernikahan mereka."Mengupload foto sama suami sendiri kan ga ada yang salah dong ya, kecuali kalau suami aku itu hasil curian dari perempuan lain," ujar Irani sambil membenarkan bantalnya untuk tidur."Kamu ga bisa rendahin Tarina begitu saja ya. Kamu pikir kamu siapa? Tanpa aku kamu juga bukan apa-apa. Tanpa tinggal di rumah ini dan aku kasih kamu uang belanja yang banyak kamu dan jadi istri aku, kamu juga ga akan jadi nyonya di rumah ini."Begitulah peringat Aditya pada Irani seakan Irani tidak bisa hidup enak tanpa Aditya.Dibilang seperti itu Irani juga tetap tenang. Mau direndahkan seperti apa oleh Aditya tidak akan membuatnya merasa rendah karena memang Aditya tidak tahu yang sebenarnya."Maaas mas, itu kan pikiran kamu. Tenang aja aku ga akan marah kok kamu rendahin kaya gini. Karena memang kamu ga tau gimana aku. Yang kamu tahu kan cuma selingkuhan kamu itu, terus kamu pikir aku ga akan bisa hidup tanpa kamu. It's fine. Ga masalah. Lagipula itu kan cuma pikiramu bukan realitaku"Selama menikah dengan Aditya dan menjadi ibu rumah tangga di rumah suaminya, Irani tidak pernah meninggalkan pekerjaannya meskipun Aditya tidak tahu.Perempuan itu selain menjadi copywriter dan translator juga menjadi seorang graphic designer yang handal. Selain itu dia juga pernah menjadi Ads Quality Rater beberapa tahun lalu. Semua pekerjaan itu ia lakukan secara remote namun berada di bawah perusahaan internasional semua.Bayangkan saja jika dalam 1 jam dirinya bisa mendapatkan gaji 50 dolar lebih. Sedangkan keahlian yang ia miliki tidak hanya satu, dia juga sudah melakukan pekerjaan itu sejak bertahun tahun lamanya selama menikah dengan Aditya. Tentu saja uang yang ia kumpulkan saat ini sudah milyaran jumlahnya.Dari hasil kerjanya itu, Irani juga sebenarnya memiliki usaha resort dan beberapa usaha lainnya yang ia jalankan bersama dengan adiknya.Bukanya tidak ingin terbuka dengan Aditya, namun laki-laki itu memang tidak pernah bertanya padanya ataupun peduli pada apa yang Irani lakukan. Jadi Irani juga tidak bicara soal itu pada Aditya. Lagipula selama ini laki-laki itu juga cukup sibuk dengan pekerjaannya atau bahkan dengan selingkuhannya.'Kamu boleh menganggapku semiskin itu mas, perempuan yang tidak bisa apa-apa, dan perempuan yang hidup menumpang di rumah suaminya, silahkan saja. Kamu boleh memiliki pikiran seburuk-buruknya tentangku, tapi ingat aku tidak selemah dan sebodoh itu.' pikir Irani.Aditya keluar untuk menelepon Tarina. Irani tidak mengikutinya atau mengupimg pembicaraanya, karena ini bukan hari libur dimana Irani harus membuat Aditya pergi liburan dengan Mishka.Setelah selesai menelepon Tarina, Aditya masuk ke kamar sambil mencari cari sesuatu. "Mau kemana mas?" tanya Irani saat Aditya tiba-tiba siap-siap seperti hendak pergi."Tarina sakit, aku harus kesana.""Oh sakit? Secepat itu ya kalau Tuhan mau memberi azab ups maksudku karma."Aditya menatap Irani tidak suka "jaga bicaramu!""Aku tidak tahu dia sakit benar atau pura-pura ya mas, soalnya baru aja tadi dia marah-marah sama aku terus telpon kamu terus masa udah sakit aja sih sekarang?"Irani turun dari ranjang karena tahu Aditya sedang mencari jam tangan dan kunci mobilnya.Laki-laki itu memang tidak bilang pada Irani tapi sebagai istrinya Irani tahu semuanya."Cari ini kan?" tanya Irani sambil memperlihatkan kunci mobil dan jam tangan Aditya.Saat laki-laki itu hendak mengambilnya Irani justru tidak memberikannya."Berarti benar dong mas harusnya kalau mau selingkuh itu cari yang lebih baik dari aku, yang cantik, kaya, mandiri dan yang penting ga gampang sakit, atau pura-pura sakit, kan repot, " ujar Irani."Tarina juga jauh lebih baik dari kamu Ra. Dia cantik, lemah lembut, penurut, dan ga banyak omong kaya kamu.""Yakiiiin seperti itu? Terus yakin juga cuma kamu yang aja yang udah mencicipinya mas? Dari cara dia bermedia sosial harusnya kamu bisa menilainya dia seperti apa.""DIAM KAMU IRA! KAMU GA BERHAK MENILAI TARINA DENGAN PANDANGAN BURUKMU ITU!""Tenang aja mas, aku cuma kasian sama kamu. Udah niat selingkuh buat nyakitin aku tapi dapatnya cuma yang kaya gitu. Aku cuma kasian aja kalau kamu rugi, padahal udah nyakitin aku harusnya bisa dapat yang lebih baik dari aku tapi nyatanya ya hanya seperti itu.""Berikan kuncinya!" pinta Aditya."Kalau kamu sebelumnya ngomong sama aku mau wanita lain. Aku pasti bakal cariin yang terbaik buat kamu mas.""Kamu memang kurang ajar ya. Aku muak sama kamu, mulai sekarang aku talak kamu Irani Mayangkari."Bersambung."Aku talak kamu Irani Mayangsari."Hancur sudah rumah tangga yang selama ini Irani bangun bersama Aditya. Ibarat sebuah kaca yang dilempar dengan batu besar dan kaca itu hancur berkeping-keping seperti itulah bahtera rumah tangga Irani saat ini.'Tenang, sabar, kuasai dan jangan berdebat lagi Irani,' pikir wanita itu berusaha tetap tenang dan tidak ingin menunjukkan emosinya di depan Aditya. Sejak Irani tahu suaminya memiliki selingkuhan dan sudah menikah siri, sejak saat itu Irani tidak berharap lagi akan melanjutkan pernikahannya dengan Aditya. Perempuan itu hanya menunggu saat yang tepat untuk bercerai, dan mungkin sekarang sudah saatnya."Beberapa hari ini kamu sudah kelewat batas Irani, kalau kamu tidak berani sama aku, mungkin aku masih bisa memberimu kesempatan dan posisi sebagai istriku," kata Aditya.Seperti biasa Irani hanya tersenyum miring mendengar itu. "Kamu pikir aku sangat menginginkan posisi itu mas? Posisi menjadi istrimu? Kalaupun kamu mau kasih aku kesempatan aku
Rasa penasaran Tarina masih ia pendam sampai di rumahnya. Dia pikir Irani tidak mungkin memiliki banyak uang untuk belanja sebanyak itu. Aditya bilang kemarin dia sudah mengurangi uang belanjanya menjadi setengahnya, darimana Irani mendapatkan uang untuk membeli barang-barang mahal?"Mas, tadi aku itu ketemu sama mantan istri kamu, dia belanja barang-barang mahal. Darimana dia punya banyak uang?" Baru saja Aditya datang ke apartemen Tarina, perempuan itu sudah langsung bertanya mengenai Irani."Ya mana aku tahu lah Rin," jawab Aditya singkat.Tarina tidak percaya ekspresi Aditya hanya seperti itu. "Harusnya kamu tahu dong mas, kan sebelumnya kamu yang kasih dia uang belanja.""Aku cuma kasih setengahnya aja seperti saran kamu, mana aku tahu dia belanja banyak dapat uang darimana."Aditya menanggapi semua itu dengan santai. Padahal Tarina sudah geram dan panas melihat Irani bisa belanja banyak seperti dirinya."Apa jangan-jangan dia curi uang kamu?" Aditya menatap Tarina yang masih
"Selama aku masih hidup, dia lebih aman bersamaku," ujar Irani dengan tegas.Aditya boleh menganggapnya tidak memiliki apa-apa karena memang itu yang ingin Irani tampakkan di depan Aditya.Irani pikir lebih baik Aditya tidak mengetahui bahwa dirinya bisa hidup berkecukupan dan memiliki ekonomi yang baik.Aditya yang merasa Irani sangat ngotot dan tidak mau mengalah merasa geram dengan perempuan itu."Mishka itu anakku—""YANG BILANG DIA ANAK KUCING SIAPA MAS?"Aditya heran mendengar kegilaan Irani yang tiba-tiba berkata seperti itu dengan nada tinggi hingga membuatnya emosi. "Jaga batasanmu Ira! Itulah sebabnya aku ga mau Mishka tinggal sama kamu. Kamu itu cuma perempuan bad attitude, ga berakhlak dan miskin. Selama ayahnya masih kaya dan bisa memberikan segalanya buat Mishka dia harus tinggal sama aku."Mendengar hinaan dari Aditya tidak lantas membuat Irani menampakkan yang sesungguhnya bahwa dia bukanlah seperti yang Aditya kira. Miskin.Justru Irani membiarkan Aditya berpikir s
Seperti yang Aditya minta sebelumnya. Hari ini dia dan Tarina berniat menemui Mishka di sekolahnya.Sayangnya mereka berdua telat karena bocah itu sudah tidak ada di sekolah. Aditya lalu memutar mobilnya menuju ke rumah orang tua Irani.Aditya pikir kemana lagi Irani tinggal jika bukan di rumah orang tuanya. Setelah sampai di rumah orang tua Irani, Aditya tidak menemukan perempuan yang ia cari dan juga Mishka. Mereka tidak ada di sana."Irani ga ada di rumah nak. Ibu pikir dia sama kamu. Kok kamu sama perempuan ini siapa?" tanya ibu Resti yang merupakan ibunya Irani.Ibu Resti belum mengetahui apa yang terjadi pada Irani karena perempuan itu belum memberitahukan masalah perceraiannya pada orang tuanya. Mendengar bu Resti yang bertanya tentang Tarina, perempuan itu lalu memperkenalkan diri bahwa dia adalah istrinya Aditya. Pengakuan itu tentu membuat bu Resti sangat terkejut dan ingin marah pada Aditya karena menurutnya ini sudah tidak benar."Jadi benar dia istri kamu?" tanya ibu R
Perjuangan hak asuh yang diperebutkan oleh Aditya tidak membuahkan hasil untuknya.Pada akhirnya hak asuh itu jatuh ke tangan Irani. Perempuan itu meyakinkan bahwa dirinya mampu membesarkan Mishka tanpa kekurangan suatu apapun. "Aku yang melahirkan Mishka, aku juga bukan penyebab perceraian ini terjadi Mas," ujar Irani saat bertemu dengan Aditya sebelum persidangan dimulai."Aku pastikan Mishka tidak boleh bersama orang yang salah, dia akan tumbuh dan hidup hanya bersamaku-""Jangan kurang ajar kamu Ira! Kalau sampai kamu mengotori hati dan pikiran anakku buat benci sama ayahnya sendiri. Awas aja kamu!"Irani tersenyum miring dan tidak peduli dengan apa yang Aditya ancamkan padanya. Bagi Irani itu hal biasa, Aditya hanya merasa kalah darinya hingga mengancamnya, namun sedikitpun perempuan itu tidak takut padanya.Tarina yang kebetulan belum bicara sejak tadi menjadi ingin berontak mewalan Irani juga. "Kamu itu akan dapat uang darimana mba? Jangan sok-sokan buat bisa menghidupi Mishka
"Ibu kenapa pisah sama ayah?" tanya Mishka sepulang dari sekolah dan menemani Irani bekerja di depan laptop miliknya. Pertanyaan singkat dari Mishka membuat Irani menghentikan pekerjaannya dan berpikir untuk jawabannya. "Mishka kenapa tanya kaya gitu sayang? Mishka kangen ya sama ayah?" tanya Irani balik.Perempuan itu pikir Mishka mungkin saja sedih karena orang tuanya berpisah. Tapi mau bagaimana lagi? Bersama Aditya bukanlah pilihannya.Gadis kecil itu hanya memanyunkan bibirnya, ia baru kelas 1 SD dan belum terlalu mengerti tentang permasalahan orang tuanya.Irani memegang tangan Mishka dan menatapnya. "Mishka sayang, ibu sama ayah kamu udah ga cocok nak, kita memang harus tinggal berpisah tapi kasih sayang kita buat kamu ga akan berbeda. Kalau kamu kangen sama ayah, ibu bisa minta ayah kamu buat datang ke sini main sama kamu," jelas Irani berharap Mishka tidak akan sedih lagi."Tapi Mishka pengennya kita sama-sama kaya dulu lagi," curhatnya. "Sekarang kamu belum mengerti kenap
Berhari-hari setelah bercerai dengan Aditya, Irani mencoba melupakan laki-laki itu dan terus fokus pada pekerjaannya. Irani sibuk membuat sebuah buku self motivation seri ke dua setelah buku pertama menjadi best seller. Ia juga mengerjakan project copy writing dari klien luar negeri. Irani sangat bersyukur dengan pekerjaan yang ia miliki saat ini. Ia menganggap rezeki itu adalah rezeki Mishka yang Allah titipkan padanya.Perempuan itu juga memiliki sebuah usaha resort yang ia kelola bersama adiknya, namun adik Irani yang lebih aktif mengelolanya."Kok bisa sih kamu jadi semakin sahebat ini sekarang? Padahal kamu kan baru aja cerai dari Aditya, tapi kamu udah mapan aja setelahnya," komentar Zana teman Irani yang baru pulang dari luar negeri.Mendengar itu Irani hanya tersenyum "sudah aku coba setting seperti itu," jawabnya singkat dengan seulas senyum manis di bibirnya."What? Gimana-gimana? Gimana ceritanya? Terus apa rahasianya?" tanya Zana dengan antusias karena menurutnya kisah I
Malam hari Irani melihat sebuah lowongan pekerjaan dari perusahaan Abimarti. Sebuah perusahaan yang cukup besar itu membutuhkan seorang copy writer yang berpengalaman dan kreatif.Irani sangat tertarik sekali untuk mencoba melamarnya. Lagipula ia sudah cukup lama mendalami dunia kepenulisan selama ini. Perempuan itu berharap bisa mendapatkan posisi itu. Ia segera melamarnya dan berdoa agar Tuhan mengabulkannya.Bu Resti kebetulan hari ini menginap di rumah Irani karena rindu dengan Mishka. "Ira, semoga kamu bisa tetap rendah hati dengan semua kemudahan dan karirmu ini ya," pesan Bu Resti karena takut saat Irani bisa mendapatkan karir yang baik dia akan berubah menjadi sombong dan membalas Tarina.Irani hanya tersenyum tipis mendengar itu. Ia tahu kegelisahan yang ibunya itu pikirkan. "Jangan khawatir bu, kalau Tarina ga mulai duluan aku ga akan apa-apain dia kok. Tapi kalau Tarina udah keterlaluan, ya mungkin akan aku kasih dia sedikit pelajaran," ujarnya."Lagian aku juga ga mau be