Share

Bab 3

Sehari setelah pertemuan Tarina dan Aditya, perempuan itu harus mendapatkan masalah karena sebagian teman kerjanya tahu hubungan pernikahan sirinya dengan Aditya.

Semua itu karena Irani. Tarina pun mencoba menghubungi Aditya untuk bicara padanya.

Sayangnya Irani yang justru mengangkatnya. "Hallooo," sapa Irani dengan santainya.

Aditya sedang bermain dengan Mishka dan meninggalkan handphone miliknya di kamar, jadi Irani pun mengangkatnya.

Tarina sempat kaget karena ternyata bukan Aditya yang mengangkatnya. "Dimana mas Aditya?" tanyanya pada Irani.

"Lagi di kamar mandi, mau tau kenapa dia di kamar mandi? Karena dia habis memberikan cintanya untukku," ujar Irani mencoba membuat Tarina kesal padanya. Irani tidak merasa emosi sedikitpun meskipun sebagian jiwanya ingin sekali menampar wajah Tarina.

"Aku mau bicara sama dia."

"Oh oh oh, enak sekali ya bicara sama kamu, kaya lagi godain anak kecil. Lucu," ujar Irani.

Perempuan itu lalu menutup pintu kamarnya supaya suaranya tidak terdengar keluar.

"Oh iya, aku tahu kok kamu pasti mau ngadu kalau hubunganmu sama mas Aditya udah ketahuan sama temen-temen kamu. Benar begitu?" tebak Irani.

Tarina emosi saat Irani bicara seperti itu padanya. "Denger ya mb, aku itu menikah sama suami kamu karena kita saling cinta, kalau suamimu ga ngebukain pintu buat aku maka—"

"Maka jiwa pelakor tetaplah pelakor kan? Kamu tahu dia suamiku tapi kamu tetap mau nikah sama suami orang. Apa namanya ha?"

Irani sudah malas menanggapi Tarina lagi. Dia pun lalu mematikan panggilan itu.

Tidak lama kemudian Aditya masuk ke kamarnya dan melihat Irani dandan dengan cantik hingga membuat laki-laki itu tergoda.

Aditya juga mengakui kecantikan Irani dan cara perempuan itu melayaninya dengan baik.

Laki-laki itu mencoba menahan nafsunya dan mengalihkannya dengan membuka handphone miliknya. "Rani, kamu ga perlu lah ngelakuin hal buruk sama Tarina," kata laki-laki itu setelah memeriksa handphone miliknya.

Irani yang sedang menyisir rambutnya pun menghentikan aktivitas itu dan mendekati Aditya.

"Apa mas? Memangnya apa yang aku lakukan sama dia? Aku cuma upload foto keluarga kita terus teman-teman selingkuhanmu itu tahu dan pada nanyain ke aku soal hubungan kita, terus dimana salahku?" tanya Irani karena dia merasa tidak bersalah.

Irani memang sengaja menambahkan pertemanan dengan semua teman-teman Tarina lalu otomatis saat Irani mengupload foto dengan Aditya semua teman-teman Tarina tahu jika Tarina sebenarnya menikah atau berpacaran dengan suami orang.

Irani tidak tahu Tarina memperkenalkan Aditya pada teman-temannya dengan status pacar atau suami. Yang pasti Irani dan Aditya menikah siri dan menyembunyikan pernikahan mereka.

"Mengupload foto sama suami sendiri kan ga ada yang salah dong ya, kecuali kalau suami aku itu hasil curian dari perempuan lain," ujar Irani sambil membenarkan bantalnya untuk tidur.

"Kamu ga bisa rendahin Tarina begitu saja ya. Kamu pikir kamu siapa? Tanpa aku kamu juga bukan apa-apa. Tanpa tinggal di rumah ini dan aku kasih kamu uang belanja yang banyak kamu dan jadi istri aku, kamu juga ga akan jadi nyonya di rumah ini."

Begitulah peringat Aditya pada Irani seakan Irani tidak bisa hidup enak tanpa Aditya.

Dibilang seperti itu Irani juga tetap tenang. Mau direndahkan seperti apa oleh Aditya tidak akan membuatnya merasa rendah karena memang Aditya tidak tahu yang sebenarnya.

"Maaas mas, itu kan pikiran kamu. Tenang aja aku ga akan marah kok kamu rendahin kaya gini. Karena memang kamu ga tau gimana aku. Yang kamu tahu kan cuma selingkuhan kamu itu, terus kamu pikir aku ga akan bisa hidup tanpa kamu. It's fine. Ga masalah. Lagipula itu kan cuma pikiramu bukan realitaku"

Selama menikah dengan Aditya dan menjadi ibu rumah tangga di rumah suaminya, Irani tidak pernah meninggalkan pekerjaannya meskipun Aditya tidak tahu.

Perempuan itu selain menjadi copywriter dan translator juga menjadi seorang graphic designer yang handal. Selain itu dia juga pernah menjadi Ads Quality Rater beberapa tahun lalu. Semua pekerjaan itu ia lakukan secara remote namun berada di bawah perusahaan internasional semua.

Bayangkan saja jika dalam 1 jam dirinya bisa mendapatkan gaji 50 dolar lebih. Sedangkan keahlian yang ia miliki tidak hanya satu, dia juga sudah melakukan pekerjaan itu sejak bertahun tahun lamanya selama menikah dengan Aditya. Tentu saja uang yang ia kumpulkan saat ini sudah milyaran jumlahnya.

Dari hasil kerjanya itu, Irani juga sebenarnya memiliki usaha resort dan beberapa usaha lainnya yang ia jalankan bersama dengan adiknya.

Bukanya tidak ingin terbuka dengan Aditya, namun laki-laki itu memang tidak pernah bertanya padanya ataupun peduli pada apa yang Irani lakukan. Jadi Irani juga tidak bicara soal itu pada Aditya. Lagipula selama ini laki-laki itu juga cukup sibuk dengan pekerjaannya atau bahkan dengan selingkuhannya.

'Kamu boleh menganggapku semiskin itu mas, perempuan yang tidak bisa apa-apa, dan perempuan yang hidup menumpang di rumah suaminya, silahkan saja. Kamu boleh memiliki pikiran seburuk-buruknya tentangku, tapi ingat aku tidak selemah dan sebodoh itu.' pikir Irani.

Aditya keluar untuk menelepon Tarina. Irani tidak mengikutinya atau mengupimg pembicaraanya, karena ini bukan hari libur dimana Irani harus membuat Aditya pergi liburan dengan Mishka.

Setelah selesai menelepon Tarina, Aditya masuk ke kamar sambil mencari cari sesuatu. "Mau kemana mas?" tanya Irani saat Aditya tiba-tiba siap-siap seperti hendak pergi.

"Tarina sakit, aku harus kesana."

"Oh sakit? Secepat itu ya kalau Tuhan mau memberi azab ups maksudku karma."

Aditya menatap Irani tidak suka "jaga bicaramu!"

"Aku tidak tahu dia sakit benar atau pura-pura ya mas, soalnya baru aja tadi dia marah-marah sama aku terus telpon kamu terus masa udah sakit aja sih sekarang?"

Irani turun dari ranjang karena tahu Aditya sedang mencari jam tangan dan kunci mobilnya.

Laki-laki itu memang tidak bilang pada Irani tapi sebagai istrinya Irani tahu semuanya.

"Cari ini kan?" tanya Irani sambil memperlihatkan kunci mobil dan jam tangan Aditya.

Saat laki-laki itu hendak mengambilnya Irani justru tidak memberikannya.

"Berarti benar dong mas harusnya kalau mau selingkuh itu cari yang lebih baik dari aku, yang cantik, kaya, mandiri dan yang penting ga gampang sakit, atau pura-pura sakit, kan repot, " ujar Irani.

"Tarina juga jauh lebih baik dari kamu Ra. Dia cantik, lemah lembut, penurut, dan ga banyak omong kaya kamu."

"Yakiiiin seperti itu? Terus yakin juga cuma kamu yang aja yang udah mencicipinya mas? Dari cara dia bermedia sosial harusnya kamu bisa menilainya dia seperti apa."

"DIAM KAMU IRA! KAMU GA BERHAK MENILAI TARINA DENGAN PANDANGAN BURUKMU ITU!"

"Tenang aja mas, aku cuma kasian sama kamu. Udah niat selingkuh buat nyakitin aku tapi dapatnya cuma yang kaya gitu. Aku cuma kasian aja kalau kamu rugi, padahal udah nyakitin aku harusnya bisa dapat yang lebih baik dari aku tapi nyatanya ya hanya seperti itu."

"Berikan kuncinya!" pinta Aditya.

"Kalau kamu sebelumnya ngomong sama aku mau wanita lain. Aku pasti bakal cariin yang terbaik buat kamu mas."

"Kamu memang kurang ajar ya. Aku muak sama kamu, mulai sekarang aku talak kamu Irani Mayangkari."

Bersambung.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status